Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Tematik, Vol 3, No.

1, Juni 2021, pp 35 – 41
e-ISSN: 2775-3360
https://journals.usm.ac.id/index.php/tematik
PSYCHOLOGICAL FIRST AID (PFA) UNTUK PENDAMPING
BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS KELAS 1) SEMARANG

Martha Kurnia Asih, Retno Ristiasih Utami, Yudi Kurniawan


Fakultas Psikologi Universitas Semarang

Abstrak

Psychological First Aid (PFA) merupakan pertolongan psikologis pertama, terdapat


dalam tingkat masyarakat yang disediakan oleh keluarga, teman, relawan bagi mereka yang
membutuhkan dukungan. Bantuan psikologis awal adalah serangkaian ketrampilan yang
memungkinkan mayarakat merawat keluarga, teman, tetangga dan didi mereka sendiri dengan cara
memberikan dukungan psikologis dasar pasca suatu kejadian traumatis. Konsep PFA sangat mirip
dengan konsep Physical First Aid, bisa dilakukan leh non mental health professional dan
digunakan untuk gangguan ringan sampai berat. Pemberian PFA memerlukan ketrampilan
tersendiri dan jangkauan luas. Pendamping Bapas kelas I diharapkan mampu memberikan PFA
bagi anak-anak binaan baik sebagai pelaku maupun korban kekerasan. Tujuan dari PFA bagi
pebdamping Bapas kelas I memberikan ketrampilan PFA sehinnga pendamping dapat memberikan
informasi dan bantuan pada anak binaan. Manfaat dari PFA diharapkan dapat memberikan
informasi, ketrampilan mengenai tahap-tahap memberikan bantuan pada masyarakat dan
menjadikan pendamping Bapas kelas I lebih berkompeten dalam PFA.

Kata kunci : Psychological First Aid

PSYCHOLOGICAL FIRST AID (PFA) FOR PENITENTIARY COMPANION


(PENITENTIARY GRADE 1) SEMARANG

Abstract

Psychological First Aid (PFA) is the first psychological help, found in the community level provided
by family, friends, volunteers for those need of support. Early psychological help is a set of skills that
alows people to care their families, friends, neighbors and themselves by providing basic
psychological support after a traumatic incident. The concept of PFA is very similar to Physical First
Aid concept, can be done by non mental health professional and used for minor to severe disorders.
Conducting PFA requires its own skill and wide understanding. The grade one Penitentiary
companion is expected to provide PFA for the children assistance, both as the violence perpetrators
or the victims. The purpose of PFA in grade one penitentiary companion provides PFA skills, so that
the companion can provide information and assistance to assisted children. The benefits of PFA are
expected to provide information, some skills about the stages of providing assistance to the
community and make the grade one penitentiary companion more competent in the PFA.

