Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari
kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh
seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Pentingnya etika dalam sebuah keluarga dilihatdari berbagai aspek. Meski setiap
keluarga memiliki etika atau aturan yang berbeda-beda. Itu semua terjadi karena adanya
perbedaan pandangan dan pendapat yang terbentuk oleh lingkungan. Untuk lebih jelasnya
akan kita bahas di Bab II.

2.     Rumusan Masalah


1)      Jelaskan pengertian dari etika!
2)      Jelaskan pengertian dari keluarga!
3)      Apa itu etika-etika dalam keluarga?
4)      Contoh kasus dari etika keluarga!

3.     Tujuan
1)      Mengetahui pengertian dari etika
2)      Mengetahui pengertian dari keluarga
3)      Mengetahui etika-etika dalam keluarga
4)      Mengetahui contoh kasus dan dapat menganalisisnya
BAB II
PEMBAHASAN
1.     Pengertian Etika
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari
kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta - etika (studi konsep etika), etika
normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Sedangkan menurut ( Sonny Keraf : 1998) : etika, etika berasal dari bahasa Yunani
(ethos) yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
(Sonny Keraf : 1998) Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan
istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang
sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau
moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk
pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Kata etika seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris),
mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata
Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang
dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun
pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan
atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak
baik.
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-
ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;
1)      Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak).
2)      Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3)      Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

2.     Pengertian Keluarga


Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh
seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
1)   Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
2)   Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(Bailon dan Maglaya,1978 ).
3)   Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988). 

Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1)   Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
2)   Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka
membentuk satu rumah tangga.
3)   Memiliki satu kesatuan orang-orang  yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang
memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari
kebudayaan umum yang lebih luas.

3.     Etika Dalam Keluarga


Dalam sebuah keluarga biasanya terdiri dari beberapa anggota yaitu, ayah, ibu, dan
anak. Masing-masing anggota dalam keluarga memiliki etika masing-masing yang bisa
dijadikan pedoman. Diantaranya:
1)        Etika suami Istri
Hak-hak ini, sebagian sama di antara suami-istri dan sebagiannya tidak sama. Hak-hak
yang sama di antara suarni-istri adalah sebagian berikut:
a)        Masing-masing suami-istri harus bersikap amanah terhadap pasangannya, dan tidak
mengkhianatinya sedikit atau banyak, karena suami istri adalah laksana dua mitra di mana
pada keduanya harus ada sifat amanah, saling menasihati, jujur, dan ikhlas dalam semua
urusan pribadi keduanya, dan urusan umum keduanya.
b)        Masing-masing suami-istri harus memberikan cinta kasih yang tulus kepada pasangannya
sepanjang hidupnya
c)        Masing-masing suami-istri harus mempercayai pasangannya, dan tidak boleh meragukan
kejujurannya, nasihatnya, dan keikhlasannya.

Adapun hak-hak khusus, dan etika-etika yang harus dikerjakan masing-masing suami-istri
terhadap pasangannya adalah sebagai berikut:
A. Hak-hak Istri atas Suami
Terhadap istrinya, seorang suami harus menjalankan etika-etika berikut ini:
a)      Memperlakukannya dengan baik.  Artinya Ia memberi istrinya makan jika ia makan,
memberinya pakaian jika ia berpakaian, dan mendidiknya jika ia khawatir istrinya
membangkang dengan menasihatinya tanpa mencaci-maki atau menjelek-jelekkannya.
b)      Memberikan perlindungan yang memadai kepadanya dengan tidak mengizinkannya merusak
akhlak atau agamanya, dan tidak membuka kesempatan baginya untuk menjadi wanita fasik
terhadap perintah Tuhan.
c)      Tidak membuka rahasia istrinya dan, sebab ia orang yang diberi kepercayaan terhadapnya,
dituntut menjaga, dan melindunginya.
B.     Hak-hak Suami atas Istri
Terhadap suaminya, seorang istri harus menjalankan etika-etika yaitu, menjaga kehormatan
suaminya, kemuliaanya, hartanya, anak-anaknya, dan urusan rumah tangga lainnya.
2)   Etika Anak Terhadap orang Tua
Seorang anak harus menghormati orang tua, berbakti kepada orang tua dan taat pada
orang tua. Karna orang tua kita telah melahirkan, membesarkan kita dari kecil hngga dewasa
yang penuh kasih saying.  Bahkan orang tua kita sudah memberikan segala-galanya tanpa
pamrih kepada ank-anaknya tanpa mengharapkan imbalan dari anaknya.  Orang tua
menyayangi anaknya melebihi dirinya. 
Kewajiban seorang anak hanya membalasnya dengan tingkah dan sikap anak yang baik
terhadap orang tua, membahagiakan atau membanggakan orang tua melalui prestasi dan
keberhasilan anak.  Orang tua bukan berarti hanya kedua orang tua yang melahirkan kita.
Tetapi orang tua yang dimaksud disini adalah orang yang lebih tua dari kita haruslah bersikap
baik dengannya.  Selain kewajiban anak terhadap orang tua, anak juga mempunyai hak
terhadap orang tua, yaitu: mendapatkan kasih sayang, perhatian, bimbingan dan kehidupan
yang layak.

4.     Studi Kasus Tentang Keluarga


a)    Tindak Kekerasan dalam Rumah-Tangga
Hidup berkeluarga adalah dambaan bagi setiap orang. Dengan berkeluarga setiap orang
pasti merasa bahwa hidupnya akan menjadi lebih sempurna, apalagi mempunyai keluarga
yang bahagia dan harmonis. Namun terkadang hal iti hanya impian belaka. Seperti saat ini
masih banyak konflik internal yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Sampai saat ini ,
kekerasan dalam rumah tangga masih menjadi momok yang menakutkan. Kekerasan dalam
rumah tangga dapat terjadi karena adanya masalah-masalah dalam kelurga tersebut misalnya
dari segi faktor ekonomi.

         Kekerasan dalam rumah tangga seringkali terjadi dalam kalangan orang yang status
sosialnya rendah. Hal tersebut terjadi dikarenakan berbagai faktor seperti ekonomi. Faktor
ekonomi ini adalah faktor penunjang terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Misalnya kita
ambil contoh seorang istri yang meminta uang belanja pada suaminya yang tidak bekerja,
sedangkan istri tersebut sangat membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sebagai seorang kepala keluarga hal ini adalah beban yang harus ditanggung, sedangkan dia
hanya seorang pengangguran yang tidak berpenghasilan. Sehingga memungkinkan seseorang
suami tersebut melakukan tindak kekerasan terhadap anak dan istri bahkan sampai
membunuhnya karena merasa dituntut untuk mencukupi kebutuhan, padahal ia hanya seorang
penganguran. Sebenarnya tindakan yang dilakukan seorang istri itu benar, karena sebagai
seorang suami harus mampu memenuhi segala kebutuhan rumah tangganya.

         Seharusnya hal ini tidak harus terjadi jika suami tersebut mampu mengendalikan
emosinya. Sebagai suami, dia harus menyadari bahwa sebagai kepala keluarga, dia harus
mampu memberikan hak istri. Dan sebagai istrinya pula, seharusnya harus bisa lebih
mengerti akan keadaan suaminya. Jika memang sang istri bisa membantu sang suami untuk
mencari nafkah alangkah baiknya jika hal itu dilakukan.
b)   Penyebab Tindak Kekerasan Dalam Keluarga
Kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga itu terjadi karena banyak faktor. Faktor
terpenting adalah soal ideologi dan culture (budaya-Red), di mana perempuan cenderung
dipersepsi sebagai orang nomor dua dan bisa diperlakukan dengan cara apa saja atau,
misalnya, dalam kasus kekerasan terhadap anak, selalu muncul pemahaman bahwa anak
dianggap lebih rendah, tidak pernah dianggap sebagai mitra sehingga dalam kondisi apa pun
anak harus menuruti apa pun kehendak orangtua.
Ideologi dan kultur itu juga muncul karena transformasi pengetahuan yang diperoleh dari
masa lalu. Zaman dulu, anak diwajibkan tunduk pada orangtua, tidak boleh mendebat barang
sepatah kata pun.Kemudian, ketika ada informasi baru, misalnya dari televisi atau dari
kampus, tentang pola budaya yang lain, misalnya yang menegaskan bahwa setiap orang
punya hak yang sama, masyarakat kita sulit menerima.Jadi, persoalan kultur semacam itu ada
di benak manusia dan direfleksikan dalam bentuk perilaku. Akibatnya, bisa kita lihat. Istri
sedikit saja mendebat suami, mendapat aniaya. Anak berani tidak menurut, kena pukul.

BAB III
PENUTUP
1.     Kesimpulan
Keluarga adalah salah satu contoh dari bentuk kelompok kecil. Dalam sebuah
kelompok terdapat beberapa aturan atau etika yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
anggota kelompok. Adanya etika dalam setiap keluarga kemungkinan berbeda-beda. Ini
disebabkan adanya perbedaan pandangan individu yang dipengaruhi oleh faktor budaya atau
lingkungan sekitar. Etika sebuah keluarga yang kental dengan agama tentu akan berbeda
dengan etika sebuah kelurga yang cukup modern.
Etika keluarga pun harus bisa dijaga sebaik mugkin, jangan sampai terjadi
penyimpangan-penyimpangan etika yang dapat menghilangkan moral dan martabat keluarga.
Anak benar-benar dididik oleh kedua orang tuanya dengan menanamkan etika sejak dini,
bagaiman si anak harus bersikap terhadap lingkungan sekitarnya.

2.     Saran
Kami berharap yang terbaik untuk para pembaca semoga makalah ini dapat membantu.
Jika terdapat perbedaan atau kesalahan dalam cara pandang ataupun penulisan, kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya, dan berharap para pembaca sudi untuk
memperbaikinya.
Adat Istiadat dan Etika di Lingkungan Rumah

Pengertian Adat Istiadat


Menurut Jalaluddin Tunsam (seorang yang berkebangsaan Arab yang tinggal di Aceh dalam
tulisannya pada tahun “Adat” berasal dari bahasa Arab ‫عادات‬, bentuk jamak dari ‫( عادَة‬adah),
yang berarti “cara”, “kebiasaan”.

Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak
dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat
setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.

Menurut tafsiran Koen Cakraningrat, adat merupakan perwujudan ideal dari kebudayaan. Ia
menyebut adat selengkapnya sebagai adat tata kelakuan.
Adat merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita karena sanksi keras yang kadang-
kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya, pada masyarakat Lampung yang
melarang terjadinya perceraian, apabila terjadi suatu perceraian, maka tidak hanya yang
bersangkutan yang mendapat sanksi, tetapi seluruh keluarganya pun ikut tercemar.

Sanksi atas pelanggaran adat istiadat dapat berupa pengucilan, dikeluarkan dari
masyarakat/kastanya, atau harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti melakukan upacara
tertentu untuk media rehabilitasi diri.

Masyarakat Adat adalah komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur


secara turun temurun diatas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan
kekayaan alam, kehidupan sosial budaya, yang diatur oleh hukum adat dan lembaga adat
yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.

Di Indonesia kata Adat baru digunakan. Sebelumnya kata ini hanya dikenal pada masyarakat
Melayu setelah pertemuan budayanya dengan agama Islam pada sekitar abad 15-an. Kata ini
antara lain dapat dibaca pada Undang-undang Negeri Melayu.

Pengertian Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaanmanusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal darikata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah danukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik, seperti yang dirumuskanoleh beberapa ahli berikut ini :

- Drs. O.P. SIMORANGKIR


: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang
baik.

- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat :


etika adalah teori tentangtingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk,
sejauh yangdapat ditentukan oleh akal.

  

 - Drs. H. Burhanudin Salam :


etika adalah cabang filsafat yang berbicaramengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya.

Contoh- contoh etika di lingkungan rumah  :


1.      Mengucapkan salam saat bertamu.
2.      Cium tangan orang tua sebelum berangkat kuliah.
3.      Makan dengan tangan kanan.
4.      Mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu.
5.      Merendahkan suara jika berbicara dengan orang tua.
6.      Memberi sesuatu dengan tangan kanan.
7.      Meminta maaf jika melakukan kesalahan.
8.      Membuang sampah pada tempatnya.
9.      Mempersilahkan orang yang lebih tua duduk bila di kendaraan umum.
10.  Berdoa sebelum melakukan sesuatu.
11.  Membantu sesuai kemampuan orang yang membutuhkan.
12.  Menjamu tamu yang datang ke rumah.
13.  Menjawab salam. Sudah dilakukan dan sering
14.  Bilang sama orang tua jika pergi dari rumah.
15.  Menyelawat jika ada yang meninggal.
16.  Makan sambil duduk.
17.  Menutup aurat dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai