Anda di halaman 1dari 1

Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Proses Belajar

Dari sekian individu di dunia ini, pasti tidak pernah terlepas dari masalah bukan? Baik masalah
ekonomi, sosial budaya, politik, agama, pendidikan, dan kesehatan. Salah satunya adalah gangguan
kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental sendiri adalah gangguan serius yang dapat
mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Siapa saja yang berpotensi terkena
gangguan kesehatan mental? Jawabannya adalah semua orang, tetapi disini kami hanya akan
membahas tentang gangguan kesehatan yang dialami anak serta kaitannya dengan proses belajar.
Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan
perilaku penderitanya. Sama halnya dengan penyakit fisik, penyakit mental juga ada obatnya.
Kesehatan mental pada anak juga dapat mempengaruhi proses belajarnya. Ketika seorang anak
mengalami kesulitan dan ia tidak dapat menyseuaikan diri atau menyelesaikan masalahnya, maka
anak akan mengalami kecemasan, ketakutan , dan tidak dapat bergaul baik dengan sesamanya
Faktor kesehatan mental pada anak biasanya terjadi dari internal ataupun ekternal, faktor internal
yaitu faktor dari diri anak sendiri yang kurang terbuka dan pendiam, sulit mengutarakan masalahnya,
sedangkan faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah lingkungan, bagaimana ia menyesuaikan
diri dengan teman-temannya, apabila anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan teman-temannya,
anak tersebut bisa dikucilkan dari pergaulan atau terkesan menjadi anak pendiam. Keadaan inilah
yang harus diatasi setiap guru dan orang tua, agar kesehatan mental anak senantiasa seimbang
sehingga proses belajarnya pun dapat berjalan dengan baik.
Di Indonesia sendiri, dari data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dikombinasi dengan
Data Rutin dari Pusdatin dengan waktu yang disesuaikan, prevalensi gangguan mental emosional
yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas
atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, adalah 1,7
per 1.000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.. Jika kondisi ini terus terjadi maka jumlah anak di
Indonesia yang mengalami gangguan mental tidak akan mengalami penurunan.
Keadaan inilah yang harus diatasi setiap guru dan orang tua, agar kesehatan mental anak senantiasa
seimbang sehingga proses belajarnya pun dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat diatasi
dengan hargai mereka dan menjadi pendengar yang baik, pahami keadaan mereka dan perhatikan
ucapan anda.
Mental adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam seorang anak menghadapi pembelajaran atau pun
saat kerja nanti. Memiliki mental yang baik seseorang akan melakukan aktifitas tanpa adaya rasa
tekanan dalam diri sendiri akibat mental yang tidak baik dan bisa mengembangkan dirinya dengan
baik. Maka dari itu dengan adanya kegiatan ini setiap anak yang memiliki mental yang bermasalah
kembali menjadi seperti semula dan dapat menjalani hari-hari dengan penuh semangat. Oleh karena
itu mental seorang anak dibentuk dari lingkungan yang kecil yaitu keluarga, karena keluarga yang
bisa membentuk mental seseorang dan dapat memberi dukungan

Anda mungkin juga menyukai