Anda di halaman 1dari 57

Perilaku Membantu:

Dasar-dasar Konseling bagi Helper


Dr. Melok Roro Kinanthi, Psikolog

(Fakultas Psikologi Universitas YARSI)

Dipresentasikan dalam ”Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi


Pelaksana PPKS di Berbagai Tingkatan” – BKKBN

Selasa, 9 Agustus 2022


Dr. Melok Roro Kinanthi, Psikolog

○ Konselor Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera –


Universitas YARSI

○ Dosen Fakultas Psikologi Universitas YARSI

○ https://www.yarsi.ac.id/melok-roro-kinanthi/

○ Email: melok.roro@yarsi.ac.id

2
Topik

Perilaku Definisi Ketrampilan


Membantu dan Tahap Konseling
Konseling

3
1 Perilaku
Membantu
Perilaku Membantu

Kegiatan ○ Membangun
membantu orang hubungan yang
lain yang sedang membuat orang
mengalami lain merasa
masalah terbantu

5
Tujuan Memberikan Bantuan

○ Membuat helpee lebih memahami diri dan


masalahnya.

- helpee mampu bertindak mengatasi


masalahnya

6
Sifat Bantuan

Bisa membuat kondisi ○ Lebih efektif jika


helpee menjadi lebih helper berasal dari
baik atau buruk komunitas terdekat
helpee

7
Sebelum menjadi helper, tanyakan
pada diri Anda sendiri ….

Apakah saya Apakah Apakah


benar-benar saya saya
memahami benar- memiliki
persoalan benar siap karakteristik
yang dialami menolong seorang
helpee? helpee? helper?

8
Karakteristik Helper yang Efektif

○ Altruistik (membantu tanpa pamrih)

○ Menghargai dan menerima helpee apa adanya

○ Empati

○ Sehat fisik dan mental

○ Memiliki ketrampilan/kompetensi dan informasi untuk


membantu

○ Menyadari kebutuhan, motif, perasaan, keterbatasannya

9
Karakteristik Helper yang Efektif

○ Menjunjung etika/kode etik

○ Dapat dipercaya

○ Objektif

10
Batasan Peran Helper

○ Helper harus menyadari batasan kompetensinya


masing-masing dan memberikan pelayanan
sesuai kompetensi yang dimilikinya.

○ Helper tidak boleh mengaku mampu atau


melakukan tindakan profesional di luar
kompetensi yang dimilikinya.

○ Helper meluruskan bila orang lain salah paham


tentang kompetensi yang dimilikinya.

11
Batasan Peran Helper

○ Helper melakukan rujukan helpee


pada pihak lain yang lebih
berkompeten menangani helpee.

12
Kode Etik Helper
○ Menjaga kerahasiaan helpee, kecuali dalam situasi
darurat.

○ Menyadari keterbatasan helper untuk menolong


helpee.

○ Tidak bertanya detail yang tidak relevan dg


permasalahan.

○ Mengutamakan kebutuhan dan keselamatan helpee;


keselamatan orang-orang di sekitar helpee, dan
lingkungan.
13
Kode Etik Helper

○ Memfasilitasi, bukan menetapkan keputusan.

○ Memandirikan helpee, bukan menciptakan


ketergantungan.

○ Tidak mengambil keuntungan dari helpee.

○ Tidak menjalin hubungan non profesional.

○ Tidak menjanjikan sesuatu.

14
2
Definisi
dan Tahap Konseling
Definisi Konseling

○ Proses atau percakapan yang diarahkan untuk


membantu individu dalam mencapai sasaran/
tujuannya secara efektif dan mampu berfungsi
lebih efektif dalam hidup.

16
Definisi Konseling

Yang dibantu adalah individu yang masih dapat berfungsi


normal.

Fokus pada masalah yang membutuhkan pemecahan masalah,


BUKAN gangguan psikologis berat.

Durasi lebih singkat.

17
Tahapan Konseling

1
3

18
Tahapan Konseling

19
20
21


22
Tahap 3: Eksplorasi Sudut Pandang Alternatif

Mendorong helpee untuk melihat masalah dari sudut pandang baru,


yang lebih segar.
“Dapatkah Anda melihat kemungkinan lain?”
“Apa yang dapat Anda pikirkan secara berbeda dalam
situasi ini?”
“Apa cara pandang yang berbeda dalam memandang
situasi ini?”
“Apa hal yang berbeda dari sebelumnya yang dapat
Anda lakukan dalam situasi ini?”

23
Tahap 4: Menyusun Rencana Tindakan atau Solusi

Membantu helpee untuk menggali kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak,


mencapai tujuan, atau bagaimana caranya mencapai tujuan serta risikonya.

Contoh pertanyaan pemantik:

“Langkah-langkah apa saja yang dapat Anda ambil?”

“Apa saja tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan


Anda?”

“Siapa yang dapat membantu Anda?”

“ Sumber daya apa yang Anda miliki yang dapat membantu Anda melakukan
tindakan-tindakan tersebut? Bagaimana Anda akan menggunakan sumber
daya itu untuk mencapai tujuan?”
24
Tahap 4: Menyusun Rencana Tindakan atau Solusi
(Lanjutan)

Contoh pertanyaan pemantik (lanjutan):

○ “Tadi Anda telah menyebutkan beberapa pilihan, yaitu …… Apa


saja manfaat dari masing-masing pilihan tersebut?”
○ “Apa saja tantangan yang akan Anda hadapi?”
○ “Dari semua pilihan itu, mana yang paling memungkinkan untuk
dilakukan?”
○ “Apa potensi resiko jika melakukan itu?”

25
Tahap 5: Mengakhiri Konseling

Sesi konseling dapat berakhir ketika:

○ Helper merasa tidak mampu memberikan bantuan lebih jauh


kepada helpee  melakukan rujukan.

○ Helpee merasa kebutuhan telah terpenuhi dari sesi


konseling.

○ Helpee memilih untuk berhenti meskipun masalah belum


selesai 100%.

26
Tahap 5: Mengakhiri Konseling

Mengakhiri sesi konseling:

○ Tidak menutup sesi dengan tiba-tiba.

○ Pastikan perasaan atau kondisi helpee lebih positif dan lebih


tenang saat berakhirnya sesi konseling.

○ Di akhir sesi, helper mengulas kembali apa yang telah


dibahas, hasil yang sudah dicapai melalui sesi konseling ini,
dan kesimpulan.

27
Tahap 5: Mengakhiri Konseling

Jika harus merujuk helpee:

○ Kumpulkan informasi siapa pihak yang tepat menanganinya.

○ Tawarkan pada helpee bahwa helper akan melakukan


rujukan.

○ Sampaikan pada helpee alasan merujuk (misal, helper tidak


memiliki wewenang dan tidak kompeten).

28
3
Ketrampilan
Konseling
Attending Behavior

○ Aspek penting dalam membangun hubungan baik


dengan helpee selama sesi konseling berlangsung.

○ Menunjukkan bahwa helper berminat (dengan


tulus) mendengarkan dan membantu helpee.

○ Bahasa tubuh helper yang menunjukkan attending


behavior : duduk berhadapan dengan helpee,
kontak mata, gesture terbuka, mencondongkan
badan ke arah helpee, relaks/santai

30
Attending Behavior

○ Mendengarkan dengan empati


(memahami dan menerima sudut pandang
helpee) dengan mempraktikan microskill
konseling selama sesi konseling
berlangsung.

○ Contoh microskill: parafrase, refleksi


perasaan, bertanya, dan sebagainya.
31
Bertanya

○ Mengidentifikasi masalah, menggali informasi

○ Hati-hati, jangan sampai membombardir helpee


dengan banyak pertanyaan.

32
Pertanyaan Terbuka

○ Pertanyaan yang mendorong timbulnya


jawaban lebih dari satu kata/ lebih kaya.

○ Contoh:
○ “Apa yang membuat Anda merasa marah
kepada suami?”

○ “Bagaimana keadaan Anda saat ini?”

33
Ragam Pertanyaan Terbuka
Kata Tanya Tujuan Contoh
What (Apa) (Biasanya untuk ) mengumpulkan fakta, Apa yang sebenarnya terjadi?
informasi aktual Apakah situasi ini terus berulang?

Why (Mengapa) (Biasanya untuk) mengungkapkan Mengapa Anda memutuskan untuk


alasan. mengeluarkan anak dari sekolah?

When (Kapan) Mengungkap tentang waktu kejadian Kapan peristiwa itu terjadi? Sejak
(termasuk peristiwa yang mendahului kapan anak Anda tidak mau
ataupun setelahnya) makan?
Where (Dimana) Mengungkap situasi, lingkungan, atau Biasanya dimana saja anak Anda
tempat terjadinya peristiwa dirundung oleh temannya?
How (Bagaimana) (Biasanya untuk) mengundang helpee Bagaimana perasaan Anda setelah
mengemukakan perasaannya atau suami minta maaf? Bagaimana
menceritakan tentang proses. peristiwa itu bisa terjadi?
34
Pertanyaan Tertutup

○ Pertanyaan yang mendorong timbulnya


jawaban yang lebih singkat/pendek/hanya satu
atau dua kata.

○ Contoh:
○ “Berapa usia Anda ketika menikah?”

○ “Saat ini, apakah Anda masih kecewa pada


orang tua?”

35
Teknik Bertanya: Narrowing

○ Dimulai dgn pertanyaan yang cakupannya luas (umum),


kemudian baru pertanyaan yg lebih detil.

Contoh:
○ Ceritakan mengenai hubunganmu dengan orangtuamu ketika
kamu masih kecil?
○ Bisakah kamu ceritakan lebih lanjut mengenai hubungan kamu
dan ayahmu?
○ Apa yang menjadi penghambat hubungan kamu dan ayahmu?

36
Teknik Bertanya: Progression

○ Dimulai dengan pertanyaan yang netral (tidak


mengancam), dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih
sensitif.

Contoh:
○ Tipe pacar yg bagaimana sih yg kamu sukai?
○ Berapa kali kamu bertemu dengan pacar dalam
seminggu ini?
○ Kemana saja kalian biasanya pergi?
○ Apakah pacarmu pernah berbuat tidak senonoh kpdmu?

37
○ Ketika helpee tengah bercerita, timbul pertanyaan
dalam benak helper terkait salah satu hal dalam
cerita helpee. helper seyogyanya menunda
pertanyaan tersebut sampai helpee selesai
bercerita.

○ Contoh: “Kamu tadi mengatakan pernah kabur dari


rumah. Apa yg dilakukan orangtuamu ketika itu?”

38
Pertanyaan utama yang sensitif “disembunyikan”
dalam rangkaian pertanyaan rutin lainnya.

○ Apakah Anda memiliki masalah dengan


penglihatan Anda?
○ Bagaimana dengan nafsu makan, apakah ada
masalah?
○ Apakah ada masalah dengan kegiatan seksual
atau organ seks?
○ Bagaimana dengan insomnia, Anda mengalami?
○ Apakah kulit Anda mengalami alergi?

39
Klarifikasi

○ Bertanya, hingga memperoleh gambaran yang


lebih jelas.

○ Contoh:
○ “Kamu tadi mengatakan keluarga sudah tidak
peduli. Maksudnya seperti apa?”

40
Leading
○ Dapat digunakan di awal sesi konseling  agar helpee
dapat memulai pembicaraan.

○ Dapat digunakan di tengah sesi konseling mendorong


helpee bercerita lebih detil tentang situasi yang dialami.

○ Contoh:
○ “Apa yang ingin Anda bicarakan pada sesi konseling ini?”
○ “Apa yang Anda harapkan dari sesi konseling ini?”
○ “Tolong ceritakan lebih detil tentang hal tersebut”

41
Parafrasing
○ Menyampaikan kembali intisari dari pesan yang
disampaikan helpee dengan menggunakan kalimat
yang lebih segar.

○ Contoh:
○ helpee: “Saya sangat suka pekerjaan saya, sangat
menantang dan honornya bagus. Tetapi, rasanya
menjadi ibu yang baik sekaligus karyawan yang baik
tidak dapat dilakukan berbarengan”

○ Helper: “Anda menikmati pekerjaan Anda, tapi tidak


yakin apakah bisa menjadi ibu yang baik sekaligus
karyawan yang baik”.
42
Merefleksikan Perasaan

○ Menangkap perasaan helpee yang


tersembunyi dibalik ucapannya dan
menyampaikannya kembali ke helpee.

○ Tujuan: Membantu helpee fokus pada


perasaan yang dialami, membantu
memperjelas perasaan, dan membantu
helpee menyadari perasaannya tsb.

43
Merefleksikan Perasaan
○ Contoh:

○ Helpee: “Rasanya kok aku gak ada bagus-bagusnya di mata orang tuaku.
Selalu saja aku dibandingin sama adikku. Dia selalu dianggap sempurna.
Aku pengen orang tuaku bisa liat sisi lain dari aku tanpa harus dibandingin
sama dia”

○ Helper: “Kesal juga ya selalu dibandingkan dengan kesempurnaan adik?


Bisa saya bayangkan jika saya berada di posisi Anda. Jengkel, tidak terima,
dan muncul keinginan untuk mengatakan pada orang tua bahwa Anda
tetaplah diri Anda, dan tidak perlu dibandingkan dengan adik Anda”.
44
Memberikan Saran dan Informasi

○ Helper memberikan saran, pendapat, dan informasi pada helpee,


sesuai dengan kompetensi atau keahliannya.

○ Mengundang helpee untuk berkomentar/berpendapat tentang


saran, pendapat, dan informasi yang disampaikan helper (misal,
apakah mungkin dilakukan oleh helpee dalam situasinya?)

45
Rangkuman

○ Merangkum apa yang disampaikan helpee


sehingga helpee dapat ‘menyadari mendengar
kembali’ isi ceritanya sendiri secara lebih sistematis.

○ Untuk dapat merangkum, helper perlu


memperhatikan/menyimak apa yang disampaikan
helpee.

46
Rangkuman

○ Dapat dilakukan di awal, tengah, atau akhir sesi.

○ Isi rangkuman: gagasan/ide helpee dan perasaan


helpee yang menyertainya.

○ Jangan tambahkan ide baru pada saat


menyimpulkan.

47
Rangkuman
○ Di awal sesi, membantu helpee fokus pada isu penting dan
tujuan yang ingin dicapai.

○ Di akhir sesi, rangkuman merupakan sinyal bagi helpee


bahwa sesi konseling akan segera berakhir.

○ Helper merangkum situasi yang dialami klien dan saran-


saran yang telah dibahas bersama saat sesi konseling.

48
Rangkuman

○ Contoh (1):

○ “Baik, saya akan merangkum beberapa hal yang saya pahami hingga saat ini.
Ibu Anda tiba-tiba menelpon Anda setelah mendengar kabar bahwa Anda
jatuh sakit. Anda yang sudah lama sekali tidak berinteraksi dengan ibu Anda
merasa terkejut dan Anda tidak merespons ibu Anda dengan cukup baik saat
itu. Dengan demikian, di sesi kali ini Anda berpikir untuk menggali hal-hal apa
saja yang bisa dilakukan untuk memperbaiki relasi Anda dengan ibu. Benarkah
demikian?”

49
Rangkuman
○ Contoh 2

○ “Baik, saya akan coba meringkas apa saja yang sudah kita bahas pada sesi kali
ini. Di satu sisi, Anda telah meraih pencapaian dari segi finansial Anda, namun di
sisi lain Anda merasa waktu yang Anda habiskan utk bekerja ini berdampak pada
tidak harmonisnya hubungan Anda dg orangorang terdekat Anda. Anda berkata
bahwa hal ini terjadi karena Anda merasa kurang komunikatif. Tadi kita sudah
bersama-sama membahas hal2 yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki
hubungan. Anda mengatakan akan lebih sering ngobrol hati ke hati,
menghabiskan waktu bersama keluarga, dan tidak bekerja di hari libur.
Rencananya Anda mulai melakukan itu semua sepulang dari sesi konseling ini”.

50
Hambatan dalam Mendengarkan (1)

Membandingkan  membandingkan helpee dengan diri Anda


sendiri.
○ Contoh : “Saya lebih menderita. Dia tidak tahu apa artinya
penderitaan”

Membaca pikiran  membuat asumsi berdasarkan pikiran sendiri,


tanpa ada kaitannya dengan apa yg sesungguhnya dikatakan
helpee.
○ Contoh : “Pasti dia melihat jerawat saya”

51
Hambatan dalam Mendengarkan (2)

Menghakimi.
Contoh: “Ibu yang egois. Lebih pilih cerai daripada
mempertahankan pernikahan demi anak-anak”.

Sibuk dengan pikiran sendiri tentang apa yang akan Anda


sampaikan pada helpee.
○ Contoh : “Nanti saya akan menjawab begini, lalu dia
akan menjawab begitu, lalu saya akan bilang begini,
dan dia akan bilang begitu…”

52
Hambatan dalam Mendengarkan (3)

○ Mengidentifikasi  Anda merujuk semua yang diceritakan helpee


kepada pengalaman Anda sendiri.

○ Helpee cerita tentang sakit gigi, maka Anda cerita tentang


pengalaman Anda dioperasi gigi sebelum helpee selesai
dengan ceritanya.

○ Mencecar/Menginterogasi.
○ Contoh: “Kamu pikir orang tuamu jahat karena sering
memukulmu?! Kalau gitu, kenapa masih tinggal dengan
mereka?! Kenapa kamu tidak kost saja kan kamu sudah kerja?!”

53
Hambatan dalam Mendengarkan (4)

Menyimpang dari masalah, mengalihkan.


○ Contoh: “Ayolah kita bicara yang lainnya yang lebih menyenangkan”

Mengawang-awang  Anda cuma setengah mendengarkan. Sesuatu


yang dikatakan helpee, memicu ingatan tentang hal lain dan membuat
pikiran Anda mengembara kemana-mana.

54
Hambatan dalam Mendengarkan (5)

Berdebat dengan helpee tentang sesuatu.


Contoh: “Saya tidak setuju dengan Anda! Walau
sering memukul anak, dia tetap suami Anda yang
harus dihormati!”

Menggunakan pertanyaan yang pedas untuk mencemooh


helpee.
Contoh: Helpee bercerita bahwa orang tuanya
melarang ia menikah dengan pacar yang
dicintainya. Komentar Anda : “Kapan kamu punya
otak untuk memahami nikah itu gak cukup dengan
cinta?”

55
Terimakasih!

56
Referensi

Lesmana, J.M. (2005). Dasar-dasar konseling. Depok: UI Press.

Carkhuff, R. (1983). The art of helping. Massachusetts, USA : Human Resource Development Inc.

Kusristanti, C. (2022). Materi praktikum psikologi konseling. Fakultas Psikologi Universitas YARSI.

Sumber foto:
Psychlab.us
Calmclinic.org
Nami.org
Univet.hu
Zmfy.me
Freepik.com

57

Anda mungkin juga menyukai