php/jsm
kekerasan, yang membuat remaja rentan terhadap berdampak terhadap meningkatnya masalah perilaku
masalah kesehatan mental. Mempromosikan pada saat dewasa kelak.
kesejahteraan psikologis dan melindungi remaja dari
Kesehatan mental harus dijaga dan dirawat semaksimal
pengalaman buruk dan faktor-faktor risiko yang dapat
mungkin agar tidak terjadi gangguan mental. Jika
memengaruhi potensi mereka untuk berkembang
kesehatan mental terganggu maka akan membuat
sangat penting bagi kesejahteraan kesehatan fisik dan
kehidupan menjadi kurang nyaman, seperti gampang
mental mereka di masa dewasa. (Mustamu, Hasim and
stres, lelah, dan bosan. Seseorang yang bisa dikatakan
Khasanah, 2020)
atau dikategorikan sehat secara mental apabila orang
Masa remaja ialah masa yang penuh gejolak. Pada masa tersebut terhindar atau tidak mengalami gejala-gejala
ini mood (suasana hati) dapat berganti dengan sangat gangguan jiwa atau neurosis dan penyakit jiwa atau
cepat. Pergantian mood yang ekstrem pada para psikosis (Talitha, 2021)
remaja ini kerapkali disebabkan oleh beban pekerjaan
Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang
rumah, pekerjaan sekolah, ataupun aktivitas tiap hari di
produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Gangguan
rumah. Walaupun mood remaja yang gampang berubah
mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data
- ubah dengan cepat, masalah tersebut belum pasti
Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan
ialah indikasi ataupun permasalahan psikologis. Dalam
prevalensi gangguan mental emosional yang
perihal pemahaman diri, pada masa remaja para remaja
ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
menghadapi pergantian yang dramatis dalam
kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai
pemahaman diri mereka (self- awareness). Mereka
sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau
sangat rentan terhadap komentar orang lain sebab
setara dengan 11 juta orang (Rachmawati, 2020).
mereka menyangka kalau orang lain sangat mengagumi
Berdasarkan hasil survey nasional kesehatan berbasis
ataupun senantiasa mengkritik mereka semacam
sekolah (SMP dan SMA) yang dilakukan oleh
mereka mengagumi ataupun mengkritik diri mereka
Kementrian Kesehatan Indonesia yang dipublikasikan
sendiri. Asumsi tersebut membuat remaja sangat
pada tahun 2015 menyatakan bahwa ada sepuluh
mencermati diri mereka serta citra yang direfleksikan
faktor perilaku yang beresiko pada kesehatan remaja
(self- image).
salah satunya adalah kesehatan mental dan emosional
Federasi Kesehatan Mental Dunia (dalam Rozali,
yang terganggu. Dari tiga regional yang di survei yaitu
Sitasari dan Lenggogeni, 2021) merumuskan pengertian
Sumatra, Jawa dan Bali, luar Jawa dan Bali diperoleh
kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan
hasil 46,01% pelajar (39,7% pelajar laki-laki dan 51,98%
adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik,
perempuan) mengalami kesepian (loneliness), 42,18%
intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai
(38% pelajar laki – laki, 46,14% pelajar perempuan)
dengan keadaan orang lain. Menurut Satgas (dalam
mengalami cemas atau kekhawatiran yang berlebihan,
Haryanti, Pamela and Susanti, 2016) Masalah mental
62,38% (57,73% pelajar laki-laki dan 66,82% pelajar
emosional yang tidak diselesaikan dengan baik, maka
perempuan) mengalami gangguan emosional yaitu
akan memberikan dampak negatif terhadap
kesepian (loneliness), kekhawatiran yang berlebihan
perkembangan remaja tersebut di kemudian hari,
bahkan keinginan untuk bunuh diri (Dafnaz, 2019)
terutama terhadap pematangan karakter dan memicu
Kondisi kestabilan kesehatan mental dan fisik saling
terjadinya gangguan perkembangan mental emosional.
mempengaruhi. Gangguan kesehatan mental bukanlah
Gangguan perkembangan mental emosional akan
sebuah keluhan yang hanya diperoleh dari garis
277
Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 8 No 3 Desember 2022, Page 276 – 281 p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051
keturunan. Tuntutan hidup yang berdampak pada (MeSH) dan terdiri dari “Faktor Kesehatan Mental
stress berlebih akan berdampak pada gangguan Remaja” OR “ Unsur Kebugaran Psikologis
kesehatan mental yang buruk (Nurnitasari et al., 2021). Pemuda/Pemudi”
Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya tertarik Dari hasil penelusuran artikel melalui database Google
untuk melakukan penelitian tentang faktor yang Scholar menggunakan kata kunci sesuai MeSH, peneliti
mempengaruhi kesehatan mental pada remaja. mendapatkan 68.400 artikel penelitian sesuai kata
kunci yang telah ditentukan. Artikel yang terduplikasi
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui
dan tidak relevan dengan topik penelitian dihapus
Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Risiko
sehingga diperoleh 500 artikel penelitian. Dari 500
Pernikahan Dini. Mengidentifikasi pengetahuan remaja
artikel penelitian, 345 jurnal terkunci dan jurnal tidak
tentang risiko pernikahan dini berdasarkan usia dan
full teks dikeluarkan dalam daftar sehingga tersisa 155
pendiidikan.
artikel penelitian. Lalu, dari 155 artikel penelitian, 152
artikel penelitian yang dengan alasan populasi tidak
METODE PENELITIAN
sesuai, metode yang digunakan tidak sesuai di hapus
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci
sehingga tersisa 3 artikel.
(AND, OR, NOT or AND NOT) yang digunakan
untuk memperluas atau menspesifikan pencarian HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau
Tabel 1. Hasil Penelusuran Literature
jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature
review ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading
No Penulis dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian Database
Instrumen : Kuisioner
Analisis : Univariat
Analisis : Chi-Square
278
1st Fetty Rahmawaty, 2nd Ribkha Pebriani Silalahiv, 3 rd Berthiana T, 4th Barto Mansyah. 2022. Factors Affecting Mental Health In
Adolesents
Instrumen : Kuisioner
Analisis : Bivariat
279
Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 8 No 3 Desember 2022, Page 276 – 281 p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051
semakin tinggi pola asuh permisif maka akan semakin penelitian yang dilakukan Deni (2015) (dalam Wuon,
tinggi pula masalah mental emosional remaja. Bidjuni and Kallo, 2016) dalam penelitiannya
Berdasarkan hasil penelitian (Hardianti, Erika and mengemukakan bahwa remaja perempuan lebih banyak
Nauli, 2021) yang dilakukan pada 81 responden mengalami depresi dari pada laki-laki. Hal ini
diperoleh hasil yaitu 26 (32,1%) responden remaja dikarenakan perubahan biologis yaitu masa pubertas,
yang memiliki rasa syukur yang rendah memiliki hubungan sosial, body image dan gangguan makan
kesehatan mental yang negative dan 27 (33,3%) merupakan penyebab terjadinya depresi pada
responden remaja yang memiliki rasa syukur yang perempuan.
tinggi juga memiliki kesehatan mental yang positif.
KESIMPULAN
Analisis yang menunjukkan responden dengan rasa
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental
syukur rendah namun memiliki kesehatan mental yang
pada remaja adalah :
positif berjumlah 14 (17,3%) dan responden dengan
Pola asuh otoriter, pola asuh permisif dan pengaruh
rasa syukur tinggi namun memiliki kesehatan mental
teman sebaya dapat memicu terjadinya masalahnya
yang negatif berjumlah 14 (17,3%). Ini dapat diartikan
kesehatan mental pada remaja.
bahwa rasa syukur juga dapat mempengaruhi
Rasa syukur juga dapat mempengaruhi kesehatan
kesehatan mental pada remaja.
mental remaja dan fungsi positif diri.
Syukur mampu mendorong tindakan positif yang
Perempuan cenderung memiliki risiko masalah
memungkinkan orang untuk memperkuat karakter
kesehatan mental lebih tinggi dibandingkan dengan laki-
pribadi, syukur juga berhubungan positif dengan
laki.
kepuasan hidup, kesejahteraan dan fungsi sosial, serta
persepsi dukungan sosial (Subandi, Achmad, Kurniati,
UCAPAN TERIMAKASIH
& Febri, 2014). Pendapat ini didukung oleh penelitian
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
Rahayu and Setiawati, (2019) Rasa syukur dan
Yang Maha Esa, karna dengan berkat dan kasih karunia-
memaafkan secara bersama-sama berpengaruh positif
Nya maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
dan signifikan terhadap kesejahteraan psikologis pada
Ilmiah Literature Review dengan Judul Faktor – Faktor
remaja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nashriyati
Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Pada Remaja.
and Arjanggi, 2016) mengungkapkan ada hubungan
Selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah
positif yang sangat signifikan antara syukur dengan
mendapatkan banyak bimbingan dan dukungan dari
kesejahteraan spiritual. Semakin tinggi syukur maka
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
semakin tinggi pula kesejahtaraan spiritual, begitu pula
penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
sebaliknya, semakin rendah syukur maka akan semakin
besarnya pada semua pihak yang telah memberikan
rendah kesejahteraan spiritualnya.
bimbingan dan dukungan kepada penulis.
Penelitian Wetarini dan Lesmana (2018)
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan pada yang
mengungkapkan bahwa faktor yang signifikan secara
terhormat :
statik dengan variabel tingkat depresi adalah jenis
Dhini, M. Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
kelamin. Secara umum, ditemukan jumlah responden
Kementerian Kesehatan Palangka Raya yang telah
perempuan lebih banyak mengalami depresi
memberikan penulis kesempatan untuk menyusun
dibandingkan dengan laki-laki, sehingga terdapat
Karya Tulis Ilmiah
hubungan bermakna antara kejadian depresi dan jenis
kelamin pada remaja yatim piatu. Hal ini sejalan dengan
280
1st Fetty Rahmawaty, 2nd Ribkha Pebriani Silalahiv, 3 rd Berthiana T, 4th Barto Mansyah. 2022. Factors Affecting Mental Health In
Adolesents
Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua 8. Nurnitasari, F. et al. (2021) ‘Pengaruh
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Temperamen Buruk Orang Tua Terhadap
Kesehatan Mental Peserta Didik Pada Masa
Raya
Pandemi Covid 19 Kelas XI di SMA AL-
Untung Halajur, S.SiT., S.Pd., M.Kes. selaku Ketua LAYYINAH Kampung Cijengir Kecamatan', 3(2),
Prodi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan pp. 145–156.
281