Anda di halaman 1dari 26

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA

PASIEN JIWA

Catur Sepriani, Amd.Kep


DEFINISI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik  Kemampuan a/


keterampilan perawat u/ membantu klien beradaptasi
thdp stress, mengatasi gangguan psikologis & bljr
bagaimana berhubungan dgn org lain
TUJUAN KOMUNIKASI PADA PASIEN
JIWA

 Membantu pasien u/ memperjelas & mengurangi beban


perasaan & pikiran serta dpt mengambil tindakan u/
mengubah situasi yg ada bila pasien percaya pdhl yg
diperlukan
 Mengurangi keraguan, membantu dlm hal mengambil
tindakan yg efektif dan m’pertahankan kekuatan egonya
 Mempengaruhi org lain, lingkungan fisik & dirinya sendiri.
Komunikasi terapeutik
Sesuai masalah
pasien
TRIK KETIKA HARUS BERKOMUNIKASI
DENGAN PENDERITA GANGGUAN JIWA

 Pada pasien halusinasi perbanyak aktivitas


komunikasi, baik meminta klien berkomunikasi dgn klien
lain maupun dgn perawat, pasien halusinasi terkadang
menikmati dunianya & harus sering dialihkan dengan aktivitas
fisik.

 Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan

reinforcement
CONT..

 Pasien menarik diri sering dilibatkan dlm aktivitas a/


kegiatan yg bersama – sama, ajari dan contohkan cara
berkenalan & berbincang dgn klien lain, beri penjelasan
manfaat berhubungan dgn org lain dan akibatnya jika dia
tidak mau berhubungan dll.
 Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku
kekerasan maka harus direduksi atau ditenangkan dgn
obat – obatan sblm kita support dgn terapi lain, jika
pasien masih mudah mengamuk maka perawat dan pasien
lain bisa menjadi korban.
PASIEN DGN PERILAKU KEKERASAN

SP1
 Identifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat
perilaku kekerasan
 Latih cara fisik 1: tarik nafas dalam

 Masukkan dalam jadwal harian pasien

SP2
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)

 Latih cara fisik 2: pukul kasur/bantal


CONT..

SP3
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan SP2)
 Latih secara social/verbal
 Menolak dengan baik
 Meminta dengan baik
 Mengungkapkan dengan baik
CONT..

SP 4
 Evaluasi kegiatan yang lalu ( SP1,2&3)
 Latih secara spiritual
 Berdoa
 Sholat

SP 5
 Evaluasi kegiatan yang lalu ( SP1,2,3&4)
 Latih patuh obat
 Minum obat secara teratur dengan prinsip 5B
 Susun jadwal minum obat secara teratur
CONTOH KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“ Ass, nama saya Zainal, saya mahasiswa Akper STIKes yg akan merawat
bapak selama seminggu mulai jam 7.30 s/d 14.00 setiap hari, nama bapak
siapa ?, senang dipanggil apa ?

b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? apa bapak sudah mandi ?

  c. Kontrak
 Topik        : bagaimana kalau kita bincang-bincang tentang hal-hal yang
menyebabkan bapak marah”
 Tempat    : mau dimana kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau ruangan
perawat ?
 Waktu      : Mau berapa lama pak ? bagaimana kalau 10 menit ?
CONT...

Fase Kerja
 Apa yang membuat bapak memecahkan jendela di rumah ?

 Apakah ada yang membuat bapak kesal ?

 Apakah sebelumnya bapak pernah marah ?

 Apa penyebabnya ? sama dengan yang sekarang ?

 Baiklah jadi ada …..(sebutkan) penyebab bapak …. marah-


marah
 baiklah bagaimana kalau saya ajarkan cara mengontrol
marah dengan menarik napas dalam
CONT..

Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“ bagaimana perasaan bapak… setelah kita berbincang-
bincang?”

b. Evaluasi Obyektif
“ Coba sebutkan 3 penyebab bapak… marah-marah!”

Rencana Tindak lanjut


“ Baiklah, waktu kita sudah habis, nanti bapak….coba lagi
mengingat penyebab marah yang belum kita bicarakan. Dan
ketika bapak marah bapak coba atasi dgn tehnik napas
dalam ya”
CONT..

Kontrak
 Topik        : Nanti akan kita bicarakan perasaan bapak pada
saat marah dan cara marah yang biasa bapak lakukan.
 Tempat    : mau dimana kita diskusi ? bagaimana kalau di
ruang tamu ? Bapak mau?          
 Waktu      : kira-kira 30 menit lagi dari sekarang kita ketemu
ya pak, Ass. Alaikum Wr.Wb, Sampai nanti.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA PASIEN PENYAKIT
KRONIS
DEFINISI PENYAKIT KRONIS
 Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan
penyakit berlangsung lama sampai bertahun-tahun, bertambah
berat, menetap dan sering kambuh.

 Penyakit kronis  suatu kondisi medis atau masalah kesehatan


yang berkaitan dengan gejala gejala atau kecacatan yang
membutuhkan penatalaksanaan jangka panjang, sebagian dari
penatalaksanaan ini mencakup belajar untuk hidupdengan
gejala kecacatan, sementara itu pula ada yang menghadapi
segala bentuk  perubahan identitas yang di akibatkan
oleh penyakit
FASE KEHILANGAN
PADA PENYAKIT KRONIS
DAN CARA
B’KOMUNIKASINYA
FASE DENIAL

a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan


b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu
terjadi ”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan

 Bagi individu a/ keluarga yg mengalami penyakit kronis, akan


terus menerusmencari informasi.

 Teknik komunikasi yang di gunakan :


a. Memberikan kesempatan untuk menggunakan koping yang
kontruktif dalam menghadapi kehilangan dan kematian selalu
berada di dekat klien
b. Pertahankan kontak mata
FASE ANGER / MARAH
a. Marah diproyeksikan pada orang lain
b. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah,
susah tidur, tangan mengepal
c. Perilaku agresif.
d. Menolak pengobatan, dan menuduh perawat
ataupun dokter tidak bisa bekerja.

Teknik komunikasi yang di gunakan


 Memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengekspresikan perasaannya
 Hearing.. hearing.. dan hearing..
FASE BERGAINING (TAWAR MENAWAR)
 Apabila individu sudah mampu mengungkapkan rasa
marahnya secara intensif, maka ia akan maju pada fase
tawar menawar dgn memohon kepada Tuhan. Respon ini
sering dinyataka dengan kata kata
“ kalau saja kejadian ini bisa di tunda, maka saya akan
selalu berdoa”
  Apabila proses berduka ini di alami keluarga, maka
pernyataan seperti ini sering di jumpai...
“kalau saja yang sakit bukan anak saya”

Teknik komunikasi yang di gunakan


 Memberi kesempatan kepada pasien untuk
menawar/ Menanyakan kepada apa yang pasien inginkan
FASE DEPRESI
 Individu fase ini sering menunjukkan sikap antara
lain menarik diri, tdk mau berbicara, kadang2
bersikap sbg pasien yg sangat baik & menurut. Atau
dgn ungkapan yg menyatakan keputus asaan,
perasaan tdk berharga.
 Gejala fisik yg sering di perlihatkan  menolak
makan, susah tidur, letih.

Teknik komunikasi yang di gunakan


 Jangan mencoba menenangkan klien. Biarkan klien
dan keluarga mengekspresikan kesedihannya
FASE ACCEPTANCE
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang
b.Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya
cepat sembuh”, “ yah, akhirnya saya harus operasi “
 Apabila individu ttp berada pada salah satu fase &
tdk sampai pada fase penerimaan. Jika mengalami
kehilangan lagi sulit baginya masuk pada fase
penerimaan.

 Teknik komunikasi yang di gunakan perawat


meluangkan waktu untuk klien dan sediakan waktu
untuk mendiskusikan perasaan keluarga terhadap
kematian pasien
MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
PERSIAPAN
 Pahami diri sendiri sbg perawat dan siapkan diri kita dgn berbagai
macam informasi
 Dalam menyampaikan berita buruk lebih baik bertemu lgsg dgn
org yg kita tuju
 menyediakan tempat duduk bagi perawat, dokter dan org yg akan
di ajak bicara
 duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan perhatian dan tdk
dlm keadaan tergesa gesa.
 Cegah berbicara sambil berlari a/ di tempat yg tdk semestinya
misal : koridor rumah sakit yg banyak org.
 Beritahukan rekan anda bahwa anda tdk bisa di ganggu selagi
anda menyampaikan berita kepada pasien.
 Atur suara agar anda terlihat normal, tidak erogi atau bergetar 
CO NT...

Membuat hubungan
  Buatlah percakapan awal, walaupun anda mengira bahwa org yg akan
anda ajak  bicara sudah memiliki firasat apa yg akan anda sampaikan.

Beberapa tugas penting di awal ;


 Percakapan awal Perkenalkan diri anda dan org yg bersama anda
 Kaji status resipien ( org yg anda tuju u/ di kabarkan dgn kabar buruk)
 Tanyakan kabar a/ kenyamanan dan kebutuhannya.
 Anda harus mengkaji ttg pemahaman resipien thdp situasi  Hal ini akan
membantu perawat dlm membuat transisi dlm menyampaikan kabar  buruk
dan akan membantu perawat dlm mengkaji persepsi pasien thdp keadaan.

“mengapa tes itu di lakukan..?”


CONT..

Berbagi cerita
  Ada kiasan bahwa kabar buruk adlh seperti bom. Yang

radiasinya akan mengenai semua yg ada lingkungannya.


Bicara pelan Berikan peringatan awal
“ saya takut saya mempunyai kabar yang kurang baik
untuk anda...”
 Sampaikan berita yg akan di sampaikan, jika itu adalah suatu
diagnosa, minta dokter u/ menyampaikannya langsung.
 Kalimat hendaknya singkat dan beberapa kalimat pendek
saja.
CONT..

Akibat dari berita


  Tunggu reaksi smp tenang Misal : menangis, pingsan dll
 Liat dan berikan respon sebagai tanda empati Dan perawat bisa menyampaikan

“ saya paham, hal ini sulit bagi anda. Apa yang ada dalam pikiran anda
saat ini?”

  Ikuti dan perhatikan resipien selanjutnya Anda dapat membantu resipien agar dapat
menguasai kontrol dengan menanyakan

“ apakah anda membutuhkan informasi baru atau kita bisa bicara


nanti? “

 Sering kali perawat merasa berat hati & merasa stres ketika menyampikan
brita buruk. Oleh karna itu berbagi pengalaman & perasaan thdp teman
sejawat sangat di perlukan dan bisa sbga support system bagi diri anda
sendiri u/ menenangkan diri dgn bermeditasi dan berdoa

Anda mungkin juga menyukai