Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman Kebencanaan

Nama : Rifqa Atikah Nuha


NIM : F100208378

PFA : Psychologycal First Aid


Istilah lain dari PFA adalah DPA (dukungan psikologis awal)
PFA adalah suatu metode untuk membantu seseorang dalam kondisi distres agar mereka merasa
tenang dan didukung. Perlu diingat bahwa PFA bukanlah konseling atau psikoterapi, masih banyak orang
yang salah persepsi mengartikan PFA. PFA juga tidak meminta seseorang untuk menganalisis apa yang
terjadi dan menceritakan ulang kejadian bencana yang dia alami, dan dalam melakkan PFA kita sebagai
pegiat PFA tidak boleh memaksa penyintas untuk menceritakan kembali.

PFA tidak bisa diterapkan kepada seluruh orang yang mengalami krisis. Hal tersebut merupakan
hasil dari bagaimana tiap individu menanggapi krisis yang mereka alami. Sebagian memiliki reaksi yang
cenderung ekstrem, namun sebagian juga memiliki reaksi sebaliknya. Sebagai penolong, sangatlah
penting untuk memperhatikan kebutuhan masing-masing individu dengan tidak memaksakan kehendak
mereka. Adapun para penyintas yang memiliki reaksi ekstrem dan tergolong membutuhkan PFA
seringkali menunjukkan perilaku dan perasaan yang sangat terpukul, mengalami cedera yang cukup
serius, bahkan hingga tidak bisa mengurus diri sendiri.

Sebenarnya, pertolongan pertama psikologis dilakukan spesifik untuk mengobati luka-luka batin
yang membekas pada orang-orang yang baru saja mengalami pengalaman traumatis. Hal ini diterapkan
untuk agar dapat meringankan beban para penyintas dengan mengurangi dampak-dampak psikologis yang
dirasakan seperti rasa stress, depresi dan tertekan. PFA dilakukan untuk membantu individu
mengembangkan koping fungsional dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang diakibatkan oleh
stres yang mereka rasakan.

PFA juga memiliki peran untuk menumbuhkan harapan dalam diri penyintas dengan merasa lebih
tenang, aman dan terhubung. Penolong tentunya harus memastikan bahwa seluruh penyintas yang
ditolong memiliki akses terhadap dukungan sosial, emosional, juga fisik yang memadai. PFA diberikan
ketika penolong pertama kali melakukan kontak dengan penyintas yang baru saja mengalami peristiwa
traumatis. Waktu pemberiannya beragam; seperti, memilih untuk langsung menolong, namun PFA juga
bisa diberikan beberapa hari atau minggu setelah krisis berlangsung. Pemberian PFA akan bergantung
pada tingkat keparahan serta lamanya krisis terjadi.

Dalam pelaksanaannya, PFA memiliki tiga prinsip yang berupa proses jalannya pertolongan pertama itu
sendiri. Prinsip tersebut terdiri dari:

 Look (Amati)
Pertama mencakup bagaimana penolong mengamati lingkungan serta kondisi yang mengelilingi para
penyintas. Di sini, akan lebih baik untuk penolong untuk bisa lebih sensitif terhadap penyintas yang
memiliki reaksi yang cukup serius.

 Listen (Dengar)

Mendengarkan aktif merupakan komponen utama dalam prinsip ini. Di proses kedua, penolong
mendekati para penyintas dengan membangun rapport dan mengembangkan kemampuan mendengarkan
aktif untuk memahami apa yang mereka rasakan. Dengan mendengarkan aktif, penolong juga dapat lebih
mendalami hal-hal yang menjadi kebutuhan utama bagi para penyintas.

 Link (Hubungkan)

Prinsip terakhir ini merupakan penerapan dari prinsip sebelumnya, dimana penolong
akan membantu penyintas untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar serta mengatasi permasalahan yang
mereka alami. Tidak hanya berhenti sampai di situ, penolong juga dapat memberikan informasi yang
mereka ketahui dan mencoba menghubungkan penyintas dengan keluarga mereka maupun pihak-pihak
terkait yang memiliki bantuan yang dibutuhkan oleh penyintas.

Ketiga prinsip diatas merupakan langkah-langkah yang membantu penolong dalam mengaplikasikan PFA
kepada para penyintas. Namun, masih terdapat beberapa hal lain yang yang perlu diperhatikan dalam
memberikan pertolongan pertama psikologis, di antaranya adalah

1. PFA bukan merupakan terapi.

2. PFA bisa diberikan oleh siapa saja yang sudah memahami makna serta prinsip-prinsip yang
tertera dalam PFA, terutama melalui pelatihan yang diberikan oleh tenaga kesehatan mental
profesional.
3. Sangat penting bagi para penolong untuk menjaga diri sendiri terlebih dahulu sebelum
menolong yang lain. Pada saat memberikan pertolongan, menjaga kesehatan mental diri sendiri
sebagai penolong merupakan hal yang utama.
4. Mendengarkan aktif merupakan kunci utama penolong agar dapat memberikan PFA dengan
lancar. Salah satu upayanya adalah dengan tidak memaksakan kehendak penyintas untuk
menceritakan seluruh peristiwa yang mereka alami.
5. Penolong harus bisa menyesuaikan perilaku sesuai dengan budaya yang dianut penyintas atau
dengan penolong lainnya.
6. Salah satu perilaku yang dapat dihindari adalah dengan tidak membuat asumsi terhadap apa
yang para penyintas telah alami.
7. Elemen utama dalam PFA adalah untuk membantu penyintas mengatasi permasalahan yang
dialami sehingga sangat penting untuk membuat penyintas lebih berdaya dan tidak bergantung
pada penolong.

PFA atau psychological first aid hadir untuk membantu individu yang sedang mengalami musibah dalam
hidup. Tentunya, luka batin yang dialami tidak bisa dibiarkan terus mengendap dan mengarah pada
tindakan-tindakan negatif. Oleh karena itu, sangat krusial bagi penolong untuk bisa membantu mengenali
potensi yang dimiliki penyintas agar dapat meningkatkan daya mereka dalam mengatasi permasalahan
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai