Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Remaja

Pengertian remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-
anak menuju dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 10-19
tahun. Sementara, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
arti remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun, sedangkan menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah
10-24 tahun dan belum menikah.

Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup kematangan


intelektual, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai rasa keingintahuan
yang besar dan sedang mengalami proses perkembangan sebagai upaya persiapan
memasuki masa dewasa.

1. Tahap Perkembangan Remaja


a. Masa remaja awal (usia 10-13 tahun)
Fase remaja awal terjadi dalam rentang usia 10-13 tahun. Pada masa ini, anak
tumbuh lebih cepat dan mengalami tahap awal pubertas. Anak mulai
memerhatikan munculnya rambut ketiak dan kemaluan, pertumbuhan payudara,
keputihan, mulai menstruasi atau mimpi basah, dan testis yang membesar.

Anak juga mulai sadar mengenai penampilannya sehingga lebih memerhatikan


hal tersebut. Ia juga akan mulai merasa memerlukan privasi sehingga
membuatnya senang menyendiri dari keluarga. Biasanya, perubahan ini terjadi
lebih dulu pada anak perempuan.

b. Masa remaja pertengahan (usia 14-17 tahun)


Masa remaja pertengahan terjadi pada usia 14-17 tahun. Dalam masa remaja
ini, pertumbuhan remaja laki-laki mulai berjalan cepat. Tubuhnya akan
semakin tinggi dan berat, otot semakin besar, dada dan bahu semakin lebar, alat
vital semakin besar, suara menjadi lebih pecah, muncul jerawat, kumis, hingga
jambang.

Pada anak perempuan, pinggang, panggul, dan bokong akan mulai membesar,
alat reproduksi yang berkembang, bertambahnya produksi keringat, hingga
menstruasi yang teratur.

Remaja pada masa ini umumnya sudah dapat berpikir dengan logika meski
kerap didorong oleh perasaannya. Ia juga mulai tertarik dengan hubungan
romantis (pacaran). Terkadang, sifat sensitifnya membuat ia lebih banyak
bertengkar dengan orangtua. Selain itu, ia juga mungkin lebih senang
menghabiskan waktu dengan teman.

c. Masa remaja akhir atau dewasa muda (usia 18-24 tahun)


Pada masa remaja akhir, fisik anak telah sepenuhnya berkembang. Dalam masa
ini, perubahan lebih banyak terjadi dalam dirinya. Ia mulai bisa mengendalikan
dorongan emosional yang muncul, merencanakan masa depan, dan memikirkan
konsekuensi yang akan ia hadapi jika melakukan perbuatan yang tidak baik.

Ia juga mulai memahami apa yang diinginkannya dan bisa mengatur diri
sendiri, tanpa mengikuti kehendak orang lain. Kestabilan emosi dan
kemandirian ini umumnya didapatkan oleh anak pada masa remaja akhir.

Setelah mengetahui pengertian remaja dan tahap perkembangannya, Anda juga


harus memerhatikan pergaulan mereka.

Pergaulan remaja masa kini kerap dikaitkan dengan kenakalan remaja, seperti
berkelahi, tawuran, seks bebas, atau bahkan penggunaan obat-obatan terlarang.
Jadi, pastikan Anda memberi batasan dan pengawasan yang tepat pada anak.
Arahkan ia pada pergaulan dan kegiatan positif sehingga tidak salah
melangkah.

A. Konsep Kecemasan

1. Definisi kecemasan

Kecemasan merupakan rasa kekhwatiran dikarenakan adanya sebuah ancaman


yang dirasakan seseorang terhadap kesehatannya, mencemaskan sesuatu hal yang
belum pasti terjadi yang menjadikan ketakutan dan cemas karena ancaman tersebut
(Hardiyati, 2020).

Menurut Dr. Luana Marques menyatakan kecemasan merupakan perasaan


yang normal dalam diri individu kecemasan sendiri yaitu gabungan dari rasa kuatir,
takut dan stress. Jika 3 perasaan ini muncul biasanya hanya akan mempengaruhi
pikiran, lain halnya dengan kecemasan. Kecemasan dapat mempengaruhi fungsi-
fungsi sel tubuh sehingga memicu timbulnya penyakit fisik dalam diri seseorang
(Angelina & Vida Simon, 2020).

2. Gejala kecemasan
3. Faktor yang mempengaruhi kecemasan
4. Tingkat kecemasan
5.
B. Definisi Aplikasi Berbasis Android

Aplikasi Perangkat lunak aplikasi atau dalam bahasa Inggris software


application adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan
kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan
pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang
mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung
menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang
menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah
kata, lembar kerja, dan pemutar media (Hendryani, 2020)
Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket kadang disebut
sebagai application suite (suatu paket atau rangkaian aplikasi). Contohnya adalah
Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah
kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya (Syaroni & Munir, 2020). Aplikasi-
aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki
kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan tiap
aplikasi (Fahmi,dkk 2020). Sering kali, mereka memiliki kemampuan untuk saling
berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna. Contohnya, suatu
lembar kerja dapat dibenamkan dalam suatu dokumen pengolah kata walaupun dibuat
pada aplikasi lembar kerja yang terpisah (Utario & Sutriyanti, 2020)
Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk perangkat
mobile yang berbasis linux seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android
merupakan OS mobile yang tumbuh ditengah OS lainnya yang berkembang. Android
adalah Operating Sistem (OS) atau sistem operasi yang sangat populer akhir-akhir.
Sistem operasi ini telah banyak mengambil perhatian masyarakat dunia dan
masyarakat Indonesia tentunya (Yani, 2018)
Mudahnya akses layanan smartphone android menjadi daya tarik tersendiri
untuk diminati oleh banyak kalangan. Selain mudah juga hemat biaya dan waktu serta
memiliki jangkaun yang lebih luas untuk diakses oleh masyarakat khususnya remaja.
Sehingga peneliti tertarik membuat aplikasi layanan kesehatan jiwa berbasis android
selain memudahkan untuk melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan jiwa
agar mencegah terjadinya gangguan jiwa pada remaja (Yani, 2018)
C. 2.1 Konsep Kesehatan Mental pada Remaja
D. Kesehatan mental pada remaja merupakan isu penting yang mendapat perhatian luas
di seluruh dunia. Menurut Patalay dan Gage (2019), kesehatan mental remaja tidak
hanya melibatkan ketiadaan penyakit mental, tetapi juga melibatkan aspek positif
seperti kesejahteraan psikologis dan kemampuan untuk mengatasi tantangan.
Kesehatan mental remaja mencakup berbagai domain, termasuk kecemasan, depresi,
perilaku agresif, dan gangguan perilaku lainnya (Kieling et al., 2021). Penelitian oleh
Auerbach et al. (2020) menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental remaja dapat
berdampak jangka panjang pada kualitas hidup, pendidikan, dan fungsi sosial mereka
di m Penyebab Kesehatan Mental

a) Beberapa penyebab umum dari gangguan mental antara lain :


1. Cedera kepala.
2. Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga
3. Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.
4. Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak
5. Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak
6. Mengalami diskriminasi dan stigma
7. Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat
8. Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang
9. Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis
10.Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma
11.Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak
12.Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama
13.Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian
14.Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk
15.Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang
pernah dialami.
b) Macam masalah kesehatan mental
Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut ini adalah tiga jenis kondisi
yang paling umum terjadi
1. Stres
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara
emosi maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan
mudah tersinggung. Stres juga dapat menggangu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan
pada kasus tertentu, memicu depresi. Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi
penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik
mereka. Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang masa dewasa.
E. 2.2 Peran Teknologi dalam Kesehatan Mental Remaja
F. Dalam era digital saat ini, teknologi memiliki peran yang semakin penting dalam
mendukung kesehatan mental remaja. Aplikasi berbasis Android dan platform daring
telah menjadi alat yang efektif dalam memberikan dukungan dan intervensi untuk
masalah kesehatan mental. Menurut Birnbaum et al. (2020), teknologi digital mampu
menciptakan akses yang lebih mudah dan anonim bagi remaja yang mengalami
masalah kesehatan mental, mengurangi stigma, dan memberikan opsi perawatan yang
lebih fleksibel.

Banyak dari remaja yang mengalami masalah kesehatan mental seperti cemas,
depresi, stres, gangguan tidur, traumatis dan sedih berkepanjangan namun tidak tau
apa yang harus mereka lakukan sehingga banyak remaja melampiaskan karah perilaku
negatif seperti penyalahgunaan napza, kekerasan, kriminalitas, putus sekolah. Hal
tersebut karena minimnya informasi yang mereka dapat terkait masalah kesehatan
jiwa selain itu kondisi tersebut terjadi karena pembuatan proses screening tidak dapat
sejalan dengan keadaan masyarakat sekarang. Keadaan masyarakat sekarang yang
paling dapat diketahui yaitu dengan penggunaan smartphone
G. 2.3 The Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) sebagai Alat Ukur

Kesehatan Mental Remaja


H. The Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) adalah instrumen yang telah
banyak digunakan dalam penelitian tentang kesehatan mental remaja. SDQ adalah
kuesioner multidimensional yang dirancang untuk mengukur aspek positif dan negatif
dari kesehatan mental, termasuk masalah perilaku dan emosional (Goodman, 2001).
Penelitian oleh Stone et al. (2023) menunjukkan bahwa SDQ memiliki validitas dan
reliabilitas yang baik dalam mengidentifikasi masalah kesehatan mental pada remaja,
membuatnya menjadi alat ukur yang bermanfaat dalam penelitian ini.
I. 2.4 Implementasi Aplikasi Berbasis Android dalam Deteksi Dini

Kesehatan Mental Remaja


J. Penggunaan aplikasi berbasis Android telah berkembang pesat sebagai alat potensial
dalam deteksi dini masalah kesehatan mental remaja. Penelitian oleh Torous et al.
(2020) menunjukkan bahwa aplikasi kesehatan mental dapat memberikan layanan
yang lebih mudah dijangkau, mengumpulkan data secara real-time, dan memberikan
intervensi yang tepat waktu. Aplikasi tersebut dapat memungkinkan remaja untuk
melakukan self-assessment, mendapatkan edukasi, dan mengakses sumber daya
kesehatan mental dengan lebih efisien.
K. 2.5 Tantangan dan Potensi Dalam Penggunaan Aplikasi Kesehatan

Mental Berbasis Android


L. Meskipun penggunaan aplikasi kesehatan mental berbasis Android memiliki potensi
yang besar, juga ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Menurut Firth et al.
(2021), tantangan tersebut termasuk keamanan data pribadi, kualitas ilmiah dari
aplikasi yang bervariasi, dan potensi ketidaksesuaian antara layanan digital dengan
kebutuhan individu. Namun, dengan perkembangan teknologi dan riset yang terus
berlanjut, potensi aplikasi ini dalam mendukung deteksi dini dan intervensi kesehatan
mental remaja tetap menarik untuk dijelajahi.
YANI, A. L. (2018). Layanan Berbasis Android Untuk Melakukan Deteksi Dini Depresi Pada
Remaja. EDU Nursing.

Anda mungkin juga menyukai