Anda di halaman 1dari 32

MODUL

WAWANCARA PSIKIATRIK
Pelatihan Keswa untuk Nakes FKTP
2016
Pokok Bahasan

 A : Pengertian Wawancara Psikiatrik


 B : Teknik Wawancara Psikiatrik
 C : Tahapan Wawancara Psikiatrik
 D : Wawancara pada Kondisi Khusus
A. Pengertian Wawancara Psikiatrik

Wawancara yang dilakukan oleh dokter kepada pasien


dengan gangguan jiwa. Mencakup:
 anamnesis
 pemeriksaan status mental
 penetapan diagnosis dan prognosis
 intervensi non-farmakologis (psikoterapi).
B : Teknik Wawancara Psikiatrik

 Membina rapport
 Merespons dengan empati
 Observasi perilaku nonverbal
 Strategi mendapatkan informasi
Membina rapport

Apakah rapport itu?

Mengapa rapport sangat penting?


Definisi Rapport: interaksi antara pasien dengan
pewawancara yang di dalamnya terdapat rasa percaya
(trust) dan pengertian (understanding).

• Saat pertama menemui pewawancara, pasien


sering mengalami rasa khawatir, takut, bahkan
bingung – sulit mengungkapkan permasalahan
 dibutuhkan rasa percaya, dimengerti, ‘diterima’
 agar pasien mau menceritakan permasalahan, sehingga
pewawancara memahami dan dapat membantunya
Strategi Membina Rapport:

1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan pewawancara


2. Temukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan
pasien, dan perlihatkan kepedulian terhadap hal tsb.
3. Tunjukkan keahlian dan bangun sikap kepemimpinan
1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan
pewawancara

 Buka wawancara dengan percakapan dasar dan


ringan, bertujuan lebih mengenal/dekat dengan
pasien
 Lingkungan nyaman, tidak bising dan tidak banyak
intervensi (bunyi HP, orang lalu lalang dll)
 Menjadi pendengar yang aktif dan efektif
Teknik awal membuat rasa nyaman

a. Beri salam, bersalaman, sambil tersenyum


b. Perkenalkan diri
c. Tanyakan nama pasien serta bagaimana sebaiknya memanggil
pasien.
d. Lanjutkan dengan pertanyaan ringan
(cth: bagaimana perjalanan pasien sampai ke tempat
pewawancara)
e. Menjelaskan secara singkat tujuan wawancara dan minta
kesediaan pasien untuk memberikan informasi
f. Tanyakan identitas pasien (usia, tempat tinggal, asal, pekerjaan,
pendidikan, dan status menikah).
Teknik Mendengar yang Efektif

• Duduk berhadapan dan agak membungkuk ke arah pasien


• Membuat kontak mata
• Rileks dan sikap terbuka, hangat & empatik
• Memberi perhatian sepenuhnya
• Suara lembut
• Tidak memotong pembicaraan
• Tidak menghakimi
• Tidak memberi penilaian
2. Temukan hal-hal yang menyebabkan
penderitaan pasien, dan perlihatkan kepedulian
• Dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan, seperti :
- apa yang sedang mengganggu anda?
- apa yang saat ini anda rasakan?
- apa yang bisa saya bantu? Dapatkah anda menceritakan..?

• Fase awal wawancara seringkali penting untuk


membiarkan pasien ventilasi terhadap keluhannya
dengan bebas. Deteksi kemungkinan adanya depresi,
kecemasan, atau kemarahan.
- Jika pasien terlihat cemas, berikan dukungan kepada pasien, cth: “saya
mengerti bahwa hal ini mungkin sangat sulit diceritakan..terutama jika
anda baru bertemu pertama kali…”
3. Tunjukkan keahlian & bangun sikap
kepemimpinan

• Buat pasien memahami bahwa tidak hanya pasien sendiri


yang menghadapi masalah seperti sekarang.
• Sampaikan pada pasien bahwa terapis familiar dengan
masalah ini – tunjukkan pengetahuan yang dimiliki.
• Bicarakan hal-hal yang diragukan oleh pasien bersama
dengan keluarga atau teman yang mengantar pasien secara
profesional.
• Bangkitkan semangat pasien akan masa depannya.
• Tunjukkan ketertarikan untuk membantu kesembuhan
pasien
Respons dengan empati

• Empati -- dapat memahami apa yang dirasakan oleh


pasien. Bagaimana jika berada dalam posisi orang lain tsb,
namun tetap sebagai pihak yang berdiri di luar masalah
• Dapat jatuh dalam simpati, bila terlarut dalam situasi yang
dihadapi orang tsb, lalu gagal bersikap objektif
• Empati berkaitan dengan kepedulian, pemahaman, serta
sikap menghargai/menghormati
Respon terapis bisa berupa :

1. Memperlihatkan kepedulian kita melalui bahasa tubuh

cth: memandang matanya, sesekali mengangguk, menampilkan


ekspresi yang sesuai, dll

2. Ekspresi-ekspresi verbal singkat dapat memperlihatkan bahwa kita


menghargai dan memahami

cth: “oh ya…, mmm…, saya mengerti…”


“saya dapat melihat bagaimana hal tersebut
mengganggu anda..” ; “hal tersebut pasti membuat
anda tidak nyaman..”
KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN

• Mendengar sambil menulis atau kerja lain


• Pandangan menerawang
• Tidak sabar, menyela/interupsi
• Berargumentasi
• Banyak bicara atau menasihati
• Berbasa-basi
• Terlalu cepat menyimpulkan
Observasi Perilaku Nonverbal

1. Ekspresi wajah: tatapan mata, kerut dahi, alis, hidung


dan kesesuaian ekspresi wajah
2. Suara: nada, intonasi, jeda kata, cara bicara
3. Sikap tubuh: cara bersikap, gerakan tubuh, tangan,
kaki
4. Reaksi fisiologis: wajah merah/pucat, berkeringat,
napas tersengal, pupil mata melebar
5. Penampilan: cara berpakaian, sikap dlm duduk dan
berdiri
Strategi Mendapatkan Informasi

• Teknik pertanyaan terbuka (open-ended questions) di awal


wawancara akan membuat pasien menceritakan masalahnya
dengan kata-kata pasien sendiri. Pertanyaan yang membantu di
antaranya adalah:
“Bagaimana saya dapat membantu anda?”
“Apa yang bisa saya bantu?”
“Masalah apa yang membawa anda ke sini?”
“Darimana sebaiknya kita mulai?”
•Dikombinasikan dengan beberapa pertanyaan tertutup (close-ended
questions) untuk menelusuri kata kunci atau menanyakan hal yang
spesifik, detil-detil yang dibutuhkan untuk diagnosis

contoh:
D : Sudah berapa lama anda mengalami keluhan sulit tidur?
P : 2 minggu
D : Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa tertidur
belakangan ini?
P : Kadang-kadang satu jam, kadang 3 jam, kadang saya tidak
bisa tidur sama sekali sepanjang malam.
D : Apakah anda pernah terbangun sangat awal dan tidak bisa
tidur lagi?
P : Tidak
• Pendekatan yang baik adalah dengan mengkombinasikan
keduanya dari pertanyaan luas ke pertanyaan yang terfokus dan
tajam.

• Memulai topik baru dengan pertanyaan terbuka yang luas;


lanjutkan dengan memfokuskan pada satu topik target; akhiri
dengan serial pertanyaan yang semakin menyempit, sesekali
tertutup – tipe ya/tidak.

• Jika ingin menghindari pertanyaan tertutup, gunakan pertanyaan


terbuka yang tajam dan fokus.
Contoh:
“Apakah anda mengalami sulit tidur?” (jawaban yang muncul
adalah: ya atau tidak)
lebih baik bertanya:
“Apa yang terjadi saat anda mencoba tidur?”
• Teknik Klarifikasi
“anda merasa sedih. Kapan waktu anda merasa paling sedih?”

• Teknik Fasilitasi
“lalu..” “apa yang terjadi kemudian?”

• Teknik Silence
terkadang pasien membutuhkan waktu untuk menangis,
membutuhkan waktu untuk bercerita dalam kondisi yang
mendukung

• Teknik Dukungan Positif


“Saya sangat menghargai anda menceritakan kepada saya bahwa
anda berhenti meminum obat. Dapatkah anda memberitahukan
kepada saya, apa masalahnya?
Tahapan Wawancara Psikiatrik

Secara umum, wawancara psikiatrik dibagi menjadi tiga


tahapan:
1. Membuka wawancara
2. Isi wawancara
3. Menutup wawancara
Membuka Wawancara

 Fase awal sebuah wawancara psikiatrik.


 Di fase ini dilakukan penelusuran identitas pasien,
membina rapport dan mempersiapkan pasien untuk
wawancara yang sesungguhnya.
 Sampaikan juga kepada pasien bahwa semua hal yang
dibicarakan dalam sesi ini bersifat rahasia sehingga
pasien dapat bebas menceritakan apapun.
Isi Wawancara

 Keluhan utama: kapan dan bagaimana awalnya, perjalanan


penyakit dan hal-hal yang memperparah atau meringankan.
 Apakah pasien banyak mengeluhkan masalah fisik (lebih dari tiga)
yang tidak cocok dengan pola penyakit apapun.
 Apakah ada riwayat penggunaan obat atau zat lain.
 Bagaimana kepercayaan pasien terhadap penyakitnya, adakah
kecurigaan ke arah supranatural atau keyakinan kultural tertentu.
 Riwayat gangguan jiwa sebelumnya, riwayat penyakit medis,
serta peristiwa kehidupan, misalnya berduka, pengangguran,
pindah rumah, masalah dalam perkawinan atau pekerjaan.
 Daftar sumber dukungan sosial bagi pasien; keluarga, teman,
lingkungan, agama, dll.
 Riwayat perkembangan, kehidupan sosial dan sistem
keluarga: Semua peristiwa kehidupan yang bermakna pada
pasien perlu ditelusuri, termasuk tahap-tahap perkembangan
(mulai bicara, berdiri, berjalan, apakah ada kecemasan
perpisahan saat pertama masuk sekolah, pergaulan di
sekolah, dll).
 Pemeriksaan status mental untuk memastikan dan
mengonfirmasi gejala pada pasien.
 Apabila pasien mengatakan mendengar suara-suara, kita perlu
memastikan apakah suara tersebut tanpa sumber, apakah hanya
pasien sendiri yang dapat mendengar, kapan biasanya suara-
suara tersebut muncul, dan apa reaksi pasien terhadap suara-
suara tersebut.
 Bila pasien memiliki keyakinan tertentu, untuk memastikan
apakah itu suatu waham kita bisa minta pasien menjelaskan lebih
lanjut mengenai keyakinannya tersebut.
Pertanyaan kunci untuk mendeteksi
gangguan jiwa di fasilitas kesehatan primer:

 Apakah Anda mengalami kesulitan tidur di


malam hari?
 Apakah Anda merasa seolah tidak tertarik untuk
melakukan kegiatan yang biasa Anda lakukan?
 Apakah Anda merasa sedih akhir-akhir ini?
 Apakah Anda merasa takut terhadap apapun?
Menutup wawancara

- Simpulan singkat – selipkan kalimat suportif


- Penjelasan tentang diagnosis & rencana terapi
- Beri pasien kesempatan untuk bertanya
- buat janji temu untuk pertemuan berikutnya
Wawancara pada kondisi khusus
Jika terjadi Resistensi
• Resistensi: pasien yang secara sadar menghindari pembicaraan tentang
suatu topik. Contoh:
“Saya tidak mau membicarakan tentang hal itu
sekarang.”
“Saya tidak mau membahas hal ini dengan anda.”

• Resistensi tidak langsung: pasien berusaha mengalihkan perhatian


pewawancara dari suatu topik, menjawab pertanyaan secara singkat
atau tidak menjawab sama sekali, atau mengalihkan pembicaraan,
ekspresi wajahnya menunjukkan ketidaktertarikan, atau berhenti
sebelum menjawab.

-- > Ekspresikan penerimaan


Mengubah fokus pembicaraan – tunda topik sebelumnya
Wawancara Saat Emergensi
• Waktu terbatas
• Fokus pada keluhan saat ini dan alasan dibawa ke fasilitas
kesehatan (IGD)
• Alloanamnesis pada keluarga, teman, atau bahkan polisi
yang membawa pasien
• Wawancara: pertanyaan langsung pada intinya, namun tetap
tenang dan tidak “mengancam” pasien. Pewawancara
tampak mengendalikan situasi, secara meyakinkan akan
melindungi pasien dari kemungkinan melukai diri sendiri
maupun dari orang lain.
Daftar Tilik Bermain Peran
No Butir Penilaian Ya Tidak
1. Memberikan salam, bersalaman, tersenyum
2. Perkenalan diri, membina Rapport
3. Menanyakan keluhan dan gejala untuk
memahami
4. Membantu pasien untuk mengungkapkan apa
yang dirasakan (verbal-non verbal) untuk
mendapatkan informasi

5. Melakukan respons empati dan penentraman

6. Simpulan singkat hasil wawancara


7 Penjelasan rencana terapi
8. Menyediakan kesempatan untuk bertanya
Daftar Pustaka

1. Othmer E, Othmer SC. The clinical interview using DSM-IV.


Volume1: Fundamentals. Washington: American
Psychiatric Press Inc., 1994.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s synopsis of
psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, 2003.
3. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, 2013
4. Pedoman Diagnosis PPDGJ III, Depkes RI
5. Patel V. Ketika tidak ada psikiater: Buku panduan
kesehatan jiwa. CBM International. 2009
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai