Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

SOAL

1.Menurut anda apa hubungan antara stress dengan gangguan kesehatan mental ?

JAWABAN

 Stres adalah ketidak mampuan individu menghadapi ancaman baik secara mental,
fisik emosional dan spiritual yang pada suatu saaat dapat berpengaruh pada kesehatan
fisik manusia
 Gangguan kesehatan mental adalah gangguan suasana hati kemampuan berpikir, serta
kendali emosi dan pada akhirnya bisa mengarah pada prilaku buruk, ada tiga jenis
kondisi yang paling umum terjadi yaitu
 Stres
 Gangguan kecemasan
 Depresi
 Contoh dampak stres terhadap prilaku seseorang :
 Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi
 Tidak mau makan atau makan yang berlebihan
 Suka marah marah yang sulit untuk dikendalikan
 Menjadi perokok atau merokok secara berlebihan
 Mengkonsumsi alkohol berlebihan
 Penyalah gunaan obat obatan narkotika
 Faktor penyebab stres
 Masalah keuangan
 Hubungan sosial
 Tuntutan didalam pekerjaaan
 Tuntutan didalam rumah tangga
 Penanggulanga stres dalam managemen stres yang baik,seperti:
- Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi atau hal hal yang tidak dapat
diubah
 Selalu berpikir positif
 Meminta saran dari orang yang terpercaya
 Belajar mengendalikan diri
 Melakukan aktifitas fisik seperti meditasi
 Meluangkan waktuk untu suatu hal yang disukai
 Melibatkan diri dalam kegiatan sosial
 Bekerja dengan mengedepankan kwalitas
 Istirhat yang cukup
Pencegahan Stres

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stres diantaranya yaitu;

1. Belajar mengatakan "TIDAK!". Kita tahu batas kemampuan yang bisa kita lakukan.
Mengambil lebih dari yang kita bisa bukanlah pilihan yang baik. Tidak apa-apa jika kita
tidak melakukan semua kegiatan, pekerjaan, pertemuan saat ini. Aturlah di lain waktu
yang memungkinkan.
2. Perbaiki sikap. Jangan mudah panik, pikiran kita adalah alat yang ampuh, gunakan untuk
mendukung kita, bukan untuk membebani kita. Berpikirlah secara rasional agar terhindar
dari stres.
3. Tertawa. Lakukan sesuatu yang dinikmati, kerjakan hobi, bergaullah dengan teman-teman
dan belajarlah untuk menyeimbangkan hidup. Jika merasa kesal, ungkapkan perasaan
tersebut. Jangan menyimpannya untuk diri sendiri karena hanya akan menambah stres.
4. Hindari alkohol dan rokok. Ketika mengkonsumsi alkohol atau rokok, mungkin merasa
stres berkurang, tetapi setelah itu kita akan kembali merasa stres dan mungkin lebih buruk
daripada sebelum mengkonsumsinya.
5. Makan makanan sehat. Dapatkan nutrisi yang tepat, makanlah makanan yang masih
panas/hangat yang dimasak di rumah sehari-hari.
6. Lakukan olah raga. Aktivitas fisik dapat membantu membakar kalori juga membakar
stres. Latihan/aktifitas fisik/olah raga membantu melepaskan ketegangan. Latihan selama
30 menit sehari selama minimal 3 kali per minggu.
7. Santaikan pikiran dan tubuh. Tarik napas dalam-dalam, visualisasikan kesuksesan. Atur
beberapa “waktu untuk sendiri" lakukan sesuatu yang bisa dinikmati. Fokuskan perhatian
pada saat ini .
8. Istirahat/Tidur. Paling tidak 7 jam tidur yang dibutuhkan agar otak dan tubuh bisa
berfungsi pada tingkat optimal. Hindari tidur siang lebih dari 1 jam.
9. Jalin hubungan yang sehat. Berbicara dan bergaullah dengan teman-teman secara
menyenangkan tanpa konflik. Ciptakan beberapa hubungan yang memungkinkan kita bisa
10. berbagi masalah dengannya.
11. Manajemen waktu. Lakukan perencanaan, buat jadwal, atau bahkan daftar pekerjaan.
Setelah itu, lakukan jadwal untuk setiap minggu. Kemudian membuat jadwal untuk setiap
hari, sehingga kita memiliki jadwal yang teratur dan rapi . Tandai secara khusus kapan
seharusnya mengikuti pertemuan, waktu belajar untuk mata pelajaran tertentu, waktu
makan, kegiatan yang menyenangkan dan istirahat/tidur.
12. Organisasikan jadwal kegiatan. Belajarlah bagaimana mengatur catatan/dokumen
pekerjaan/sekolah, identifikasi tugas dan perhatikan tanggal jatuh tempo penting, tanggal
ujian. Tetapkan prioritas untuk hari itu.
13. Atur keuangan. Susunlah anggaran untuk pengeluaran bulanan, belanjakan uang sesuai
dengan kebutuhan. Utamakan kebutuhan yang penting, misalnya: sewa rumah, biaya
kuliah, bahan makanan, barang-barang pribadi, operasional rumah, bensin, dll. Tentukan
berapa banyak uang yang bisa digunakan untuk “refreshing".
14. Pahami spiritualitas. Rohani dianggap sebagai salah satu cara yang dapat membantu
untuk menemukan makna dalam hidup, meningkatkan kemampuan untuk terhubung
dengan orang lain. Tentukan gaya belajar/bekerja. Ketahuilah, apakah kita seorang
visual, auditori atau kinestetik.
15. Tenang, santai, relaks. Tarik napas dalam-dalam, tahan, hembuskan pelahan, lakukan
berulang. Luangkan waktu untuk dapat memastikan pekerjaan dapat dilakukan dengan
baik.
16. Cari sistem pendukung. Sistem pendukung bisa ibu, ayah, adik, saudara, teman, sahabat
istimewa atau konselor. Temukan seseorang yang membuat kita merasa nyaman berbagi
perasaan. Kadang-kadang semua yang kita butuhkan adalah untuk melampiaskan rasa
frustrasi tersebut.
17. Lakukan perubahan di lingkungan. Jika merasa sulit untuk konsentrasi di tempat lama,
cobalah pindah ke tempat di mana tidak ada musik yang keras, dan lampu terang.
18. Delegasikan tugas tanggung jawab. Ketika tugas sekolah atau pekerjaan menjadi luar
biasa, bagi pekerjaan atau tanggung jawab tersebut karena dengan membagi tugas akan
membantu mengurangi tekanan dan stres.

Contoh hubungan stres dengan gangguan mental (di masa pandemi COVID-19)
COVID-19 (Corona Virus Infection Disease 2019) adalah penyakit infeksi saluran pernapasan
yang disebabkan oleh novel coronavirus. Penyakit tersebut telah menyebar di seluruh dunia
sehingga menyebabkan pandemi. Kondisi ini berdampak terhadap semua aspek kehidupan
termasuk sosial dan ekonomi. Ketidakpastian pada semua aspek kehidupan dapat menyebabkan
stres. Kondisi stres ini dapat mempengaruhi kesehatan mental individu sehingga berpengaruh
terhadap aktivitas sehari-hari. Stres dapat menyebabkan gangguan pada imunitas maupun
menyebabkan gangguan kecemasan serta depresi. Manajemen dan pencegahan stres yang baik
diperlukan dalam kondisi seperti ini untuk mengurangi dampak stres pada kehidupan sehari-hari.
TUGAS 2 RANGKUMAN

Risks to mental Health An Overview Of Vulnorabilities and Risk Factors

(Resiko terhadap kesehatan mental:Tinjauan tentang kerentanan dan faktor resiko)

 Nilai kesehatan mental dan kesejahteraan: Kesehatan mental merupakan bagian


integral dari kapasitas individu untuk menjalani kehidupan yang memuaskan,
termasuk kemampuan untuk membentuk hubungan, belajar, bekerja atau mengejar
minat rekreasi, serta membuat keputusan dan pilihan sehari hari.
Penentu kesehatan dan kesejahteraan mental: Kesehatan dan kesejahteraan mental
tidak hanya dipengaruhi oleh atribut individu, tetapi juga oleh keadaan sosial di mana
orang menemukan diri mereka sendiri dan lingkungan tempat mereka tinggal; penentu
ini berinteraksi satu sama lain secara dinamis, dan dapat mengancam atau melindungi
kondisi kesehatan mental seseorang.

 Risiko terhadap kesehatan mental sepanjang hidup: Risiko terhadap kesehatan mental
muncul dengan sendirinya di semua tahap kehidupan. Mengambil perspektif
perjalanan hidup menunjukkan bagaimana paparan risiko dalam tahap formatif
kehidupan - termasuk penggunaan zat dalam kehamilan, keterikatan yang tidak aman
pada masa bayi atau kekerasan keluarga pada masa kanak-kanak - dapat memengaruhi
kesejahteraan mental atau menjadi predisposisi terhadap gangguan mental bertahun-
tahun atau bahkan puluhan tahun kemudian .

 Kerentanan terhadap gangguan jiwa: Bergantung pada konteks lokal, kelompok


tertentu dalam masyarakat mungkin sangat rentan mengalami masalah kesehatan jiwa,
termasuk rumah tangga yang hidup dalam kemiskinan, orang dengan kondisi
kesehatan kronis, kelompok minoritas, dan orang yang terpapar dan/atau dipindahkan
oleh perang atau konflik.

 Kerentanan di antara orang dengan gangguan jiwa: Orang dengan gangguan jiwa
memiliki kerentanan dan risikonya sendiri, termasuk kemungkinan yang meningkat
untuk mengalami kecacatan dan kematian dini, stigma dan diskriminasi, pengucilan
sosial dan pemiskinan .

 Promosi dan perlindungan kesehatan mental: Karena rentang risiko terhadap


kesehatan mental sangat luas, tanggapan terhadapnya perlu berlapis-lapis dan multi-
sektoral. Strategi-strategi yang luas meliputi: memelihara atribut-atribut individu inti
dalam tahap-tahap formatif kehidupan (seperti harga diri dan ketahanan); pengenalan
dini dan pencegahan masalah emosional atau perilaku, terutama di masa kanak-kanak
dan remaja; penyediaan kondisi hidup dan kerja yang memungkinkan perkembangan
psikososial dan penentuan nasib sendiri (khususnya di antara orang-orang yang
rentan); promosi interaksi positif di dalam dan di antara kelompok sosial;
perlindungan sosial bagi masyarakat miskin; undang-undang dan kampanye anti-
diskriminasi; dan promosi hak, peluang dan perawatan individu dengan gangguan
mental.

Daftar Pustaka;

1.Journal Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2015

2.Artikel Kemenkes, direktorat promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, 2018

3.https://www.who.int/publication/m/item/risk-to mental-health, 2012

Anda mungkin juga menyukai