DOI: 10.34305/jphi.v3i02.727
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi
1
Moch. Didik Nugraha, 2Rony Suhada, 2Maemunah
1
Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis, Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kuningan
2
Keperawatan Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
ABSTRAK
How to cite (APA)
Nugraha, M. D., Suhada, R., & Latar Belakang: Struktur keluarga merupakan bagian dari tatanan
Maemunah, M. Hubungan antara sebuah sistem keluarga, dimana dalam status kesehatan mental
struktur keluarga dengan individu, hal tersebut termasuk ke dalam faktor internal yang
kesehatan mental remaja. Journal mempengaruhinya. Keluarga yang lengkap dan fungsional serta
of Public Health Innovation, 3(02), mampu membentuk keseimbangan akan dapat meningkatkan
181–188. kesehatan mental tiap anggota keluarganya. Isu kesehatan mental
https://doi.org/10.34305/jphi.v3i0 menjadi trend dan isues yang penting untuk dibahas. Tujuan penelitian
2.727 ini adalah untuk mengetahui hubungan antara struktur keluarga
dengan kesehatan mental pada remaja.
History Metode: Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian
Received: 30 April 2023 analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam
Accepted: 20 Mei 2023 penelitian ini yaitu remaja. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Published: 1 Juni 2023 teknik proportionated random sampling sehingga didapatkan jumlah
sampel sebanyak 114 responden. Instrumen yang digunakan dalam
Coresponding Author penelitian ini yaitu berupa kuesioner. Analisis statistik dilakukan secara
Moch. Didik Nugraha, univariat dan bivariat dengan uji rank spearman.
Departemen Keilmuan Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar responden
Keperawatan Gawat Darurat dan memiliki struktur keluarga dengan kategori cukup yaitu sebanyak 65
Kritis, Program Study Ilmu responden (57,0%). Sebagian besar kesehatan mental remaja berada
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu dalam kategori sedang yaitu sebanyak 66 responden (57,9%).
Kesehatan Kuningan, Program S1 Kesimpulan: Simpulan terdapat hubungan yang bermakna antara
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu struktur keluarga dengan kesehatan mental remaja (p value = 0,000)
Kesehatan Kuningan; dan (rho = 0,398).
mochdidiknugraha@gmail.com Saran: Diharapkan remaja dapat menjaga dan meningkatkan
kesehatan mentalnya dengan memperbaiki hubungan dengan
keluarga.
Kata Kunci : Struktur keluarga, Kesehatan mental, remaja
This work is licensed under a
Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0
International License.
181
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi
182
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi
Isu kesehatan mental di dunia didapatkan hasil 6 orang (21%) berada dalam
pendidikan tingkat Perguruan Tinggi menjadi kategori kesehatan mental tinggi, 10 orang
hal yang sangat penting untuk dibahas. (36%) berada dalam kategori kesehatan
Remaja cenderung mengalami tingkat stress mental sedang, dan 12 orang (43%) berada
psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dalam kategori kesehatan mental rendah.
dengan masyarakat pada umumnya. karena Tanda yang biasa terjadi diantaranya
dituntut untuk menyesuaikan diri dengan mengalami sulit tidur, merasa tegang, sering
kehidupan masa dewasa, karena secara merasa sedih dan murung, cepat merasa
fisiologi dan psikologi belum sepenuhnya lelah, mengalami kenaikan atau penurunan
sempurna dan masih terus berkembang berat badan secara drastis, serta tidak bisa
Berdasarkan penelitian sebelumnya mengendalikan emosi dengan baik.
dilakukan oleh Mardhiyah (2019) terkait Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
kesehatan mental dilakukan pada bulan melakukan penelitian mengenai Hubungan
Oktober. Berdasarkan hasil gejala yang Struktur Keluarga dengan Kesehatan Mental
diamati pada 147 partisipan, diketahui pada remaja. Diharapkan melalui penelitian
bahwa gejala yang tertinggi terkait dengan ini dapat diketahui dengan jelas bagaimana
kesulitan individu saat mengambil hubungan struktur keluarga dengan
keputusan sebanyak 88 (59,8%), merasa kesehatan mental pada remaja
mudah lelah sebanyak 87 (59,2%), dan
merasa tegang, cemas atau khawatir Metode
sebanyak 71 (48,3%). Metode penelitian yang digunakan
Berdasarkan studi pendahuluan yaitu jenis penelitian analitik dengan
yang peneliti lakukan didapatkan data rancangan penelitian Cross Sectional
bahwa masing-masing 7 remaja dari setiap (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam
tingkat yang mengisi kuesioner hubungan penelitian ini yaitu remaja. Teknik
struktur keluarga dengan kesehatan mental pengambilan sampel menggunakan teknik
remaja. Dalam variabel struktur keluarga proportionated random sampling sehingga
didapatkan hasil 11 orang (39%) berada didapatkan jumlah sampel sebanyak 114
dalam kategori struktur keluarga baik, 9 responden. Instrumen yang digunakan
orang (32%) berada dalam kategori struktur dalam penelitian ini yaitu berupa kuesioner.
keluarga cukup, dan 8 orang (21%) berada Analisis statistik dilakukan secara univariat
dalam kategori struktur keluarga kurang. dan bivariat dengan uji rank spearman
Sedangkan untuk variabel kesehatan mental (Badriah, 2019).
Hasil
a. Gambaran Struktur Keluarga pada Remaja
Distribusi frekuensi struktur keluarga pada remaja
Berdasarkan tabel diatas dapat lebih jelas untuk distribusi frekuensi dari
dijelaskan bahwa dari 114 responden yang komponen-komponen struktur keluarga
diteliti, sebagian besar remaja memiliki pada remaja yang dapat dilihat pada tabel
struktur keluarga yang cukup yaitu sebanyak 5.2
65 responden (57,0%). Selain itu, diuraikan
183
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi
185
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi
berkonsentrasi ketika belajar dan tidak masing anggota keluarganya, terutama anak
mampu mengontrol stress. yang berstatus menjadi remaja yang masih
Hal tersebut sejalan dengan berada dalam bimbingan dan
penelitian yang dilakukan oleh Mardhiyah tanggungjawab orang tuanya. Sedangkan
(2019) terkait kesehatan mental yaitu kesehatan mental adalah sebuah kondisi
sebanyak 88 responden (59,8%) mengalami dimana individu atau seseorang terbebas
kesulitan saat mengambil keputusan, dari segala bentuk gejala-gejala gangguan
sebanyak 87 responden (59,2%) mengalami mental. Individu yang sehat secara mental
kelelahan, serta sebanyak 71 responden mampu berfungsi secara normal dalam
(48,3) mengalami ketegangan, kecemasan, menjalankan setiap fase kehidupannya,
dan mudah khawatir. Dengan demikian, khususnya saat menyesuaikan diri untuk
dapat disimpulkan bahwa perasaan tegang, menghadapi permasalahan yang terjadi
cemas, dan mudah khawatir dapat selama menjadi remaja.
mempengaruhi konsentrasi remaja ketika Masalah kesehatan mental bukan
belajar dan mengerjakan tugas kuliah hanya suatu kondisi dimana seseorang
sehingga remaja tidak mampu mengontrol dikatakan mengalami gangguan mental,
stressnya. Hal terssebut dapat menyebabkan akan tetapi lebih dari itu. Kesehatan mental
kesehatan mentalnya menjadi terganggu. termasuk cara berpikir yang jernih,
Menurut peneliti dalam pengendalian emosi yang baik, serta
meningkatkan kesehatan mental remaja, bagaimana seseorang berinteraksi dan
pihak institusi dapat melakukan preventif bersosialisasi dengan orang-orang
dengan cara melakukan screening dengan seusianya. Kesehatan mental dapat dilihat
menggunakan kuesioner dan promosi dari faktor internal, keluarga, dan juga
kesehatan mental dengan metode seminar lingkungan. Faktor keluarga dapat berupa
kepada seluruh remaja. Hal ini sejalan pola asuh, seperti pola komunikasi orang tua
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh dan anak, serta seberapa dekat anak dengan
(Mardhiyah 2019) bahwa remaja di orang tuanya (Djayadin & Munastiwi, 2020).
perguruan tinggi cenderung mengalami Kesehatan mental menjadi hal yang
tingkat stress psikologis yang lebih tinggi sangat penting, karena untuk berkembang
dibandingkan dengan masyarakat pada menjadi manusia yang sehat, seseorang
umumnya. harus memiliki kesehatan mental yang baik
(Suwijik and A’yun 2022). Seseorang dapat
c. Hubungan Struktur Keluarga dengan dikatakan sehat secara mental apabila
Kesehatan Mental Pada Remaja memiliki kemampuan menyesuaikan diri
Struktur keluarga merupakan bagian terhadap berbagai tuntutan perkembangan
dari tatanan sebuah sistem keluarga dimana sesuai kemampuannya, baik tuntutan dalam
dalam status kesehatan mental individu, hal diri sendiri maupun luar dirinya, seperti
tersebut termasuk ke dalam faktor internal lingkungan rumah, lingkungan sekolah atau
yang mempengaruhinya. Keluarga yang kampus, lingkungan kerja, lingkungan
lengkap dan fungsional serta mampu masyarakat serta teman sebaya. Dengan
membentuk keseimbangan akan dapat demikian, remaja yang memiliki mental yang
meningkatkan kesehatan mental tiap sehat yaitu remaja yang mampu beradaptasi
anggota keluarganya (Ong, Fernandez, and dengan lingkungan kampus, baik dengan
Lim 2021). teman sebaya maupun dosen beserta tugas-
Keluarga berperan penting dalam tugas kuliahnya.
pembentukan setiap individu. Keluarga Berdasarkan hasil penelitian yang
bertanggungjawab dalam perkembangan didapatkan hasil responden yang memiliki
anak baik secara fisik maupun psikis. Karena struktur keluarga dengan kategori cukup
pada hakekatnya, keluarga merupakan sebagian besar kesehatan mentalnya berada
wadah pembentukan karakter masing- dalam kategori sedang yaitu sebanyak 39
186
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi
responden (60%). Sementara itu, pada kesehatan mental remaja. Didapatkan juga
remaja yang memiliki struktur keluarga nilai kekuatan korelasi dengan nilai Rho =
dengan kategori kurang sebagian besar 0,398 atau memiliki kekuatan korelasi yang
kesehatan mentalnya berada dalam kategori masuk dalam kategori lemah dengan arah
rendah pula yaitu sebanyak 11 responden korelasi positif, yang artinya semakin baik
(64,7%). Sehingga setelah dilakukan uji struktur keluarga seseorang maka akan
korelasi statistik dengan Rank Spearman semakin tinggi pula kesehatan mental
didapatkan nilai p = 0,000 yaitu artinya seseorang.
terdapat hubungan yang bermakna antara
struktur keluarga dengan kesehatan mental Saran
remaja. Keluarga perlu memperbaiki
Hasil penelitian tersebut sejalan perannya dalam pembentukan setiap
dengan penelitian yang dilakukan oleh individu khususnya remaja supaya dapat
(Wowor, Liando, and Rares 2016) yang membentuk karakter masing-masing
menyatakan bahwa komunikasi sangat anggota keluarganya, terutama anak yang
berperan penting dalam menunjang berstatus menjadi remaja yang masih berada
kesehatan mental seseorang. Komunikasi dalam bimbingan dan tanggungjawab orang
yang menunjang ini yaitu berupa komunikasi tuanya.
yang terbuka dan mau mendengar. Melalui
komunikasi, cenderung merasa beban Daftar Pustaka
mereka sedikit berkurang. Respon orang tua Badriah, D. L. (2019). Metodologi Penelitian
juga dapat membangun semangat dalam diri Ilmu-ilmu Kesehatan. Multazam.
dan memberi kekuatan, yang mana hal ini
dapat mengurangi stress dan membantu Djayadin, Chairunnisa, Munastiwi, & Erni.
menjaga kesehatan mental. Kesediaan orang (2020). Pola komunikasi keluarga
tua untuk mendengar cerita dan terhadap kesehatan mental anak di
memberikan kata-kata positif ternyata dapat tengah pandemi Covid-19.
memberi perasaan nyaman dan lega bagi Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
para remaja. 4(2).
Menurut asumsi peneliti, struktur
keluarga merupakan wadah utama dalam Friedman. (2018). Buku Ajar Keperawatan
pembentukan karakter anak dan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktik
perkembangan kesehatan anak, baik Edisi 5. EGC.
kesehatan fisik ataupun psikis. Dengan
struktur keluarga yang baik maka akan Herawati, T., Pranaji, D. K., Pujihasvuty, R., &
menjadikan remaja bisa lebih terbuka Latifah, E. W. (2020). Faktor-Faktor
dengan keluarga dan mampu menceritakan yang Memengaruhi Pelaksanaan
masalahnya dengan keluarga dengan Fungsi Keluarga di Indonesia. Jurnal
harapan dapat muncul solusi yang diberikan Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 13(3),
keluarga, sehingga remaja mampu terhindar 213–227.
dari stress dan kesehatan mentalnya akan https://doi.org/10.24156/jikk.2020.
berada dalam kategori yang tinggi. 13.3.213
187
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi
188