Anda di halaman 1dari 7

Judul: Pengaruh Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental Remaja Masa Kini

Bidang Penelitian : Kesehatan, dan Pengembangan Teknologi


Nama Peneliti :
1. Aulia Rahmadina
2. Febriyanti
Asal Madrasah : MAN 2 Kota Probolinggo
Latar Belakang

Pandemi COVID-19 telah memberikan pengaruh yang luar biasa pada semua bidang dalam
kehidupan masyarakat, seperti dalam bidang ekenomi,sosial budaya,pendidikan dan terutama
dalam bidang kesehatan. Hal ini tidak hanya di Indonesia akan tetapi juga diseluruh dunia.
Terpukulnya pengaruh kesehatan mental telah menyebabkan banyak dampak terkait dengan
sektor-sektor kesejahteraan umat manusia. Salah satu dampak negatif Covid-19 terjadi dalam
sektor kesehatan mental remaja.

Dalam penelitian laporan risiko global 2021 yang diterbitkan World Economic forum bersama
Zurich Insurance Group menyebut bahwa 80% Generasi muda di seluruh dunia mengalami
penurunan kondisi mental selama Pandemi COVID-19. Hal ini di sebabkan karena beberapa
faktor yaitu : minat belajar yang menurun drastis sehingga prestasi akademik ikut menurun dan
menyebabkan kebencian terhadap diri sendiri, adanya tuntutan dari orang tua agar anak
mendapatkan nilai yang tinggi, kurangnya bersosialisasi yang menyebabkan terjadinya
perundungan/bullying di lingkungan sekolah. Berdasarkan penjelasan latar belakang
tersebut,penulis membuat proposal berjudul “Pengaruh Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental
Remaja Masa Kini”.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak negatif Covid-19 terhadap kesehatan mental remaja masa kini?
2. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif Covid-19 terhadap kesehatan mental remaja
masa kini?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dampak negatif Covid-19 terhadap kesehatan mental remaja masa kini.
2. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif Covid-19 terhadap kesehatan mental
remaja masa kini.
Manfaat Penelitian
1. Penulis
a. Penulis dapat mengetahui dampak negatif Covid-19 terhadap kesehatan mental
remaja masa kini.
b. Penulis dapat mengetahui cara mengatasi dampak negatif Covid-19 terhadap
kesehatan mental remaja masa kini.
2. Pembaca
Dapat menjadi refrensi informasi mengenai dampak negatif Covid-19 dan cara mengatasi
dampak negatif Covid-19 terhadap kesehatan mental remaja masa kini.
Kajian Teori
1. Covid-19
a. Pengertian Covid-19

Pada tahun 2019 terdapat virus baru yang berasal dari wuhan,china yaitu Corona
Virus Disease 2019 atau bisa kita sebut COVID-19 masuk kedalam Indonesia.
Virus ini terjadi disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Virus
ini dapat menyebar karena hewan dan merambat dari satu spesies ke spesies
lainnya, termasuk manusia. Gejala yang sering dialami oleh para penderita covid-
19 antara lain,demam batuk dan sesak nafas.

b. Dampak Covid-19

Pandemi COVID-19 berdampak pada seluruh sektor kehidupan masyarakat


seperti dalam sektor kesehatan, perekonomian, pendidikan, dan kehidupan
sosial masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia
mencapai 6.575. Hal ini menyebabkan beberapa pemerintah daerah
menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sangat
berpengaruh terhadap pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas
ekonomi, aktivitas pendidikan, dan aktivitas sosial lainnya.
2. Kesehatan Mental

a. Pengertian Kesehatan Mental

Menurut WHO, Kesehatan mental adalah sebuah kondisi dimana setiap individu
mampu mewujudkan kemampuannya untuk mengelola emosi, sosial dan
psikologis dalam kehidupan sehari hari. Beberapa jenis gangguan kesehatan
mental yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari hari yaitu, depresi,
gangguan bipolar, skizofrenia (halusinasi), dan gangguan kecemasan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menjelaskan bahwa lebih


dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental
emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun
mengalami depresi. Jadi dapat disimpulkan, bahwa rata-rata penduduk
Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan mental yaitu remaja, dimana
pada usia tersebut emosi masih belum stabil yang menyebabkan remaja
mengalami gangguan kesehatan mental.

b. Bentuk-bentuk Gangguan Mental Emosional


1. Gangguan Mental Ringan

Gangguan mental ringan adalah gangguan yang disebabkan oleh adanya


kerusakan pada anggota tubuh, missal otak, sentral saraf, atau hilangnya
berbagai kelenjar, saraf-saraf atau anggota fisik lainya untuk menjalankan
tugasnya (Darajat, 2012).
2. Gangguan Mental Berat

Gangguan mental berat disebabkan oleh gangguan jiwa yang telah berlarut-
larut tanpa adanya solusi (penyelesaian) secara wajar. Atau diakibatkan oleh
hilangnya keseimbangan mental secara menyeluruh, akibat dari suasana
lingkungan yang sangat menekan (tidak bersahabat), ketegangan batin, dan
sebagainya (Daradjat,2012).

c. Gejala Gangguan mental Emosional

Gejala adalah tanda tanda yang mendahului suatu problem,atau sesuatu yang
dapat diamati sebelum menjadi timbulnya suatu problem, atau keadaan yang
menjadi tanda tanda akan timbulnya atau berjangkitnya sesuatu. Berikut gejala
gangguan mental emosional menurut Daradjat (2012):

1. Reaksi psikis ditandai oleh unsur kecemasan.


2. Kurang bersosialisasi dengan dunia luar
3. Timbul perasaan cemas dan emosi yang tidak stabil
4. Penderita selali diganggu oleh perasaan sakit dan nyeri yang berpindah
pindah pada setiap bagian badanya, khususnya pada bangian punggung, dan
kepala yang disertai oleh rasa pusing, sehingga penderita menjadi malas dan
segan melakukan aktivitas atau segan melakukan sesuatu (kehilangan
semangat atau gairah hidup)
5. Biasanya diikuti oleh gerakan motoric pada inteleknya lemah. Seperti cepat
merasa suntuk, malas berfikir, dan lambat dalam mengambil keputusan.
3. Remaja

a. Pengertian Remaja

Menurut World Health Organization (2014), remaja dalah penduduk


dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor
25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana (BKKBN) rentang usia
remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19
tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau
sekitar 18% dari jumlah penduduk.
b. Batasan Usia Remaja

Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan
bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartini Kartono (2013),batasan usia
remaja dibagi tiga yaitu:

1. Remaja Awal (12-15 Tahun)


Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat intensif. Selain itu pada masa ini
remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa
kecewa.
2. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa
remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan
badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan
melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.
3. Remaja Akhir (18-21 Tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal
dirinya, mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Mental

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Vania Larissa dengan judul “KESEHATAN
MENTAL PADA ANAK DAN REMAJA.” Kesehatan mental adalah keadaan dimana
seseorang mampu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup
yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberi kontribusi terhadap
lingkunganya (WHO, 2016).Sedangkan masalah kesehatan mental diartikan sebagai
ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi
lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu (Kartono,2000).

Masalah kesehatan mental yang dialami remaja cukup tinggi. Data survei yang
dilakukan National Adoles Health Information Center NAHIC (2005) menunjukkan bahwa
remaja dan dewasa muda pada usia 10-24 tahun baik pria maupun wanita pernah
melakukan rawat jalan gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta pria melakukan
rawat jalan kesehatan mental sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa. Survei Riset
Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa 11,6% penduduk Indonesia dengan usia diatas 15
tahun mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional, sekitar 19 juta anak
mengalami kesehatan mental dan sosial (Riskesdas, 2007).

Metode Penelitian

Ditinjau dari permasalahan yang ada,peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode


Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Perbedaannya dengan
penelitian kuantitatif adalah penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada
sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara
holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Subjek Penelitian

Menurut Moleong (2012:97) subjek penelitian adalah sumber informasi pada penelitian yang
dibutuhkan untuk pengumpulan data. Sesuai dengan permasalahn yang ada maka peneliti
memilih subjek dari penelitian ini adalah remaja yang dengan usia ( 15-18 Tahun) dan sumber
data selanjutnya yakni siswa – siswi Man 2 Kota Probolinggo.

Teknik dan Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti meliputi :

1. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan yang
dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi mupun suatu ide dengan cara
tanya jawab, sehingga dapat menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik
tertentu.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara


semiterstruktur yakni peneliti akan mewawancari subjek penelitian yakni remaja
dengan usia (15-18 Tahun) beserta siswa-siswi Man 2 Kota Probolinggo. Hal ini
dilakukan agar dapat mengetahui permasalahan secara terbuka terhadap pihak yang
diwawancari.

2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015:82) dokumentasi adalah catatan peristiwa pada waktu
yang lalu,yang dapat berbentuk tulisan, gambar, maupun karya – karya monumental
dari seseorang. Peneliti menggunkan data dokumentasi berupa foto saat peneliti
melakukukan wawancara terhadap subjek penelitian yakni remaja dengan usia (15-
18 Tahun) beserta siswa-siswi Man 2 Kota Probolinggo.

3. Angket
Menurut (Sugiyono, 2005:162) kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan
secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Peniliti menggunakan angket
untuk mengetahui persente yakni remaja dengan usia (15-18 Tahun) beserta siswa-
siswi Man 2 Kota Probolinggo yang pernah atau mulai mengalami gejala – gejala
kesehatan mental remaja.

Angket atau Kuesioner Kesehatan Mental Remaja


PETUNJUK PENGISIAN

Bacalah setiap pertanyaan berikut dengan teliti. Anda diminta untuk memilih salah satu
alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda dalam waktu satu bulan
terakhir, dengan cara memberikan tanda centang pada jawaban yang anda pilih. Diharapkan
tidak ada nomor yang terlewati, Adapun pilihan yang tersedia yaitu:

(TP) ; Jika pertanyaan tersebut Tidak Pernah anda alami atau rasakan
(JR) : Jika pertanyaan tersebut Jarang anda alami atau rasakan
(KD) : Jika pertanyaan tersebut Kadang-kadang anda lamia tau rasakan
(SR) : Jika pertanyaan tersebut Sering anda alami atau rasakan
(SL) : Jika pertanyaan tersebut Selalu anda alami atau rasakan

No. Pertanyaan TP JR KD S SL
R
1. Saya bahagia,puas,atau senang dengan kehidupan
pribadi saya
2. Saya merasa kesepian
3 Saya merasa sangat sedih dan tertekan
4 Saya merasa emosi saya tidak stabil
5. Saya merasa murung dan sedih

Rencana Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Kegiatan dalam analisis data antara lain mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data, meyajikan data, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah atau melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data pada umumnya
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing merupakan kegiatan mengedit data yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengevaluasi kelengkapan, konsistensi, dan kesesuaian antara kriteria data yang
diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian.
b. Coding merupakan proses pemberian kode pada data yang dilakukan dengan tujuan
merubah data kualitatif menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data) atau membedakan
aneka karakter. Pemberian sangat diperlukan khususnya dalam pengolahan data, baik
secara manual, menggunakan kalkulator atau computer.
c. Tabulasi data merupakan proses memasukkan data ke dalam tabel-tabel yang telah
disediakan, baik tabel untuk data mentah maupun tabel kerja untuk menghitung data
tertentu secara statistik.
d. Pembahasan atau Diskusi Hasil Penelitian. Pada tahap ini peneliti mengabstraksikan hasil
uji hipotesis, membahas hasil penelitian tersebut serta mengkonsultasikannya dengan
hasil penelitian sebelumnya (bila memungkinkan).

Penulisan Laporan

World Health Organization atau WHO tahun 2001 telah merumuskan tentang kesehatan
mental. Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi sejahtera yang disadari individu yang
di dalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stress dalamhidup secara wajar, bekerja
secara produktif, serta mampu berperan serta di dalam komunitas pergaulannya (dalam Dewi,
K. S., 2012).

Daftar Pustaka

Maymunah, Eli. 2021. Dampak COVID-19 Terhadap Kesehatan Mental Remaja. Online
(https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/dampak-covid19-terhadap-kesehatan-mental-
remaja-) : diakses pada 06 Juli 2021

Wati, Hikma. 2017. Kesehatan Mental. Online (https://eprints.umm.ac.id/42223/3/jiptummpp-


gdl-hikmahwati-51085-3-babii.pdf) : diakses pada 20 Januari 2018

Larissa, Vania. 2020. Kehatan Mental Pada Anak dan Remaja. Online
(https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1824090043/08Tugas%20Aplikom
%20Penelitian%20-%20Vania%20Larissa%201824090043.pdf) : diakses pada 16 Mei 2020

Sati,Laras. 2019. Peningkatan Kesehatan Mental Anak dan Remaja Melalui Ibadah Keislaman.
Online (https://core.ac.uk/download/pdf/322503119.pdf) : diakses pada 10 November 2019

Anda mungkin juga menyukai