Anda di halaman 1dari 40

Petolongan Pertama Psikologis

Psychological First Aid


(PFA)

Markas Pusat Palang Merah Indonesia


2013
Apa yang anda lakukan ???

a. Diamkan saja sambil menunggu dokter ?


ATAU
b. Melakukan sesuatu untuk membantu ?
Konsep yang sama berlaku untuk Pertolongan
Psikologis Pertama atau PFA (Psychological First
Aid). Ketika seseorang terkena masalah yang
memiliki dampak psikologis, seperti halnya
bencana, ada hal-hal awal bisa kita lakukan untuk
membantu dan mempersiapkan penyintas untuk
pertolongan lebih lanjut (jika memang diperlukan).
• Kembali ke contoh di atas, apakah
pertolongan pertama yang kita berikan di atas
lantas menyembuhkan orang yang terluka
atau kita bisa bertindak menggantikan fungsi
dokter?
Pertolongan Pertama Psikologis
Merupakan tindakan pertama yang
dilakukan dalam durasi singkat
kepada seseorang yang baru saja
mengalami bencana, krisis dan
keadaan darurat untuk membantu
keadaan pada saat itu.
Siapa Saja yang dapat memberikan Pertolongan
Pertama Psikologis?

Pertolongan Pertama Psikologis dapat dipelajari


dan dilakukan oleh siapa saja, karena bersifat
umum dan sederhana, dan bukan merupakan
tindakan penanganan profesional.
Tujuan dan Manfaat PFA

PFA bertujuan untuk memenuhi kebutuhan


mendesak dasar, mengurangi tingkat stres
yang dialami, dan memperkuat daya adaptasi
alami ------sehingga bisa mencegah dampak
gangguan yang lebih parah dan membantu
proses pemulihan alami
Ingat ....!!!
PFA bukan terapi atau bantuan profesional, dan
tidak ditujukan untuk menyembuhkan atau
menghilangkan gangguan-gangguan psikologis
serius.

PFA juga tidak ditujukan untuk menghilangkan


reaksi-reaksi emosional yang wajar dalam
kondisi tidak wajar.
Apa yang harus dilakukan sebelum
melakukan PFA ?
Sebelum ikut memberikan PFA (terutama di daerah bencana)
pastikan bahwa persiapan-persiapan berikut ini sudah
dilakukan:

• Memastikan bahwa diri kita sendiri berada dalam kondisi yang


siap untuk menolong, baik siap secara jasmani maupun rohani

• Cari informasi yang diperlukan tentang kejadian yang terjadi,


kapan dan siapa saja yang yang terkena serta apa dampaknya,
bagaimana kondisi terakhir termasuk keamanan di sana.
Apakah masih ada ancaman bahwa kejadian akan berulang
(seperti misalnya gempa susulan) atau ada tempat-tempat
tertentu yang tidak aman untuk dimasuki
• Cari tahu siapa dan di mana tersedia kebutuhan-
kebutuhan pokok/darurat, dan bagaimana para
penyintas bisa mendapatkannya

• Persiapkan jaringan, identifikasi pihak-pihak yang


bisa diajak untuk kerjasama atau koordinasi dan
jalin hubungan baik dengan mereka. Libatkan
orang-orang dan sumber daya setempat untuk
mendukung pelaksanaan PFA.
PRINSIP-PRINSIP DASAR
Dalam memberikan PFA ada prinsip-prinsip umum dasar yang perlu dipahami
dan senantiasa dipegang, yaitu:

1. Menempatkan kepentingan orang yang dibantu sebagai prioritas


• Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri
sendiri sebelum melakukan tindakan:

“Apakah yang saya lakukan memang demi


kepentingan terbaik orang yang dibantu?
Apakah ada resiko mereka akan terpapar
bahaya dan merasa tidak nyaman?”
2. Senantiasa bersikap Tenang dan Hormat
Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri
sebelum melakukan tindakan:

• “Apakah saya sudah memperlakukan orang yang


perlu dibantu selayaknya orang yang saya hormati?
Apakah saya memiliki bias/prasangka tertentu?
Apakah saya sudah bersikap selayaknya bagaimana
saya sendiri ingin diperlakukan? “
3. Menghargai Hak-hak Orang Yang Dibantu
• Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri
sendiri sebelum melakukan tindakan:

• “Apakah saya sudah berlaku secara adil?


Apakah hak-hak orang yang saya bantu sudah
terpenuhi?”
4. Bertindak sesuai batas kompetensi dan
kewenangan
• Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri
sendiri sebelum melakukan tindakan:

• “Apakah saya berwenang melakukan ini?


Apakah perlu dilakukan rujukan? Apakah
informasi yang saya miliki cukup akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan? ”
5. Bertanggungjawab terhadap keselamatan dan
kesehatan diri sendiri
• Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri
sebelum melakukan tindakan:

“Apakah saya merasa aman dan nyaman melakukan


ini? Apakah saya sudah beristirahat secara cukup?
Apakah saya masih bisa menikmati aktivitas yang
dilakukan ?”
HINDARI :
• Penggunaan kata-kata yang meggambarkan
gangguan seperti stress, trauma dan sebagainya
• Menjanjikan hal-hal yang tidak benar atau tidak
bisa ditepati
• Menasihati (kecuali diminta memberikan
masukan), memaksakan kehendak
• Menghakimi,berprasangka
• Berpakaian, berkata atau bersikap tidak sesuai
norma
• Memaksakan bantuan, memaksa orang untuk berbicara
• Meminta uang atau imbalan dalam bentuk apapun juga dari
penyintas
• Sibuk sendiri ketika menghadapi penyintas (membuka HP,
tidak melihat/memperhatikan penyintas)
• Terbawa emosi berlebih seperti panik, marah , sedih dan
sebagainya
LIMA LANGKAH MEMBERIKAN PFA
1. Penuhi Kebutuhan Yang Mendesak
2. Mendengarkan
3. Terima segala bentuk perasaan yang
ditumpahkan penyintas
4. Bantu dengan langkah lebih lanjut
5. Arahkan dan tindak lanjuti
1. Penuhi Kebutuhan Yang
Mendesak
• Seorang penyintas terlihat sendirian, terdiam,
pikirannya seperti kosong tidak
memperhatikan keadaan sekelilingnya.
Pakaiannya lusuh dan berantakan, bibirnya
kering, dan badannya terlihat kurus tidak
bertenaga serta kotor. Ia duduk lemas di
bawah terik matahari. Ketika ditanya apa yang
bisa dibantu ia menjawab tidak tahu.
• Seorang penyintas di tenda pengungsian
marah-marah minta agar segera bisa kembali
ke rumahnya. walau daerah tempat tinggalnya
belum dinyatakan aman. Ia menolak
pemeriksaan dokter karena merasa baik-baik
saja, walaupun dari pengamatan terlihat ada
luka-luka kecil seperti lecet di tangan dan
kakinya. Ia hanya memdesak untuk bisa
pulang segera, karena karena khawatir akan
benda berharganya belum sempat diamankan.
• Seorang penyintas menangis dengan keras di
tengah jalan karena kehilangan anggota
keluarganya. Ketika diajak berkomunikasi ia
tidak menanggapinya, hanya meneruskan
menangis.
2. Mendengarkan
Cara menjadi Pendengar yang Baik:
• Tidak menyela pembicaraan. Hindari terlalu banyak bicara, beri kesempatan
orang lain untuk bicara

• Menunda memberikan penilaian, kritik, nasehat

• Menunjukkan perhatian yang tulus dan penuh, pandangi orang yang anda
dengarkan dengan lembut, jangan sibuk sendiri (misalnya mempergunakan
telepon seluler anda).

• Bersikap tenang dan berempati terhadap pemberi pesan. Berempati adalah


turut merasakan seperti seakan-akan berada dalam posisi orang yang kita
dengarkan.

• Memberikan reaksi-reaksi singkat saat mendengarkan seperti


menganggukkan kepala, mengatakan kata-kata singkat yang menunjukkan
bahwa anda mendengarkan seperti “oke”, “oh..”, “baiklah” dan sebagainya
3. Terima segala bentuk perasaan yang
ditumpahkan penyintas
Pahami konsep ini:

Tidak pernah ada perasaan yang salah.


Perasaan tidak mengikuti alur logika, sehingga
tidak pernah bisa salah atau benar.
4. Bantu dengan langkah
lebih lanjut
5. Arahkan dan tindak lanjuti
Cara Mendorong Survivor untuk
Berbicara
• Penting sekali dalam membangun kesan
pertama
• Ciptakan suasana yang hangat
• Bersikaplah jujur, tulus dan tidak dibuat-buat
• Tatap wajah lawan bicara dengan lembut dan
tatap matanya sesekali
• Selalu berusaha untuk memahami survivor
baik verbal maupun nonverbal
• Mendengarkan aktif
• Tidak memberikan nasehat, saran, ceramah
jika tidak diminta
• Jangan terlalu cepat memberi evaluasi
• Terima survivor apa adanya
• Berilah kebebasan bagi survivor untuk
menampilkan diri sebagai orang yang tidak
sempurna
• Bersikaplah tenang dan santai
Total Waktu 25 menit
Dampak Psikososial : 5 Menit
Dasar-dasar : 5 menit
PFA : 5 menit
BKD : 10 menit
SOAL DAILY TEST
Dampak Psikososial Pasca Bencana

1. Sebutkan Siapa saja yang termasuk kelompok


rentan dan jelaskan mengapa dari masing-
masing kelompok rentan itu harus
diperhatikan ?
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
1. Setelah bencana, mengapa dibutuhkan
Dukungan Psikososial ?

Psychological First Aid (PFA)


1. Sebutkan 5 (lima) langkah PFA dan mengapa
langkah pertama menjadi penting dipenuhi
sebelum langkah yang lainnya ?

Anda mungkin juga menyukai