Anda di halaman 1dari 15

TEORI dan MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:


- Dewi Rara Affini - Fera Sumarni
- Meita Wanesari - Inten Juwita
- Novita Apriyanti - Ega Monica
- Indah Purnama Sari - Julian Lorenza
- Fifi Parandika - Fasliana
- Agusti Nopita Sari - Yorika Delviana
- Ainun Fatimah - Dian Permata Sari
- Shella Andari - Serli Deliani
- Helen Lorenza - Trikasih
- Devi Tamala - Ulfa Anisa
- Devi Hartati - Triana Iwana Sari
- Septiani Saputri

Dosen Pembimbing : Waytherlis Apriani,S.ST,M.Kes

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami hanturkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas Konsep Kebidanan mengenai TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL
ASUHAN KEBIDANAN tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bunda Waytherlis Apriani,S.ST,M.Kes
2. Teman-teman kelas 1A kebidanan
 Demikian makalah yang dapat kami buat,kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Karena,kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena
itu, apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam  makalah ini, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk kami lebih baik lagi.

Bengkulu, November 2017

Penyusun

    

                                                                                                                      
Daftar isi
Halaman judul............................................................................................................ 1
Kata pengantar........................................................................................................... 2
Daftar isi .................................................................................................................... 3
Bab I pendahuluan
2.1    Latar belakang..................................................................................................... 4
2.2     Rumusan masalah............................................................................................... 4
2.3     Tujuan penulisan ............................................................................................... 4 
2.4 Paradigma Sehat....................................................................................................
Bab II Pembahasan
A.    Pengertian dari teori dan konsep......................................................................... 5
B.     Pengertian dari konseptual dan asuhan kebidanan.............................................. 5
C.     Teori-teori yang mendukung teori kebidanan.................................................. 7
Bab III Penutup
A.    Kesimpulan ....................................................................................................... 14
B.     Saran.................................................................................................................. 14
Daftar Pustaka......................................................................................................... 15
BAB I 
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Secara umum teory dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Terutama dalam layanan kebidanan, teory-teory yang digunakan dalam
praktek kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan.  Teory atau konsep sejatinya
dalah penjelasan dari suatu kejadian atau suatu fenomena.
Konsep atau teory adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang
digunakan oleh para peneliti untuk menggambarkan fenomena social yang menarik perhatian.
Konseptual model merupakan gambaran suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin
ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.

B.     Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari teory konsep?
2.      Apa itu konseptual model kebidanan ?
3.      Teori-teori apa saja yang mempengaruhi model kebidanan ?

C.     Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari teori dan konsep.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari konseptual model kebidanan.
3.      Untuk mengetahui pengertian teori-teori apa saja yang mempengaruhi model kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Teori dan Konsep


Teori atau Theory adalah penjelasan dari suatu kejadian atau fenomena. Proses
penjelasan ini memerlikan pemikiran yang dalam hal ini membutuhkan pengetahuan.
Beberapa pengertian tentang konsep dan teori menurut Simpson dan Weiner adalah sebagai
berikut:
1.      Konsep adalah ide yang direncanakan dalam pikiran kemudian dituangkan dalam sebuah
karya nyata.
2.      Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang
digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatianny.
3.      Fungsi konsep adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena yang
diobservasinya, sedangkan teori adalah jalur logika atau penalaran yang digunakan peneliti
untuk menerangkannya.
2.2    Konseptual Model Kebidanan
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi gambaran
suatu disiplin ilmu. Model memberikan kerangka dan kemudahan untuk memahami dan
mengembangkan praktik serta untuk membimbing dalam melaksanakan tindakan nyata. Jenis
model meliputi: mental model, fisik model dan simbolik model . Ketiga jenis model tersebut
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak) dengan mengartikan
persamaannya seperti diagram, struktur, gambar dan rumus.
2.      Merupakan gagasan model sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu
sosial dalam mengkonsep dan menyamakan aspek-aspek dalam proses social.
3.      Menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran abstrak.
Ada dua jenis model yang dikenal dalam praktik kebidanan, yaitu:
  Model medical (medical model)
Model medical adalah sebuah model yang disusun untuk membantu masyarakat dalam
memahami konsep sehat dan sakit.
Ada tiga elemen yang merupakan kesimpulan dari model medical, yaitu:
a. Pengendalian cara hidup yang alami
b. Mekansme kehidupan manusia
c. Pemahaman bahwa penyakit merupakan hal yang tidakterpisahkan dari lingkungan fisik
dan lingkungan sosial seseorang.
   Kesehatan untuk semua (health for all/HFA)
Model Kesehatan Untuk Semua (KESUMA) dikemukakan oleh WHO sejak tahun 1978
kemudian tahun 1981 secara perlahan juga diperuntukkan dalam pelayanan kebidanan yang
berfokus kepada perawatan wanita, keluarga dan masyarakat.
Deklarasi model KESUMA adalah focus dan titik berat dalam pencapaian tujuan adalah
dengan menggunakan Primary Health Care/PHC. Terdapat lima konsep PHC dalam model
KESUMA, yaitu:
a. Pemerataan upaya kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat
b. Pelayanan kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
c. Pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknelogi tepat guna
d. Optimalisasi peran serta masyarakat
e. Kolaborasi lintas sektoral
Konsep dasar diatas diaplikasikan kedalam 8 elemen PHC, sebagai berikut:
a. Pendidikan kesehatan tentang masalah-masalah kesehatan termasuk metode pencegahan
dan penanganannya.
b. Ketersediaan makanan bergizi
c. Ketersediaan air dan lingkungan yang bersih
d. Kesehatan ibu dan anak termasuk didalamnya keluarga berencana (KB)
e. Program imunisasi
f. Pencegahan dan penanganan penyakit endemic
g. Penanganan penyakit dan kecacatan
h. Penggunaan obat-obatan esensial
2.3     Teori yang Mempengaruhi Model Kebidanan
1. Teori Reva Rubin
Rubin merupakan perawat kebidanan yang penelitiannya telah digunaka secara luas di
Amerika Serikat.
Tujuan penelitian : mengidentifikasi bagaimana seorang wanita melaksanakan
perannya sebagai ibu dan hal apa sajakah yang mempengaruhinya,baik yang bersifat positif
maupun negative.
Metode penelitian : Data dikumpulkan oleh siswa bidan yang merawat wanita di
klinik antenatal dan post natal melalui wawancara secara langsung atau via telepon yang
berlangsung selama 1-4 jam pada sekitar 6000 wanita (yang terus dikembangkan selama 20
tahun).
Hasil penelitian : Proses pelaksanaan peran ibu terjadi saat kehamilan sampai 6 bulan
saat melahirkan.
Teori Reva Rubin menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran
ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan.
Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di
alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi
khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan
antara lain:
A.    kesejahteraan ibu dan bayi
B.      penerimaan dari masyarakat
C.      penentuan identitas diri
D.     mengetahui tentang arti memberi dan menerima

Rubin menyimpulkan usaha-usaha yang dilakukan wanita hamil bertujuan untuk:


a. memastikan keselamatan, kesejahteraan diri dan bayinya
b. memastikan penerimaan masyarakat
c. penentuan gambaran dan identitas diri
d. mengerti tentang arti member dan menerima.

Tujuan perawatan selama kehamilan dan setelah persalinan dijelaskan lebih lanjut
oleh JOSTEN (1981), sebagai berikut:
a. memastikan kesehatan dan keselamatan fisik diri dan bayinya
b. penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi keduanya
c. kedekatan dengan bayi
d. pemahaman tentang banyak hal bagaimana menjadi ibu.
Terdapat 3 elemen penting dalam proses pelaksanaan peran ibu, yaitu:

1.      Ideal image, sebuah gambaran ideal/positif mengenai wanita yang berhasil melaksanakan
perannya sebagai ibu dengan baik.
2.      Self image, gambaran mengenai dirinya sendiri yang dihasilkan melalui pengalamannya.
3.      Body image, perubahan yang terjadi pada tubuh wanita selam proses kehamilan.

Proses pelaksanaan peran seorang ibu, melalui tahap:

  Mimicry (peniruan). Weanita meniru perilaku wanita lain (yang pernah hamil)dengan melihat,
mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya, apa yang dilakukan
saat persalinan, bagaiman pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama, dan sebaginya.
  Role play (mencoba bermain peran). Menciptakan kondisi di masayang akan dating dengan
sengaja. Misalnya, berlatih merawat bayi dengan menjadi babysitter (pengasuh anak) untuk
teman anaknya, mencoba menyuapi anak kecil, dan sebagainya.
  Fantacy (mengkhayal). Wanita mengkhayalkan dirinya dimasa yang akan datang. Misalnya,
akan seperti apa proses persalinannya nanti,baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti, dan
sebagainya.
   Introjection-projection-rejection (pengolahan pesan). Wanita mencoba mengolah pesan dan
mencoba membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya.
Dalam fase ini dapat terjadi proses penerimaan dan penolakan. Misalnya, saat ibu
memandikan bayinya dirumah berdasarkan apa yang dipelajarinya di rumah sakit atau di
tempat lainnya.
  Grief-work (evaluasi). Wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di masa lalu dan
menghilangkan tindakan yang ia anggap sudah tidak tepat lagi.

2.      Teori Ramona T Mercer


Mercer merupakan salah satu murid Reva Rubin yang telah menghasilkan banyak karya
ilmiah. Sepanjang kariernya Mercer melakukan dua penelitian yaitu efek stress antepartum
pada keluarga dan pelaksanaan peran ibu
Mercer seperti ditulis Chalmers et al , juga menjelaskan bahwa dukungan selama hamil akan
memberi pengaruh baik pada keadaan berikut:
• Keterbatasan sosial seseorang
• Kurangnya dukungan sosial
• Minimnya “self esteem” diantara para ibu.
1.       Penelitian I
Stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative
dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan
selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Tujuan penelitian : mengetahui hubungan antara stress antepartum dengan
hubungan/fungsi dalam keluarga.
Metode penelitian : Sampel penelitian adalah ibu hamil dengan risiko tinggi yang masuk
rumah sakit dibandingkan dengan ibu hamil dengan risiko rendah. Usia kehamilan antara 24-
34 minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai ibu tersebut bersama
pasangannya.
Hasil penelitian : Terdapat enam variable yang terkait dengan fungsi keluarga yaitu:
1) Steress antepartum yang disebabkan kombinasi dari peristiwa masa lalu yang tiak
menyenangkan dan risikokehamilan
2) Dukungan sosial
3) Harga diri
4) Kontrol diri
5) Kegelisahan
6) Depresi
2.       Penelitian II
Tujuan penelitian : mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan
peran ibu.
Hasil penelitian : Proses ini terjadi 3-10 bulan setelah bayi lahir, dalam proses tersebut
terdapat sebelas variable yang mempengaruhi proses pelaksanaan peran sebagai seorang ibu.
Pencapaian Peran Ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang
stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila
fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress
anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status
kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi
stress anterpartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III)
merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche,
kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis. Perubahan yang di alami
oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan
harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara
fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
• Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan
sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
• ibu memerlukan sosialisasi
• ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
• Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa
menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor sebagai berikut:
a.       Faktor ibu
• Umur ibu pada saat melahirkan
• Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
• Stress social
• Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
• Dukungan social
• Konsep diri
• Sifat pribadi
• Sikap terhadap membesarkan anak
• Status kesehatan ibu.
b.      Faktor bayi
• Temperament
• Kesehatan bayi
• Faktor-faktor lainnya
c.        Latar belakang etnik
d.      Status pekawinan
e.        Status ekonomi
3.      Teori Jean ball
Teori kursi goyang , keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitas agar ibu
mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu bauk fisik maupun psikologis.
Ada dua teori Jean ball yaitu:
a. Teori stress
b. Teori dasar
Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan
kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti
mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persipan yang telah di lakukan bidan pada
masa postnatal akan mempengaruhi respon emotional wanita terhadap perubahan
akibatproses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada
personality dan kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan
maternitas.
Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu:
1. Pelayanan maternitas
2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga
4.      Teori Ernestine Wiedenbach
Ernestine adalah seorang perawat kebidanan yang sangat tertarik pada masalah
seputar keperawatan maternitas yang terfokus pada keluarga (Family-Centered Maternity
Nursing). Konsep yang dihasilkan oleh Ernestine bukan hasil penelitian, melainkan hasil
pemikirannya yang dituangkan dalam bukunya.
Konsep yang luas menurut Wiedenbach  yang nyata ditemukan dalam keperawatan
yaitu:
      The Agent (bidan, perawat dan sebagainya). Ernestine mengutarakan empat konsep yang
mempengaruhi praktik keperawan, yaitu: filosofi, tujuan, praktik dan seni.  Selain itu juga
dikemukakan tiga poin dasar dalam filosofi keperawatan/kebidanan yaitu:
o   Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
o    Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan individualisme pada
setiap orang
o   Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain. Filosofi yang dikemukakan
adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang
lebih luas yaitu kebutuhan untuk menjadi orang tua.
      The Recipient (penerima; wanita, keluarga masyarakat). Individu penerima harus dipandang
sebagai seseorang yang kompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri.
       The Goal / purpose. Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan
memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisiologikal
      The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu:
  Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan id
   Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan (ministration)
  Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
   Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)
  Framework (kerangka kerja); lingkungan sosial, organisasi dan professional.
5.   Teori Ela Joy Lehrman
             Belakang yang dilakukan Lehrman ada;ah ia melihat semakinluasnya cakupan tugas
yang diberikan kepada bidan, sehingga iamemiliki keinginan agar bidan dapat melihat semua
aspek praktik dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan
pada persalinan. Lehrman ingin menjelaskan bahwa interaksi antara bidan dan wanita ada
perbedaan antara apa yang dialami/dirasakan wanita dengan kenmampuan bidan dalam
mengaplikasikan konsep kebidanan.
            Tujuan penelitian : Mrngidentifikasi komponen-komponen yang saling
mempengaruhi dalam praktik kebidanan.
            Hasil penelitian : Terdapat delapan komponen yang termasuk dalam praktik
kebidanan yaitu :
a. Perawatan berkelanjutan
b. Perawatan yang terpusat pada keluarga
c. Pendidikan dan konseling menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perawatan
d. Perawatan tanpa intervensi
e. Fleksibilitas dalam perawatan
f. Perawatan yang bersifat partisipatif
g. Advokasi pada klien
h. Waktu

2.4 Paradigma Sehat

            Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan
masalah kesehatan saling terkait dan memengaruhi banyak factor yang bersifat sektoral
dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan
kesehatan, tidak hanya upaya dalam enyembuhan penyakit atu pemulihan kesehatan.

            Pengertian paradigma sehat menurut Stepen R Covey dalam bukunya : “The Seven
Habits of Highly Effective People” The word Paradigm comes from the Greek. It was
originally a scientific term. And is more commonly used today to mean a model, theory,
concept, perception orientation, assumption or frame of reference. In the general sense, is the
way “see” the world, not interm of our visual sense of sight, but in term of perceiving,
understanding and interpreting. Sedangkan pada tahun 1950-an definisi WHO tentang sehat
adalah keadaan sehat sejahtera fisik, mental, sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan. Namun pada tahun 1980-an definisi WHO mengalami perubahan seperti yang
tertera dalam UU Kesehatan No. 23/1992 dimana WHO memasukkan unsur hidup produktif
sosial dan ekonomi di dalam pengertian tentang sehat.

            Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga
dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :

1. Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan
termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan
sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk menurunkan derajat kesehatan di
Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan sebagai bagian dari
tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu
menjadikan paradigma sehat sebagai model.

Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus menjadikan
paradigma sehat sebagai model atau acuan. Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu
perubahan sikap, orientasi atau MindSet, Beberapa pandangan yang berubah menjadi
Paradigma Sehat

2.5 Asuhan Kebidanan (midwifery care)

Care dalam bahasa Inggris mempunyai arti memelihra,mengawasai,memperhatikan


dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan kebidanan care disebut asuhan Bidan dalam
memegang Prinsip Midwifery care yaitu:

 Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik ,psikis dan lingkungan kultur
social
 Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi
 Mendukung dan meningkatkan persalinan alami
 Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
 Wanita punya kekuasaan yaitu berlandaskan tanggung jawab bersama untuk suatu
pengambilan keputusan,tetapi wanita punya kontrol atau keputusan akhir mengenai
keadaan dirinya dan bayinya
 Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
 Berprinsip women center care.
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Teori atau Theory adalah penjelasan dari suatu kejadian atau fenomena. Proses
penjelasan ini memerlikan pemikiran yang dalam hal ini membutuhkan pengetahuan.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi gambaran suatu
disiplin ilmu. Model memberikan kerangka dan kemudahan untuk memahami dan
mengembangkan praktik serta untuk membimbing dalam melaksanakan tindakan nyata.
Teori yang Mempengaruhi Model Kebidanan adalah sebagai berikut:
1. Teori Reva Rubin
2. Teori Ramona T Mercer
3. Teori Jean ball
4. Teori Ernestine Wiedenbach
5. Teori Ela  Lehrman

B.     SARAN
Demikianlah makalh ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun sebagai penyusun
selalu tidak lepas dari kesalahn. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun kami
sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini, agar kami dapat memperbaiki
pembuatan makalah kami di waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
–          Soepardan, Suryani. (2006). Konsep Kebidanan. Bandung: ECG

–          http://kisnawati.wordpress.com/2011/06/24/makalah-paradigma-sehat/

–          Fadilah, Siti. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Tentang. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai