(JUDUL)
DEBORA BR SITEPU
NEO ABRAM SITEPU
Psikologi Pendidikan
SMA Santa Maria Kabanjahe
1
dan PIK-R, sehingga peneliti akan dimudahkan dalam melaksanakan program tersebut.
2. Peneliti
Bisa mengerti bagaimana cara mengatasi perbuatan self-harm di kalangan remaja khususnya
di SMA Santa Maria Kabanjahe.
3. Orang tua / guru
Bisa memahami bagaimana kondisi yang dirasakan seorang anak/siswa sehingga orang tua
atau guru bisa mengatasi perbuatan dari penderita.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku menyakiti diri sendiri (self-harm) telah menjadi perhatian serius dalam bidang
kesehatan mental, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Fenomena ini menunjukkan
peningkatan yang mengkhawatirkan dan menuntut pemahaman mendalam serta intervensi yang
efektif. Self-harm atau perilaku merusak diri biasanya merupakan perilaku yang biasanya ditandai
dengan adanya bekas atau tanda di tangan setelah melakukan melukai diri, mengigit diri sendiri,
terbakar, merusak mata, dan kulit yang rusak (Pattison & Kahan, 1983). Menurut para psikologi, self-
harm dilakukan untuk melampiaskan atau mengatasi emosi berlebih yang tengah dihadapi, misalnya
stres, marah, cemas, benci pada diri sendiri, sedih, kesepian, putus asa, mati rasa, atau rasa
bersalah. Bisa juga sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu.
American Psychiatric Association (APA) menggambarkan self-harm sebagai perilaku yang disengaja,
tidak-suicidal, yang menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri, dan bertujuan untuk meredakan
ketidaknyamanan emosional atau mengatasi masalah psikologis tertentu. World Health Organization
(WHO), mengklasifikasikan self-harm sebagai tindakan di mana individu dengan sengaja merusak
dirinya sendiri tanpa maksud bunuh diri. Mereka menggambarkan self-harm sebagai indikator yang
mungkin terkait dengan stres atau gangguan mental yang lebih dalam. Dari pengertian yang sudah
diberikan oleh para ahli, maka peneliti bisa menyimpulkan bahwa self-harm adalah kegiatan yang
dilakukan sengaja oleh penderita untuk melampiaskan rasa stres,marah,cemas,gelisah dan lain lain.
Faktor internal seperti gangguan kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, atau
gangguan kepribadian, berkontribusi terhadap risiko self-harm, menekankan pentingnya intervensi
yang tepat dalam penanganan masalah kesehatan mental. Menurut para ahli kesehatan mental dan
psikologi, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi self-harm meliputi:
1. Paparan terhadap lingkungan yang mendukung atau menormalisasi self-harm, baik dalam
konteks fisik maupun online, dapat mempengaruhi individu untuk meniru perilaku tersebut.
2. Konflik dalam hubungan interpersonal, termasuk pertengkaran dengan keluarga, teman, atau
pasangan, serta pengalaman pelecehan atau kekerasan, dapat meningkatkan risiko self-harm
sebagai respons terhadap tekanan emosional.
3. Ketersediaan benda-benda yang digunakan untuk self-harm, seperti pisau, gunting, atau obat-
obatan, di sekitar individu juga dapat meningkatkan risiko pelaksanaan tindakan self-harm.
4. Peristiwa hidup yang menekan, seperti kehilangan orang yang dicintai, perubahan besar
dalam kehidupan, atau trauma masa lalu, juga dapat menjadi pemicu eksternal bagi self-harm.
Self-harm memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi penderitanya antara lain :
1. Kesejahteraan emosional: Self-harm seringkali merupakan cara yang tidak efektif untuk
mengatasi tekanan emosional sementara. Meskipun mungkin memberikan perasaan lega
sesaat, namun justru dapat meningkatkan rasa malu, bersalah, atau keputusasaan jangka
panjang.
2. Penyimpangan pola pikir: Melalui self-harm, individu mungkin mengembangkan pola pikir
yang merugikan tentang diri mereka sendiri, seperti perasaan tidak berharga atau tidak dapat
diatasi. Hal ini dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang mendasarinya.
3. Risiko bunuh diri: Meskipun self-harm bukanlah tindakan bunuh diri secara langsung, tetapi
individu yang melakukan self-harm memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mencoba bunuh
diri di masa depan. Self-harm juga dapat menjadi pertanda bahwa individu tersebut sedang
mengalami kesulitan emosional yang serius.
3
4. Gangguan psikologis :Self-harm dapat menjadi gejala dari berbagai gangguan kesehatan
mental, seperti depresi, kecemasan, gangguan kepribadian, atau trauma. Perilaku self-harm
seringkali memerlukan intervensi profesional untuk menangani masalah-masalah ini.
4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada kali ini adalah metode kualitatif. Pengertian
penelitian kualitatif menurut para ahli: Bogdan & Biklen, s (1992: 21) mengemukakan pendapat
bahwa penelitian kualitatif adalah langkah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan
atau ucapan, serta perilaku orang yang diamati. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pemahaman
yang bersifat umum terhadap kenyataan sosial dari sudut pandang partisipan. Berdasarkan
pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah mengumpulkan data
deskriptif untuk memahami kenyataan sosial dari perspektif partisipan, menangkap nuansa dan
kompleksitas fenomena yang diamati. Maka di dalam penelitian ini, penelitian akan menggunakan
metode kualitatif ini untuk dapat melihat perlakuan yang diberikan kepada penderita self-.harm dapat
mengatasi penyakit atau tidak.
B. Sampel
Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:10) memberikan pengertian bahwa sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini
yakni 2-3 orang siswa yang mengidap penyakit selfharm yang dipilih dengan menggunakan
teknik simple random sampling, yakni mengambil sampel secara acak dengan sederhana
menggunakan undian atau menggunakan pendekatan bilangan acak.
5
3.5 Teknik pengolahan data
Tahapan dalam teknik pengolahan data kualitatif terdiri dari beberapa langkah, antara lain:
1. Reduksi data, proses penyederhanaan, penggolongan serta pembuangan bagian data yang
sekiranya tidak perlu digunakan dan tidak berpengaruh pada hasil analisis data
2. Display data, penyajian data dengan cara menyusun data secara sistematis dan mudah
dipahami
3. Kesimpulan dan verifikasi, merupakan langkah akhir dari proses analisis data. Namun
kesimpulan yang diambil dapat mengalami perubahan jika ditemukan bukti yang mendukung
untuk tahap pengumpulan data berikutnya.
6
BAB IV
Daftar Pustaka