Anda di halaman 1dari 27

PENYAKIT TERMINAL

Yuniawati Astuti, MKM


DEFINISI
Keadaan terminal
Adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tdk ada harapan lg bagi si
sakit utk sembuh. Keadaan sakit itu dpt disebabkan oleh suatu penyakit / suatu
kecelakaan.
Kematian
Adalah suatu pengalaman tersendiri, dimana setiap individu akan mengalami /
menghadapinya seorang diri, sesuatu yg tdk dpt dihindari, & merupakan suatu
kehilangan.
  Tahap-tahap Menjelang Ajal
(Kubler-Rosa, 1969)
a.       Menolak (Denial)
Tahap ini klien tdk siap menerima keadaan yg sebenarnya terjadi & menunjukkan reaksi
menolak.
b.      Marah (Anger)
Kemarahan terjadi krn kondisi klien mengancam kehidupannya dg segala hal yg tlh
diperbuatnya shg menggagalkan cita-citanya.
c.       Menawar (Bargaining)
Tahap ini kemarahan biasanya mereda & pasien seolah dpt menimbulkan kesan sdh dpt
menerima apa yg terjadi dg dirinya.   
Lanjutan

d. Kemurungan (Depresi)
Tahap ini, pasien cenderung utk tdk byk bicara & mungkin byk menangis. Ini saatnya bagi perawat
utk duduk dg tenang disamping pasien yg sedang melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
e.  Menerima atau Pasrah (Acceptance)
Fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien & kelg ttg kondisi yg terjadi & hal-hal yg
akan terjadi yaitu kematian. Fase ini sangat membantu apabila kien dpt menyatakan reaksi-
reaksinya / rencana-rencana yg terbaik bagi dirinya menjelang ajal. Misalnya: ingin bertemu dg kelg
terdekat, menulis surat wasiat.
Tipe-tipe Perjalanan
Menjelang Kematian
a.       Kematian yg pasti dg waktu yg diketahui, yaitu adanya perubahan yg cepat dari fase
akut ke kronik.
b.      Kematian yg pasti dg waktu tdk bisa diketahui, biasanya terjadi pd kondisi penyakit
yg kronik.
c.       Kematian yg blm pasti, kemungkinan sembuh blm pasti, biasanya terjadi pd pasien
dg operasi radikal krn adanya kanker.
d.      Kemungkinan mati & sembuh yg tdk tentu, terjadi pd pasien dg sakit kronik & telah
berjalan lama.
Mati
1. Mati biologis
2. Mati jantung
3. Mati cerebral
4. Mati otak
5. Mati social
6. Mati suri
7. Mati seluler
Tanda-tanda Klinis
Menjelang Kematian
a.       Kehilangan Tonus Otot, ditandai :
1)      Relaksasi otot muka shg dagu menjadi turun.
2)      Kesulitan dlm berbicara, proses menelan & hilangnya reflek menelan.
3)      Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai: nausea, muntah,
perut kembung, obstipasi dsb.
4)      Penurunan control spinkter urinari & rectal.
5)      Gerakan tubuh yg terbatas.
lanjutan
b.      Kelambatan dlm Sirkulasi, ditandai :
1)      Kemunduran dlm sensasi.
2)      Cyanosis pd daerah ekstermitas.
3)      Kulit dingin, pertama kali pd daerah kaki, kemudian tangan, telinga & hidung.
c.       Perubahan-perubahan dlm tanda-tanda vital :
1)      Nadi lambat & lemah.
2)      Tekanan darah turun.
3)      Pernafasan cepat, cepat dangkal & tdk teratur.
d.      Gangguan Sensori : Penglihatan kabur.
e.       Gangguan penciuman & perabaan.
Tanda-tanda klinis saat meninggal

a.       Pupil mata melebar.


b.      Tdk mampu utk bergerak.
c.       Kehilangan reflek.
d.      Nadi cepat & kecil.
e.       Pernafasan chyene-stoke & ngorok.
f.       Tekanan darah sangat rendah.
g.      Mata dpt tertutup / agak terbuka.
Tanda-tanda meninggal secara klinis

Secara tradisional, tanda-tanda klinis kematian dpt dilihat melalui perubahan-perubahan nadi,
respirasi & tekanan darah. Pd thn 1968, World Medical Assembly, menetapkan bbrp petunjuk
tetg indikasi kematian, yaitu :
a.       Tdk ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total.
b.      Tdk adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan.
c.       Tdk ada reflek.
d.      Gambaran mendatar pd EKG.
Macam tk Kesadaran dari Pasien & Keluarganya
thdp Kematian (Strause et all , 1970)
a.       Closed Awareness / Tdk Mengerti.
Situasi spt ini, dokter biasanya memilih utk tdk memberitahukan ttg diagnosa & prognosa kpd pasien &
keluarganya. Tetapi bg perawat hal ini sgt menyulitkan krn kontak perawat lebih dekat & sering kepada pasien &
keluarganya. Perawat sering kal dihadapkan dg pertanyaan-pertanyaan langsung, kapan sembuh, kapan pulang dsb.
b.      Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yg Ditutupi.
Fase ini memberikan kesempatan kepada pasien utk menentukan segala sesuatu yg bersifat pribadi walaupun
merupakan beban yg berat baginya.
c.       Open Awareness / Sadar akan keadaan & Terbuka.
Situasi ini, klien & orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya ajal yg menjelang & menerima utk
mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir. Keadaan ini memberikan kesempatan kepada pasien utk berpartisipasi
dlm merencanakan saat-saat akhirnya, tetapi tdk semua org dpt melaksanaan hal tsb..
  Bantuan yang dapat Diberikan.
Bantuan Emosional :
a. Fase Denial.
Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dg denial dg cara menanyakan ttg kondisinya / prognosisnya &
pasien dpt mengekspresikan perasaan-perasaannya.
b. Fase Marah / anger.
Biasanya pasien akan merasa berdosa tlh mengekspresikan perasaannya yg marah. Perawat perlu membantunya
agar mengerti bahwa masih merupakan hal yg normal dlm merespon perasaan kehilangan menjelang kematian.
Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sbg org yg dpt dipercaya, memberikan ras aman &
akan menerima kemarahan tsb serta meneruskan asuhan shgmembantu pasien dlm menumbuhkan rasa aman.
Lanjutan

c. Fase Menawar.
Fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya & mendorong pasien utk dpt berbicara krn akan mengurangi rasa
bersalah & takut yg tdk masuk akal.
d. Fase Depresi.
Fase ini perawat selalu hadir di dekatnya & mendengarkan apa yg dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi
secara non verbal yaitu duduk dg tenang disampingnya & mengamati reaksi-reaksi non verbal dari pasien shg menumbuhkan
rasa aman bg pasien.
e.Fase Penerimaan.
Fase ini ditandai pasien dg perasaan tenang, damai. Kepada keluarga & teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien
tlh menerima keadaanya & perlu dilibatkan seoptimal mungkin dlm program pengobatan & mampu utk menolong dirinya
sendiri sebatas kemampuannya
Bantuan Memenuhi
Kebutuhan Fisiologis
a. Kebersihan Diri.
Kebersihan dilibatkan utk mampu melakukan kerbersihan diri sebatas kemampuannya dlm hal kebersihan kulit, rambut, mulut,
badan dsb.
b. Mengontrol Rasa Sakit.
Bbrp obat utk mengurangi rasa sakit digunakan pd klien dg sakit terminal, seperti morphin, heroin, dsb. Pemberian obat ini
diberikan sesuai dg tingkat toleransi nyeri yg dirasakan klien. Obat-obatan lebih baik diberikan Intra Vena dibandingkan
melalui Intra Muskular / Subcutan, krn kondisi system sirkulasi sdh menurun.
c. Membebaskan Jalan Nafas.
Utk klien dg kesadaran penuh, posisi fowler akan lebih baik & pengeluaran sekresi lendir perlu dilakukan utk membebaskan
jalan nafas, sedangkan bg klien yg tdk sadar, posisi yg baik adalah posisi sim dg dipasang drainase dari mulut & pemberian
oksigen.
lanjutan

d. Bergerak.
Apabila kondisinya memungkinkan, klien dpt dibantu utk bergerak, spt: turun dari tempat tidur, ganti
posisi tidur utk mencegah decubitus & dilakukan secara periodik, jika diperlukan dpt digunakan alat
utk menyokong tubuh klien, krn tonus otot sdh menurun
e.  Nutrisi.
Klien seringkali anorexia, nausea krn adanya penurunan peristaltik. Dpt diberikan anti ametik utk
mengurangi nausea & merangsang nafsu makan serta pemberian makanan tinggi kalori & protein serta
vitamin. Krn terjadi tonus otot yg berkurang, terjadi dysphagia, perawat perlu menguji reflek menelan
klien sebelum diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan cair / Intra Vena atau Invus.  
f. Eliminasi.
Krn adanya penurunan / kehilangan tonus otot dpt terjadi konstipasi, inkontinen urin & feses. Obat
laxant perlu diberikan utk mencegah konstipasi. Klien dg inkontinensia dpt diberikan urinal, pispot
secara teratur / dipasang duk yg diganti setiap saat / dilakukan kateterisasi. Hrs dijaga kebersihan pd
daerah sekitar perineum, apabila terjadi lecet, hrs diberikan salep.
g. Perubahan Sensori.
Klien dg dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya menolak / menghadapkan kepala kearah
lampu / tmp terang. Klien masih dpt mendengar, tetapi tdk dpt / mampu merespon, perawat &
keluarga harus bicara dg jelas & tdk berbisik-bisik
Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial
Klien dg dying akan ditempatkan diruang isolasi, & utk memenuhi kebutuhan kontak sosialnya, perawat
dpt melakukan:
a. Menanyakan siapa-siapa saja yg ingin didatangkan utk bertemu dg klien & didiskusikan dg
keluarganya, misalnya: teman-teman dekat, / anggota keluarga lain.
b. Menggali perasaan-perasaan klien s/d sakitnya & perlu diisolasi.
c.  Menjaga penampilan klien pd saat-saat menerima kunjungan teman-teman terdekatnya, yaitu dg
memberikan klien utk membersihkan diri & merapikan diri.
d. Meminta saudara / teman-temannya utk sering mengunjungi & mengajak orang lain & membawa
buku-buku bacaan bg klien apabila klien mampu membacanya.
Bantuan Memenuhi
Kebutuhan Spiritual
• Menanyakan kepada klien ttg harapan-harapan hidupnya & rencana-
rencana klien selanjutnya menjelang kematian.
• Menanyakan kepada klien utk mendatangkan pemuka agama dlm hal
utk memenuhi kebutuhan spiritual.
• Membantu & mendorong klien utk melaksanakan kebutuhan spiritual
sebatas kemampuannya.
MENINGGAL SECARA TERHORMAT

• MAKNA 🡪seseorang diperlakukan secara manusiawi bahkan saat


tlh meninggal sekalipun.

• RESPECT/ Rasa hormat 🡪 prinsip, individu hrs dihargai &


perawatan yg dilakukan dilandasi dg prinsip tsb
ASPEK PSIKOSOSIAL
ASPEK RELIGI & ETIKA
• Merupakan Kontribusi kritis bg pasien
• Pertimbangan financial
• Antisipasi 🡪 wali pasien perlu ditunjuk.
◆Di negara barat 🡪 tim geriatri dimasukkan anggota perwakilan dari badan
keagamaan.
◆‘Bidang Keagamaan’ dpt membantu 🡪menentukan keputusan dlm hidup &
kesehatannya.
PENTINGNYA KERJA-SAMA TIM

• Team work” 🡪 dokter, psikolog, ulama, perawat, terapi


rehabilitasisocial, relawan, dll
• Kualitas interaksi , ahli gizi, pekerja 🡪 direfleksikan dlm
kemampuan tim 🡪 menyediakan layanan yg optimal
PERAWATAN MENJELANG
KEMATIAN
• Aspek perawatan :
- Mengontrol nyeri & gejala lain
- Memelihara kemandirian
- Mengurangi kecemasan & ketakutan
- Memberi kenyamanan & kehormatan
- Memberikan sokongan psikologis
MEDIKASI PD PASIEN

• Obat-obatan yg esensial hrs senantiasa tersedia


• Nutrisi pd pasien
• Merancang perawatan demi kenyamanan
• Pengaturan dosis reguler
• Penatalaksanaan rasa sakit :
Penggunaan analgetik : non narkotika, narkotika, obat analgesic adjuvant
Tanda-tanda Kematian
1.      Dini :
- Pernafasan terhenti, penilaian > 10 menit (inspeksi, palpasi auskultasi.
- Terhentinya sirkulasi, penilaian 15 menit, nadi karotis tdk teraba.
- Kulit pucat.
- Tonus otot menghilang & relaksasi.
- Pembuluh darah retina bersegmentasi bbrp menit pasca kematian.
- Pengeringan kornea yg menimbulkan kekeruhan dlm 10 menit (hilang dg penyiraman air.
Lanjutan

2. Lanjut (Tanda pasti kematian)


- Lebam mayat (livor mortis).
- Kaku mayat (rigor mortis).
- Penurunan suhu tubuh (algor mortis).
- Pembusukan (dekomposisi).
- Adiposera (lilin mayat).
- Mumifikasi
Gejala & masalah yg sering dijumpai
pd berbagai stm Organ

- Sistem Gastrointestinal: Anorexia, konstipasi, mulut kering & bau,


kandidiasis & sariawan mulut.
- Sistem Genitourinaria : Inkontinensia urin.
- Sistem Integumen : Kulit kering (pecah-pecah) & dekubitus.
- Sistem Neurologis : Kejang.
- Perubahan Status Mental : Kecemasan, halusinasi & depresi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai