Anda di halaman 1dari 4

• Stres adalah TEKANAN • Hal-hal yang bisa menyebabkan stres atau sumber stres disebut

STRESSOR, bisa berasal baik dari dalam diri sendiri ataupun dari luar (lingkungan) • Reaksi tubuh
terhadap stres disebut Stress Response • Kondisi penuh tekanan baik yang berasal dari luar maupun
dalam diri individu yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan hidup, sehingga menuntut
individu melakukan penyesuaian secara fisik dan psikologis. Stres merupakan bagian yang normal
dari kehidupan kita sehari-hari dan dibutuhkan sebagai dorongan agar kita dapat menjalankan
kegiatan-kegiatan. Contoh stres dalam kehidupan sehari-hari misalnya orang dewasa dituntut untuk
bekerja dan menghidupi diri dan keluarganya, orangtua dituntut untuk mengasuh dan memelihara
anaknya, anak-anak dituntut untuk mengerjakan tugasnya, dan sebagainya. Segala sesuatu yang
dapat menghasilkan stres disebut sebagai stressor. Contoh stressor adalah kantor dan pekerjaan,
keluarga dan pasangan, sekolah, kondisi kesehatan, kondisi keuangan, lalu lintas, keadaan cuaca dan
sebagainya. Stres bisa menganggu kesehatan fisik maupun mental jika melebihi kemampuan
seseorang dalam menghadapinya. Kondisi di mana beban stres sudah terlampau besar disebut
sebagai distress. Seseorang bisa mengalami distress secara bertahap atau tiba-tiba. Distress bertahap
terjadi akibat beban-beban yang menumpuk tanpa diimbangi dengan bertambahnya kekuatan
seseorang untuk menghadapi atau menyelesaikan masalah. Sementara Distress tiba-tiba terjadi
karena adanya suatu peristiwa luar biasa yang melebihi batas kemampuan seseorang untuk
menghadapinya. Contoh peristiwa luar biasa adalah bencana, meninggalnya orang terdekat, penyakit
yang serius dan sebagainya. Penyintas bencana umumnya mengalami distress secara tiba-tiba,
sementara pekerja cenderung untuk mengalami distress secara bertahap.
REAKSI TRAUMA
• Secara umum, apapun peristiwa yang menjadi latar belakangnya (pemerkosaan,
penganiayaan ataupun bencana alam yang dahsyat) reaksi yang muncul dapat
dikelompokkan menjadi 3 hal yaitu:1. Ingatan yang menganggu, 2. Reaksi menghindar, 3.
Munculnya gangguan fisik

TRAUMA SEKUNDER - Trauma sekunder adalah luka batin (dalam bentuk respon stres traumatik)
yang bisa terjadi karena menyaksikan atau mengetahui penderitaan atau pengalaman buruk orang
lain. Pekerja kemanusiaan seringkali dihadapkan pada orang-orang yang terkena dampak bencana
secara langsung, sehingga dapat mengidentifikasikan dirinya seperti mereka. Respon emosional
seperti yang dialami oleh orang-orang yang terkena dampak langsung dari suatu bencana bisa juga
dialami oleh pekerja kemanusiaan yang tidak mengalami langsung bencana tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUNCULNYA TRAUMA SEKUNDER • Intensitas (kuat-lemah)
Ketika peristiwa tersebut sangat kuat dampaknya sehingga meningmbulkan ingatan yang kuat pula •
Frekuensi (tingkat keseringan) Ketika peristiwa tersebut sering terjadi atau pekerja tersebut sering
terpapar dengan peristiwa-peristiwa yang sama • Identifikasi (kemiripan-kesamaan) Pekerja
mengalami peristiwa yang hampir sama dengan peristiwa yang pernah disaksikan • Daya tahan
emosional Daya tahan emosional seorang pekerja dalam menghadapi suatu peristiwa, tentunya
masing-masing orang akan berbeda-beda
GEJALA-GEJALA TRAUMA SEKUNDER • Terlalu memikirkan (“kepikiran”) • Gelisah, gugup, mudah
kaget • Sulit memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan • Terpengaruh kejadian traumatik •
Mudah tersinggung, mudah marah dgn ketidakadilan • Merasa depresi (sedih, tidak berdaya, tidak
berarti) • Mengalami pengalaman negatif orang lain • Menghindari kejadian yang mirip dengan
korban • Lupa dengan detail dari trauma penyitas • Ketakutan

MENGELOLA STRESS- Untuk melakukan pemeliharan dan penguatan diri secara optimal perhatikan
Lima prinsip dasar berikut:
1. Kenali diri sendiri, Hal-hal mendasar yang perlu dikenali dari dalam sendiri: • Hal-hal apa yang
paling disukai (menimbulkan emosi positif) • Hal-hal apa yang paling tidak disukai (menimbulkan
emosi negatif) • Hal-hal apa yang dianggap sebagai kekuatan • Hal-hal apa yang dianggap kelemahan
• Hal-hal apa yang dianggap paling penting dalam hidup.
2. Peduli diri sendiri, Berikut adalah sebagian cara-cara umum untuk peduli terhadap diri sendiri: 1.
Cukup makan, tidur dan istirahat 2. Selingi waktu kerja dengan aktifitas yang menyenangkan 3.
Bersosialisasi secara baik dengan orang lain, miliki teman berbagi 4. Temukan sesuatu yang bisa
membuat anda tertawa 5. Terima emosi-emosi diri sendiri, izinkan diri untuk menangis kalau perlu 6.
Luangkan waktu untuk refleksi diri dan pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi 7. Lakukan
kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang anda miliki 8. Kembangkan pengetahuan
diri, pelajari hal-hal baru yang anda anggap menarik 9. Miliki dan jalani sebuah atau beberapa hobi.
3. Perhatikan Keseimbangan
Berikut adalah lima aspek pemeliharaan diri yang perlu dipenuhi secara seimbang:
A. Aspek Mental Emosional, Aspek mental emosional dapat dipenuhi antara lain dengan
hubungan sosial yang baik, teman berbagi atau tempat untuk menyalurkan emosinya secara
sehat (misalnya mampu menangis ataupun tertawa secara lepas tanpa merasa
dinilai/dihakimi).
B. Aspek intelektual dapat dipenuhi antara lain dengan membaca, berdiskusi dengan orang lain,
menonton berita, belajar ketrampilan baru dan sebagainya.
C. Aspek fisik dapat terpenuhi antara lain dengan beragam kegiatan olahraga, makan makanan
yang sehat dan berimbang dan sertaistirahat yang cukup.
D. Aspek spiritual dapat dipenuhi antara lain dengan melakukan kegiatan ibadah, meditasi,
perenungan, menikmati dan mensyukuri keindahan alam dan sebagainya.
E. Seseorang yang cukup terpenuhi aspek rekreasionalnya akan lebih bersemangat, ceria dan
relaks dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Aspek ini dapat dipenuhi antara lain dengan
mengambil liburan, melakukan hobby, melakukan permainan dan sebagainya

4. Bersikap Proaktif dalam Mencegah Gangguan Stress


Proaktif dapat diartikan memulai mengambil tindakan terlebih dahulu atas dasar kesadaran dan
kemauan diri sendiri, dalam hal ini berarti rutin dan berkelanjutan melakukan kegiatan-kegiatan
merawat diri sendiri.
5. Sinergi Sinergi berarti menyatukan dan bekerja sama.
-Apa yang Dimaksud PFA? PFA merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam durasi singkat
kepada seseorang yang baru saja mengalami situasi krisis untuk membantu keadaan pada saat itu.
-Siapa Saja yang dapat memberikan PFA? Pertolongan Pertama Psikologis dapat dipelajari dan
dilakukan oleh siapa saja, karena bersifat umum dan sederhana, dan bukan merupakan tindakan
penanganan profesional. Tujuan dan Manfaat PFA PFA bertujuan untuk, mengurangi tingkat stres
yang dialami, dan memperkuat daya adaptasi alami, sehingga bisa mencegah dampak gangguan yang
lebih parah dan membantu proses pemulihan alami. 5 Langkah Memberikan PFA: 1. Penuhi
Kebutuhan Yang Mendesak 2. Mendengarkan 3. Terima segala bentuk perasaan yang ditumpahkan.
4. Bantu dengan langkah lebih lanjut 5. Arahkan dan tindak lanjuti
1. Penuhi Kebutuhan Yang Mendesak Kebutuhan mendesak adalah hal-hal yang dibutuhkan
penyintas saat itu juga, biasanya bersifat sederhana, dan dapat disadari ataupun tidak disadari oleh
penyintas yang bersangkutan. Hal-hal yang termasuk kebutuhan mendesak; Makanan, air, pakaian,
Kebutuhan akan keamanan secara fisik, informasi, dan lain-lain. 2. Mendengarkan. Cara menjadi
pendengar yang baik: • Tidak menyela pembicaraan. Hindari terlalu banyak bicara, beri kesempatan
orang untuk bicara. • Menunda memberikan penilaian, kritik, nasehat. • Menunjukkan perhatian
yang tulus dan penuh, pandangi orang yang anda dengarkan dengan lembut, jangan sibuk sendiri
(misalnya mempergunakan telepon seluler anda). • Bersikap tenang dan berempati terhadap
pemberi pesan. Berempati adalah turut merasakan seperti seakan-akan berada dalam posisi orang
yang kita dengarkan. • Memberikan reaksi-reaksi singkat saat mendengarkan seperti
menganggukkan kepala, mengatakan kata-kata singkat yang menunjukkan bahwa anda
mendengarkan seperti “iya”, “oh..”, “baiklah” dan sebagainya. 3. Terima segala bentuk perasaan yang
ditumpahkan Kenapa penting untuk menerima segala bentuk perasaan yang ditumpahkan penyintas
tanpa kecuali? Karena ketika seorang mengalami situasi krisis, reaksi yang normal terjadi adalah
meningkatnya perasaan negatif (cemas, rasa bersalah, marah, sedih, depresi, dan sebagainya).
Namun para individu seringkali merasa/ memandang reaksi ini sebagai hal yang sangat menekan.
Cara terbaik untuk mengatasinya adalah melalui psikoedukasi (penyuluhan psikologis) dan
penerimaan orang lain Panduan Pelatihan | MANAJEMEN STRES 20 atas emosi mereka. Yakinkan
para penyintas bahwa respon negatif mereka bukanlah sebuah tanda bahwa mereka ‘gila’. Mereka
juga perlu memahami bahwa tidak semua orang mengalami gejala yang sama. 4. Bantu Dengan
Langkah Lebih Lanjut • Petakan kebutuhan selanjutnya yang diperlukan: peralatan kesehatan,
penghidupan, kerumahtanggaan, kebutuhan emosional. • Berdasarkan kebutuhan yang ada,
rencanakan sebuah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sediakan informasi yang
dibutuhkan untuk memberi masukan pada individu. Bangun juga jalinan kerja sama dengan lembaga
lain yang sekiranya bisa membantu memenuhi kebutuhan penyintas. • Bantu mereka untuk
menyadari bahwa dengan bekerja dan memiliki rutinitas lagi akan mempercepat proses pemulihan. •
Jika memungkinkan, minta individu untuk segera memulai kembali tugas dan kegiatan hidup mereka
sehari-hari. • Tanyakan, siapakah yang akan menjaga mereka • Berikan informasi yang faktual
mengenai di mana dan bagaimana mereka dapat memperoleh apa yang mereka butuhkan • Biarkan
orang yang selamat menilai potensi yang ada pada dirinya dan mengembangkan rasa percaya dirinya
5. Arahkan dan Tindak Lanjuti • Identifikasi, temu-kenali penyintas yang sekiranya membutuhkan
pertolongan atau dukungan psikologis lebih lanjut. • Arahkan mereka ke tempat yang banyak
tersedia dukungan bagi mereka • Fasilitasi penyintas agar dapat kembali ke rutinitas mereka seperti
sebelum terjadinya bencana. • Evaluasi dan lihat apa ada kemajuan dalam hidup para survivor

7 PRINSIP DASAR GERAKAN: 1. KEMANUSIAAN Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang
terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia yang terjadi
di mana pun. Tujuan gerakan adalah melindungi hidup dan kesehatan serta menjamin penghargaan
kepada umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerja sama dan
perdamaian abadi bagi sesama manusia. 2. KESAMAAN Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas
dasar kebangsaan, ras, agama, atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi
penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah. 3.
KENETRALAN Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh
memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi. 4.
KEMANDIRIAN Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional di samping membantu
pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus menaati peraturan negaranya, harus selalu
menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini. 5.
KESUKARELAAN Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela yang tidak didasari oleh
keinginan untuk mencari keuntungan apapun. 6. KESATUAN Di dalam satu negara hanya ada satu
perhimpunan Palang Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan
di seluruh wilayah. 7. KESEMESTAAN Gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
bersifat semesta. Setiap perhimpunan nasional mempunyai status yang sederajat serta berbagi hak
dan tanggung jawab dalam menolong sesama manusia.

Mengenal Psikologi Positif Martin Seligman, Sebelum perang dunia kedua, menurut Seligman
terdapat tiga pokok tujuan psikologi, yaitu menyembuhkan penyakit mental, mengembangkan
potensi individu, dan membuat kehidupan normal yang bermakna. Setelah perang dunia kedua,
terjadi pergeseran paradigma dan prioritas tujuan di mana psikologi lebih memfokuskan terhadap
penyembuhan penyakit mental karena akibat perang tersebut banyak sekali korban yang meninggal
ataupun yang mengalami trauma. Psikologi positif mengkaji tentang kekuatan dan kebajikan yang
bisa membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil dalam hidup atau meraih tujuan
hidupnya, sehingga ia menjadi bahagia. Salah satu pusat perhatian utama dari cabang psikologi ini
adalah pencarian, pengembangan kemampuan, bakat individu atau kelompok masyarakat, dan
kemudian membantunya untuk mencapai peningkatan kualitas hidup (dari normal menjadi lebih
baik, lebih berarti, lebih bahagia). Mihaly Csikzentmihalyi. dan memberikan tujuh (7) ciri-ciri kita
dalam kondisi flow: 1) Sepenuhnya terlibat pada apa yang kita lakukan (focused, concentrated, dan
khusyu’). 2) Merasakan a senses of ecstasy (seperti berada di luar realitas sehari-hari). 3) Memiliki
kejernihan yang luar biasa (benar-benar memahami apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya). 4) Menyadari bahwa tantangan pekerjaan yang sedang ia hadapi benar-benar
dapat ia atasi (bahwa skill yang kita miliki cukup memadai untuk mengerjakan tugas tersebut). 5)
Merasakan kedamaian hati (tidak ada kekhawatiran dan merasakan diri kita sedang bertumbuh
melampaui ego kita sendiri). 6) Terserap oleh waktu (karena khusyu’ mengerjakan dan benarbenar
terfokus pada “saat ini dan disini”, waktu seakan-akan berlalu tanpa terasa). 7) Motivasi Intrinsik (di
mana merasakan “flow” itu sendiri sudah merupakan hadiah yang cukup berharga untuk melakukan
pekerjaan itu).
Kebahagiaan sesungguhnya merupakan suatu hasil penilaian terhadap diri dan hidup, yang memuat
emosi positif, seperti kenyamanan dan kegembiraan maupun aktivitas positif. Kebahagiaan
memberikan berbagai dampak positif dalam segala aspek kehidupan dan akan mengarahkan pada
hidup yang lebih baik. Misalnya, memberikan kita kesempatan untuk menciptakan hubungan yang
lebih baik, menunjukkan produktivitas yang lebih besar, memiliki umur yang lebih panjang,
kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang lebih tinggi, dan kemampuan pemecahan masalah dan
membuat keputusan mengenai rencana hidup dengan lebih baik. Penggagas psikologi positif, Martin
Seligman menjelaskan kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang
dirasakan individu serta aktifitas positif yang yang tidak mempunyai komponen perasaan sama sekali.
Seligman memberikan gambaran individu yang mendapatkan kebahagiaan yang autentik (sejati),
yaitu individu yang telah dapat mengidentifikasi dan mengolah atau melatih kekuatan dasar yang
terdiri atas kekuatan dan keutamaan yang dimilikinya dan menggunakannya pada kehidupan sehari-
hari, baik dalam pekerjaan, cinta, permainan, dan pengasuhan.

Anda mungkin juga menyukai