Nim : 20210302200
Mata kuliah : Psikologi Gizi dan kesehatan
Tugas : Sesi 10
Mood
Suasana hati atau mood adalah perasaan yang hampir mirip dengan emosi namun tidak
sekuat emosi, dan seringkali tidak ada rangsangan situasional. Kemarahan yang begitu kuat
bisa datang dan pergi dengan sangat cepat bahkan dalam hitungan beberapa detik. Namun saat
seseorang sedang dalam mood yang buruk, seseorang mungkin merasa berjam-jam.
Sebaliknya, mood tidak ditujukan pada emosi ketika kehilangan perhatian pada objek
kontekstual. Penyebab emosional biasanya umum, dan penyebab yang tidak jelas biasanya
bertahan lebih lama daripada emosi. Emosi bersifat kognitif berdasarkan referensi jurnal tahun
2016 berjudul “Memahami Mood Dalam Konteks Indonesia: Adaptasi Dan Uji Validitas Four
Dimensions Mood Scale”.
Mood atau suasana hati memiliki pengaruh positif dan negatif, yaitu pengaruh positif
adalah dimensi ketika suasana hati atau mood meliputi emosi positif seperti kebahagiaan,
ketenangan dan kegembiraan pada puncaknya berupa kebosanan, kemalasan dan kelelahan
pada kepala bagian bawah. Efek negatif adalah dimensi suasana hati yang meliputi kegugupan,
stres dan kecemasan di puncak, dan relaksasi, ketenangan dan keseimbangan di punggung
bawah.
Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan setiap hari untuk menjaga semangat
tetap stabil yaitu:
1. Mengenalidirisendiridenganmengetahuiapayangmembuatdirisendirimerasabahagia,
senang, tenang dan nyaman.
2. Selalubersyukurdenganhalapapunyangdialamisetiapsaatdanselalumelihatdarisudut
pandang positif setiap hal apapun yang di alami.
3. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang produktif sesuai dengan hobi.
4. Berada dilingkungan orang-orang yang positif.
Literatur:
https://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/article/download/2747/867
Contoh mood dalam pengalaman pribadi:
Berdasarkan pengalaman pribadi, gangguan mood yang sering mengganggu saya biasanya
menjelang pertengahan bulan, mood swing saya bisa semakin sering terjadi. Dikarnakan,
periode bulanan.
Saya yang awalnya happy-happy saja, bisa mendadak badmood secara mendadak, dalam
sekejap. Yang pasti ada penyebab rasa badmood itu muncul. Akan tetapi biasanya saya tidak
terlalu ingin menjelaskan apa alasan dari rasa kesal saya, yang mempengaruhi mood saya hari
itu. Seringnya saya tetap diam, walaupun sedang merasa emosi, tapi tak jarang pula saya akan
marah-marah.
Bukan hanya dari good ke badmood yang cepat berubah, tapi sebaliknya pun sama. Biasanya
faktor lingkungan yang membuat saya sedikit tenang, misalnya peliharaan saya lucu, atau saya
menemukan jokes/video receh, ya pasti saya akan ketawa, lalu mood saya kembali bagus.
Sayangnya, mood saya seringkali menguasai emosi saya. Tak jarang saya melampiaskan mood
buruk saya pada amarah. Terutama pada keluarga. Bila kepada teman, saya biasanya hanya
diam. Diam sepanjang hari sampai saya rasa mood saya benar-benar stabil. Entah itu menangis,
menonton film, atau sampai waktu dulu pulang sekolah dan tidak bertemu teman-teman saya
sementara.
Emosi
Emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik
dari karakter yang luas- dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar, dan sebagainya. Dan
dari sudut mental, adalah suatu keadaan senang atau cemas, yang ditandai adanya perasaan
yang kuat, dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Jika emosi itu
sangat kuat akan terjadi sejumlah gangguan terhadap fungsi intelektual, tingkat disasosiasi dan
kecenderungan terhadap tindakan yang bersifat tidak terpuji. Kemunculan emosi seseorang
bisa dikenali dari ekspresi yang ditampilkan seketika itu, baik dari perubahan wajah, nada
suara, atau tingkah lakunya. Ekspresi emosi muncul secara spontan dan seingkali sulit dikontrol
atau ditutup-tutupi. Ekspresi emosi selain diwarisi secara genetis juga diperkaya oleh berbagai
pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain. pengendalian emosi menjadi sangat penting
dalam kehidupan manusia, khususnya untuk mereduksi ketegangan yang timbul akibat emosi
yang memuncak. Emosi menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal di dalam
tubuh, dan memunculkan ketegangan psikis, terutama pada emosi-emosi negatif.
Literatur:
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/saintifikaislamica/article/view/284#
https://www.brainacademy.id/blog/jenis-jenis-emosi-dasar-manusia
suatu hari ketika saya sedang melaksanakan kelas online dan tiba-tiba tidak ada jaringan
internet dan itu membuat saya merasa emosi.
agar saya dapat meredam amarah saya adalah dengan cara:
1. Tentunya bersabar dan berdoa agar dapat cepat muncul internet tersebut
Pemilihan makanan
Pemilihan makanan merupakan suatu proses atau cara dalam memilih makanan yang
baik dan benar mengacu pada pendapat yang dikemukakan Suhardjo (1985:35) tentang “ cara
seseorang atau kelompok memilih dan memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh
fisologi, psikologi, budaya dan sosial”. Khususnya dalam hal ini berarti memilih makanan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan gizi yang seimbang. Sebelum memilih menu makanan
yang akan dikonsumsi sehari-hari diperlukan perhatian yang cermat. Adakalanya seseorang
telah menemukan dan memilih suatu bentuk makanan yang bergizi, namun zat gizi yang
diharapkan tidak tercapai karena kesalahan dalam memilih bahan makanan yang akan
dikonsumsi. Pemilihan makanan sehari-hari yang seimbang ditentukan setelah mengetahui
kebutuhan gizi sesuai yang dianjurkan. Pemilihan makanan sehari-hari ini memperhatikan
kecukupan gizi, mengacu kepada pedoman Empat Sehat Lima Sempurna dengan
memperhatikan variasi dan kombinasi dari hidangan tersebut serta kegemaran seseorang.
Selain variasi dan kombinasi jumlah pembagian kalori makan pagi, makan siang dan
makan malam jumlahnya berbeda. Jumlah kalori untuk tiap kali makan digunakan perbadingan
30% : 40% : 30% untuk makan pagi, siang dan malam. Hidangan makan pagi tentu akan
berbeda dengan makan siang ataupun makan malam. Hal ini dikarenakan aktifitas dan
metabolisme tubuh dalam rentang waktu antara pagi, siang dan malam. Faktor-faktor yang
merupakan masukan (input) bagi terbentuknya suatu perilaku makan keluarga ialah
penghasilan, pendidikan, lingkungan hidup perkotaan dan pedesaan, susunan keluarga,
pekerjaan, suku bangsa, kepercayaan dan agama, pendapat tentang kesehatan, pengetahuan
gizi, produksi pangan, sistem distribusi dan masih banyak faktor sosial lainnya. Faktor-faktor
pembentuk perilaku makan mengenai kebiasaan makan dan susunan hidangan dikelompokkan
berasal dari dua sumber yaitu sumber produksi pangan dan distribusi serta faktor social,
ekonomi, dan politik. Menurut Sulistyoningsih (2010:52) secara umum faktor yang
mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, social budaya, agama,
pendidikan dan lingkungan, yakni :
a) Faktor ekonomi
b) Faktor sosio budaya
c) Agama
d) Pendidikan
e) Lingkungan
Proses pemilihan makanan merupakan proses yang komprehensif, melibatkan berbagai aspek
seperti perkembangan, kognitif, psikofisiologis dan peran belajar yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Pemilihan makanan penting untuk dikaji mengingat bahwa makan adalah
salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi dan proses pemilihan makanan dapat
berdampak pada kesehatan maupun kondisi sakit atau bahkan kematian pada individu.
Literatur:
https://ejournal.upi.edu/index.php/Boga/article/download/6529/4568