Pengaruh perubahan zaman yang dialami masyarakat menimbulkan berbagai dampak positif
maupun negatif. Namun pada dasarnya, masyarakat yang tidak siap dan tidak mampu beradaptasi
dengan perubahan ini akan sangat rawan mengalami permasalahan-permasalahan khususnya
masalah kesehatan mental. Sampai saat ini hampir seluruh masyarakat lebih mementingkan masalah
fisik dibandingkan masalah mental, padahal permasalahan mental cukup berdampak bagi kehidupan.
Dampak kesehatan mental yang mungkin terjadi antara lain: tindak kekerasan dan
kriminal, pengangguran, depresi, tawuran antar suku dan golongan serta
masalah kesehatan mental lainnya.
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya
1. Tekanan mental
2. Gangguan mental
Seseorang yang mengalami tekanan mental terus menerus dan tidak mampu mengatasinya bisa
mengalami gangguan mental loh..
1. Kenali perasaanmu, marah, takut, sedih, iri, cemas, senang dan lainnya pada setiap situasi
Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik dan psikologis ketika menghadapi tuntutan-tuntutan
dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan.
Reaksi seseorang terhadap stres tidak selalu negatif, tergantung bagaimana seseorang memandang
tuntutan-tuntutan tersebut,
Reaksi positif dari tuntutan dapat menjadikan motivasi seseorang berusaha, sehingga
mendorong menjadi lebih baik.
Reaksi negatif dari tuntutan dapat merugikan bahkan membuat seseorang tidak berfungsi
baik di lingkungan. Seseorang yang tidak mampu menghadapi tuntutan dan berpandangan
negatif biasanya menimbulkan permasalahan-permasalahan yang merugikan (mengalami
kecemasan, nilai turun, tidak mengerjakan tugas).
Faktor yang menyebabkan stres disebut stresor. Ada beberapa macam stresor antara lain:
1. Fisik 2. Psikologis
Jantung berdebar-debar Kecemasan
Otot tegang Mudah tersinggung
Sakit kepala, migrain Tidak dapat konsentrasi
Sakit perut Sensitif (mudah menangis, mudah
Letih, lelah marah)
Tidak bisa tidur Merasa rendah diri
Tidak nafsu makan Ragu-ragu dalam bertindak
Mudah Berkeringat Merasa kecewa
Stres dalam kehidupan tak dapat dihindari, yang penting adalah bagaimana
cara menghadapi stres tanpa terkena dampak yang merugikan.
Pelihara kesehatan dengan mengatur pola makan yang sehat. Makan gizi seimbang, tidur cukup,
olahraga teratur. Hindari rokok dan narkoba.
Belajar hidup tertib dan teratur. Menetapkan tujuan hidup yang dapat dijangkau (tidak berlebihan),
mendahulukan mana yang lebih penting
6. Berfikir positif
Berusahalah untuk tidak membesar-besarkan masalah dan mudah menyalahkan orang/ situasi.
Upayakan untuk mengatasinya dan percayalah bahwa kamu mampu menghadapinya.
Luangkan waktu untuk relaksasi selama 10-15 menit dengan berbaring dan menarik nafas untuk
mengendurkan otot-otot yang tegang.
11. Bersosialisasi
Sebagai makhluk sosial sudah seharusnya kita saling berinteraksi dengan orang lain. mengobrol,
tertawa dan pergi bersama seseorang akan mampu mengurangi dampak negatif dari stres.
1. Skizofrenia
Gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi,
pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Penderita biasanya sulit membedakan antara
kenyataan dengan pikiran sendiri. Seseorang dikatakan mengalami skizofrenia ketika
mengalami gejala tersebut selama 6 bulan.
Delusi adalah keyakinan terhadap suatu hal yang tidak nyata .
Halusinasi adalah persepsi sensori (biasanya merasa ada suara, merasa ada bau-
bauan dll.
2. Depresi
Kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan
tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan selera
makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan.
Gejala-gejala harus muncul setiap hari selama dua minggu. Gejala-gejalanya antara lain:
a. Suasana/ Perasaan
• Merasa “tertekan”, “sedih”, “tidak bahagia”
• Merasa kehilangan kesenangan atau ketidaktertarikan yang ditandai dalam semua
atau hampir semua kegiatan
• Perasaan tidak berharga, putus asa atau rasa bersalah yang berlebihan dan tidak
pantas
b. Pikiran
• Kemampuan yang berkurang untuk berpikir atau berkonsentrasi atau keraguan
yang substansial
• Pikiran / rencana bunuh diri atau keasyikan dengan kematian dan kematian
c. Sensasi Tubuh
• Keletihan berlebihan atau kehilangan energi
• Masalah tidur yang signifikan (kesulitan tidur atau tidur berlebihan)
• Kelambatan fisik atau dalam beberapa kasus kegelisahan yang berlebihan
• Penurunan nafsu makan yang signifikan yang dapat menyebabkan penurunan
berat badan yang nyata
3. Kecemasan
Keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-
gejala ketegangan fisik dimana seseorang mengantisipasi
kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang
akan datang dengan perasaan khawatir.
Kecemasan dapat dibagi menjadi empat kategori:
a. Emosi, yaitu merasa takut, khawatir, tegang, atau waspada.
b. Fisik, yaitu peningkatan jantung tingkat, berkeringat, dan gemetar, sesak napas,
ketegangan otot dan sakit perut (somatisasi).
c. Pikiran, yaitu pemikiran tentang sesuatu yang buruk yang mungkin akan terjadi.
d. Perilaku, yaitu tindakan untuk berusaha menghindari situasi yang ditakuti, orang atau
tempat.
Contoh kecemasan yang sering terjadi antara lain:
o Fobia : Ketakutan terhadap sesuatu yang berlebihan. Biasanya bukan karena hal-hal
yang berbahaya, misal fobia balon, fobia bulu, fobia sosial, fobia sekolah.
o Kecemasan berbicara di depan umum : Perasaan cemas berlebihan ketika harus
berbicara di depan umum, biasanya terjadi karena tidak percaya diri.
4. OCD
Obsesive Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan obsesi
dan / atau kompulsi. Obsesi adalah pikiran yang terus-menerus, mengganggu, tidak diinginkan,
gambar atau impuls yang orang tersebut anggap irasional, tidak masuk akal, mengganggu atau
tidak pantas tetapi tidak dapat dicontrol. Kompulsi adalah perilaku berulang, yang dilakukan oleh
orang tersebut melakukan untuk mengurangi kecemasan yang terkait dengan obsesi. Contohnya
adalah menghitung, menyentuh, mencuci dan memeriksa.
Obsesi:
• Pikiran, impuls atau gambar berulang dan terus-menerus yang dialami sebagai mengganggu
dan tidak tepat dan menyebabkan distress atau kecemasan yang signifikan
• Gejala-gejala ini tidak bisa hanya kekhawatiran berlebihan tentang kehidupan sehari-hari
• Orang dengan gejala-gejala ini mencoba untuk menekan atau mengabaikannya. Orang itu
mungkin mencoba menetralkan, menurunkan atau menekan pikiran dengan beberapa
pemikiran atau tindakan lain.
• Orang itu tahu bahwa pikiran berasal dari pikirannya sendiri
Kompulsi:
• Perilaku berulang (seperti memeriksa, mencuci, memesan) atau tindakan mental (seperti
menghitung, berdoa, mengulangi kata-kata diam-diam) bahwa orang tersebut merasa
didorong untuk melakukan dalam menanggapi obsesi atau menurut untuk aturan kaku
• Perilaku-perilaku atau tindakan mental ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi
tekanan atau mencegah beberapa hal yang ditakuti.
5. Gangguan perilaku
Pola perilaku yang menetap dan berulang, ditunjukkan dengan perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai kebenaran yang dianut oleh masyarakat atau tidak sesuai dengan norma sosial
untuk rata-rata seusianya.
Gejala-gejala remaja yang mengalami gangguan perilaku adalah..
Suka melakukan intimidasi pada Menyulut pertengkaran
orang lain Berbohong
Suka berkelahi Suka keluar malam
Menggunakan senjata Suka minggat dari rumah
Melakukan kekerasan Bolos dari sekolah
seksualMerusak barang milik diri Fisik pada orang lain atau hewan
sendiri dan orang lain Mencuri dan melakukan kekerasan
Ayo Semangat
Belajar
YUK PEDULI DENGAN KESEHATAN MENTAL...