Keywords: Psychological First Aid

35
Jurnal Tematik, Vol 3, No.1, Juni 2021, pp 35 – 41
e-ISSN: 2775-3360
https://journals.usm.ac.id/index.php/tematik
BAB I PENDAHULUAN diakui secara internasional dan
1.1 Analisis Situasi menghasilkan sejumlah rekomendasi
Menghadapi krisis bisa dan panduan yang baik. PFA saat ini
menyebabkan seseorang mengalami direkomendasikan oleh National
masalah kejiwaan ringan hingga Institute for Mental Health, the
gangguan jiwa berat. Untuk itu, National Child Traumatic Stress
pertolongan pertama dari sisi psikologis Network, dan lembaga ternama lain
tidak boleh dilupakan Krisis yang seperti International
dialami seseorang berpotensi Berdasarkan statistik, hanya 2
menimbulkan gangguan psikologis. hingga 4 persen orang yang mengalami
Krisis yang dimaksud pun bukan hanya situasi krisis berpotensi mengalami
krisis bencana alam, namun juga krisis gangguan jiwa berat dan butuh
akibat kehilangan atau kejadian pengobatan. Sebesar 10-20 persen
traumatik. "Bencana alam, konflik, berpotensi mengalami gangguan jiwa
perang, migrasi, kecelakaan, KDRT ringan dan sedang, sementara 80-90
hingga kehilangan orang terdekat, persen sisanya tidak mengalami
kekerasan seksual atau bullying itu juga masalah apapun. "Bedakan distres
termasuk krisis, yang berisiko dengan gangguan jiwa. Distres itu
menimbulkan gangguan psikologis baik gangguan psikologis yang sifatnya
ringan, sedang maupun berat,", krisis sementara, ciri-cirinya seperti insomnia
yang dialami berdampak pada atau cemas dan takut tapi nanti bisa
psikologis karena tidak semua orang hilang. Kalau gangguan jiwa itu sudah
memiliki ketahanan mental yang sama. depresi, ada perasaan cemas terus-
Ada yang ketahanan mentalnya baik terusan dan butuh pengobatan,".
dan tidak mengalami dampak lanjutan Menurut WHO (2011), PFA
dari krisis, ada juga yang ketahanan merupakan perawatan dasar yang
mentalnya jelek dan berpotensi bersifat praktis, suportif, dan humanis,
mengalami gangguan psikologis berat. yang digunakan untuk menolong orang
Reaksi yang demikian merupakan yang mengalami tekanan karena
reaksi yang normal dialami oleh mereka bencana atau keadaan krisis, diberikan
sebagai bentuk penyesuaian dirinya segera setelah bencana terjadi, dengan
terhadap kejadian yang tidak pendekatan yang tidak memaksa dan
mengenakkan. Namun demikian, disesuaikan dengan nilai-nilai yang
kendati dianggap sebagai reaksi normal berlaku. PFA memfokuskan kepada
sekalipun, reaksi-reaksi semacam ini beberapa hal, yaitu sebagai berikut: 1)
tetap perlu diatasi karena apabila tidak, penyediaan dukungan dan perawatan
akan mengganggu fungsi psikis, sosial, praktis yang bersifat tidak memaksa; 2)
dan spiritual, yang pada akhirnya akan pengenalan dan pemenuhan kebutuhan
memperlemah kemampuan bertahan dasar; 3) kesediaan untuk
korban.Salah satu intervensi yang mendengarkan korban tanpa
digunakan untuk mengatasi reaksi memaksanya berbicara; 4) kesediaan
emosional awal di atas adalah untuk membuat korban merasa nyaman;
Psychological First Aid (PFA). PFA 5) membantu korban mendapatkan
merupakan tanggapan pertama, dalam informasi tentang pelayanan dan
durasi yang singkat, yang diberikan dukungan sosial; dan 6) melindungi
kepada orang yang mengalami tekanan korban dari hal-hal yang
karena bencana atau keadaan darurat membahayakan. PFA bukanlah suatu
untuk membantu keadaan pada saat itu. pendekatan yang hanya bisa dilakukan
Evolusi konsep dan operasionalisasi oleh praktisi kesehatan mental atau
PFA telah menjadikan tindakan ini tenaga profesional, tetapi bisa

36
Jurnal Tematik, Vol 3, No.1, Juni 2021, pp 35 – 41
e-ISSN: 2775-3360
https://journals.usm.ac.id/index.php/tematik
dilakukan oleh masyarakat yang 3. Jaringan (Link): bantulah
bertugas saat tanggap darurat. PFA juga orang untuk menemukan
bukan berupa konseling, tanya jawab, tempat yang dapat memberikan
atau diskusi psikologis yang digunakan layanan kebutuhan dasar dan
untuk menganalisa apa yang terjadi akses pelayanan, bantulah
pada diri korban. PFA justru merupakan orang untuk menyelesaikian
bentuk alternatif dari diskusi psikologis. masalahnya, beri informasi
Melalui PFA korban bisa menceritakan secara benar, dan hubungkan
permasalahannya apabila memang ingin dia dengan orang yang dapat
menceritakannya. PFA adalah memberikan dukungan sosial
pertolongan psikologis pertama kepada secara utuh/ orang yang
korban bencana yang dilakukan dengan dicintai.
membuatnya merasa nyaman, aman, Saatnya Indonesia mengenalkan
tenang dan penuh harapan.Menurut konsep psychological first aid atau
beberapa penelitian, PFA justru pertolongan pertama pada gangguan
menolong pemulihan dalam jangka psikologis. Layaknya kecelakaan,
waktu panjang. PFA tidak hanya pertolongan pertama pada gangguan
memberikan ketenangan kepada korban psikologis perlu dilakukan untuk mencegah
tetapi juga membantu korban untuk masalah kejiwaan yang muncul menjadi
mampu berhubungan dengan yang lain, berat. Pertolongan pertama bisa diberikan
mampu mengakses menolong diri dengan mendengarkan cerita mereka atau
mereka sendiri, baik sebagai individual memberikan kebutuhan tanpa paksaan.
maupun komunitas. "Intinya adalah cara untuk memberikan
Pada 2016, World Federation of dukungan emosional untuk orang dari
Mental Health (WFMH) menjadikan berbagai latar belakang segera setelah
PFA sebagai tema hari kesehatan terjadinya krisis. Perawatan yang dilakukan
mental sedunia. Menurut WFMH bersifat praktis dan non-intrusif, fokus pada
(2016), ada tiga prinsip utama dalam mendengarkan dan tidak memaksa.
PFA yang harus dipahami baik oleh BAPAS KELAS 1 merupakan suatu
pelaksana maupun penyintas, yaitu: lembaga yang menangani anak-anak
1. Lihat (Look): lakukan berkonflik hukum (ABH). Proses
pengamatan tentang jaminan pendampingan dimulai sejak penyelidikan
keamanan, terutama untuk sampai persidangan (Soetedjo dan Melani,
orang yang secara jelas 2013). Para pendamping yang bertugas
memerlukan kebutuhan dasar mendamping ABH sering mengalami
(makan, minum), dan kesulitan dalam mengatasi masalah emosi
pengamatan untuk orang dan perilaku anak-anak tersebut.
dengan reaksi distress yang Beragamnya latar belakang pendidikan para
serius pendamping menyebabkan perbedaan
2. Dengarkan (Listen): buatlah perlakuan dalam menangani ABH sehingga
komunikasi/ kontak dengan diperlukan suatu pemahaman tentantang
orang yang mungkin PFA karena PFA adalah kompetensi dasar
membutuhkan dukungan, yang dimilki oleh pendamping.
tanyalah dengan tenang apa
yang sekiranya mereka 1.2 Permasalahan Mitra
butuhkan/ minta, dengarkan dan Para pendamping di BAPAS
bantulah mereka untuk merasa KELAS 1 seringkali mengalami
tenang kesulitan dalam menghadapi korban
atau pelaku kriminalitas yang masih

37
Jurnal Tematik, Vol 3, No.1, Juni 2021, pp 35 – 41
e-ISSN: 2775-3360
https://journals.usm.ac.id/index.php/tematik
berusia kanak-kanak maupun Journal/ Prosiding
remaja. Pada pelaku tentu saja harus 2 Publikasi pada Tidak ada
diberikan pendampingan agar media massa
tindak kriminalitas yang dilakukan (cetak/ elektronik)
tidak diulang lagi sehingga 3 Peningkatan Tidak ada
mengakibatkan pelaku menjadi Omzet pada Mitra
seorang residivis. Penggalian data yang bergerak di
tentang kasus kriminalitas juga Bidang Ekonomi
harus sesuai dengan kapasitas dan 4 Peningkatan Evaluasi
pemahaman pelaku sebagai anak Kualitas danPogram
atau remaja. Pada korban, Kuantitas Produk Pelatihan
pendampingan perlu dilakukan Pemahaman
dalam proses penggalian data atau PFA
informasi dan menghindari hal-hal 5 Peningkatan Para
yang bersifat traumatis. Pemahaman dan pendamping
Psychological First Aid diperlukan Keterampilan BAPAS
sebagai cara pertolongan pertama Masyarakat KELAS 1
pada anak atau remaja dalam memahami
menghadapi kasus criminal dan mampu
sehingga meminimalisir dampak menerapkan
buruk yang terjadi pada korban atau PFA pada
pelaku. anak.
Masyarakat
mampu
BAB II. TARGET DAN LUARAN memberikan
Dari permasalahan diatas, solusi pengajaran
yang ditawarkan adalah dengan yang tepat
memberikan pelatihan kepada pendamping untuk anak
BAPAS KELAS 1 Semarang. Bentuknya 6 Peningkatan Para
adalah berupa pelatihan dengan tema Ketentraman pendamping
Psychological First Aid (PFA) Dalam Masyarakat BAPAS
pelatihan tersebut pendamping akan KELAS 1
mendapatkan materi mengenai pentingnya mengetahui
PFA untuk menangani dengan tepat anak bagaimana
binaannya baik korban maupun pelaku. solusinya jika
Berdasar permasalahan dan solusi menghadapi
yang ditawarkan, target luaran yang ingin masalah
dicapai adalah: terpublikasi dalam Jurnal/ serupa
Artikel Ilmiah, terciptanya Modul 7 Jasa, model, Pelatihan
Pemahaman PFA untuk pendamping rekayasa sosial
BAPAS KELAS 1, menjadi bahan ajar 8 Hak Kekayaan Tidak ada
perkuliahan untuk mata kuliah Psikologi Intelektual
Perkembangan, Psikologi Klinis dan 9 Buku Ajar Bahan Kuliah
Psikologi Konseling. Psikologi
Tabel 1. Pendidikan,
Target Luaran Klinis dan Psi.
Perkembangan
No Jenis Luaran Indikator
Pencapaian
1 Publikasi Ilmiah di Ada

38
Jurnal Tematik, Vol 3, No.1, Juni 2021, pp 35 – 41
e-ISSN: 2775-3360
https://journals.usm.ac.id/index.php/tematik
BAB III METODE PELAKSANAAN BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN
TINGGI
3.1.Peserta
Peserta pelatihan adalah 4.1. Kinerja LPPM USM
Pendamping BAPAS KELAS 1 Semarang Pengabdian kepada Masyarakat
merupakan salah satu dari Tri Dharma
3.2. Bentuk Pelaksanaan Perguruan Tinggi. Dengan adanya
a. Ceramah pengabdian ini, secara nyata
Sebagai pengantar pelatihan, masyarakat diberikan informasi dan
diberikan ceramah sebagai sarana pelatihan bagaimana menyelesaikan
pemberian informasi yang terkait suatu masalah dengan lebih bijak dan
dengan PFA, . cerdas dengan memikirkan dampak
b. Pelatihan psikologis yang akan terjadi, sekaligus
Pelatihan diberikan setelah bagaimana mengajarkan secara tepat
ceramah, yaitu berupa Focus Group kepada anak mengenai menghadapi
Discussion, Simulasi, dan Studi teman yang bermasalah. Harapannya
Kasus. Sebelum dan sesudah adalah bahwa masyarakat tidak hanya
pelatihan diberikan Pre-tes dan memahami saja, namun juga mampu
Post-test untuk mengetahui mempraktikannya dan sekaligus
pemahaman peserta membagikan informasi yang berguna
terkait dengan permasalahan sejenis
yang dihadapi kepada masyarakat
lainnya.
3.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Lembaga Penelitian dan
a. Tempat Pelaksanaan: Pengabdian kepada Masyarakat
BAPAS KELAS 1 Semarang Universitas Semarang (LPPM USM)
b. Waktu Pelaksaan: dalam kurun waktu 1 tahun terakhir,
Dilakukan selama 1 x pertemuan terutama terkait dengan Pengabdian
dengan durasi dengan sesi pelatihan kepada Masyarakat, telah memberikan
adalah 180 menit. pelatihan kepada civitas akademica
USM guna meningkatkan kompetensi
3.4 Partisipasi Mitra dan kapabilitas untuk menunjang
Partisipasi Mitra dalam pelaksanaan pengembangan, meningkatkan inovasi
program adalah sebagai pendamping dan kreasi ilmu pengetahuan,
dan partner bagi anak binaan di teknologi, dan seni.
BAPAS KELAS 1 Semarang. Mitra Adapun program pelatihan dan
menyediakan tempat untuk pengembangan yang telah dilakukan
pelaksanaan program. oleh LPPM USM adalah:
- Pembekalan Teknologi Tepat
3.4. Evaluasi Pelaksanaan Program Guna untuk menunjang
Evaluasi yang dilakukan adalah Program Peduli Lingkungan
melakukan post-test untuk mengetahui Hidup (November 2016)
sejauh mana pemahaman pendamping - Pembekalan Teknik
mengenai PFA terkait bagaimana Penyusunan Proposal dan
menyikapi permasalahan anak binaan. Pelaporan (November 2016)
- Workshop Coaching Clinic
oleh Prof. Dr. Didik
Sulistyanto (Desember 2016)

39
Jurnal Tematik, Vol 3, No.1, Juni 2021, pp 35 – 41
e-ISSN: 2775-3360
https://journals.usm.ac.id/index.php/tematik
- Seminar hasil penelitian M.Psi., pelatihan
Kemenristek Dikti (23 Psikolo dan
Februari 2017) g evaluasi.
- Seminar Proposal dan Hasil (Anggo
Pengabdian kepada ta)
Masyarakat (28 Februari 2017)
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG
4.2. Kepakaran Tim Pengabdian DICAPAI
Kepakaran yang diperlukan
dalam menyelesaikan permasalahan, 5.1. Hasil
terkait dengan permasalahan ini adalah Pelatihan Psychological
praktisi dan psikolog yang mempunyai First Aid (PFA) untuk pendamping
keahlian dalam bidang pendidikan. Balai Pemasyarakatan (BAPAS
KELAS 1) kelas 1 Semarang
4.3. Nama Tim Pelaksana dan dilaksanakan pada tanggal 24 Januari
Kepakaran 2018, diikuti oleh 28 pendamping.
Berikut adalah nama tim pengabdian Dalam pelatihan tersebut tim
beserta tugas dan kepakarannya: pengabdian menyampaikan materi
mengenai pengenalan Psychological
Tabel 3. First Aid (PFA), teknik mendengar
Nama, Kepakaran, dan Tugas aktif (active listening) dan relaksasi.
Tim Pengabdian Materi disampaikan dalam bentuk
ceramah, diskusi dan praktik.
No Nama Kepakar Tugas Keberhasilan pelatihan ini dilakukan
an dengan mengukur pemahaman peserta
1 Martha Psikologi Koordinasi mengenai materi yang disajikan yaitu
Kurnia Perkemb tim, membandingkan hasil pre-test sebelum
Asih, angan membuat materi disampaikan dan hasil post-test
S.Psi., materi setelah materi disajikan.
M.Si perencanaan Hasil rata-rata pre-test
(Ketua) pelatihan, materi Psychological First Aid (PFA)
menyusun yaitu sebesar 3,14 sedangkan hasil
jadwal dan post-test menunjukkan skor rata-rata
administrasi sebesar 9,86. Berdasarkan data tersebut
PKM, menunjukkan peningkatan nilai rata-
fasilitator rata sebesar 6,72. Perbedaan nilai
2 Retno Psikologi Fasilitator, tersebut merupakan hasil pemahaman
Ristiasi Perkemb membuat yang didapatkan oleh peserta setelah
h angan materi mengikuti pelatihan Psychological
Utami, perencanaan First Aid (PFA).
S.Psi., pelatihan 5.2 Luaran yang dicapai
M.Si., dan Adapun luaran yang dihasilkan dari
Psikolo evaluasi. pelatihan ini yaitu Modul Pelatihan
g Psychological First Aid (PFA).
(Anggo
ta) BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
3 Yudi Psikologi Fasilitator,
Kurnia Klinis membuat 6.1. Kesimpulan
wan, materi Pelatihan Psychological First Aid
S.Psi., perencanaan (PFA) memberikan informasi dan

40
Jurnal Tematik, Vol 3, No.1, Juni 2021, pp 35 – 41
e-ISSN: 2775-3360
https://journals.usm.ac.id/index.php/tematik
pengetahuan kepada pendamping di
BAPAS KELAS 1 kelas 1 Semarang
dalam melakukan pendampingan yang
tepat kepada anak didik (korban dan
pelaku kriminal) selama proses
penyidikan sehingga dapat
meminimalkan dampak negatif yang
akan timbul.
6.2. Saran
Kepada pihak BAPAS kelas 1
disarankan untuk melakukan tindak
lanjut berupa pelatihan-pelatihan lain
untuk meningkatkan kompetensi para
pendamping sehingga dapat diterapkan
dalam penangan kasus-kasus ABH di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Soetedjo,W dan Melani, 2013, Hukum
Pidana Anak, Bandung, Refika
Aditama
WHO, 2011, Psy-3.chological First Aid:
Guide for Fields Workers”,
http:/whqlibdoc.who.int/publication
s/2011/9789241548205_eng.pdf,
diakses pada tanggal 3 Februari
2014
World Federation of Mental Healt, 2016.
Psychological Fisrt Aid for All.
Diakses dari
https://www.wfmh.global/ pada
tanggal 8 Oktober 2016.

41

Anda mungkin juga menyukai