Disusun Oleh:
NAWAN (212415005)
FAKULTAS KEGURUAN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emosi senang merupakan salah satu contoh dari emosi positif, contoh lain
emosi positif yaitu cinta dan gembira. Sedangkan emosi sedih merupakan salah satu
contoh dari emosi negatif, contoh lain emosi negatif yaitu marah, kesal, dan iri.
Emosi positif tidak akan berubah menjadi negatif, perilaku manusia lah yang
negatif. Contohnya seperti saat orang sedang patah hati karena cinta, beberapa orang
akan melampiaskan ke hal yang positif seperti lebih rajin belajar atau mempelajari
hal-hal baru agar mampu melupakan perasaan patah hatinya, tetapi sebagian orang
juga merasa malas untuk melakukan hal-hal sehari-hari bahkan ada yang sampai
deprei.
Cara agar terhindar dari perilaku yang tidak diinginkan atau perilaku yang
merugikan diri sendiri akibat emosi negatif, manusia perlu melakukan regulasi emosi.
Menurut Thompson dalam Syifa Regulasi emosi adalah kemampuan untuk
mengontrol status emosi dan perilaku agar manusia dapat mengekspresikan emosinya
sesuai dengan lingkungan di sekitarnya.
Dalam islam juga diajarkan untuk meregulasi emosi dengan cara mensyukuri
nikmat-nikmat Allah SWT dan taat beribadah kepada-Nya agar segala peristiwa yang
menyebabkan kemarahan tidak menjadi malapetaka bagi dirinya.
Proses regulasi emosi Salah satu contoh meregulasi emosi yang sederhana
yaitu dengan cara deep breath atau menarik napas dalam lalu menghitung sampai
beberapa detik kemudian dihembuskan lagi.
B. Rumusan Masalah
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Regulasi Emosi
Emosi adalah usaha seseorang untuk menentukan, mempertahankan, atau
mengubah hubungan antara individu dengan lingkungan agar sesuai dengan
keinginan individu tersebut (Damon & Eisenberg dalam Alfian, 2014). Seseorang
tidak hanya memiliki emosi, tetapi juga perlu mengatur emosi mereka, dalam arti
mereka perlu mengambil sikap terhadap emosi mereka dan menerima konsekuensi
dari tindakan emosional mereka (Frijda dalam Alfian, 2014).
Regulasi itu sendiri adalah bentuk kontrol yang dilakukan seseorang terhadap
emosi yang dimilikinya. Regulasi dapat mempengaruhi perilaku dan pengalaman
seseorang. Hasil regulasi dapat berupa perilaku yang ditingkatkan, dikurangi, atau
dihambat dalam ekspresinya.
Jadi, Regulasi emosi adalah kapasitas untuk mengontrol dan menyesuaikan emosi
yang timbul pada tingkat intensitas yang tepat untuk mencapai suatu tujuan (Shaffer
dalam Alfian, 2014). Regulasi emosi adalah cara individu mengolah emosi yang
mereka miliki, kapan mereka merasakannya dan bagaimana mereka mengalami atau
mengekspresikan emosi tersebut (Gross dalam Alfian, 2014). Regulasi emosi juga
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengevaluasi dan mengubah reaksi-reaksi
emosional untuk bertingkah laku tertentu yang sesuai dengan situasi yang sedang
terjadi (Thompson dalam Alfian, 2014).
2. Jenis Kelamin
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan dalam mengekspresikan emosi baik verbal maupun
maupun ekspresi wajah sesuai dengan gendernya. Menurut Fitscher dalam
Anggraeni, perempuan yang identik lebih feminim menghindari
mengekspresikan emosi marah dan bangga karena itu menunjukkan
kemaskulinan (regulasi pada perasaan marah dan bangga). Sedangkan
laki-laki mengekspresikan emosi marah dan bangga untuk
mempertahankan dan menunjukkan dominasi (regulasi terhadap emosi
takut, sedih dan cemas).
3. Religiusitas
Menurut Krause dalam Anggraeni, semakin tinggi tingkat regiusitas
seseorang maka ia akan berusaha untuk tidak menampilkan emosi yang
berlebihan. Begitu juga sebaliknya, apabila tingkat religiusitas seseorang
rendah maka ia akan susah dalam mengontrol emosinya.
4. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua bermacam-macam. Ada yang otoriter,
memanjakan, acuh tak acuh da nada juga yang penuh kasih sayang.
Bentuk pola asuh tersebut akan mempengaruhi cara anak dalam
meregulasi emosi yang dikembangkan individu.
5. Faktor Pengalaman
Pengalaman dalam hidup dalam berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan akan menjadi referensi dari individu dalam menampilkan
emosinya.
6. Faktor Lingkungan lain
Yaitu faktor lingkungan dimana individu itu berada, seperti
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan budaya atau norma
masyarakat setempat. Kenyamanan di sekolah, kondisi masyarakat yang
kondusif dan budaya di lingkungan tempat individu tinggal akan sangat
mempengaruhi perkembangan emosi individu.
3. Meditasi
4. Beribadah
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, M. (2014). Regulasi Emosi Pada Mahasiswa Suku Jawa, Suku Banjar,
Dan Suku Bima. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 2(2), 263-275. Diakses pada
Selasa, 06 November 2018 Pukul 22.00 WIB
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/viewFile/2001/2103.