Anda di halaman 1dari 1

Rumah Sakit Jiwa Aceh

Melayani Sepenuh Hati

Ketik untuk mencari... 

 BERANDA / BERITA / KATEGORI / ARTIKEL


/ KESEHATAN MENTAL REMAJA

Kesehatan Mental Remaja


Rabu, 15 Maret 2023 Oleh Instalasi PKRS Bagikan:

ARTIKEL

Devi Yanti, M. Psi., Psikolog

Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Aceh

Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak


menuju masa dewasa, usia remaja juga dikenal dengan usia
badai. Banyak perubahan yang terjadi pada usia remaja baik
perubahan Psik, mental, sosial maupun emosi (Stuart, 2013).
Perkembangan emosi dimasa remaja biasanya memiliki energi
yang besar dan emosi yang berkobar-kobar, sementara
pengendalian diri belum matang, sehingga tidak jarang remaja
akhirnya mengalami ketidakseimbangan dalam kejiwaan.
Kondisi yang tidak seimbang ini apabila berlanjut dan tidak
dapat terkontrol dengan baik dapat memicu terjadinya
masalah gangguan mental dan emosional pada remaja
(Devita, 2019).

Kesehatan mental remaja merupakan salah satu faktor


penentu keberhasilan remaja di sekolah, serta penentu masa
depan mereka di masyarakat. Kondisi tersebut
dipertimbangkan karena remaja menghabiskan sebagian
besar waktu mereka di sekolah. Hal ini menempatkan sekolah
menjadi tempat yang penting untuk melakukan deteksi dan
promosi persoalan atau kesulitan emosi dan perilaku yang
mungkin dihadapi oleh remaja.

Berdasarkan hasil survei kesehatan mental dari Indonesia


National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) (Gloria,
2022) yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada
remaja 10-17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu
dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan
mental, sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia
memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angaka ini
setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja dalam
kelompok ini adalah remaja yang terdiagnosis dengan
gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5)
yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental
di Indonesia. Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa
gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja
adalah gangguan cemas (gabungan antara fobia sosial dan
gangguan cemas menyeluruh) sebesar 3,7%, diikuti oleh
gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%),
serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-
masing sebesar 0,5%).

Menurut World Health Organization (WHO, 2018), pravelensi


orang dengan gangguan mental emosional di dunia dalam
rentang usia 10-19 tahun mencakup 16% dari beban penyakit
dan cedera global. Setengah dari semua kondisi kesehatan
mental dimulai pada usia 14 tahun tetapi kasus tersebut tidak
terdeteksi dan tidak diobati karena sejumlah alasan, seperti
kurangnya pengetahuan atau kesadaran tentang kesehatan
mental, adanya stigma negative sehingga mencegah remaja
mencari bantuan, padahal hal tersebut dapat meningkatkan
kemungkinan perilaku berisiko dan mempengaruhi
kesejahteraan, kesehatan mental serta emosi pada remaja.

Menurut Hasto Wardoyo Kepala Badan Kependudukan dan


Keluarga Bencana Nasional, (BKKBN) Aceh dan DIY memiliki
prevalensi tinggi untuk remaja dengan gangguan emosi. Kasus
gangguan emosi pada remaja, disebut “setengah kopling” di
Aceh dan DIY paling tinggi, yakni 7 per seribu penduduk. Hasto
juga mengatakan bahwa Remaja dengan gangguan mental
memiliki ciri sulit diajak bekerja, tidak bertanggung jawab dan
sering bolos. Jika hal tersebut terus berlanjut dan tidak
mendapatkan penanganan akan mempercepat jumlah remaja
yang terlibat napza, kekerasan di sekolah, seks bebas,
gangguan jiwa dan perilaku negative lainnya (Gatra.com,
2023).

Remaja dengan gangguan mental mengalami gangguan atau


kesulitan dalam melakukan kesehariannya yang disebabkan
oleh gejala gangguan mental yang dimiliki. Maka dari itu,
pentingnya deteksi dini (screening) dan edukasi kesehatan
mental sebagai upaya preventif serta promotif terjadinya
gangguan mental pada remaja. Banyak masyarakat berpikir
bahwa screening atau pemeriksaan kesehatan mental hanya
perlu dilakukan pada orang yang sudah mengalami gangguan
kesehatan mental. Tentunya anggapan tersebut salah karena
screening bisa dilakukan siapa saja tanpa harus menunggu
munculnya gejala. Semakin cepat terdeteksi, semakin baik
pula efektivitas penanganan masalah kesehatan mental yang
bisa diberikan oleh professional, sehingga meminimalkan
risiko terjadinya masalah yang lebih besar akibat gangguan
mental seperti penggunaan narkoba atau ide bunuh diri pada
remaja. Selain itu, peningkatan pemahaman remaja mengenai
kesehatan mental juga perlu dilakukan agar remaja memiliki
kesadaran terhadap kondisi kesehatan mental diri sendiri
maupun terhadap orang lain.

Gejala atau Tanda Gangguan Mental yang Mungkin


Terjadi pada Remaja :

1. Perubahan Perilaku

Ini merupakan tanda munculnya gangguan mental pada


remaja yang tergolong mudah untuk disadari, dapat diamati
melalui aktivitas sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah.
Ketika remaja menjadi lebih sering bertengkar, cenderung
kasar, hingga berkata kasar yang menyakitkan terhadap orang
lain padahal sebelumnya tidak, orangtua perlu curiga terhadap
perubahan perilaku remaja. Tidak hanya itu saja, orangtua juga
mungkin melihat perubahan perilaku anak seperti menjadi
lebih mudah marah dan merasa frustasi.

2. Perubahan Mood

Tanda gangguan mental lainnya adalah mood atau suasana


hati remaja yang berubah secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa
berlangsung sebentar hingga dalam jangka waktu yang tidak
menentu. Tentunya, hal ini bisa mengakibatkan masalah pada
hubungan dengan keluarga serta teman sebaya. Ini
merupakan gejala umum dari depresi, ADHD, hingga bipolar.

3. Kesulitan Berkonsentrasi

Remaja yang mengalami gangguan mental cenderung sulit


fokus atau konsentrasi dalam waktu yang lama. Selain itu,
remaja juga memiliki kesulitan untuk duduk diam dan
membaca. Tanda gangguan mental yang satu ini dapat
menyebabkan menurunnya performa di sekolah juga
perkembangan otaknya.

4. Penurunan Berat Badan

Gangguan mental juga dapat memengaruhi kondisi Psik


remaja, tidak hanya karena penyakit Psik, berat badan yang
menurun drastis juga bisa menjadi tanda gangguan mental
pada remaja. Gangguan makan, stres, hingga depresi dapat
menjadi penyebab remaja kehilangan nafsu makan, mual, dan
muntah yang berkelanjutan.

5. Menyakiti Diri Sendiri

Perhatikan saat remaja sering mengalami kekhawatiran serta


rasa takut berlebih. Perasaan ini dapat berujung pada
keinginannya untuk menyakiti diri sendiri. Biasanya, ini menjadi
akumulasi dari perasaan stres serta menyalahkan diri sendiri
karena gangguan mental juga mengakibatkan remaja sulit
mengelola emosi. Ini juga menjadi tanda gangguan mental
pada remaja yang perlu orangtua cermati karena tidak
menutup kemungkinan berujung pada percobaan bunuh diri.

6. Masalah Kesehatan

Gangguan mental juga dapat ditandai dengan masalah pada


kesehatan, misal remaja mengalami sakit kepala dan sakit
perut yang berkelanjutan.

7. Perasaan yang Intens

Remaja kadang menghadapi perasaan takut yang berlebihan


tanpa alasan. Tanda gangguan mental pada remaja ini seperti
menangis, berteriak atau mual disertai dengan perasaan
sangat intens. Perasaan ini dapat menyebabkan efek seperti
kesulitan bernapas, jantung berdebar atau bernapas dengan
cepat, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Cinta dan dukungan serta hubungan yang kuat dengan


keluarga dan orang-orang terdekat dapat memiliki pengaruh
langsung dan positif pada kesehatan mental remaja. Bahkan,
hubungan emosional yang baik dapat mengurangi
kemungkinan remaja mengalami masalah kesehatan mental

Upaya Orangtua Menjaga Kesehatan Mental bagi


Remaja

1. Tunjukkan cinta, kasih sayang, dan perhatian pada anak


remaja

2. Tunjukkan bahwa orangtua tertarik dengan apa yang terjadi


dalam kehidupan remaja. Pujilah upaya anak remaja serta poin
bagus dan prestasi mereka. Hargai ide dan pendapatnya

3. Nikmati menghabiskan waktu bersama dengan anak


remaja, dan juga sebagai sebuah keluarga.

4. Dorong anak remaja untuk berbicara tentang perasaannya


dengan orangtua. Penting bagi remaja untuk merasa bahwa
mereka tidak harus melalui segala sesuatunya sendiri dan
bahwa orangtua dapat bekerja sama untuk menemukan solusi
untuk masalah.

5. Ajarkan remaja untuk menangani segera masalah saat


mereka muncul, daripada membiarkannya menumpuk.

6. Ajak remaja untuk bicara dengan anggota keluarga


terpercaya, teman, orang tua atau guru lain jika anak remaja
memiliki kekhawatiran. Jika merasa membutuhkan lebih
banyak bantuan, bicarakan dengan dokter umum atau
profesional kesehatan lainnya mengenai kondisi mental
remaja.

Referensi

Devita, Y. (2019). Prevalensi masalah mental emosional remaja


di kota pecan baru. Jurnal keperawatan priority, 2(1), 33-43.

Gatra.com. (2023). Angka gangguan mental remaja di Aceh


dan Yogya paling tinggi. Diakses melaui
https://www.gatra.com/news-563446-kesehatan-kepala-
bkkbn-angka-gangguan-mental-remaja-di-aceh-dan-yogya-
paling-tinggi.html pada tanggal 17 Februari 2023.

Gloria (2022). Satu dari tiga remaja Indonesia memiliki


masalah kesehatan mental. Diakses melalui
https://www.ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-
satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-
mental pada tanggal16 Februari 2023.

Savitrie, E. (2022). Mengenal pentingnya kesehatan mental


pada remaja. Diakses melalui
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenal-
pentingnya-kesehatan-mental-pada-remaja pada tanggal 17
Februari 2023.

Stuart, W. (2013). Prinsip dan praktik keperawatan kesehatan


jiwa (vol 1 & 2). Elsevier.

WHO. (2018). Adolescent mental health. Diakses melalui


http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-
mental-health pada tanggal 17 Februari 2023.

 Mental Health

0 Komentar Anonim

 Share  Tweet  Urutkan Komentar : Terbaru Terlama

Komentar
MARKDOWN DIIZINKAN

SIMPAN KOMENTAR

GPR-Aceh
Government Public Relations Aceh
http://humas.acehprov.go.id

30 Okt 2023 22.50.12 WIB Berita Terbaru

ASN Sekretariat DPRA Antusias Berdonor


Darah, 63 Kantong Terkumpul

30 Okt 2023 15.26.32 WIB Berita Terbaru

Mellani Buka Raker Penguatan DWP Dukung


Pembangunan Nasional

30 Okt 2023 09.01.51 WIB Berita Terbaru

Tiba di Jambi, Kafilah STQH Aceh Siap


Tampilkan yang Terbaik

29 Okt 2023 20.42.18 WIB Berita Terbaru

Puluhan Ayah di Gampong Neuheun Ikut


Lomba Bercerita yang Digelar PKK Aceh

28 Okt 2023 14.12.42 WIB Berita Terbaru

Pj Gubernur Aceh Buka Lomba Marching


Band AMBC 2023

28 Okt 2023 14.08.11 WIB Berita Terbaru

Ini Ragam Agenda Atraksi Seni Budaya Dalam


Pekan Kebudayaan Aceh Ke-8

26 Okt 2023 23.18.04 WIB Berita Terbaru

Ayu Marzuki Buka Rakor Gabungan

Hubungi Kami

Jl. Dr. T. Syarief Thayeb, No. 25, Bandar Baru,


Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Provinsi
Aceh.

Telp. : (0651) 321010 - 32020


Email : rsj[at]acehprov.go.id
Fax : (0651) 25857

Peta Lokasi

Menu

Beranda
Daftar Informasi Publik
Informasi Berkala
Informasi Serta Merta
Widget PPID
Pejabat
Struktur Organisasi

Tautan Link

Konten

Artikel
Berita
Video

Sosial Media

RUMA…
899 followers

Follow Page

Anda mungkin juga menyukai