Anda di halaman 1dari 35

KOMUNIKASI EFEKTIF

Pengertian
• Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13)
komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat
menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan
hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tidakan.
• Johnson, Sutton dan Harris (2001) menunjukkan cara-cara agar
komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif
dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing,
diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang
relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif
untuk proses belajar-mengajar.
• Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) komunikasi yang efektif dapat
dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi
derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi.
Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan
komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.
Tujuan dan bentuk komunikasi efektif
Tujuannya adalah memberi kemudahan dalam memahami
pesan yang diberikan.

Bentuk komunikasi efektif :


   a. Komunikasi verbal efektif :
       - Berlangsung secara timbal balik.
       - Makna pesan ringkas dan jelas.
       - Bahasa mudah dipahami.
       - Cara penyampaian mudah diterima.
       - Disampaikan secara tulus.
       - Mempunyai tujuan yang jelas.
       - Memperlihatkan norma yang berlaku.
       - Disertai dengan humor.
• b. Komunikasi non verbal :
        Yang perlu di perhatikan dalam
komunikasi non verbal adalah : 
       - Penampilan visik.
       - Sikap tubuh dan cara berjalan.
       - Ekspresi wajah.
       - Sentuhan
Unsur-unsur dalam membangun komunikasi
efektif :
• Berhadapan.
• Mempertahankan kontak mata.
• Membungkuk ke arah klien.
• Mempertahankan sikap terbuka.
• Tetap relax.
• Isyarat vokal
• Isyarat tindakan
• Isyarat objek
• Ruang
• Sentuhan
• Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi
empatik,
• yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu
mengerti orang lain – memahami karakter dan
maksud/tujuan atau peran orang lain. Kebaikan dan
sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam
suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal
yang besar.Memenuhi komitmen atau janji adalah
deposito besar; melanggar janji adalah penarikan
yang besar.
• Hukum # 1: Respect
• Hukum # 2: Empathy
• Hukum # 3: Audible
• Hukum # 4: Clarity
• Hukum # 5: Humble
5 (lima) sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:

• Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau


melihat apa yang kita tunjukkan kepada mereka)
• Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat
• Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar
(atau tidak menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan
pemahaman yang benar)
• Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan
maksud kita dan maksud kita bisa mereka terima
• Memperoleh umpan balik dari pendengar
• Tentu tidaklah mudah untuk membuat sebuah komunikasi berjalan
dengan menghasilkan kesepakatan secara utuh sesuai tujuannya.
Karena, salah satu prinsip dalam berkomunikasi, yakni terdapatnya
kesulitan-kesulitan pokok dalam mencapai tujuan. Berikut matrik
tujuan dan kesulitan dalam proses komunikasi. 
Kemampuan Komunikasi Efektif

• Partisipasi merupakan modal dasar untuk


menyelenggarakan komunikasi yang efektif.
Karenanya  dibutuhkan kemampuan
komunikasi efektif. Kemampuan ini meliputi
kemampuan untuk berbagi ide, mengkritik
dari semua aspek, mendorong dan
merangsang imajinasi, menolak buah pikiran
yang kurang tepat, dan mengenal sejak dini
solusi yang mungkin bisa diambil.  
• Menilai Orang : Tahu mana yang penting dan menghargai
kontribusi orang lain
• Mendengarkan secara Aktif : Berusaha keras memahami keinginan
dan masalah orang lain
• Bijaksana : Memberikan kritik secara halus. konstruktif dan hormat
• Memberikan pujian : Menghargai orang lain dan kontribusi mereka
di depan umum
• Konsisten : Mengendalikan suasana riang; memperlakukan sama
bagi semuanya: tidak favorit
• Mengakui kesalahan : Kemauan untuk mengakui kesalahan
• Memiliki rasa humor : Mempertahankan posisi yang
menyenangkan dan pendekatan yang enak
• Memberi contoh yang baik : Melakukan apa yang diharapkan
orang lain
• Menggunakan bahasa Jelas, Lugas, dan Tepat : Kata-kata yang
lazim, konkret, pemberian petunjuk, yang menyentuh perasaan
penyimak. Hindari kata-kata bercita rasa buruk, kata-kata langsung
Hambatan-hambatan komunikasi Efektif

• Fisik : Hal menyangkut ruang fisik, lingkungan


• Biologis : Hambatan karena ketidaksempurnaan 
anggota tubuh
• Intelektual : Hambatan yang berhubungan dengan
kemampuan pengetahuan
• Psikis : Hambatan yang menyangkut faktor
kejiwaan, emosional, tidak saling percaya,
penilaian menghakimi
• Kultural : Hambatan yang berkaitan dengan nilai
budaya, bahasa,
Komunikasi Efektif Joseph de Vito, pakar
komunikasi menyebut ada 5 kualitas umum
yang dipertimbangkan untuk efektifitas
sebuah komunikasi. Kualitas ini antara lain: 

• Openess : Adanya keterbukaan


• Supportiveness : Saling mendukung
• Positiviness : Bersikap positif
• Emphaty : Memahami perasaan orang lain
• Equality : Kesetaraan
• Kesulitan berkomunikasi yang paling besar
berada dalam diri kita sendiri. Kurang yakin,
kurang percaya diri, memandang orang lain
kurang, lebih mendominasi, apalagi tinggi hati
adalah sesuatu yang harus di swicth dan
melatih kebalikannya.  
MEMBINA HUBUNGAN BAIK
• Keterampilan membina hubungan baik sangat
penting dilakukan karena merupakan dasar dari
proses komunikasi interpersonal bidan dalam
memberikan bantuan kepada klien, keluarga
klien, Tokoh Masyarakat, dll.
• Hubungan baik akan memudahkan klien
memahami saran bidan sehingga ingin mengikuti
sarannya. Klien juga merasa lebih puas dan ingin
kembali lagi memeriksakan diri ke bidan.
HAL-HAL PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR TERBINA
HUBUNGAN BAIK

• Kepribadian
• Pengetahuan
• Keterampilan
SIKAP DAN PERILAKU DASAR YANG DIBUTUHKAN DALAM
MEMBINA HUBUNGAN BAIK

Sikap dan perilaku dasar yang dibutuhkan dalam membina


hubungan baik dikenal dengan istilah SOLER yang merupakan
akronim dari:
S = Face your clients Squarely (menghadap ke klien) dan
Smile/ Nod at clients (senyum/ mengangguk ke klien).
O = Open and non-judgemental facial expression (ekspresi
muka menunjukan sikap terbuka dan tidak menilai).
L = Lean towards client (tubuh condong ke klien).
E = Eye contact in a culturally acceptable manner (kontak
mata/ tatap mata sesuai cara yang diterima budaya setempat)
R = Relaxed and friendly manner (santai dan sikap
bersahabat)
• Dalam budaya Indonesia, sikap dan perilaku
dasar yang dapat diterapkan oleh bidan
terhadap klien yaitu dengan 5S yaitu:
• Senyum : Bidan selalu tersenyum pada klien.
• Salam : Konselor setiap bertemu dengan klien,
alangkah baiknya mengucapkan salam
kepadanya.
• Sapa : Konselor hendaknya menyapa klien
dengan kata-kata yang halus dan baik.
• Sopan : Konselor bersifat sopan kepada klien.
• Santun : Konselor bersifat santun kepada klien.
PENERAPAN PUJIAN DAN DUKUNGAN

• Pujian
Memberikan pujian maksudnya mengungkapkan persetujuan
atau kekaguman sehingga mendorong tingkah laku yang baik,
penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan klien dengan
baik. Misalnya: memuji klien, menunjukan bahwa bidan
menghargai perhatian klien terhadap kesejahteraan dirinya.
• Dukungan
Memberi dukungan maksudnya memberi dorongan,
kepercayaan, dan harapan. Bidan mengungkapkan kata-kata
agar klien meyadari kemampuannya dalam mengatasi masalah
dan membantu klien mengatasi masalah.
PERILAKU RESPON POSITIF YANG MENDUKUNG TERCIPTANYA
HUBUNGAN BAIK
=
Beberapa bentuk perilaku respon positif ataupun
komunikasi yang baik yang mendukung terciptanya
hubungan baik diantaranya:
• Bersalaman dengan ramah
• Mempersilahkan duduk
• Bersabar
• Tidak menginterupsi/ memotong pembicaraan klien
• Menggunakan kalimat yang mudah dimengerti
• Menatap klien
• Menggunakan pertanyaan terbuka
• Mengulang pernyataan klien
• Menyimpulkan dan merespon klien
• Menjaga kerahasiaan klien
• Memberi dukungan pada klien
• Menggunakan humor atau cara lain yang lebih santai
• Tidak melakukan penilaian
• Mendengarkan dengan penuh perhatian
• Menanyakan alasan kedatangan klien
• Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat
klien.
• Mohon maaf sebelum menanyakan masalah sensitif
atau pribadi
Sedangkan beberapa bentuk perilaku respon ataupun
komunikasi yang tidak baik diantaranya konselor bertindak:
• Menasehati
• Berkhotbah
• Menyalahkan
• Interograsi terhadap klien
• Banyak bertanya kenapa
• Mengarahkan
• Beralih kelain topik
• Membuang muka
• Menjaga jarak dengan klien
• Menguap di depan klien dengan cara ya ng tidak sopan
• Bergerak terlalu banyak
LATIHAN APLIKASI KONSEP
• Peran konselor:
Menampilkan sikap dan perilaku yang harus ditampilkan
dalam pembinaan dan pemantapan hubungan baik, dimulai
sejak awal pertemuan dengan klien.
• Peran Klien:
Klien bebas menyampaikan skenarionya namun masih sesuai
dengan kasus yang akan disampaikan.
• Peran Pengamat:
Mengamati sikap dan perilaku konselor dan memberikan
umpan balik tentang apa yang perlu ditingkatkan dengan
menggunakan lembar pengamatan. Umpan balik dilakukan
segera setalah percakapan selesai.
• Kasus :
Seorang klien baru pertama kali datang pada seorang
bidan. Dia hendak memeriksakan kehamilan pertamanya.
Saat ini umur kehamilannya 9 bulan. Sebelumnya, dia
belum pernah memeriksakan kehamilannya.
 
• Bagaimana cara bidan menyambut klien sejak klien masuk
dan menanyakan keluhan ibu sebelum melakukan
melakukan anamnesa awal pada klien tersebut agar dapat
terbina hubungan baik?
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ATAU
KONSELING (KIP/K)
• Komunikasi interpersonal adalah komunikasi satu orang ke
orang lainnya, dua arah, verbal dan non verbal yang
menyangkut saling berbagi informasi dan peraaan antar
individu dengan individu atau antar individu di dalam
kelompok.
• Konseling merupakan suatu bentuk komunikasi interpersonal
yang khusus, yaitu merupakan suatu proses pemberian
bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah
melalui pemahaman terhadap klien meliputi tentang fakta-
fakta dan perasaan- perasaan yang terlibat didalamnya.
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan, yaitu :
• Pembinaan hubungan baik.
• Penggalian informasi.
• Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan.
• Menindaklanjuti pertemuan.

• Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan


lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan
klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan
menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut
(Bari , 2002).
FAKTOR PENGHAMBAT KIP/ K

• Faktor Individual
Orientasi kultural (keterikatan budaya) merupakan faktor
individual yang dibawa seseorang dalam melakukan
interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari :
• Faktor Fisik- kepekaan panca indera (kemampuan untuk
melihat, mendengar, dll), usia, jender (jenis kelamin).
• Sudut pandang- pendidikan, nilai- nilai.
• Faktor sosial- sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial,
peran dalam masyarakat, kelas, status sosial, peran sosial.
• Bahasa.
• Sikap terhadap interaksi
• Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain
• Sejarah hubungan
• Faktor situasional
• Kompetensi KIP
Dengan kompetensi, perilaku komunikasi kita
akan sesuai dengan peraturan- peraturan dalam
KIP dan membantu mencapai tujuan komunikasi.
KETERAMPILAN KOMUNIKASI
• Agar komunikasi interpersonal berhasil kita perlu memiliki
keterampilan dalam komunikasi interpersonal baik sosial maupun
behavioral. Kompetensi tersebut meliputi :
• Empati (  emphati ) adalah kecakapan memahami perasaan dan
pengertian orang lain.
• Perspektif sosial adalah kecakapan melihat kemungkinan –
kemungkinan perilaku yang diambil oleh orang yang kita ajak
komunikasi.
• Kepekaan ( sensitivity ) terhadap sesuatu hal dalam KIP.
• Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan KIP.
• Memonitor diri adalah kemampuan menjaga ketepatan perilaku
dan pengungkapan komunikan.
• Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam
berinteraksi
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai
komunikator maupun konselor dipengaruhi oleh 3 hal

• Pengetahuan (Kognitif),
• Ketrampilan (Psikomotorik),
• Sikap (Afektif),
Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K

Pemahaman dan pengenalan diri bertujuan untuk mengetahui dan


mengenal siapakah kita, apakah persepsi anda dengan orang lain
terhadap diri sendiri sama? Misalnya, mungkin anda merasa sudah
ramah namun menurut orang lain belum tentu. Pemahaman diri
meliputi pengetahuan tentang siapa aku, apa kelemahanku, apa
kelebihanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku, dsb.

Salah satu cara untuk mengetahui / mengenal diri kita adalah


dengan memahami Teori Johari Window.
Johari = singkatan nama tokoh Joseph Luft dan Harmington
Ingharm
Window = jendela
Menurut kedua tokoh ini, setiap individu tidak tahu benar dan
menyeluruh tentang keadaan dirinya. Di dalam diri tiap individu
dapat diumpamakan seperti jendela yang terbagi 4 bagian/ kuadran.
KONSEP DIRI
• Karena bidan bekerja berhadapan dengan berbagai pengalaman
dan kondisi biologis, psikologis dan sosiologis dari kliennya.
Bidan perlu memahami bagaimana menghadapi kecemasan,
kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. tahu bagaimana
dirinya bersikap, apakah mudah cemas, mudah tersinggung,
dsb, sehingga ia tahu keterbatasan diri sewaktu menghadapi
klien.
• Bidan yang tidak memahami dirinya sendiri, kemungkinan akan
sulit memahami apa yang dialami klien, misal tidak sesuai
dengan nilai – nilai yang dianut bidan, tidak akan dapat
berkomunikasi dengan baik, karena dapat menerima klien apa
adanya.
• Untuk meningkatkan proses KIP/K, maka bidan
seharusnya mempunyai kepribadian dan sikap
diri terbuka kepada kliennya.
• Untuk melancarkan proses KIP/K maka bidan
harus bersikap terbuka dan mau menerima
umpan balik baik positif maupun negatif
(kritik) dari klien.

Anda mungkin juga menyukai