Anda di halaman 1dari 66

PELAYAYANAN

KONSELING DLM
PENANGANAN MASALAH
REMAJA

Dr. Jusni Ichsan Solichin


FISIK

SEHAT JIWA

SOSIAL
PENDAHULUAN
KELUARGA

REMAJA

SEKOLAH LINGK.

PERILAKU & MASALAH REMAJA


PERILAKU NEGATIF REMAJA
SEKARANG:
• Kenakalan remaja  tawuran dan tindak
kekerasan
• Penyalahgunaan NAPZA
• Kehidupan “dugem” dan seks bebas
• Daya juang kurang  ingin mendapatkan
sesuatu dg mudah
• Sopan santun sangat kurang
• Masalah keswa  cemas, depresi sampai
tindakan bunuh diri
HAL YG BERPENGARUH
SITUASI LINGKUNGAN, PERK. PEND &
PERK. REMAJA

BUTUH PROSES PENYESUAIAN

BUTUH BANTUAN YG TERARAH

BUTUH PENGETAHUAN DASAR DAN


PRINSIP KONSELING
DASAR PEMIKIRAN
Remaja dg kemampuan yg baik, mampu
mengatasi masalah

Konflik jiwa atau kesulitan yg tak dpt diatasi

Kemampuan jadi lemah

Konseling

Kemampuan jadi pulih


DASAR PEMIKIRAN
Seseorang mempunyai kebebasan disertai
tanggung jawab untuk menentukan yang
terbaik bagi dirinya
Seseorang mempunyai potensi untuk
berkembang ke arah yang baik
Konselor berperan memfasilitasi untuk
mewujudkan perilaku baru yang lebih
baik. Hal ini bisa terwujud bila konselor
dpt berempati
KEGIATAN
PEMECAH KEBEKUAN
Tujuan: membangun kel. & menyadari
masalah dlm mendengar & mengingat
 Peserta berpasangan dg mereka yg blm
dikenal betul, selanjutnya mereka
memperkenalkan diri lebih detail
 Di dalam kelompok, mereka diminta untuk
memperkenalkan pasangan masing-masing
berdasarkan apa yg didengarnya sewaktu
berkenalan
KEGIATAN
KOMUNIKASI SEARAH DAN 2 ARAH
Tujuan: Agar peserta menyadari bahwa
sbg konselor, mereka perlu:
 Menjadi pendengar yg aktif dan
memberikan umpan balik kpd individu yg
mencari pertolongan
 Bagaimana rasanya ketika berbicara dg
konselor yg aktif dan tidak aktif
KOMUNIKASI SATU ARAH
 PS dibagi dlm 2 kelompok yg berdiri membentuk
lingkaran. Kel. A berada pd lingkaran dlm dan tidak
boleh bergerak, kel. B pd lingkaran luar dan
bergerak sesuai jarum jam.
 Kel. B harus membicarakan topik yg disarankan
kepada kel. A
 Kel. A diminta mendengarkan tanpa reaksi thd
cerita Kel. B
 Stl bbrp menit, pelatih akan memberikan aba-aba
pd B untuk bergerak searah jarum jam dan
berbicara pd orang yg berdiri di hadapannya
 Ulangi beberapa kali shg peserta kembali ke posisi
awal
KOMUNIKASI DUA ARAH
 Lingkaran bertukar tempat. Lingkaran luar
menerima instruksi seperti sebelumnya
 Lingkaran dalam yg baru diperbolehkan bereaksi
dan menanggapinya
 Diskusi dlm kelompok besar
 Bgmn rasanya saat menjadi A? Mengapa? Apa
rasanya ketika diam mendengarkan
 Bgmn rasanya saat menjadi B? Bgmn rasanya
saat membicarakan sesuatu yg bersifat pribadi
dan tidak mendapat tanggapan
 Pengalaman apa yg didapat dr praktek ini
PENGERTIAN KONSELING
Konsep Dasar Konseling
A. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan dari
seorang konselor kepada seorang atau
sekelompok orang (klien) agar dapat memahami
masalahnya dan mengambil keputusan dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
KONSELOR
adalah seorang yang memberikan konseling.
KLIEN
adalah seorang yang mendapat konseling.
Konsep Dasar Konseling

A. Pengertian Konseling
 Konseling kesehatan remaja adalah konseling
yang diberikan oleh konselor kepada seorang
klien remaja atau kelompok remaja yang
membutuhkan teman bicara untuk mengenali dan
memecahkan masalahnya.
Konsep Dasar Konseling

A. Pengertian Konseling
Konsep Dasar Konseling
B. Tujuan
Membantu remaja agar mampu memahami masalah
Memberi informasi yang berkaitan dengan masalah
remaja
Mendorong remaja menemukan berbagai alternatif
penyelesaian masalah
Membantu remaja untuk mengambil keputusan
sendiri dan melaksanakan keputusannya serta
bertanggung jawab terhadap keputusannya
Memberikan dukungan emosi, mengurangi
kekhawatiran dan penderitaan.
Konsep Dasar Konseling

C.MANFAAT
Timbulnya pemahaman dan pengertian diri
sehingga menemukan jalan keluar bagi
dirinya dan dapat menyelesaikan
masalahnya sendiri
Remaja mencapai perkembangan yang
optimal, baik secara akademis, psikologis
dan sosial
D. Teknik
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi yg menyembuhkan shg
klien dpt mengekspresikan perasaan
dan pikirannya  terjadi katarsis
emosional
Konselor menumbuhkan perasaan
aman shg klien merasa menemukan
orang yg mengerti dirinya
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

HADIR DLM PERCAKAPAN


Wajah lembut, ramah, tersenyum
Sikap tubuh: rileks, terbuka, penuh
perhatian, condong ke arah klien
Intonasi suara: lembut dan temponya
disesuaikan dengan kebutuhan klien
CARA MENJADI PENDENGAR
AKTIF
Duduk berhadapan dan membungkuk ke
arah klien
Membuat kontak mata
Rileks dan sikap terbuka
Memberi perhatian sepenuhnya
Tidak memotong pembicaraan
Menganggukkan kepala dan mengatakan
“Ya, saya mengerti” sehingga klien tahu
bahwa anda mendengarkan
CARA MENJADI PENDENGAR YANG AKTIF
a.Perhatian secara nonverbal  biarkan PS
bercerita hal yg mereka anggap penting dan
tunjukkan bahwa anda tertarik
b.Fasilitasi  komentar spt “Bisa anda cerita lb
lanjut ttg itu” akan menolong PS memusatkan pada
ceritanya
c.Menyimpulkan  misalnya: “Jadi anda meng-
alami sedih sejak 3 minggu ini, sulit tidur dan berat
badan turun”. Hal ini membuat PS merasa anda
mendengarkan dan dia dpt mengoreksi kesalahan
d.Klarifikasi  untuk menyimpulkan dan menghu-
bungkan satu sama lain. Misalnya “jadi anda merasa
sedih dan susah tidur stl DO dari sekolah?”
MENDENGARKAN: TINGKATAN
Memperhatikan perkataan klien
Memperhatikan nada suara
Mengamati gerak tubuh saat bicara
Memperhatikan keheningan dan apa yg
tidak dikatakan oleh klien
Memperhatikan makna dr kata-kata klien
Memperhatikan perasaan klien
EMPATI
 Menempatkan diri pada posisi klien
 Memandang dan memahami dunia dari
sudut pandang klien
 Namun hanya seakan-akan
 Pada saat yg bersamaan konselor tetap
memiliki jarak dg klien untuk menjaga
agar konselor tetap berada pd posisi sbg
konselor
 Misalnya mengatakan:”saya mengerti
perasaan saudara”
EMPATI

 Konselor tidak memasukkan nilai


pribadinya kepada klien
 Namun perlu memperhatikan nilai:
– Yg membahayakan kehidupan, kesehatan
dan kesehatan jiwa
– Nilai yg melanggar hak azasi
KONSELOR YG EFEKTIF DAN
TIDAK EFEKTIF
TUJUAN
 Agar peserta menggunakan pengalaman
mereka dlm memberi pertolongan shg
mereka dpt menemukan, mengutarakan
serta menyerap cara untuk menjadi
konselor yg efektif
 Mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai derajat pengetahuan peserta
KEGIATAN
 Anggota kel.kecil Slg berbagi pengalaman saat
berkonsultasi dg orang lain
 Buat 2 daftar: tingkah laku konselor yg
membantu dan tidak membantu
 Salah satu anggota kel. Mencatat hasil diskusi
dan disampaikan di kel. Besar
 Pelatih merangkum berbagai komentar di papan
tulis
 Peserta menyampaikan apa yg telah mereka
ketahui mengenai konseling
SIKAP MEMBANTU SIKAP TDK MEMBANTU
• TERBUKA • Belum solusi?
• MENDENGARKAN • Belum memberi
• Ramah Alternatif?
• Eksplor • Terlihat bingung
• Klarifikasi • Coba menyampaikan?
• Intonasi suara Tp masih belum
diterima
• Menyimpulkan
• Belum sampai simpulan
• Belum mempertegas
• Tampak ragu/tidak PD
KONSELING BUKAN

Situasi dimana klien dinilai, dihakimi dan


disalahkan
Pemberian nasihat sebagai jalan keluar
atas dasar “konselor lebih mengetahui
mana yang terbaik bagi klien”
NASIHAT PERLU DIHINDARI
KARENA
Bila tak cocok dengan klien  klien akan
merasa tak nyaman karena tak dpt
melaksanakan nasihat konselor atau
karena hasilnya kurang baik  klien
akan menyalahkan konselor
Bila kebetulan cocok  klien akan
merasa ketergantungan untuk selalu
mendapatkan nasihat dari konselor
Langkah-Langkah Proses Konseling (GARTHER-
SATU TUJU)
E. Prinsip-prinsip Konseling
F. Syarat Konselor
BBRP PRINSIP KONSELING
1. Konselor memp. Sikap dan pandangan
yg luas, fleksibel, tak memihak atau
berprasangka, bersikap optimis dan
mampu jadi pendengar yg baik

2. Individu yg dihadapi memp.


Kebutuhan; Biologis, psikologis dan
sosial
BBRP PRINSIP KONSELING
3. Individu berkembang dinamik dan
mengalami perubahan

4. Individu tak lepas dr masy. Yg melatar


belakangi

5. Konselor bertolak dr pandangan dan


penghayatan klien, bukan dr apa yg
dianggap penting oleh individu
BBRP PRINSIP KONSELING
6. Menerima klien apa adanya. Bl timbul
antipati, alihkan pd konselor lain

7. Klien cenderung subyektif

8. Konselor hrs pegang rahasia

9. Konselor berfungsi sbg cermin, jangan


direktif dan memberi nasihat terlalu dini.
Bl ada penilaian moral, klien terancam
BBRP PRINSIP KONSELING

10. Tujuan: klien dpt membimbing diri


sendiri dan pecahkan masalah
11. Adakan evaluasi
12. Bl klien meninggalkan konselor, ia harus
merasa dimengerti, diterima, aman dan
penuh harapan akan dibantu
PRAKTEK KONSELING
 Tujuan: melatih peserta dlm keterampilan
konseling
 Metode: mainkan peran sbg seorang yg
memiliki masalah, misalnya psikosomatik
akibat cemas saat menjelang ulangan
 Konselor mendengar dg rasa empati
 Diskusikan dan berganti peran
MENGAKHIRI KONSELING
Evaluasi bersama klien apakah tujuan
awal sudah tercapai
Apakah ada tujuan lain yg harus dicapai
Buat kesimpulan dan sampaikan
kepada klien
Tanyakan perbedaan apa yg mereka
rasakan
Apa yg akan dilakukan dimasa
mendatang
Akhiri saat klien merasa nyaman
SALING KOMENTAR
 Minta kepada anggota kelompok untuk
mengomentari kekurangan yg dilakukan
temannya dlm melakukan konseling
 Peserta dilatih untuk dpt menerima
kritikan
 Minta juga peserta untuk memberi
komentar ttg penggunaan jarak dan aspek
komunikasi nonverbal yg optimal
 Pelatih mencatat kesimpulan kel.
TEKNIK KONSELING VERBAL
TUJUAN: Membantu klien mengeksplorasi masalah
secara utuh dan dg derajat yg lb dalam
 Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan
yg tertutup/mengarahkan/memberi saran. Beri
contoh
 Gunakan kalimat pendorong agar klien terus
bicara, misalnya “Saya mengerti”, “Ya”, “lalu” dll
 Ulangi beberapa kata-kata klien yg penting
PERTANYAAN TERTUTUP

 Pertanyaan yg dijawab dg ‘Ya” atau


“Tidak”
 Menyebabkan terhentinya eksplorasi diri
 Pemberian saran juga menyebabkan
terhentinya eksplorasi diri
KATA-KATA KUNCI
Kata yg diucapkan berulangkali
Kata yg diucapkan dg nada emosional
Diucapkan dg tata bahasa yg tak layak
Justru tidak diucapkan

Kata kunci perlu diperhatikan dan dieksplorasi,


karena akan membawa klien kepada masalah
yg mengganggu atau dipendam
KOMUNIKASI NONVERBAL
EKSPRESI PERASAAN DAN PENGGUNAAN
GERAK TUBUH
 Konselor harus memperhatikan penampilan
klien, cara berbicara, nada suara, penekanan, dll.
Apakah ada kontradiksi antara isi verbal dan
nonverbal?
 Konselor juga memperhatikan komunikasi
nonverbalnya, misalnya cara berpakaian,
anggukan kepala, perubahan ekspresi wajah yg
menunjukkan ketertarikan, nada suara lembut,
sentuhan dll
BERLATIH JADI PENGAMAT
 Berpasangan melakukan praktek konseling,
seorang jadi pengamat
 Amati sikap konselor: aspek tingkah laku
nonverbal, pertanyaan serta refleksi yg
dilakukan konselor
 Tanyakan ttg perasaan klien menjalani konseling
 Tanyakan ttg perasaan konselor selama
konseling
 Berikan umpan balik ttg pengamatan anda
 Beri saran untuk perbaikan
HAL YG PERLU DIHINDARI
Mendengar sambil bekerja, misalnya sibuk
menulis, menelpon, SMS, melamun atau
garuk-garuk
Pandangan mata menerawang
Cenderung memperhatikan penampilan
Menghakimi: mengkritik, memberi julukan,
menyindir atau menyimpulkan terlalu dini
Memotong pembicaraan klien shg
eksplorasi diri terhenti
HAL YG PERLU DIHINDARI

Memberikan solusi: memerintah,


mengancam, moralisasi, menasihati dini
Menghindar dr pembicaraan:
membelokkan, adu argumentasi atau
menenteramkan
Banyak bicara
Menuntut fakta
Menyimpulkan terlalu dini
METODE LATIHAN
 Dalam berpasangan, mainkan peran sbg
seorang klien dan yang lainnya menjadi
seorang konselor
 Gunakan teknik keterampilan konseling
untuk mengeksplorasi masalah
 Diskusikan dlm kelompok besar
PUTARAN “ROLE PLAY”
 Minta seorang sukarelawan/wati untuk berperan sbg
seorang klien di depan kelompok
 Seorang konselor mewawancarai klien tsb
 Hentikan stl bbrp menit dan katakan pd klien untuk diam
tidak bergerak
 Minta konselor lain untuk mengeksplorasi masalah dg
cara lain
 Mintalah klien untuk mengulangi pernyataan terakhirnya
shg konselor lain bisa memberi respons
 Ganti lagi dg konselor lain
 Pelatih menyela masuk dan memberikan contoh
melakukan dg cara lain
Berikut merupakan teknik konseling
G. Konseling Kasus Kesehatan kasus-kasus kesehatan remaja

1. Kesulitan Belajar

Topik Kesulitan belajar


Tujuan Mengenali permasalahan kesulitan belajar, Mencari penyebab gangguan belajar, Membantu mencari solusi permasalahan

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal) untuk mencairkan suasana

Ask Mengidentifikasi mulainya kesulitan belajat, Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar, baik secara
fisik, psikologis maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalahnya
Tell Memberikan informasi tentang gaya belajar, penyebab gangguan konsentrasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan remaja

Help Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan setelah mengambil keputusan untuk mengatasi kesulitan belajar
Mendorong klien remaja melakukan pilihan perubahan yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah untuk mengambil keputusan, Setelah itu, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang
telah diambil

Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien,
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seorang ahli seperti dokter, psikolog atau psikiater. Pakah konselor perlu memfasilitasi
komunikasi antara lain dengan orangtua atau keluarga dekat lainnya
Apakah konseling perlu dirujuk pada pelayanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi kesulitan belajar
pada akhir sesi ke-2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan
2. Masalah Gizi

Topik Masalah Gizi

Tujuan Mengenali permasalahan gizi, Mencari penyebab masalah gizi, Membantu mencari solusi permasalahan

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana

Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah gizi, Mengidentifikasi faktor yangmempengaruhi timbulnya masalah gizi, Pola makan,
Psikologis/stress, meniru idola, Keluhan penyakit (kecacingan, malaria, TB, dan infeksi kronis)

Tell Memberikan informasi gizi yang dibutuhkan klien remaja


Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga remaja mampu menentukan pilihan upaya
yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi dan Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati

Explain Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
gizi
Setelah klien remaja mengambil kepuitusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
-Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
-Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
-Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah gizi
pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Topik Tumbuh Kembang Remaja (Pubertas)
Tujuan Mengenali permasalahan tumbuh kembang remaja, Mencari penyebab masalah tumbuh kembang remaja, Membantu mencari
solusi permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah tumbuh kembang remaja, Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya
masalah tumbuh kembang remaja, yaitu: factor genetic, kecukupan gizi, olahraga, psikososial , Upaya yang sudah dilakukan
untuk mengatasi masalahnya

Tell Memberikan informasi tumbuh kembang remaja, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tumbuh kembang sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
tumbuh kembang, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil

Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
-Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
-Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
-Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
tumbuh kembangakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Topik Kesehatan Reproduksi Seperti: gangguan menstruasi, IMS
Tujuan Mengenali permasalahan kesehatan reproduksi Mencari penyebab masalah kesehatan reproduksi, Membantu mencari solusi
permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah kesehatan reproduksi
Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan reproduksi yaitu Anatomi dan fisiologis organ,
Kebersihan diri, Perilaku seksual, Psikologis/stress

Tell Memberikan informasi kesehatan reproduksi, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi
Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
-Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
-Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
-Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Topik Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA)
Tujuan Konseling  Penyalahgunaan NAPZA mampu mengidentifikasi permasalahan yang menyebabkan dirinya menyalahgunakan
NAPZA
 Penyalahguna NAPZA mampu mengmbil langkah-langkah menyelesaikan masalah interpersonal dan
emosionalnya
 Penyalahgunaan NAPZA mampu mengambil keputusan untuk mengatasi ketergantungan
 Penyalahguna NAPZA memahami jenis-jenis dan dampak dari penyalahguna NAPZA
 
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask  Mengidentifikasi perilaku berisiko klien remaja
 Konselor dapat melakukan penggalian latar belakang klien remaja menyalahgunakan NAPZA, jenis yang
digunakan, intensitas penggunaan, tahapan penggunaan dan mengidentifikasi orang-orang terdejat klien remaja
yang dapat memberikan dukungan emosional terhadap klien remaja.
 
Tell  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan NAPZA sehingga klien
remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA
 Mendorong klien remaja melakuakn pilihan solusi yang telah disepakati

Help  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi
 Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Lanjutan teknik konseling napza

Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA
 Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan
yang telah diambil

Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog
dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang
terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien
remaja untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya
(control)
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Topik Kehamilan Tidak Diinginkan
Tujuan Klien remaja mampu menerima dan menjaga kesehatan diri dan kehamilannya

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana

Ask Mengidentifikasi kesiapan klien menghadapi kehamilannya


Tell  Memberikan informasi konsekuensi melanjutkan kehamilan
 Memberikan informasi konsekuensi melakukan aborsi
 Memberikan informasi pentingnya menjaga kehamilan, seperti control kehamilan secara rutin, dan lain-lain sesuai
kebutuhan klien remaja

Help  Menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan klien remaja untuk menjaga kesehatan diri dan kehamilannya
 Mendorong klien berani melakukan pilihan solusi yang telah disepakati

Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kehamilan tidak diinginkan
 Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi
masalah kehamilan tidak diinginkan akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Topik Depresi Yang ditandai dengan suasana hati yang murung dan sedih, merasa putus asa dalam wktu sekurang-kurangnya 2
minggu
Tujuan Mengenali kondisi depresi yang sedang dihadapi klien remaja, Mencari penyebab depresi, Membantu mencari solusi
permasalahan

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya depresi , Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya depresi, baik fisik, psikologis,
maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi ada tidaknya keinginan atau upaya bunuh diri. Bila ditemukan, segera lakukan rujukan
ke psikiater, dan jika tidak, lanjutkan ke poin berikutnya, Menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi
depresi
Tell Memberikan informasi mengenai tanda-tanda, penyebab, dampak depresi, dan lain-lain yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah depresi sehingga klien remaja mampu menentukan
pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
depresi, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil

Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
-Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan ps aaikiater
-Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
-Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
depresiakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Konseling Pre Tes HIV
Topik
Dialog antara klien remaja dan konselor yang mambahas tentang tes HIVdan kemungkinan dampak yang terjadi bila
klien remaja/orang lain mengetahui hasil tes HIV klien remaja secara khusus

Tujuan  Dilaksanakan untuk membantu klien remaja dalam membuat keputusan yang baik tentang apakah akan menjalani tes
HIV atau tidak
 Menilai kemampuan klien remaja untuk menerima suatu hasil tes positif termasuk dukungan emosional dan praktis yang
tersedia bagi mereka
 Memastikan bahwa klien remaja memahami kekurangan dan implikasi hasil tes sebelum memutuskan untuk melakukan
tes HIV
 Memberikan klien remaja waktu yang cukup untuk mempertimbangkan apakah akan menjalani tes atau tidak
 Mempersiapkan/membantu klien remaja dalam menghadapi hasil tes dengan sikap yang baik bila terbukti terinfeksi HIV.
Namun bila hasilnya negative, dapat mengarahkan klien remaja untuk menjaga agar tetap negatif
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana

Ask Mengidentifikasi apakah klien remaja mungkin pernah berada dalam risiko tertular HIV
Menggali kemungkinan berbagai kerahasiaan memberitahu hasil tes kepada pasangan, teman atau keluarga dekat

Tell Memberi informasi umum tentang tes HIV, masa jendela (window period), penurunan risiko penularan HIV, pengobatan yang
tersedia, kekurangan dan implikasi hasil tes sebelum memutuskan untuk melakukn tes HIV
Menjelaskan bagaimana kerahasiaan akan dijaga
Menginformasikan pentingnya memberitahu hasil pre tes kepada pasangan atau keluarga terutama bila hasilnya positif
Lanjutan teknik konseling HIV (Pre Test HIV)

Help  Mendiskusikan alternative pemecahan masalah beserta konsekuensinya sehingga klien


remaja bias membuat keputusan
 Mengatur strategi dalam menghadapi tes HIV
Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan untuk melakukan pre test
 Konselor perlu mengingatkan risiko jika nanti hasil tesnya positif maupun dampaknya,
dalam hal ini pasangan dan keluarga jika mengetahuinya
Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog
dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang
terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
Topik Konseling Postes (Hasil Tes Negatif)
Tujuan Konseling  Memberi dukungan kepada orang yang telah menjalani tes HIV
 Mengurangi penyebaran HIV melalui diskusi hasil tes, berbagi informasi, menyediakan
dukungan dan menyarankan perilaku seks yang lebih aman pada masa datang

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana

Ask Menanyakan secara mendalam tentang perasaan klien remaja, dan situasi klien setelah
melakukan pre tes
Tell  Membacakan hasil tes:
- Konselor harus member perhatian dengan menanyakan kembali kesiapannya untuk
mengetahui hasil
- Bacakan dengan nada datar, mulai dengan identitas klien remaja, jangan menambah
komentar, jangan menunjukkan ekspresi muka tertentudan jangan tergesa-gesa
- Memunggu reaksi klien ramaja dengan cara berdiam diri kurang lebih 15-30 detik
 Memberikan informasi tentang penularan dan pencegahan penularan HIV
 Menginformasikan pentingnya memberitahu hasil post tes kepada pasangan atau keluarga
Help  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perilaku berisikonya
sehingga terhindar dari penularan HIV
Lanjutan teknik konseling HIV (Post Test HIV utk hasil tes negatif)

Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan tentang masalah perilakunya yang berisiko terhadap penularan HIV
 Setelah klien remaja mengambil keputusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan
yang telah diambil
Return  Evaluasi/penilaian kebutuhan tes ulang untuk menentukan tingkat risiko penularan HIV
dalam masa 6 bulan mendatang
 Memotivasi agar klien remaja mau melakukan tes ulang dalam masa 6 bulan mendatang,
terutama bila klien remaja masih mempunyai kebiasaan berperilaku berisiko
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog
dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang
terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien
dalam mengatasi masalah perilakunya yang berisiko terhadap penularan HIV pada akhir sesi
ke 2 dan sesi berikutnya (control)
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai