Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN KOMUNIKASI

NAMA : GHEFIRA NURUL HAK


NIM : 202101016
KELAS : 1.A
PRODI : D III KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA


TINGKAT 1//SEMESTER 1
TA 2021/2022
RINGKASAN MATERI KOMUNIKASI SEMESTER 1
A. Komunikasi Pada Orang Dewasa
1. Kenali bahwa mungkin terdapat perbedaan generasi antar perawat dan pasien makanya
kita harus menghargai sudut pandang pasien
2. Dengarkan narasi Riwayat pasien,sesuai ketersediaan waktu. Hal ini akan
menggambarkan pengalaman,kepribadian,kekuatan dan tantangan pasien tersebut.
3. Hindari istilah tekhnis berlebihan (intervensi sesuai tingkat pemahaman pasien)
4. Hindari nama yang merendahkan seperti “nenek” “sayang”. Selalu mulai secara formal
seperti (Tn,Ny,pak,bu,mas,mba) kemudian tanya pasien suka dinpanggil dengan nama
apa

5. Sadari bahwa beberapa orang dewasa mengkin menggunakan nada merendahkan kepadaa
perawat muda. Hargailah tetapi tetap tunjukkan pengetahuan anda yang luas, menegaskan
Latihan dan keahlian anda.
6. Luangkan waktu lebih untuk mengajarkan mengenai
pemeriksaan/pengobattan/pembedahaan.
Contoh : kenapa harus mengambil air kencing tengah?
Karena kalau yang pertama (masih ada kotoran)
Tengah (jernih)
Akhir (masih ada endapan)
7. Berikan pasien kesempatan untuk membuat keputusan secara mandiri.

Note : salam nasional digunakan untuk menyapa passion baik itu pasien beragama
islam/Kristen supaya mereka tidak tersinggung. Sementaran untuk pasien katarak
salam berguna untuk supaya dia bisa mengetahui waktu
 Dim (buta) harus melihat waktu, pagi (05.00-10.00)s siang (10.00-02.00)
sore(02.00-05.00) malam (05.00-00.00)

 Biasakan membuat janji dengan pasien karena jika tidak memiliki janji akan
memungkinkan salah dalam meberikan asuhan keperawatan.

 Tensi seseorang berbeda Ketika pasien duduk lama,habis jalan dan baring.
Tekanan darah basal yaitu tekanan yang diambiil Ketika pasien pertama
bangun 04.30-05.00 atau pasien belum memakan sesuatu atau Ketika pasien
sedang perut kosong.
 Ketika ingin mentensi seseorang harus dengan suasana yang tenang atau sedang
dalam suasana senang. Contoh

Bapak : sus kenapa tensi saya beda?


Suster : saat bapak dudk tensii akan berbeda dibanding dengan tensi saat bapak
baring.
 Supaya kami tidak direndahkan tunjukkan pengetahuan dan keterampilan
seperti jiika janjian jam 06.00 dengan pasien ,sebelum jam 06.00 perawat sudah
ada di dalam ruangan dan jangan pernah mengingkari janji.
 Pada saat mengkaji lakukan dengan sopan seperti ;

Ijin ibu bisa saya minta urinnya untuk melaksanakan pemeriksaan,jangan


ambil urin pertama dan terakhir alasannya karena pertama sempat masih
terdapat kotoran diujung penis dan vagina sedangkan terakhir disebut endapan
dan ambil urin tengah karna itu bersih.

 Untuk pasang kateter perawat harus tahu semua fungsi,tujuan,penyakit apa


yang akan diatasi dan ala tapa yang digunakan.
 Pasang infus ajak bicara sampai infus dipasang dengan benar.
B. Teknik Komunikasi Pada Keluarga
1. Beri kesempatan orantua untuk berbicara
2. Mendengar dengan aktif apa yang disampaikan orangtuanya
3. Diam
4. Empati
5. Antisipasi guidance,dimana perawat memeperluas pemeberian informmasi,sebagai
keluaraga dapat menggunakan informasi untuk pengembangan kemampuan yang akan
datang.

Note : perbedaan empati dan simpati


 Simpati hanya perasaan belas kasih,ikut bersedih atas penderitaan yang
menimpa orangg lain.
 Empati yaitu ia bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain lalu
mengandaikan dirinya jika diposisi orang yang sedang mengalami
penderitaan.
>berbicara denga keluarga
1. Nilai pasien dan keluarganya
2. Bangunlah kekuatan keluarga
3. Fasilitasi penyelesaian masalah
4. Lihat keluarga dalam rencana asuhan dan interfasi
5. Perkuat hubungan
Contoh : saat bekerja dengan pasien dengan BB berlebih dan tekanan darah tinggi
serta diabetes,perawat melibatkan keluarga dalam pengajarannya mengenai pola
makan sehat,kepatuha terhadap pengobatan dan pemeriksaan glukosa darah,dan
olahraga rutin,dengan memahami bahwa perilaku keluarga mempengaruhi hasil
akhir pasien. Mengenai pengaruh anggota keluarga terhadap adaptasi dan
Kesehatan pasien merupakan bagian penting proses keperawatan.
C. Teknik Kominikasi Pada Lansia
Klasifikasi umur lansia (WHO)
1. Middle age : 45-59 tahun
2. Elderly (lansia) :60-70 tahun
3. Old (lansia tua) : 75-90 tahun
4. Very old (lansia sangat tua) : >90 tahun
Perubahan fisik dan mental pada lansia,
1. System kardiovaskuler (jantung)
2. System pernapasan
3. System integument
4. System reproduksi (laki-laki perempuan)
5. System musculoskeletal (tulang)
6. System genitoourinarius (perkemihan)
7. System gastrointestinal (pencernaan)
8. Sistem neurologi
9. System indera khusus (penglihatan,pendengaran,penciuman)
10. Kehilangan (kematian pasangan/orang yang dicintai)

Prinsip komunikasi untuk lansia


1. Menjaga agar tingkat kebisingan minimum
2. Menjadi pendengar yang setia,sediakan waktu untuk mengobrol
3. Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik
4. Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas
5. Jangan berbicara dengan keras atau berteriak/berdiri depan pasien
6. Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek atau sederhana
7. Beri kesempatan bagi klien untuk mengenang
8. Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas social seperti kumpulan orangtua,kegiatan
agama
9. Membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiattan social sesuai kebutuhan.
10. Berbicara pada tingkat pemahaman klien
11. Selalu menanyakan respon,terutama Ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian.

Askep yang dilakukan perawat


1. Pengkajian
2. Diagnose
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi

 Data subyektif adalah data yang dikeluhkan oleh pasien ,contoh : suster badan saya gatal-
gatal
 Diagnose : gangguan tidak kenyamanan
 Pengkajian
Keluhan pasien
Demam/dingin/suhu 1. Thermometer
-raba dahi 2. Kulit terasa hangat
-Thermometer 3. Tampak kemerahan dan hangat
-data objektif (do) 39,5 c 4. terasa lembab

Rencana yang dilakukan


-kompres
-minum air hangat
-posisi
-kolaborasi dengan dokter biasanya beri paracetamol

 Paso contribusi (mengecil),mengkerut hanya kepala yang dingin dan badan tetap panas 2 jam
kemudian panas akan naik Kembali.
 Paso dilatasi (melebar) dikompres dengan air hangat agar pori-pori terbuka dan suhu tubuh
turun

 Objek perawat yaitu manusia dan manusia memiliki rasa dan perasaan,rasa pada manusia
terletak pada lidah yaitu asin,asam,manis,pahit, dan jika ada pasien yang tidak mau makan
maka kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi,dan manusia juga memiliki perasaan yaitu senang dan
sedih,ketika manusia senang akan muncul diagnose kesejateraan sedangkan saat manusia
sedih akan muncul diagnose cemas dan manusia memiliki sifat unik. Kita juga harus
memandang pasien dengan bio (fisik),psiko(jiwa),social(lingkungan) dan spiritual (agama).
 Suatu saat nanti akan melakukan pemeriksaan tertutup (pengkajian dari ujung rambut sampai
kepala)
 Yang mempengaruhi perilaku yaitu
1. Keluarga’
2. Lingkungan
3. Adat istiadat-budaya
4. Agama
 Seorang perawat belajar ilmu tentang psiko sehingga bisa mengetahui kapan paasien
berbohong.
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MENURUT MASLOW

Tanda-tanda orang pingsan akibat kekurangan oksigen pada otak (penyebabnya tidak sarapan)

 Tidak mengenal tempat : saat upacara lama berdiri,pada saat kamu berdiri darah turun ke
kaki
 Pada saat tutup mata seperti orang tidur
Tanda-tanda orang pura-pura pingsan
 Mengenal tempat :pingsan pada saat banyak orang
 Makin dipegang makin meronta
 Pada saat tutp mata berkedip-kedip
 Habis menangis kemudian tertawa

Relevan (situasi pada saat mengeluh)


Contoh : pada pasien diare disertai muntah,perawat harus tanya muntahnya cair,cair berampas
atau berampas,kalua cair berarti air yang dimuntahkan sedangkan cair berampas berarti setengah
air,setengah makanan sedangkan kalua berampas berarti sisa makanan yang sudah di makan,
setellah itu ditanya lagi berapa kali pasien BAB dalam sehari dan bagaimana bentuk BABnya
apakah berbau atau tidak dan liat juga warnanya apa.

 Sumber data
1. Klien ( sumber data utama atau primer),perawat dapat menggali informasi. Perawat
mampu mengidentifikasi masalah klien ataupun kesulitan pasien. Jika terdapat gangguan
mental jangan ditanya.
2. Orang terdekat : komunikasi dapat dari keluarga
3. Catatan medis
Contoh : sudah tau Namanya (jangan ditanya Namanya)
Suster : nama ibu siti amniah ya? Iya
Boleh mengganggu waktunya?
Saya mau mengukur tensi
4. Riwayat penyakit (catatan perkembaangan)
Misal : pasien meengeluh ada benjolan di payudara
Klien: tidak pernah diperiksa sebelumnya di dokter,pada saat mengangkat galon rasanya
sakit dan saya putuskan untuk rujukan ke rumah sakit dan dirujuk di rumahh sakit ini
dan mereka bilang ada beberapaa benjolan sebesar telur dan harus dioperasi
perawat : iya ibu,ini harus dioperasi karna kita tidak tau ini benjolan kecil atau ganas
5. Konsultasi : memerlukan konsultasi dengan anggiota tim Kesehatan spesialis
6. Hasil pemeriiksaan diagnostic
- Laboratorium analisis : pemeriksaan darah,seputung,feses,urin.ludah
- Radiologi : foto toraks,USG,MRAI,EKG,stisken,EKKG
7. Catatan medis : dari analisis,dari radiologi
8. Perawat klien : dari perawat sebelumnya,bagaimana status Kesehatan pasien melakukan
Tindakan selanjutnya
9. Keputusan : memperoleh literatur atau referensi untuk menetukan data yang akurat.

 Metode pengumpulan data


1. Komunikasi yang efektif : yang tidak perlu tidak usah ditanyakan
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik head to toe

 Komunikasi : semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi terapeutik adalah suatu Teknik dimana usaha mengajak klien dan keluargaa
untuuk bertukar pikiran.
 Komunikasi terapeutik : komunikasi yang melibatkan keluarga,teknik tersebut mencakup
keterampilan secra verbal maupun non verbal,empati dan rasa kepeduulian yang tinggi.
 Unsur yang penting dalam mendengarkan secara akttif :
- Memperhattikan pesan yang disampaikan dan menghubungkannya dengan yang
sedang dipikirkan. Contoh ;
Diare : 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan (infus)
2. gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (bubur)
- Mengurangi hambatan
Contoh ; pemulihan fisik : wajah,bibir,mata dan perut
Perut : inspeksi (besar)
Palpasi (nyeri,tekan)
Perkusi (saat diketuk kembung/pekak)
Auuskultasi (peristaltic usus)
- Posisi duduk yang sesuai
1. Berhadapan
2. Jarak sesuaiikan
3. Cara duduk sopan
- Menghindari terjadinya interupsi
- Mendengarkan penuh dengan perasaan terhadap setiap yang dikatakan klien
- Memberikan kesempatan untuk beristirahat kepada klien
 Hambatan yang terjadi selama mendengarkan
1. Internal
- Pandangan/pendapat klien berbeda dengan persepsi klien
- Cara berbicara klien/penampiilan klien berbeda
- Klien dalam keadaan cemas/nyeri
Skala nyeri : (1-3) : nyeri ringan (memegang perut,wajah meringis)
(4-6) : nyeri sedang
(7-10) : nyeri berat ( meremas perut,wajah meringis sampai
keluar biji-biji keringat)
- klien memberikan sesuatu kepada perawat bahwa tidak ingin mendengarkan sesuatu
- perawat merasa tidak senang dengan perawat lainnya
- perawat berpikir sesuatu yang lain
- perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
- perawat meras terburu-buru
- perawat sangat gelisah/mengebu-gebu dalam bertanya
2. eksternal
- suara yang gaduh dari luar
- kurang kerahasiaan (jangan membongkar rahasia pasien)
- ruangan tidak memadai untuk berbicara
- adanya interupsi/pertanyaan dari perawat lain
 wawancara : menanyakan/tanya jawab yang dibutuhkan dengan masalah yang dihadapi klien
dan merupakan komunikasi yang direncanakan. Wawancara ada 2:
1. auto wawancara : tanya jawab langsung dengan pasien untukk mendapatkan data
2. aulo wawancara : tanya jawab kepada keluarga,klien,teman dan tim Kesehatan lainnya
untuk mendapat data klien
 Tim kerja perawat
1. Dokter 6. radiologi
2. Analis 7. kesling
3. Farmasi 8. Bidan
4. Fisioterapi 9. Gizi
5. Radiologi 10. Keskerja
 observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang
Kesehatan klien.
 Pemeriksaan fisik bertujuan untuk memperoleh data objektif dari Riwayat keperawatan lain.
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Misalnya : kalua ada
gangguan pernapasan otakmu langsung ke paru-paru atau perhatikan anatomi tubuh. Dalam
pernapasan menggunakan 4 tekhnik : inspeksi (jantung) karena adanya rongga ,auskultasi
(paru-paru),palpasi(perut),perkusi. Untuk memeriksa lihat wajah dan hidung.
 Ada 4 teknik pemeriksaan fisik :
1. Inspeksi : suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis dengan indra
penglihatan,pendengaran,penciuman untuk mengumpulkan data. Focus inspeksi pada
setiap bagian tubuh :
- Ukuran tubuh
- Warna
- Bentuk
- Posisi
- Simetris (ada yang bisa dibandingkan) contoh : pipi kiri-kanan,mata,lubang
hidung,telinga
2. Palpasi: suatu Teknik yang menggunakan indra peraba. Langkah yang harus dilakukan
saat palpasi :
- Ciptakan lingkungan yang kondusif dan nyaman
- Tangan perawat harus dalam keadaan kering dan hangan serta kuku harus dipotong
- Semua bagian yang nyeri dilakukan palpasi akhir.
3. Perkusi : suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri-kanan
pada setiap daerah tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. Suara yang dijumpai pada
perkusi :
- Sonor : suara perkusi jaringan normal
- Redup : lebih padat ((pneumonia)
- Pekak : ada jaringan yang padat seperti ada cairan dirongga pleura
- Hipersonal : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong
4. Auskultasi : pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihaasilkan organ tubuh
dengan stetoskop.
 Aspek atau pendekatan pengkajian fisik mengguanakan :
1. Head to toe (kepala sampai kaki)
2. ROS (review if system:fungsi sistem tubuh)
3. Pola fungsi Kesehatan (Gordon 1982) pendekatan ini memungkinkan perawat untuk
mengumpulkan data secara sistematis dengan cara mengevaluasi pola fungsi Kesehatan
dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah yang khusus.
 Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
Kesehatan) dan memberikan interfensi secara pasti untuk menjaga status Kesehatan.
 Perbedaan diagnose medis dan diagnose keperawatan
1. Diagonasa medias :
- Focus,factor-faktor pengobatan penyakit
- Orientasi,keadaan patologis
- cenderung,tetap,mulai sakit
2. diagnoosa keperawatan :
- focus : relatif terhadap Tindakan keperawatan
- orientasi :: kebutuhan dasar individu
- berubah sesuai respon klien
- mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam pelaksanaan Tindakan dan evaluasi
- diagnose keperawatan melengkapi diagnose medis.
 Proses askep : pengkajian > biodata : keluhan utama
R. KU
Pola kegiatan sehari-hari
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan diagnostic
Pengumpulan data (ds do)
Klasifikasii data
Analisa data
Diagnose keperawatan
 Perencanaan/intervensi
 Pelaksanaan/implementasi
 Evaluasi keperawatan
- Kepala – leher menggunakan 2 cara (inspeksi dan palpasi)
- Dada-perut,jantung dan paru-paru menggunakan 4 cara yaitu exterminas atas dann
bawah menggunakan 3 cara yaitu inspeksi,perkusi dan auskultasi.
- Saat melakukan pemeriksanan jantung,paru—paru dan abdomen dimulain
inspeksi,auskultasi,palpasi dan perkusi.

Anda mungkin juga menyukai