Anda di halaman 1dari 3

Remaja untuk dilindungi bukan hanya dididik.

Kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang berkaitan dengan penyesuaian diri yang
aktif dalam menghadapi dan mengatasi masalah dengan mempertahankan stabilitas diri, juga
ketika berhadapan dengan kondisi baru, serta memiliki penilaian nyata baik tentang kehidupan
maupun keadaan diri sendiri (DokterSehat.com)
Mental yang sehat adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi –
fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian antara individu dengan dirinya sendiri dan
lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup
bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan
mental memiliki pengertian kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri sesuai tuntutan
kenyataan di sekitarnya (DokterSehat.com).
Satu pandangan yang cukup berbahaya dan dangkal terhadap problematika kesehatan
mental adalah menganggap isu tersebut sebagai “gangguan: yang bersifat sekunder atau seringkali
melihat permasalahan tersebut tidak penting. Hal ini karea sifatnya yang lebih mudah
disembunyikan dan tidak terlalu tampak jelas dari luar, atau dampaknya yang tidak terlalu erasa
secara langsung. Namun, tanpa kita sadari gangguan mental memiliki kategori dan spectrum yang
luas, dan memiliki efek yang sangat besar.
Gangguan mental sendiri berhubungan erat dengan gejala-gejala tidak berkembangnya
mental dengan normal atau gangguan mental. Gangguan mental atau sering juga disebut dengan
penyakit kejiwaan merupakan berbagai kondisi yang mempengaruhi suasana hati, berfikir, dan
berperilaku. Jika hal ini semakin dibiarkan dan semakin hari semakin berkembang biak maka akan
menimbulkan efek yang sangat fatal terutama jika dialami oleh para remaja.
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam siklus hidup manusia dimana
terjadi perubahan yang sangat dramatis baik perubahan fisik, seksual, psikologis maupun mental.
Remaja merupakan kelompok populasi yang besar yaitu 20% dari populasinya (Kompasiana).
Secara fisik, remaja relative sehat karena tidak mudah menderita penyakit infeksi seperti kanak-
kanak dulu dan belum terlalu beresiko mengalami penyakit degeneratice seperti orang tua.
Meskipun demikian, kelompok remaja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan yang
berhubungan dengan perilaku atau mental seperti masalah seksual, kesehatan reproduksi, merokok,
penyalahgunaan narkoba, kekerasan dan kecelakaan. Karena itulah masalah kesehatan mental pada
remaja harus menjadi sorotan bagi pemerintah karena merupakan masalah yang fatal namun tidak
tampak secara jelas.
Di negara maju, problematika kesehatan mental tercatat dengan baik, sehingga populasi
remaja yang mengalami gangguan mental dapat diestimasi secara akurat. Namun sayangnya di
Indonesia tingkat kepedulian baik dari masyarakat umum maupun pemerintah masih tergolong
rendah. Tanpa disadari semakin hari kasus2 gangguan mental semakin membludak.
Dilansir dari suara.com Psikolog Elizabeth Kristi mengatakan bahwa tuntutan sosial
semakin tinggi, situasi juga semakin kompleks. Perubahan gaya hidup dapat memicu terjadinya
kebingungan dan stress yang jika tidak teridentifikasi dan tidak tertangani dapat mengarah pada
terjadinya suatu gangguan. Organisasi kesehatan dunia juga meminta kepada setiap pemerintah di
berbagai negara untuk ikut terlibat dalam urusan sosial, kesehatan, serta edukasi kesehatan para
remaja. Pasalnya mereka yang masih muda merupakan penerus bangsa di masa depan.
Beribu kasus telah terjadi seperti remaja bunuh diri, lari dari rumah, depresi, kehamilan
pada remaja, kenakalan remaja, pernikahan di bawah umur dan lainnya. Kasus yang baru-baru
terjadi yaitu Remaja putri di Blitar bunuh diri dan meninggalkan sepucuk surat dan melakukan
aksi bunuh diri dengan menjerat lehernya pada seutas tali yang diikatkan pada tiang penyangga
rumah (sindonews.com). Namun, jumlahnya sebenarnya ibarat gunung es, hanya kelihatan saja
yang terlapor, padahal sangat banyak kasus yang tidak muncul di pemberitaan. Apakah pemerintah
tidak memiliki empati terhadap kesehatan mental remaja? Apakah masyarakat tidak merasakan
bagaimana maraknya gangguan mental pada remaja saat ini?
Pada era ini perkembangan teknologi semakin pesat, penggunaan teknologi pun bagaikan
makanan sehari-hari. Penggunaan sosial media, youtube, dan aplikasi-aplikasi lainnya
memudahkan para remaja untuk memperoleh berbagai informasi. Namun, di balik semua
kemudahan itu terdapat banyak dampak negative dari perkembangan teknologi yang pesat.
Teknologi yang canggih disalahgunakan untuk mengakses hal-hal yang tidak patut untuk diakses
oleh generasi muda. sehingga banyak dampak-dampak yang timbul seperti pornografi, bullying,
penyebaran hoax dan lain-lain.
Namun, teknologi pun tidak bisa kita salahkan. Karena sesungguhnya gangguan mental
tersebut telah terjadi jauh sebelum berkembangnya teknologi. Namun, karena dibiarkan begitu
saja dan teknologi yang disalahgunakan, gangguan mental menjadi semakin marak dan
berkembang. Hingga kini gangguan mental di Indonesia telah memasuki masa kritis.
Dalam hal ini pemerintah harus ambil bagian untuk menangani kasus gangguan mental
yang terjadi di Indonesia. Penggalakan penjagaan kesehatan mental generasi muda harus
digelorakan. Berbagai upaya harus dilakukan demi menjaga kesehatan mental generasi muda yang
merupakan tonggak dari kemajuan bangsa Indonesia.
Kesehatan mental remaja dapat dibentuk dan dilatih sejak dini. Sejak seseorang mulai
memasuki fase pancaroba atau fase beralihnya fase kanak-kanak ke fase remaja dimana terjadinya
perubahan fisik dan sikap yang signifikan, dimana mood atau perasaan mudah berubah-ubah dan
sering tidak tetap pendirian. Masa-masa ini akan menjadi masa-masa yang rentan, mengapa
demikian? Karena pada masa ini remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat kuat sehingga
mereka akan mencoba berbagai hal baru dan terjun ke dalam lingkungan dan suasana yang baru.
Inilah kesempatan aura-aura negative masuk dan meracuni pikiran dan jiwa para remaja.
Karena itulah sekarang kasus-kasus yang marak seperti penyalahgunaan narkoba, sex
bebas, bullying didominasi oleh para remaja. Kesehatan mental pada remaja dapat dilatih dari
lingkup terkecil yaitu keluarga. Keluarga merupakan pihak terdekat sebagai pamong pelindung
bagi para remaja. Setiap orang tua wajib melakukan control secara intensif terhadap perkembangan
anak. Mulai dari pergaulan, gadget, lingkungan sekolah dan harus bisa menjadi teman curhat bagi
anak-anak agar mereka terbuka dan nyaman bersama orang tua. Sehingga orang tua Perlindungan
dan didikan yang baik oleh pihak keluarga dapat menjauhkan para remaja dari hal-hal negative.
Selain peran penting keluarga, lingkungan juga sangat berperan penting dalam
perkembangan remaja. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat kuat karena dapat
mempengaruhi bagaimana sikap dan kebiasaan seseorang. Jika seseorang berada dalam
lingkungan yang baik maka pergaulannya pun akan baik daukn memberikan efek yang positif.
Karena itulah sangat penting untuk menjaga agar lingkungan dan lingkup pergaulan mereka tetap
berjalan kea rah yang positif.
Sebenarnya gangguan mental pada remaja dapat diatasi walaupun secara perlahan. Namun
nyatanya usaha dalam menanganinya masih belum ada. Masalah ini selalu saja menjadi masalah
yang dikesampingkan. Tanpa disadari, masalah ini yang nantinya akan menjadi suatu wabah yang
sangat mematikan bagi kemajuan bangsa Indonesia. Karena kita ketahui sendiri bahwa remaja
merupakan generasi penerus bangsa yang akan membawa Indonesia menuju kemerdekaan yang
sebenarnya.
Namun, jika generasi muda sendiri rusak, dan kesehatan mentalnya pun telah diabaikan
bagaimana mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa? Hal ini yang seharusnya disadari oleh
seluruh rakyat Indonesia. Generasi muda harus dijaga. Bukan hanya dididik, tapi juga diberikan
perhatian dan perlindungan. Karena sesungguhnya tanpa keberadaan generasi muda, Indonesia tak
akan bisa menuju ke arah yang kebih baik. Karena generasi muda adalah jiwa bangsa, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai