Anda di halaman 1dari 9

JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No.

1, April 2022: 1-9

INFORMASI ARTIKEL
Received: januari, 05, 2022
Revised: januari, 06, 2022
Available online: januari, 07, 2022
at : https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/phc

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi
Erlianti,
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

Abstract
Health education about mental health for adolescents

Background: Mental health is a healthy state both physically, mentally, spiritually and socially so that the
individual is aware of his own abilities, can cope with pressure, can work productively and is able to contribute to
his environment (Law No. 18 of 2014). Meanwhile, according to Stuart & Laraia (2010), mental health is an
integral part of health which includes a state of well-being, balance, satisfaction, self-achievement and optimism.
Based on these.
Purpose: Respondents can know and understand about mental health in adolescents.
Methods: The implementation of the method used in community service is carried out in 2 stages, namely firstly,
nursing professional students explain about mental health in adolescents and secondly, after being given mental
health counseling for adolescents, respondents are given questions and answers about mental health in
adolescents.
Results: Respondents understand about mental health in adolescents
Conclusion: respondents can apply a healthy mental life to themselves
Keywords: Health Counseling; Mental Health; Teenager

Pendahuluan: Kesehatan jiwa merupakan keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk lingkungannya (UU No. 18 Tahun 2014). Sedangkan menurut
Stuart & Laraia (2010) menyatakan kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan yang meliputi
keadaan sejahtera, seimbang, merasa puas, pencapain diri dan optimis. Berdasarkan hal tersebut.
Tujuan: Responden dapat mengetahui dan memahami tentang kesehatan jiwa pada remaja.
Metode: Pelaksanaan metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan
dengan 2 tahap, yaitu pertama mahasiswa profesi ners menjelaskan tentang kesehatan jiwa pada remaja dan ke
dua setelah diberikan penyuluhan kesehatan jiwa pada remaja, responden diberikan Tanya jawab tentang
kesehatan jiwa pada remaja.
Hasil: Responden memahami tentang kesehatan jiwa pada remaja
Simpulan: responden dapat menerapakan hidup sehat jiwa pada diri sendiri
Kata Kunci : Penyuluhan Kesehatan; Kesehatan Jiwa; Remaja

PENDAHULUAN sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja


Kesehatan jiwa merupakan keadaan sehat secara produktif dan mampu memberikan
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial kontribusi untuk lingkungannya (UU No. 18 Tahun
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan

1
JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No. 1, April 2022: 1-9

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

2014). Sedangkan menurut Stuart & Laraia (2010) psikoseksual, nilai moral dan spiritual.
menyatakan kesehatan jiwa merupakan bagian Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
integral dari kesehatan yang meliputi keadaan perkembangan. Pada saat pertumbuhan
sejahtera, seimbang, merasa puas, pencapain diri berlangsung cepat, perkembangan pun juga terjadi
dan optimis. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan mental, memori dan daya nalar.
kesehatan jiwa dapat diartikan sebagai kondisi Tahap pertumbuhan dan perkembangan
dimana individu merasa sehat tidak hanya secara psikososial pada individu menurut Erickson (1950
fisik tetapi juga jiwanya dan ia mampu mengatasi dalam Wong 2009) terdiri atas delapan tahapan.
tekanan yang ada dilingkungannya. Kesehatan Setiap tahap perkembangan ini akan mengalami
jiwa mencakup disetiap perkembangan individu perubahan dan memerlukan proses adaptasi untuk
dimulai sejak dalam kandungan kemudian mencapai kemampuan optimalnya, setelah
dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai bayi (0-18 melewati perkembangan masa infant, pra sekolah
nulan), masa toddler (1,5-3 tahun), masa anak- dan sekolah, individu akan melalui proses masa
anak awal atau pra sekolah (3-6 bulan), usia remaja. Pada masa remaja ini, masalah kesehatan
sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), jiwa perlu menjadi perhatian utama dalam setiap
dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35- upaya peningkatan sumber daya manusia, dimana
65 tahun), hingga dewasa akhir (> 65 tahun). remaja merupakan generasi yang perlu disiapkan
Kesehatan jiwa tidak terbatas pada gangguan jiwa untuk aset kekuatan bangsa. Kejadian gangguan
saja tetapi mencakup segala aspek kehidupan kesehatan jiwa pada anak dan remaja cenderung
manusia mulai dari kondisi sehat, resiko maupun meningkat sejalan dengan permasalahan
gangguan. Persoalan kesehatan mental kehidupan yang semakin kompleks (Hamid, 2010)
merupakan masalah yang kompleks, tidak hanya Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset
berkaitan dengan professional kesehatan jiwa, Kesehatan Dasar tahun (2013) menyatakan bahwa
pasien dan keluarga saja, tetapi menyangkut prevalensi untuk gangguan mental emosional
masalah masyarakat yang lebih luas (Ahr, Houde, (cemas dan depresi) berada paling banyak di usia
and Borst, 2016). 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang
Kondisi sehat jiwa dapat tercapai melalui atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia.
tahap pertumbuhan dan perkembangan yang Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat
optimal. Menurut Kemenkes (2014), pertumbuhan bervariasi untuk setiap provinsi dan kabupaten
ditandai dengan adanya 2 perubahan ukuran dan atau kota. Prevalensi tertinggi untuk gangguan jiwa
bentuk tubuh atau anggota tubuh, sedangkan berat di Provinsi DI Yogyakarta (2,7%), sementara
perkembangan biasanya ditandai dengan adanya untuk Sumatera Barat (Sumbar) gangguan jiwa
perkembangan mental, emosional, psikososial, berat 1,9 per mil (urutan ke-9 se Indonesia) dan

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi Erlianti
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

2
JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No. 1, April 2022: 1-9

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

gangguan mental emosional 4.5% (urutan ke-20 se Gangguan cemas merupakan gangguan yang
Indonesia). Gangguan mental emosional banyak terjadi pada anak dan remaja. Prevalensi
diharapkan tidak berkembang menjadi lebih serius gangguan cemas ini adalah 5 – 50 %.6 Fobia
apabila orang yang mengalaminya dapat sosial ditemukan lebih banyak pada anak laki-laki
mengatasi atau melakukan pengobatan sedini sedangkan fobia simpel, gangguan menghindar
mungkin ke pusat lebih banyak pada anak perempuan.
Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah Gangguan Mood
diartikan sekalipun dapat kita rasakan dan diamati Depresi pada anak- anak dan remaja berkisar
keadaannya. Orang ‘gemuk’ dianggap sehat dan antara 1 – 5 %. Seorang remaja mempunyai
orang yang mempunyai keluhan dianggap tidak kecenderungan untuk mengalami depresi. Oleh
sehat. Faktor subjektifitas dan kultural karena itu sangat penting untuk membedakan
mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang secara jelas dan hati – hati antara depresi yang
terhadap konsep sehat. World Health Organization disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada
(WHO) merumuskan sehat dalam arti kata yang remaja dengan depresi patologik. Depresi pada
luas, yaitu keadaan yang sempurna baik fisik, remaja sering tidak terdiagnosis. Adanya
mental maupun social, tidak hanya terbebas dari gangguan mood akan beresiko terjadinya perilaku
penyakit atau kelemahan/cacat bunuh diri pada remaja. Bunuh diri adalah
Masalah Kesehatan Jiwa Remaja penyebab kematian utama ketiga pada individu
Adanya hambatan dalam tahap perkembangan berusia 15 – 24 tahun. Tanda – tanda bahaya
dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa bila bunuh diri pada remaja meliputi menarik diri secara
tidak terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut tiba-tiba, berperilaku keras atau sangat
berasal dari diri remaja sendiri, hubungan orang memberontak, menyalahgunakan obat atau
tua dan remaja atau akibat interaksi sosial di luar alkohol, secara tidak biasa mengabaikan
lingkungan keluarga. Sebagai akibatnya dapat penampilan diri, kualitas tugas sekolah menurun,
terjadi masalah kesehatan jiwa remaja membolos, keletihan berlebihan dan keluhan
denganmanifestasi bermacam-macam antara lain somatik, respon yang buruk terhadap pujian,
kesulitan belajar,kenakalan remaja dan masalah ancaman bunuh diri terang-terangan secara verbal
perilaku seksual (Davdson G C, 2006). dan membuang benda-benda yang didapat
Gangguan Jiwa Pada Remaja Beberapa jenis sebagai hadiah .
gangguan jiwa yang banyak terjadi pada remaja Gangguan Psikotik
Gangguan Cemas/ Ansietas Gangguan psikotik adalah suatu kondisi
Cemas (ansietas)adalah perasaan gelisah yang terdapatnya gangguan yang berat dalam
dihubungkan dengan antisipasi terhadap bahaya. kemampuan menilair realitas. 5 Yang termasuk

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi Erlianti
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

3
JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No. 1, April 2022: 1-9

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

gangguan psikotik adalah skizoprenia. Skizoprenia mampu berpartisipasi dalam sistem sekolah
pada remaja merupakan hal yang umum dan normal; 4) terapi keluarga dan penyuluhan
insidennya selama remaja akhir sangat tinggi. keluarga penting untuk membantu keluarga
Gejala awalnya meliputi perubahan ekstrem dalam mendapatkan ketrampilan dan bantuan yang
perilaku sehari- hari, isolasi sosial, sikap yang diperlukan guna membuat perubahan yang dapat
anah,penurunan nilai akademik dan meningkatkan fungsi semua anggota keluarga
mengekspresikan peilaku yang tidak disadarinya Pencegahan Kesehatan Jiwa Pada Remaja
(Kusumawati, F, 2010). Peran Orang Tua Dan Lingkungan
Gangguan Penyalahgunaan Zat Perilaku berisiko tinggi yang dilakukan remaja
Gangguan ini banyak terjadi diperkirakan 32 % perlu dicermati dengan bijaksana karena di satu
remaja menderita gangguan penyalahgunaan zat pihak dapat merupakan perilaku sesaat tapi juga
(Kusumawati, F, 2010). Angka penggunaan alkohol dapat pula merupakan pola perilaku yan terus
atau zat terlarang lebih banyak pada anak laki-laki menerus yang dapat membahayakan diri, orang
dibanding perempuan. Resiko terbesar pada usia lain maupun lingkungan.
15 – 24 tahun. Pada remaja perubahan Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
penggunaan zat menjadi ketergantungan zat dalam upaya untuk mencegah semakin
terjadi lebih cepat dalam kurun waktu 2 tahun. meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja,
Identifikasi remaja penyalahguna NAPZA terdapat yaitu antara lain :
pada konflik keluarga yang berat, kesulitan Peran Orangtua
akademik, penyalahgunaan NAPZA oleh orang tua Menanamkan pola asuh yang baik pada anak
dan teman, merokok pada usia muda. sejak prenatal dan balita
Penatalaksanaan Ganguan Jiwa Remaja Membekali anak dengan dasar moral dan agama
Penatalaksanaan ganguan jiwa remaja Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara
diantaranya: 1) pencegahan primer melalui orangtua - anak
berbagai program sosial yang ditujukan untuk Menjadi tokoh panutan dalam perilaku maupun
menciptakan lingkungan yangmeningkatkan menjaga lingkungan yang sehat
kesehatan anak; 2) pencegahan sekunder dengan Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
menemukan kasus secara dini pada remaja yang Hindarkan anak dari NAPZA
mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan Peran Sebagai Pendidik
yang tepat dapat segera dilakukan; 3) dukungan Orang tua hendaknya menyadari banyak tentang
terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui perubahan fisik maupun psikis yang akan dialami
psikoterapi individu, konseling remaja dan program remaja. Untuk itu orang tua wajib memberikan
pendidikan khusus untuk remaja yang tidak bimbingan dan arahan kepada anak. Nilai-nilai

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi Erlianti
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

4
JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No. 1, April 2022: 1-9

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

agama yang ditanamkan orang tua kepada menciptakan jarak antara anak dan orang tua,
anaknya sejak dini merupakan bekal dan benteng serta kehilangan kesempatan untuk melakukan
mereka untuk menghadapi perubahan-perubahan dialog terbuka dengan anak dan remaja.
yang terjadi. Agar kelak remaja dapat membentuk Peran Sebagai Teman
rencana hidup mandiri, disiplin dan bertanggung Menghadapi remaja yang telah memasuki masa
jawab, orang tua perlu menanamkan arti penting akil balig, orang tua perlu lebih sabar dan mau
dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mengerti tentang perubahan pada remaja. Perlu
mereka dapatkan di sekolah, di luar sekolah serta menciptakan dialog yang hangat dan akrab, jauh
di dalam keluarga. dari ketegangan atau ucapan yang disertai
Peran Sebagai Pendorong cercaan. Hanya bila remaja merasa aman dan
Menghadapi masa peralihan menuju dewasa, terlindung, orang tua dapat menjadi sumber
remaja sering membutuhkan dorongan dari orang informasi, serta teman yang dapat diajak bicara
tua. Terutama saat mengalami kegagalan yang atau bertukar pendapat tentang kesulitan atau
mampu menyurutkan semangat mereka. Pada saat masalah mereka.
itu, orang tua perlu menanamkan keberanian dan Peran Sebagai Konselor
rasa percaya diri remaja dalam menghadapi Peran orang tua sangat penting dalam
masalah, serta tidak gampang menyerah dari mendampingi remaja, ketika menghadapi masa-
kesulitan. masa sulit dalam mengambil keputusan bagi
Peran Sebagai Panutan dirinya. Orang tua dapat memberikan gambaran
Remaja memerlukan model panutan di dan pertimbangan nilai yang positif dan negatif ,
lingkungannya. Orang tua perlu memberikan sehingga mereka mampu belajar mengambil
contoh dan teladan, baik dalam menjalankan nilai- keputusan terbaik. Selain itu orang tua juga perlu
nilai agama maupun norma yang berlaku di memiliki kesabaran tinggi serta kesiapan mental
masyarakat. Peran orang tua yang baik akan yang kuat menghadapi segala tingkah laku
mempengaruhi kepribadian remaja. mereka, terlebih lagi seandainya remaja sudah
Peran Sebagai Pengawas melakukan hal yang tidak diinginkan. Sebagai
Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk melihat konselor, orang tua dituntut untuk tidak
dan mengawasi sikap dan perilaku remaja agar menghakimi, tetapi dengan jiwa besar justru harus
tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang merangkul remaja yang bermasalah tersebut.
membawanya ke dalam kenakalan remaja dan Peran Sebagai Komunikator.
tindakan yang merugikan diri sendiri. Namun Suasana harmonis dan saling memahami antara
demikian hendaknya dilakukan dengan bersahabat orang tua dan remaja, dapat menciptakan
dan lemah lembut. Sikap penuh curiga, justru akan komunikasi yang baik. Orang tua perlu

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi Erlianti
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

5
JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No. 1, April 2022: 1-9

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

membicarakan segala topik secara terbuka tetapi Peran Media


arif. Menciptakan rasa aman dan telindung untuk Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam
memberanikan anak dalam menerima uluran tayang sesaui usia). Sampaikan berita dengan
tangan orang tua secara terbuka dan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif). Adanya
membicarakan masalahnya. Artinya tidak rubrik khusus dalam media masa (cetak,
menghardik anak elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja
Peran Guru PENINGKATAN KESEHATAN JIWA PADA
Bersahabat dengan siswa, Menciptakan kondisi REMAJA
sekolah yang nyaman, Memberikan keleluasaan PENGERTIAN
siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan Kondisi dimana seseorang berhasil beradaptasi
ekstrakurikuler, Menyediakan sarana dan terhadap stressor dari dalam dan luar lingkungan
prasarana bermain dan olahraga, Meningkatkan yang berhubungan dgn pikiran, perasaan dan
peran dan pemberdayaan guru BP, Meningkatkan perilaku yang sejalan dgn norma/budaya setempat
disiplin sekolah dan sangsi yang tegas, (Townsend, 2018)
Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, Kondisi sejahtera dimana setiap individu mampu
sesama guru dan sekolah lain, Meningkatkan utk scr nyata atau potensial mengatasi stressor
keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan dlm kehidupan, bekerja produktif dan mampu
Polsek setempat, Mengadakan kompetisi sehat, berkontribusi dlm masyarakat (WHO, 2015 dlm
seni budaya dan olahraga antar sekolah, Varcarolis, 2018). Kondisi dimana seorang individu
Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
anak berkembang secara sehat adalah hal fisik, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
mental, spiritual dan social, Meningkatkan deteksi kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dini penyalahgunaan NAPZA dapat bekerja secara produktif, dan mampu
Peran Pemerintah dan masyarakat memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU
Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti. No.18 th 2014 ttg Keswa.
Menyediakan sarana/prasarana yang dapat Ciri-Ciri Sehat Jiwa
menampung agresifitas anak melalui olahraga dan Bersikap positif terhadap diri sendiri. Mampu
bermain. Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin tumbuh, berkembang & mencapai aktualisasi diri.
yang tegas. Memberikan keteladanan. Mampu mengatasi stress/perubahan pd dirinya.
Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan Bertanggung jawab thd keputusan & tindakan yang
peraturan dan hukumnya secara tegas. Lokasi diambil. Persepsi realistic. Menghargai perasaan &
sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan sikap orang lain. Menyesuaikan diri dengan
pusat hiburan lingkungan

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi Erlianti
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

6
JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No. 1, April 2022: 1-9

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

Keterampilan Sosial sehingga kita bisa mengelola emosi dengan baik.


Kesadaran diri, yaitu kemampuan mengenali Penting untuk melatih mengungkapkan emosi
kelebihan dan kekurangan, keinginan dan secara positif. Pengelolaan stress adalah adalah
ketidakinginan, karakter, dan keyakinan menerima kemampuan mengenali sumber stres, efeknya,
diri, sehingga remaja bisa mencari tahu dan dan cara kontrolnya, sehingga mampu bertahan
menilai diri sendiri. Empati, yaitu kemampuan Pengendalian Emosi
memahami dan memposisikan perasaan ataupun Kenali dan analisa situasi penyebab emosi.
permasalahan orang lain pada diri sendiri, yang Pelajari pengaruh situasi pada kehidupanmu.
bisa dikembangkan dengan emosi dan interaksi. Tentukan situasi apa yang dapat dan tidak dapat
Pemecahan Masalah, yaitu kemampuan diubah. Pilih cara positif untuk bereaksi
menguraikan masalah, menghubungkannya Cara Mengatasi Stress
dengan hal lain yang terkait, lalu kemudian Latihan fisik/olah-raga (dalam bentuk apapun):
membuat penyelesaian. Pengambilan Keputusan, seperti jalan, joging, berenang, naik sepeda, main
yaitu kemampuan menggali dan games secukupnya. Pengendalian perilaku
mengembangkan pilihan, mengenali nilai dan mengacu kepada cara mengatur diri sendiri.
perasaan yang berkaitan dengan pilihan, Melakukan analisa terhadap penyebab dan
menentukan prioritas, dan memilih langkah yang dampak dari perilakunya sendiri. Perbanyak
tepat. Berpikir Kritis adalah kemampuan teman dan dukungan sosial. Sebagai remaja kamu
kecerdasan intelektual, meliputi bagaimana membutuhkan dukungan orangtua, teman dan
remaja memahami dan mengolah informasi, serta lingkungan. Dukungan tersebut bisa
memahami lingkungan sekitar. Selain berpikir dipakai sebagai suatu strategi untuk mengurangi
kritis, tentunya juga butuh keterampilan Berpikir dampak stress. Selain itu kamu juga bisa
Kreatif, yang merupakan membuat ide baru meregangkan tubuh, tertawa, menarik nafas
dengan mengupas informasi dan pengalaman panjang, mendengarkan musik, menikmati
sehingga bisa buat sesuatu yang berbeda. matahari pagi, perbanyak makan sayur dan buah,
Komunikasi Efektif adalah kemampuan lebih banyak mendengarkan, mensyukuri
menyampaikan ide dan menerima umpan balik anugerahmu dan duduk dengan santai. Konseling
secara jernih. Hubungan Interpersonal adalah juga merupakan cara lain untuk menangani stress.
kemampuan membangun hubungan yang Konseling bisa dilakukan melalui telepon 119 ext 8
berkualitas dan baik sehingga bisa berperan aktif dan Aplikasi Sehat Jiwa.
dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
METODE PELAKSANAAN
Pengendalian Sosial adalah kemampuan
Persiapan
mengenali emosi diri dan orang lain, sehingga

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi Erlianti
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

7
JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No. 1, April 2022: 1-9

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

Mempersiapkan materi atau alat berkaitan dengan Pengabdian masyarakat ini dapat memberikan
Pengabdian masyarakat yang akan disampaikan, manfaat agar menambah pengalaman,
mulai dari menyiapkan materi dan sap kesehatan pengetahuan tentang kesehatan jemaja di institusi
jiwa pada remaja, membuat link zoom meeting dan pendidikan menengah atas, untuk mengetahui
ppt karakteristik kesehatan jiwa pada remaja kesehatan jiwa pada remaja dan meningkatkan
kesehatan jiwa pada remaja.
Pelaksanaan
Pengabdian dilakukan pada hari Selasa / 26 KESIMPULAN
Oktober 2021. Pengabdian masyarakat Dari hasil penyuluhan yang kami lakukan SMAN
13 Bandar Lampung, SMAN 14 Bandar Lampung,
berlangsung selama 60 menit yang dilaksanakan SMKN 1 Raman Utara maka dapat di ambil
menggunakan media zoom bersama seluruh siswa kesimpulan bahwa : diketahui tingkat pengetahuan
yang dimiliki siswa-siswi tentang kesehatan remaja
SMAN 13 Bandar Lampung, SMAN 14 Bandar
belum memahami secara benar. Perlu
Lampung, SMKN 1 Raman Utara. Dalam ditingkatkannya penyuluhan kesehatan tentang
pelaksanaan berjalan dengan tertib dan lancar. kesehatan jiwa bagi remaja.
SARAN
para peserta dapat mengikuti penyuluhan
Dari hasil penyuluhan yang dilakukan SMAN 13
kesehatan dengan hikmat. Bandar Lampung, SMAN 14 Bandar Lampung,
Pelaksanaan zoom meeting dilkukaan pukul 10.00 SMKN 1 Raman Utara ada beberapa saran yang
kami sampaikan : Memotivasi s siswa-siswi
- 12.00 dengan susunan acara Pembukaan,
dengan cara memberikan penyuluhan atau
sambutan dari Pak Prima Dian Furqoni, informasi tentang kesehatan remaja secara
S.Kep.Ns.M.Kes dan Teguh Pribadi, Ners., M.Sc maksimal. Memberikan informasi secra maksimal
kepada siswa-siswi SMAN 13 Bandar Lampung,
terdapat undangan narasumber Pak Ns. Satrio SMAN 14 Bandar Lampung, SMKN 1 Raman Utara
Kusumo Lelono, M.Kep.,Sp.Kep.J. Setelah tentang kesehatan jiwa remaja
sambutan dari Pak Prima dilanjutkan penyuluhan
dari mahasiswa Ners yaitu Indah Sari, S.Kep
selama 20 menit dan dilanjutkan oleh narasumber
yaitu Pak Satrio memberi penyuluhan 57 Slide
PPT. Setelah itu sesi tanya jawab terdapat 2
pertanyaan dari siswa SMA 13,14 Bandar
Lampung dan SMKN 1 Raman Utara dan
penyuluhan kesehatan selesai pukul 12.00 WIB

Evaluasi
Saat dilakukan evaluasi siswa menyadari
pentingnya menjaga keehatan jiwa.

DAFTAR PUSTAKA

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi Erlianti
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

8
JOURNAL OF Public Health Concerns, Volume 2, No. 1, April 2022: 1-9

Penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa pada remaja

Azizah, L. M., Zainuri, I., & Akbar, A. (2016). Buku ajar keperawatan kesehatan
jiwa. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa.
Nasriati, R. (2011). Kesehatan Jiwa Remaja. Jurnal Florence Vol. II No. 4 Juli
2011, 2(4).
Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia. (2020), Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial Covid-19
Keperawatan Jiwa, IPKJI,Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020), Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial Pada
Anak dan Remaja, Dirjen P2P, Kemenkes, Jakarta

World Health Organization (2021). Fact sheet: Adolescent Mental Health advice for the public [Internet].
https://www.who.int/mental health/Fact sheet adolescent mental health/

Teguh Pribadi, Rahma Elliya, Prima Dian Furqoni, Chelda Ernita*, Cindy Desmonika, Eka Novita Sari, Febi Erlianti
Program Studi Profesi Ners, Universitas Malahayati
Korepondensi penulis: Chelda Ernita*

200

Anda mungkin juga menyukai