Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/354088316

The Effectiveness of Peer Counseling as an Effort to Strengthen the Mental


Health of Adolescents in Orphanage

Article · August 2021


DOI: 10.51849/j-p3k.v2i2.114

CITATIONS READS

0 105

5 authors, including:

Nur Rohmah Hidayatul Qoyyimah Rakhmaditya Noorrizki


State University of Malang State University of Malang
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    13 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Mochammad Sa'id
State University of Malang
22 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pelatihan Konseling Sebaya sebagai Upaya Penguatan Kesehatan Mental Remaja Putri Panti Asuhan Assalam Shobuur Dau Malang View project

Relasi Antara Persepsi Resiko Covid 19 dengan Intensi Kepatuhan Terhadap Langkah - Langkah Pemerintah untuk Menanggulangi Penyebaran Covid 19 View project

All content following this page was uploaded by Nur Rohmah Hidayatul Qoyyimah on 24 August 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K) 2021, Vol. 2 (No. 2) : 166-173

Efektivitas Konseling Sebaya sebagai Upaya Penguatan Kesehatan


Mental Remaja Panti Asuhan

The Effectiveness of Peer Counseling as an Effort to Strengthen the


Mental Health of Adolescents in Orphanage

Nur Rohmah Hidayatul Qoyyimah(1*), Rakhmaditya Dewi Noorrizki(2),


Mochammad Sa’id(3), Juwita Apriliana(4) & Thifla Thuwaffa Isqy(5)
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang, Indonesia
Disubmit: 22 Juli 2021; Diproses: 22 Juli 2021; Diaccept: 28 Juli 2021; Dipublish: 02 Agustus 2021
*Corresponding author: E-mail: nur.qoyyimah.fppsi@um.ac.id
Abstrak
Kesehatan mental pada remaja menjadi isu penting yang memerlukan perhatian. Remaja berada dalam
fase yang rentan terkena permasalahan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
efektivitas konseling sebaya sebagai upaya penguatan kesehatan mental Remaja Panti Asuhan. Metode
yang digunakan adalah quasi-eksperimen dengan desain one group pretest-posttest, dengan variabel
bebas berupa konseling sebaya dan variabel terikat berupa kesehatan mental. Subjek penelitian
merupakan satu kelompok yang terdiri atas 16 Remaja Panti Asuhan Assalam Shoobur Malang. Subjek
berada pada fase remaja awal hingga tengah dengan rentangan usia 12 – 16 tahun. Subjek diberikan
pre-test dan post-test untuk menilai keberhasilan dari perlakuan yang diberikan. Instrumen untuk
mengukur kesehatan mental menggunakan hasil translasi dari mental health inventory (MHI) milik Veit
dan Ware (1983). Teknik analisis data yang digunakan dengan uji Wilcoxon signed test. Hasil uji
hipotesis terbukti secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,040 atau lebih rendah dari nilai alpha
0,05. Dengan begini, dapat disimpulkan bahwa konseling sebaya efektif sebagai upaya memperkuat
kesehatan mental Remaja Panti Asuhan.
Kata Kunci: Kesehatan Mental; Konseling Sebaya; Remaja Panti Asuhan

Abstract
Mental health in adolescents is an important issue that requires attention. Adolescents phase is vulnerable
to mental health problems. This study purposed to examine the effectiveness of peer counseling as an
effort to strengthen the mental health of adolescents in orphanage. The research method used was a
quasi-experimental one group pretest-posttest design with the independent variable in the form of peer
counseling and the dependent variable in the form of mental health. The research subjects were a group
consisting of 16 teenagers at the Assalam Shoobur Orphanage, Malang. Subjects are in the early to middle
adolescenst phase with an age range of 12 – 16 years. Subjects were given pre-test and post-test to
measure the success of the given treatment. The instrument for measuring mental health used the
translated results of the mental health inventory (MHI) of Veit and Ware (1983). The data analysis
technique was used the Wilcoxon signed test. The results of the hypothesis test were proven significantly
with a significance value of 0.040 or less than an alpha value of 0.05. Thus, it can be concluded that peer
counseling is effective as an effort to strengthen the mental health of adolescents in orphanage.
Keywords: Mental Health; Peer Counseling; Orphanage Adolescent

DOI: https://doi.org/10.51849/j-p3k.v2i2.114
Rekomendasi mensitasi :
Qoyyimah, N. R. H., dkk. (2021), Efektivitas Konseling
Sebaya sebagai Upaya Penguatan Kesehatan Mental
Remaja Panti Asuhan. Jurnal Penelitian Pendidikan,
Psikologi dan Kesehatan (J-P3K), 2 (2): 166-173.

166
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

PENDAHULUAN Di kehidupan kesehariannya, interaksi


Data dari WHO terdapat 450 juta dan pengaruh di antara mereka sangat
orang di seluruh dunia mengalami intens. Berbagai sikap dan tingkah laku
gangguan kesehatan mental, 20% di (positif maupun negatif) akan cepat
antaranya prevalensi kejadian terjadi terpengaruh dari 1 remaja ke remaja
pada anak-anak (O’Reilly, 2015 dalam lainnya (Prasetiawan, 2016)
Gunatirin, 2018). Jumlah kejadian ini Nurmalita dan Hidayati (2014)
termasuk lumayan besar untuk menjadi menyatakan bahwa anak yang bermukim
perhatian bahwa kesehatan mental anak di panti lebih berisiko mengalami masalah
dan remaja urgen untuk dikaji. Ketika gangguan emosional dan kesejahteraan
membahas kesehatan mental anak dan psikologis. Kondisi ini dapat dikatakan
remaja penting juga memahami faktor bahwa anak yang bermukim di panti
yang dapat mengacaukan kesehatan berisiko lebih tinggi mengalami
mental dan melindungi kesehatan mental permasalahan terkait kesehatan mental.
anak remaja. Faktor yang dapat Individu yang mengalami permasalahan
mengacaukan kesehatan mental anak dan kesehatan mental jika tidak diatasi dengan
remaja adalah faktor yang dapat tepat dapat berkembang menjadi mental
memunculkan kerentanan terhadap illness (Gunatirin, 2018).
distres, yakni anak dan remaja mengalami Hasil penggalian data awal di panti
ketidakmampuan menyesuaikan diri atas asuhan menunjukkan bahwa sejauh ini
keadaan kehidupannya (Schoon, 2006 terdapat permasalahan di luar akademik
dalam Gunatirin, 2018), begitu juga yang muncul. Mulai dari permasalahan
sebaliknya dengan faktor yang melindungi kebutuhan sosioemosional yang belum
kesehatan mental mereka. terpenuhi, permasalahan anak-anak panti
Salah satu pendekatan untuk dengan keluarganya, tidak adanya wadah
mendapatkan kesehatan mental yang baik khusus yang memfasilitasi anak-anak
di masa remaja yakni dengan memenuhi panti untuk menceritakan masalahnya
tugas perkembangan yang cukup penting atau sekadar bercerita, sampai persepsi
berupa memiliki teman dekat yang negatif anak-anak panti terhadap identitas
sebaya. Relasi teman sebaya di masa dirinya sebagai anak panti.
remaja sangat penting guna memenuhi Haryanti, dkk. (2016)
kebutuhan sosial tanpa menetapkan nilai- mengungkapkan bahwa anak yang
nilai yang dituntut orang dewasa bermukim di panti asuhan hidup dalam
melainkan oleh mereka sendiri (Hurlock, berbagai dimensi sosial dan dituntut
1991; Santrock, 2012). Tidak sedikit harus bisa berbaur serta bersosialisasi
remaja yang meyakini bahwa orang langsung dengan seluruh penghuni panti.
dewasa sulit memahami dirinya dan Sementara kemampuan berhubungan dan
hanya sesama remaja-lah yang dapat penyesuaian sosial dengan teman sebaya
saling memahami. Bagi sebagian besar adalah salah satu tugas perkembangan
remaja, teman merupakan harta yang yang berat di masa remaja. Masa ini
sangat bermakna. Terlebih ketika remaja terjadi peningkatan pengaruh kelompok
tinggal dalam asrama atau panti asuhan. sebaya, terjadi perubahan dalam tingkah

167
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

laku sosial, adanya pengategorian sosial permasalahan psikologis dikatakan


baru, adanya cara-cara baru dalam seleksi sebagai individu yang lemah mentalnya.
persahabatan, serta adanya model baru Keadaan yang seperti ini butuh
dalam dukungan dan penentangan sosial menjadi perhatian penting bagi para
(Hurlock, 1991; Santrock, 2012). pengurus panti maupun volunteer panti,
Selama ini pengurus panti hanya terlebih untuk remaja panti asuhan yang
mengandalkan volunteer atau kegiatan tinggal jauh dari keluarga. Meski sudah
dari para donatur untuk mengatasi memiliki kemampuan adaptasi baik,
permasalahan di luar akademik tersebut. mendapat pengasuhan baik dari pengurus
Padahal anak yang bermukim di panti panti, mereka tetap butuh memiliki
asuhan masih membutuhkan pengetahuan kemampuan berhubungan dan
dan keterampilan yang dapat membantu penyesuaian sosial dengan teman sebaya.
mereka bertahan hidup secara mandiri. Oleh karena itu, perlu untuk memberikan
Mandiri berarti remaja mampu penguatan kesehatan mental kepada para
memahami dan memiliki kontrol terhadap remaja yang bermukim di panti asuhan
diri sendiri. Proses menuju kemandirian agar mampu menyikapi hubungan dan
ini membutuhkan kesehatan mental yang penyesuaian sosialnya dengan baik guna
optimal. mampu hidup mandiri ketika dewasa
Semple dan Smyth (2013) kelak.
mengungkapkan bahwa Individu yang Penguatan kesehatan mental di masa
sehat mental di antaranya, memiliki remaja dapat dicapai dengan adanya
perasaan berharga dan bermanfaat; dukungan dari teman sebaya. Kelompok
perasaan kecukupan diri; mampu teman sebaya yang tepat menjadikan
dipercaya orang lain; mampu menguji remaja merasa dierima, remaja
perubahan diri pribadi maupun orang berkesempatan untuk mengekspresikan
lain; mampu belajar dari pengalaman; diri, serta remaja berkesempatan menilik
mampu memberi dan menerima nilai dan pandangan baru, membentuk
pertemanan, afeksi, dan cinta; maupun makna dan menemukan solusi baru. Selain
mampu membangun kelekatan emosional. itu, kelompok teman yang positif dapat
Kesehatan mental pada remaja akan memberikan kesempatan para remaja
banyak melibatkan kemampuan mereka untuk menderma orang lain, memotivasi
mengembangkan berbagai ranah meliputi orang lain, dan membangun jaringan
biologis (fisik), kognitif dan sosial yang luas (Laursen, 2005).
sosioemosional (Remschmidt, et al., 2007 Mencermati peran teman sebaya yang cukup
dalam Gunatirin, 2018). Jika tugas penting ini, ikhtiyar mengembangkan
perkembangan ini tidak atau kurang konseling sebaya bisa menjadi solusi bagi
terpenuhi, kemungkinan dapat terjadi remaja untuk menyalurkan pikiran dan
berbagai permasalahan psikologis mulai perasaan, serta pemecahan masalah secara
dari minder, sulit mengekspresikan diri, positif, terutama untuk para remaja yang
kesepian sampai mengalami depresi. berada di panti asuhan.
Individu yang mengalami berbagai Suwarjo, seperti yang dipaparkan
oleh Carr (1981) menyatakan bahwa

168
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

esensi konseling pada teman sebaya Berdasarkan hal tersebut, maka


adalah suatu pendekatan untuk para perlu adanya program konseling sebaya
remaja belajar bagaimana mencermati sebagai upaya menguatkan kesehatan
dan menolong teman-teman lain, serta mental Remaja di Panti Asuhan. Penelitian
mengaplikasikannya dalam kehidupan ini bertujuan untuk mengenali efektivitas
keseharian (Suwarjo, 2008). Sedikit konseling sebaya sebagai upaya
berbeda, Kan (1996 dalam Prasetiawan, penguatan kesehatan mental Remaja Panti
2016), menuturkan bahwa konseling Asuhan.
sebaya adalah metode terstruktur
menggunakan keterampilan memecahkan METODE PENELITIAN
permasalahan dan mendengarkan aktif Metode dalam penelitian ini adalah
untuk mendukung orang sebaya yang ada quasi-eksperimen dengan desain one
di sekeliling individu. group pretest-posttest. Terdapat satu
Suwarjo (2008) menyatakan bahwa kelompok perlakuan yang diberikan pre-
indvidu yang menjadi konselor sebaya test dan post-test. Variabel terikat yang
perlu memiliki berbagai keterampilan digunakan adalah kesehatan mental yang
dasar konseling untuk mendukung menilai distress maupun kesejahteraaan
perannya sebagai fasilitator/konselor psikologis berupa kecemasan; depresi;
teman sebaya, meliputi keterampilan kehilangan kontrol perilaku; dan afek
attending (mendengarkan dengan positif, sedangkan variabel bebas adalah
perhatian penuh pada lawan bicara), konseling sebaya. Konseling sebaya di sini
berempati, mengintegrasikan, bertanya, berupa pelatihan dasar dilakukan selama
bersikap genuin, berperilaku asertif, dua hari dengan teknik ceramah, bermain
konfrontasi, dan keterampilan peran keterampilan dasar konseling, dan
memecahkan masalah. curah pendapat strategi penyelesaian
Sementara Maliki (2016) masalah. Hipotesis yang diuji adalah
memaparkan bahwa konseling sebaya konseling sebaya efektif sebagai upaya
menjadi hal yang diperlukan karena memperkuat kesehatan mental Remaja
remaja sering mengutarakan Panti Asuhan.
permasalahannya dengan teman sebaya Penelitian dilakukan di Panti Asuhan
dibandingkan dengan orang tua, Assalam Shobuur Malang dengan
pembimbing, atau pengasuh. Bahkan, melibatkan 16 subjek penelitian yang
untuk masalah yang dianggap sangat mengikuti konseling sebaya. Subjek
serius juga akan diceritakan kepada teman berada pada fase remaja awal hingga
sebaya (sahabat). Hal tengah dengan rentangan usia 12 – 16
tersebut timbul dikarenakan remaja tahun. Instrumen yang digunakan untuk
memiliki ketertarikan, komitmen, serta mengukur kesehatan mental subjek
ikatan terhadap teman sebaya yang sangat adalah translasi dari Mental Health
erat. Remaja merasa bahwa Inventory (MHI) yang dikembangkan oleh
orang yang berbeda rentang usia tidak Veit dan Ware (1983) berjumlah 18 aitem
dapat memahami permasalahan yang pernyataan.
sedang dirasakannya.

169
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

Tahapan penelitian diawali dengan Tabel 2. Hasil Analisis Wilcoxon Signed Test
Aspek Nilai Ket.
pemberian pre-test berupa kuesioner MHI
Asymp. Sig
kepada peserta. Kemudian dilakukan 0,040 Signifikan
(2-tailed)
proses konseling sebaya pada seluruh Sumber: Diolah dari Data Primer
subjek. Setelah itu, diakhiri dengan post-
test menggunakan kuesioner MHI. Teknik Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil
analisis data dilakukan dengan uji Asymp Sig (2-tailed) pada wilcoxon signed
wilcoxon signed test untuk mengukur test lebih rendah dari 0,05. Hasil ini
efektivitas pemberian konseling sebaya. menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
diterima yang berarti konseling sebaya
HASIL DAN PEMBAHASAN efektif sebagai upaya memperkuat
Berdasarkan penghitungan analisis kesehatan mental Remaja Panti Asuhan.
statistik, diperoleh hasil dengan uji Hasil penelitian ini sejalan dengan
wilcoxon signed test sebagai berikut. beberapa penelitian sejenis yang
dilakukan oleh Syafitri dan Rahmah
Tabel 1. Hasil Perbandingan Kesehatan Mental (2021); Sa’diyah dan Hidayati (2020);
Keterangan Jumlah Nilai Ta’ibah (2019); Jais (2018); Maesaroh
Rerata
Nilai Positif* 2 14,25 (2016), dimana konseling sebaya efektif
Nilai Negatif** 14 7,68 dalam menanggulangi berbagai
Nilai Sama*** 0 -
permasalahan pada remaja.
* Pre-test Kesehatan Mental > post-test Kesehatan
mental Hasil penelitian Harahap (2019)
* Pre-test Kesehatan Mental < post-test Kesehatan menunjukkan bahwa adanya konseling
mental
* Pre-test Kesehatan Mental = post-test Kesehatan sebaya memengaruhi keterbukaan diri
mental pada remaja panti asuhan Nurul Haq
Sumber: Diolah dari Data Primer Yogyakarta. Keterbukaan diri ini
merupakan bagian untuk pencapaian
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil
hubungan yang akrab. Hubungan yang
pemberian konseling sebaya berhasil
akrab artinya memiliki kemampuan
menguatkan kesehatan mental sebanyak
memberi dan menerima pertemanan,
16 Remaja Panti Asuhan Assalam Shobuur
afeksi dan cinta, yang oleh Semple dan
Malang. Meskipun terdapat 2 remaja Panti
Smyth (2013) dinyatakan bahwa hal
Asuhan Assalam Shobuur Malang yang
tersebut merupakan ciri dari individu
kesehatan mentalnya menurun.
memiliki kesehatan mental yang baik.
Kemungkinan hal ini dikarenakan adanya
Santrock (2012) memaparkan
pengaruh kesangsian dari variabel-
bahwa remaja lebih terbuka terkait hal-
variabel lain yang tidak terkontrol. Di sisi
yang bersifat intim dan informasi yang
lain, tidak terdapat subjek yang mendapat
bersifat personal kepada kawan-
nilai sama dalam pre-test maupun post-
kawannya. Terlebih, remaja yang hidup
test.
bersama di panti. Adanya konseling
Hasil uji hipotesis telah termuat
sebaya membuat remaja panti belajar cara
dalam tabel berikut.
memecahkan permasalahan, cara
mengungkapkan isi hati dan cara
menanggapi ketika ada teman yang
170
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

mengungkapkan isi hati. Gunatirin (2018) bermanfaat untuk individu belajar jujur,
menyatakan bahwa ketika individu menghargai orang lain tanpa merendah,
mampu menyelaraskan diri, mampu dan menghindari gejolak diri serta stres.
melewati kesulitan dan bangkit dari Keterampilan dasar konseling
kesulitan tersebut, maka dianggap orang terakhir yang diberikan adalah strategi
yang resilien. Salah satu ciri individu memecahkan masalah. Pada poin ini para
memiliki mental yang sehat adalah remaja panti diminta berkelompok dan
mampu beresiliensi. setiap kelompok diminta untuk curah
Upaya pemberian dukungan pendapat solusi permasalahan yang
kesehatan mental remaja dapat diperoleh diungkapkan oleh salah satu anggota
dengan cara memperkuat kesejahteraan kelompok dengan didampingi fasilitator.
psikologis, keterampilan, ketahanan diri, Keterampilan memecahkan masalah ini
maupun menyiapkan kondisi lingkungan dimaksudkan remaja panti meningkatkan
hidup yang mendukung (WHO, 2002). keterampilan memecahkan masalah dan
Hal yang demikian salah satunya memiliki pandangan baru mengenai
diberikan wadah dalam konseling sebaya alternatif penyelesaian masalah serupa
melalui sesi bermain peran keterampilan yang kemungkinan dapat terjadi pada
dasar konseling, meliputi keterampilan dirinya. Surur dkk. (2016) membuktikan
mendengarkan aktif, perilaku asertif dan bahwa problem solving strategy berhasil
strategi pemecahan masalah. Pada poin meningkatkan keterampilan memecahkan
keterampilan mendengarkan aktif, para masalah pada remaja, yakni siswa SMP.
remaja diajak untuk berperan secara Melalui teman sebaya, individu
berpasangan sebagai konselor dan konseli belajar menginterpretasikan dan
dengan skenario yang telah dirancang mengungkapkan pendapat, menghargai
oleh fasilitator. Guna dari praktik perspektif sebaya, mendiskusikan
keterampilan ini untuk belajar memberi penyelesaian polemik secara kooperatif,
perhatian penuh, berempati, dan mengubah perilaku yang diterima
menginterpretasi, maupun cara oleh sebaya (Sarmin, 2017).
memberikan umpan balik (Suwarjo, 2008) Sesi bermain peran keterampilan
Keterampilan yang diberikan dasar konseling dalam konseling sebaya
selanjutnya adalah perilaku asertif. Pada potensial untuk dimanfaatkan remaja
keterampilan ini para remaja panti dalam membentuk kultur positif
dipertontonkan video cara berperilaku hubungan teman sebaya dalam
asertif dan mempraktikkan dengan cara lingkungan remaja (Laursen, 2005),
menyampaikan pendapat, bertanya, membangun kemandirian remaja
maupun cara menyatakan (Sa’diyah & Hidayati, 2020) serta
ketidaksetujuan. Pemberian keterampilan potensial dalam membantu memecahkan
ini dimaksudkan untuk menumbuhkan permasalahan-permasalahan yang dialami
kemampuan mengungkapkan pendapat, oleh remaja, khususnya terkait kesehatan
berperilaku genuin dan menghargai orang mental (Shohib, dkk., 2016).
lain, sebagaimana yang dinyatakan oleh
Hikmah (2020) bahwa perilaku asertif

171
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

SIMPULAN Jais, M. (2018). Konseling Teman Sebaya untuk


Meningkatkan Lifeskill (Keterampilan
Berdasarkan pemaparan pada bagian
Hidup) Remaja. Skripsi. Bandung: UIN
sebelumnya, kesimpulan yang dapat Sunan Gunung Djati.
diambil bahwa ada perbedaan kesehatan Laursen, E. K. (2005). Rather Than Fixing Kids –
Build Positive Peer Cultures. Reclaiming
mental Remaja Panti Asuhan sebelum dan
Children and Youth, 14(3), 137–142.
sesudah diberikan konseling sebaya. Maesaroh, I. (2016). Pengaruh Konseling Sebaya
Dengan demikian, konseling sebaya yang terhadap Kompetensi Sosial Remaja
(Penelitian di PIK-Remaja SMA Negeri 1
dilakukan berhasil memperkuat
Majalaya). Skripsi. Bandung: UIN Sunan
kesehatan mental dari remaja Panti Gunung Djati.
Asuhan. Maliki. (2016). Bimbingan Konseling di Sekolah
Dasar Suatu Pendekatan Imajinatif. Jakarta:
Kencana.
UCAPAN TERIMAKASIH Nurmalita, R., & Hidayati, F. (2014). Hubungan
Terima kasih kepada Panti Asuhan Antara Regulasi Emosi Dengan Kompetensi
Interpersonal Pada Remaja Panti Asuhan.
Assalam Shobuur Malang yang telah
Empati, 3(4), 512–520. Diakses dari
bersedia mendukung penuh https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/em
terselenggaranya konseling sebaya dan pati/article/view/7613
terima kasih kepada Fakultas Pendidikan Prasetiawan, H. (2016). Konseling Teman Sebaya
(Peer Counseling) untuk Mereduksi
Psikologi Universitas Negeri Malang yang Kecanduan Game Online. Counsellia: Jurnal
telah mendanai secara keseluruhan proses Bimbingan Dan Konseling, 6(1), 1–13.
penelitian ini. https://doi.org/10.25273/counsellia.v6i1.453
Sa’diyah, E. H., & Hidayati, F. (2020).
Meningkatkan Kemandirian Santri melalui
DAFTAR PUSTAKA Pendampingan Konseling Sebaya (Peer
Gunatirin, E. Y. (2018). Kesehatan Mental Anak Counseling). Psikoislamika, 17(1), 36–43.
dan Remaja. In Kesehatan mental anak dan Santrock, J. W. (2012). Life-span Development
remaja. Graha Ilmu. Perkembangan Masa-Hidu; Edisi
http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/358 Ketigabelas. Jakarta : Erlangga.
35 Sarmin. (2017). Konselor Sebaya: Pemberdayaan
Harahap, N. M. (2019). Pengaruh Peer Counseling Teman Sebaya dalam Sekolah guna
Terhadap Self-Disclosure Remaja Panti Menanggulangi Perilaku Negatif
Asuhan Nurul Haq Yogyakarta. Al-Irsyad : Lingkungan. Brilliant: Jurnal Riset dan
Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 1(1), Konseptual, 2(1), 102–117.
20–36. Diakses dari http://jurnal.iain- Semple, D., & Smyth, R. (2013). Oxford Handbook
padangsidimpuan.ac.id/index.php/Irsyad/a of Psychiatry (third). UK: Oxford University
rticle/view/1736 Press.
Haryanti, D., Pamela, E. M., & Susanti, Y. (2016). Shohib, M., Firmanto, A., Kusuma, W. A., &
Perkembangan Mental Emosional Remaja Martasari, G. I. (2016). Pendampingan
Di Panti Asuhan. Jurnal Keperawatan Jiwa, Kelompok Konselor Sebaya di Kota Batu.
4(2), 97–104. Diakses dari Jurnal Dedikasi, 13, 34–38.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/ Surur, M., Triyono, T., & Handarini, D. (2016).
article/view/4395 Keefektifan Problem Solving Strategy (PSS)
Hikmah, N. (2020). Perilaku Asertif Dalam untuk Meningkatkan Keterampilan
Perspektif Islam. Liwaul Dakwah : Jurnal Memecahkan Masalah Pada Siswa SMP.
Kajian Dakwah Dan Masyarakat Islam, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
10(1), 101–114. Diakses dari Pengembangan, 1(11), 2211–2219.
https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/inde https://doi.org/10.17977/jp.v1i11.8116
x.php/liwaul-dakwah/article/view/988 Suwarjo. (2008). Konseling Teman Sebaya (Peer
Hurlock, E. B. (1991). Psikologi perkembangan Counseling) untuk Mengembangkan
suatu pendekatan sepanjang rentang Resiliensi Remaja. Makalah tidak
kehidupan; Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. diterbitkan. Fakultas Ilmu Pendidikan,

172
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.


Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pen
elitian/Suwarjo, M.Si., Dr. /Peer Couns &
Resiliensi Siswa.pdf
Syafitri, D. U., & Rahmah, L. (2021). Pelatihan
Konselor Sebaya Daring Untuk
Meningkatkan Literasi Kesehatan Mental
Siswa di SMA Islam XY Semarang. Gadjah
Mada Journal of Professional Psychology,
7(1), 39–54.
Ta’ibah, I. (2019). Peran Konselor Sebaya dalam
Membantu Mengatasi Problema Pribadi
Remaja melalui Bimbingan Konseling Islami
(Studi Kasus di Forum Anak Kota Batik
Pekalongan). Skripsi. Pekalongan: Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan.
Veit, C., & Ware, J. (1983). The Structure of
Psychological Distress and Well-being in
General Populations. Journal of Consulting
and Clinical Psychology, 51, 730–732.
WHO. (2002). Prevention and Promotion in
Mental Health: Conceptual and mesurement
Issues. Geneva: Department of Mental
Health and Substance Dependence. Diakses
dari
https://www.who.int/mental_health/media
/en/545.pdf

173

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai