Anda di halaman 1dari 8

VOL 03 No 2 (2023): 181-188

DOI: 10.34305/jphi.v3i02.727
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi

Hubungan antara struktur keluarga dengan kesehatan mental remaja

1
Moch. Didik Nugraha, 2Rony Suhada, 2Maemunah

1
Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis, Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kuningan
2
Keperawatan Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

ABSTRAK
How to cite (APA)
Nugraha, M. D., Suhada, R., & Latar Belakang: Struktur keluarga merupakan bagian dari tatanan
Maemunah, M. Hubungan antara sebuah sistem keluarga, dimana dalam status kesehatan mental
struktur keluarga dengan individu, hal tersebut termasuk ke dalam faktor internal yang
kesehatan mental remaja. Journal mempengaruhinya. Keluarga yang lengkap dan fungsional serta
of Public Health Innovation, 3(02), mampu membentuk keseimbangan akan dapat meningkatkan
181–188. kesehatan mental tiap anggota keluarganya. Isu kesehatan mental
https://doi.org/10.34305/jphi.v3i0 menjadi trend dan isues yang penting untuk dibahas. Tujuan penelitian
2.727 ini adalah untuk mengetahui hubungan antara struktur keluarga
dengan kesehatan mental pada remaja.
History Metode: Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian
Received: 30 April 2023 analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam
Accepted: 20 Mei 2023 penelitian ini yaitu remaja. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Published: 1 Juni 2023 teknik proportionated random sampling sehingga didapatkan jumlah
sampel sebanyak 114 responden. Instrumen yang digunakan dalam
Coresponding Author penelitian ini yaitu berupa kuesioner. Analisis statistik dilakukan secara
Moch. Didik Nugraha, univariat dan bivariat dengan uji rank spearman.
Departemen Keilmuan Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar responden
Keperawatan Gawat Darurat dan memiliki struktur keluarga dengan kategori cukup yaitu sebanyak 65
Kritis, Program Study Ilmu responden (57,0%). Sebagian besar kesehatan mental remaja berada
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu dalam kategori sedang yaitu sebanyak 66 responden (57,9%).
Kesehatan Kuningan, Program S1 Kesimpulan: Simpulan terdapat hubungan yang bermakna antara
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu struktur keluarga dengan kesehatan mental remaja (p value = 0,000)
Kesehatan Kuningan; dan (rho = 0,398).
mochdidiknugraha@gmail.com Saran: Diharapkan remaja dapat menjaga dan meningkatkan
kesehatan mentalnya dengan memperbaiki hubungan dengan
keluarga.
Kata Kunci : Struktur keluarga, Kesehatan mental, remaja
This work is licensed under a
Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0
International License.

181
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi

Pendahuluan dalam penyesuaian diri terhadap sosial


Keluarga dapat diartikan sebagai (Winarti et al. 2021).
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari Menurut WHO (World Health
kepala keluarga dan beberapa orang yang Organization), di negara berkembang, isu
terkumpul serta tinggal di suatu tempat di kesehatan mental masih menjadi suatu topik
bawah satu atap yang sama dalam keadaan yang terpinggirkan. 4 dari 5 penderita
saling ketergantungan (Widagdo 2016). gangguan mental belum mendapatkan
Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat penanganan yang sesuai, dan pihak keluarga
berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah pun hanya menggunakan kurang dari 2%
keluarga sesungguhnya lebih dari itu. penghasilannya untuk menangani penderita
Keluarga merupakan tempat ternyaman yang mengalami gangguan mental. Di
bagai anak. Berawal dari keluarga segala Indonesia sendiri, penderita gangguan
sesuatu berkembang (Puspytasari 2022) mental biasanya sering disebut ‘gila’ (WHO,
Keluarga merupakan lingkungan 2017).
sosial yang sangat dekat hubungannya Prevalensi orang dengan gangguan
dengan individu dan memiliki struktur di mental di dunia berada dalam rentang usia
dalamnya. Struktur keluarga menurut 10-19 tahun dengan kondisi kesehatan
Friedman (2018) terdiri dari 4 komponen mental mencakup 16% dari beban penyakit
yang terdiri dari pola komunikasi keluarga, dan cedera global. Separuh dari seluruh
struktur peran, struktur nilai atau norma, kondisi kesehatan mental dimulai pada usia
serta struktur kekuatan dan pengambilan 14 tahun dengan kasus yang tidak terdeteksi
keputusan. Struktur keluarga berfungsi dan tidak diobati karena sejumlah alasan,
untuk memfasilitasi pencapaian dari fungsi seperti kurangnya pengetahuan ataupun
keluarga sehingga fungsi harus dipandang stigma yang mencegah remaja mencari
berurutan dengan struktur keluarga. bantuan. Oleh karena itu, hal tersebut dapat
Sedangkan struktur keluarga menurut meningkatkan kemungkinan pengambilan
Denham (Kaakinen and M. Coehlo D. P. perilaku berisiko lebih lanjut dan dapat
2018) yaitu suatu hubungan yang teratur di mempengaruhi kesejahteraan kesehatan
dalam keluarga dan sistem sosial lainnya. mental dan emosi pada remaja (Depkes,
Struktur keluarga merupakan bagian dari 2018).
tatanan sebuah sistem keluarga (Lestari and Di Indonesia sendiri, menurut
Pratiwi 2018), dimana dalam status laporan Riset Kesehatan Dasar pada tahun
kesehatan mental individu, hal tersebut 2018, menunjukkan bahwa lebih dari 19 juta
termasuk ke dalam faktor internal yang penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun
mempengaruhinya. Keluarga yang lengkap telah mengalami gangguan mental
dan fungsional serta mampu membentuk emosional, serta lebih dari 12 juta penduduk
keseimbangan akan dapat meningkatkan yang berusia lebih dari 15 tahun mengalami
kesehatan mental tiap anggota keluarganya masalah kecemasan. Prevalensi gangguan
(Herawati et al. 2020) mental emosional di Indonesia dengan
Kesehatan mental merupakan dua gejala depresi dan kecemasan untuk usia
kata yang dialih bahasakan dari istilah remaja (15-24 tahun) mempunyai
Mental Hygiene, yaitu suatu disiplin ilmu presentase 6,2%. Selain itu, untuk prevalensi
yang membahas kesehatan jiwa, dimana kesehatan mental di Indonesia sendiri yaitu
fokus utama yang menjadi perhatian objek 18,5%, yang berarti dari 1.000 penduduk
materi kesehatan mental adalah manusia, terdapat sedikitnya 185 orang dengan
sedangkan objek f ormalnya berkaitan gangguan kesehatan mental atau setiap
dengan persoalan atau masalah yang rumah tangga terdapat satu orang anggota
dihadapinya (Wijaya et al. 2019). Kesehatan keluarga menderita gangguan kesehatan
mental ialah usaha dan kemampuan individu mental (Riskesdas, 2019).

182
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi

Isu kesehatan mental di dunia didapatkan hasil 6 orang (21%) berada dalam
pendidikan tingkat Perguruan Tinggi menjadi kategori kesehatan mental tinggi, 10 orang
hal yang sangat penting untuk dibahas. (36%) berada dalam kategori kesehatan
Remaja cenderung mengalami tingkat stress mental sedang, dan 12 orang (43%) berada
psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dalam kategori kesehatan mental rendah.
dengan masyarakat pada umumnya. karena Tanda yang biasa terjadi diantaranya
dituntut untuk menyesuaikan diri dengan mengalami sulit tidur, merasa tegang, sering
kehidupan masa dewasa, karena secara merasa sedih dan murung, cepat merasa
fisiologi dan psikologi belum sepenuhnya lelah, mengalami kenaikan atau penurunan
sempurna dan masih terus berkembang berat badan secara drastis, serta tidak bisa
Berdasarkan penelitian sebelumnya mengendalikan emosi dengan baik.
dilakukan oleh Mardhiyah (2019) terkait Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
kesehatan mental dilakukan pada bulan melakukan penelitian mengenai Hubungan
Oktober. Berdasarkan hasil gejala yang Struktur Keluarga dengan Kesehatan Mental
diamati pada 147 partisipan, diketahui pada remaja. Diharapkan melalui penelitian
bahwa gejala yang tertinggi terkait dengan ini dapat diketahui dengan jelas bagaimana
kesulitan individu saat mengambil hubungan struktur keluarga dengan
keputusan sebanyak 88 (59,8%), merasa kesehatan mental pada remaja
mudah lelah sebanyak 87 (59,2%), dan
merasa tegang, cemas atau khawatir Metode
sebanyak 71 (48,3%). Metode penelitian yang digunakan
Berdasarkan studi pendahuluan yaitu jenis penelitian analitik dengan
yang peneliti lakukan didapatkan data rancangan penelitian Cross Sectional
bahwa masing-masing 7 remaja dari setiap (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam
tingkat yang mengisi kuesioner hubungan penelitian ini yaitu remaja. Teknik
struktur keluarga dengan kesehatan mental pengambilan sampel menggunakan teknik
remaja. Dalam variabel struktur keluarga proportionated random sampling sehingga
didapatkan hasil 11 orang (39%) berada didapatkan jumlah sampel sebanyak 114
dalam kategori struktur keluarga baik, 9 responden. Instrumen yang digunakan
orang (32%) berada dalam kategori struktur dalam penelitian ini yaitu berupa kuesioner.
keluarga cukup, dan 8 orang (21%) berada Analisis statistik dilakukan secara univariat
dalam kategori struktur keluarga kurang. dan bivariat dengan uji rank spearman
Sedangkan untuk variabel kesehatan mental (Badriah, 2019).

Hasil
a. Gambaran Struktur Keluarga pada Remaja
Distribusi frekuensi struktur keluarga pada remaja

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Struktur Keluarga pada Remaja


Struktur Keluarga f %
Baik 32 28,1
Cukup 65 57,0
Kurang 17 14,9
Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel diatas dapat lebih jelas untuk distribusi frekuensi dari
dijelaskan bahwa dari 114 responden yang komponen-komponen struktur keluarga
diteliti, sebagian besar remaja memiliki pada remaja yang dapat dilihat pada tabel
struktur keluarga yang cukup yaitu sebanyak 5.2
65 responden (57,0%). Selain itu, diuraikan
183
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi

b. Gambaran Kesehatan Mental Pada Remaja


Distribusi frekuensi kesehatan mental pada remaja dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kesehatan Mental pada Remaja Tahun 2022


Kesehatan Mental f %
Tinggi 10 8,8
Sedang 66 57,9
Rendah 38 33,3
Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel diatas dapat kesehatan mental yang berada dalam


dijelaskan bahwa dari 114 responden yang kategori sedang yaitu sebanyak 66
diteliti, sebagian besar remaja memiliki responden (57,9%).

c. Hubungan antara Struktur Keluarga dengan Kesehatan Mental Pada Remaja


Berikut hasil Crosstab dan Rank Spearman terkait hubungan antara struktur keluarga
dengan kesehatan mental pada remaja tahun 2022, seperti yang telah disajikan pada tabel 5.8

Struktur Total Nilai p


Kesehatan Mental
Keluarga
Tinggi Sedang Rendah
n % n % n % n %
Baik 7 21,9 21 65,6 4 12,5 32 100 0,000
Cukup 3 4,6 39 60 23 35,4 65 100 R= 0,398
Kurang 0 0 6 35,3 11 64,7 17 100
Total 10 8,8 66 57,9 38 33,3 114 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 32 Berdasarkan hasil analisis statistik


responden dengan struktur keluarga yang dengan uji korelasi Rank Spearman pada
baik ternyata sebagian besar kesehatan taraf kepercayaan 5% didapatkan nilai p =
mentalnya berada dalam kategori sedang 0,000 yang artinya terdapat hubungan yang
yaitu sebesar 65,6%, lalu dari 65 responden bermakna antara struktur keluarga dengan
dengan struktur keluarga yang cukup, kesehatan mental remaja. Didapatkan juga
sebagian besar kesehatan mentalnya berada nilai kekuatan korelasi dengan nilai Rho =
dalam kategori sedang juga yaitu sebesar 0,398 atau memiliki kekuatan korelasi yang
60%, dan dari 17 responden yang memiliki masuk dalam kategori lemah dengan arah
struktur keluarga yang kurang, sebagian korelasi positif, yang artinya semakin baik
besar kesehatan mentalnya berada dalam struktur keluarga seseorang maka akan
kategori yang rendah yaitu sebesar 64,7%. semakin tinggi pula kesehatan mental
seseorang.

Pembahasan keluarga dan antar anggota keluarga, serta


a. Struktur Keluarga pada Remaja mengatur cara saling mempengaruhi antar
Menurut Friedman (2018), struktur anggota keluarga. Struktur keluarga
keluarga terdiri dari 4 komponen yaitu berfungsi untuk memfasilitasi pencapaian
struktur pola komunikasi, struktur peran, dari suatu fungsi keluarga sehingga fungsi
struktur nilai atau norma keluarga, dan harus dipandang berurutan dengan struktur
struktur kekuatan dalam keluarga. Struktur keluarga.
keluarga menunjukkan bagaimana mengatur
184
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi

Struktur keluarga merupakan bagian kurang baik dengan keluarga, komunikasi


dari tatanan sebuah sistem keluarga dimana bersifat tertutup dan terdapat keegoisan
dalam status kesehatan mental individu, hal (egosentris) di dalamnya. Selain itu,
tersebut termasuk ke dalam faktor internal pembagian peran dalam keluarga juga tidak
yang mempengaruhinya. Keluarga yang merata dan tidak adil serta lebih banyak
lengkap dan fungsional serta mampu anggota keluarga yang mementingkan
membentuk keseimbangan akan dapat kepentingan individu dibandingkan
meningkatkan kesehatan mental tiap kepentingan keluarga. Kurangnya nilai-nilai
anggota keluarganya (Ong, Fernandez, and (aturan) dalam keluarga sehingga sangat
Lim 2021). mudah untuk melanggar aturan serta
Berdasarkan tabel 5.1 dapat kurangnya kemampuan keluarga dalam
dijelaskan bahwa dari 114 responden yang menyelesaikan masalah ataupun dalam
diteliti, sebagian besar memiliki struktur setiap pengambilan keputusan. Hal demikian
keluarga cukup yaitu sebanyak 65 responden juga dapat mempengaruhi kekuatan struktur
(57,0%). Dapat dikatakan struktur keluarga keluarga seseorang.
cukup yaitu dikarenakan mayoritas remaja Menurut peneliti, keluarga
memiliki pola komunikasi yang kurang baik merupakan lingkungan sosial yang sangat
dengan keluarganya, seperti ketika ada dekat hubungannya dengan seseorang.
masalah mereka tidak menceritakan Keluarga memiliki peranan penting dalam
masalahnya dengan orang tua dan mereka kesehatan mental individu, dikarenakan
akan merasa tidak nyaman ketika struktur keluarga termasuk ke dalam salah
menceritakan masalahnya kepada orang tua. satu faktor internal yang dapat
Selain itu, remaja yang memiliki struktur mempengaruhi kesehatan mental remaja.
keluarga cukup jarang atau bahkan tidak Keluarga merupakan tempat bergantungnya
pernah terlibat atau diajak diskusi setiap anak sebagai seorang manusia dan sebagai
pengambilan keputusan di dalam keluarga. seorang anak yang membutuhkan support
Beberapa kriteria tersebut masuk ke dalam atau dukungan serta kekuatan dari
pola komunikasi disfungsional. keluarganya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Santi and b. Kesehatan Mental Pada Remaja
Fithria 2017) terkait pola komunikasi Menurut Nisa (2019) kesehatan
keluarga yang menunjukkan bahwa mental adalah suatu keadaan kejiwaan atau
sebanyak 52 responden (56,5) memiliki pola keadaan psikologis yang menunjukkan
komunikasi disfungsional di dalam keluarga kemampuan seseorang untuk mengadakan
dan sebanyak 40 responden (43,5%) penyesuaian diri atau pemecahan masalah
memiliki pola komunikasi fungsional di terhadap masalah-masalah yang ada dalam
dalam keluarga. Dengan demikian, dapat diri ataupun yang ada di lingkungan luar
disimpulkan bahwa pola komunikasi dirinya. Kesehatan mental mengacu pada
keluarga dapat mempengaruhi struktur cara berpikir, berperasaan, dan
keluarga, pola komunikasi yang tidak jelas bertindaknya seseorang yang tepat dalam
(disfungsional) dipercaya dapat menjadi menghadapi tantangan hidup dan stress
penyebab utama terbentuknya fungsi hidup.
keluarga yang buruk. Berdasarkan tabel 5.3 dapat
Berdasarkan hasil penelitian di dijelaskan bahwa dari 114 responden yang
dapatkan data beberapa diantaranya masih diteliti, sebagian besar memiliki kesehatan
terdapat remaja yang memiliki struktur mental dalam kategori sedang yaitu
keluarga dengan kategori kurang yaitu sebanyak 66 responden (57,9%). Mayoritas
sebanyak 17 responden (14,9%). Dapat remaja mengalami ketegangan dan merasa
dikatakan kurang karena mayoritas lelah dalam kurun waktu 1 bulan terakhir
responden memiliki pola komunikasi yang sehingga mengalami kesulitan

185
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi

berkonsentrasi ketika belajar dan tidak masing anggota keluarganya, terutama anak
mampu mengontrol stress. yang berstatus menjadi remaja yang masih
Hal tersebut sejalan dengan berada dalam bimbingan dan
penelitian yang dilakukan oleh Mardhiyah tanggungjawab orang tuanya. Sedangkan
(2019) terkait kesehatan mental yaitu kesehatan mental adalah sebuah kondisi
sebanyak 88 responden (59,8%) mengalami dimana individu atau seseorang terbebas
kesulitan saat mengambil keputusan, dari segala bentuk gejala-gejala gangguan
sebanyak 87 responden (59,2%) mengalami mental. Individu yang sehat secara mental
kelelahan, serta sebanyak 71 responden mampu berfungsi secara normal dalam
(48,3) mengalami ketegangan, kecemasan, menjalankan setiap fase kehidupannya,
dan mudah khawatir. Dengan demikian, khususnya saat menyesuaikan diri untuk
dapat disimpulkan bahwa perasaan tegang, menghadapi permasalahan yang terjadi
cemas, dan mudah khawatir dapat selama menjadi remaja.
mempengaruhi konsentrasi remaja ketika Masalah kesehatan mental bukan
belajar dan mengerjakan tugas kuliah hanya suatu kondisi dimana seseorang
sehingga remaja tidak mampu mengontrol dikatakan mengalami gangguan mental,
stressnya. Hal terssebut dapat menyebabkan akan tetapi lebih dari itu. Kesehatan mental
kesehatan mentalnya menjadi terganggu. termasuk cara berpikir yang jernih,
Menurut peneliti dalam pengendalian emosi yang baik, serta
meningkatkan kesehatan mental remaja, bagaimana seseorang berinteraksi dan
pihak institusi dapat melakukan preventif bersosialisasi dengan orang-orang
dengan cara melakukan screening dengan seusianya. Kesehatan mental dapat dilihat
menggunakan kuesioner dan promosi dari faktor internal, keluarga, dan juga
kesehatan mental dengan metode seminar lingkungan. Faktor keluarga dapat berupa
kepada seluruh remaja. Hal ini sejalan pola asuh, seperti pola komunikasi orang tua
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh dan anak, serta seberapa dekat anak dengan
(Mardhiyah 2019) bahwa remaja di orang tuanya (Djayadin & Munastiwi, 2020).
perguruan tinggi cenderung mengalami Kesehatan mental menjadi hal yang
tingkat stress psikologis yang lebih tinggi sangat penting, karena untuk berkembang
dibandingkan dengan masyarakat pada menjadi manusia yang sehat, seseorang
umumnya. harus memiliki kesehatan mental yang baik
(Suwijik and A’yun 2022). Seseorang dapat
c. Hubungan Struktur Keluarga dengan dikatakan sehat secara mental apabila
Kesehatan Mental Pada Remaja memiliki kemampuan menyesuaikan diri
Struktur keluarga merupakan bagian terhadap berbagai tuntutan perkembangan
dari tatanan sebuah sistem keluarga dimana sesuai kemampuannya, baik tuntutan dalam
dalam status kesehatan mental individu, hal diri sendiri maupun luar dirinya, seperti
tersebut termasuk ke dalam faktor internal lingkungan rumah, lingkungan sekolah atau
yang mempengaruhinya. Keluarga yang kampus, lingkungan kerja, lingkungan
lengkap dan fungsional serta mampu masyarakat serta teman sebaya. Dengan
membentuk keseimbangan akan dapat demikian, remaja yang memiliki mental yang
meningkatkan kesehatan mental tiap sehat yaitu remaja yang mampu beradaptasi
anggota keluarganya (Ong, Fernandez, and dengan lingkungan kampus, baik dengan
Lim 2021). teman sebaya maupun dosen beserta tugas-
Keluarga berperan penting dalam tugas kuliahnya.
pembentukan setiap individu. Keluarga Berdasarkan hasil penelitian yang
bertanggungjawab dalam perkembangan didapatkan hasil responden yang memiliki
anak baik secara fisik maupun psikis. Karena struktur keluarga dengan kategori cukup
pada hakekatnya, keluarga merupakan sebagian besar kesehatan mentalnya berada
wadah pembentukan karakter masing- dalam kategori sedang yaitu sebanyak 39

186
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi

responden (60%). Sementara itu, pada kesehatan mental remaja. Didapatkan juga
remaja yang memiliki struktur keluarga nilai kekuatan korelasi dengan nilai Rho =
dengan kategori kurang sebagian besar 0,398 atau memiliki kekuatan korelasi yang
kesehatan mentalnya berada dalam kategori masuk dalam kategori lemah dengan arah
rendah pula yaitu sebanyak 11 responden korelasi positif, yang artinya semakin baik
(64,7%). Sehingga setelah dilakukan uji struktur keluarga seseorang maka akan
korelasi statistik dengan Rank Spearman semakin tinggi pula kesehatan mental
didapatkan nilai p = 0,000 yaitu artinya seseorang.
terdapat hubungan yang bermakna antara
struktur keluarga dengan kesehatan mental Saran
remaja. Keluarga perlu memperbaiki
Hasil penelitian tersebut sejalan perannya dalam pembentukan setiap
dengan penelitian yang dilakukan oleh individu khususnya remaja supaya dapat
(Wowor, Liando, and Rares 2016) yang membentuk karakter masing-masing
menyatakan bahwa komunikasi sangat anggota keluarganya, terutama anak yang
berperan penting dalam menunjang berstatus menjadi remaja yang masih berada
kesehatan mental seseorang. Komunikasi dalam bimbingan dan tanggungjawab orang
yang menunjang ini yaitu berupa komunikasi tuanya.
yang terbuka dan mau mendengar. Melalui
komunikasi, cenderung merasa beban Daftar Pustaka
mereka sedikit berkurang. Respon orang tua Badriah, D. L. (2019). Metodologi Penelitian
juga dapat membangun semangat dalam diri Ilmu-ilmu Kesehatan. Multazam.
dan memberi kekuatan, yang mana hal ini
dapat mengurangi stress dan membantu Djayadin, Chairunnisa, Munastiwi, & Erni.
menjaga kesehatan mental. Kesediaan orang (2020). Pola komunikasi keluarga
tua untuk mendengar cerita dan terhadap kesehatan mental anak di
memberikan kata-kata positif ternyata dapat tengah pandemi Covid-19.
memberi perasaan nyaman dan lega bagi Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
para remaja. 4(2).
Menurut asumsi peneliti, struktur
keluarga merupakan wadah utama dalam Friedman. (2018). Buku Ajar Keperawatan
pembentukan karakter anak dan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktik
perkembangan kesehatan anak, baik Edisi 5. EGC.
kesehatan fisik ataupun psikis. Dengan
struktur keluarga yang baik maka akan Herawati, T., Pranaji, D. K., Pujihasvuty, R., &
menjadikan remaja bisa lebih terbuka Latifah, E. W. (2020). Faktor-Faktor
dengan keluarga dan mampu menceritakan yang Memengaruhi Pelaksanaan
masalahnya dengan keluarga dengan Fungsi Keluarga di Indonesia. Jurnal
harapan dapat muncul solusi yang diberikan Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 13(3),
keluarga, sehingga remaja mampu terhindar 213–227.
dari stress dan kesehatan mentalnya akan https://doi.org/10.24156/jikk.2020.
berada dalam kategori yang tinggi. 13.3.213

Kesimpulan Kaakinen, & M. Coehlo D. P., S. R. R. (2018).


Lorem ipsum dolor sit amet, Family health care nursing: Theory,
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji practice, and research. FA Davis. In
korelasi Rank Spearman pada taraf FA Davis.
kepercayaan 5% didapatkan nilai p = 0,000
yang artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara struktur keluarga dengan

187
Journal Of Public Health Innovation (JPHI)
VOL 3 No 2 (2023)
E-ISSN: 2775-1155
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jphi

Lestari, P., & Pratiwi, P. H. (2018). Perubahan


dalam Struktur Keluarga. Jurnal Widagdo, W. (2016). Keperawatan Keluarga
Dimensia, 7(1). dan Komunitas: Modul Bahan Ajar
Cetak Keperawatan. Kementerian
Mardhiyah, S. A. (2019). Inisiasi Mental Kesehatan RI.
Health Awareness Melalui Screening
Dan Promosi Kesehatan Mental Wijaya, Y. D., Psi, M., Puskesmas, P., Baru, K.,
Pada Mahasiswa Universitas & Dki, J. (2019). Kesehatan Mental di
Sriwijaya. Jurnal Pengabdian Indonesia : Kini dan Nanti. Buletin
Sriwijaya, 7(4). Jagaddhita, 1(1).
https://doi.org/10.37061/jps.v7i4.1
2359 Winarti, E., Nikamtul, A., Nadhiroh, A. M., &
Rahmadhani, F. (2021). Pengaruh
Nisa, N. K. (2019). Hubungan Antara Motivasi struktur keluarga dan kesehatan
Kerja dengan Kinerja Perawat di mental terhadap perilaku seksual
Instalasi Rawat Inap RSUD 45 pada remaja. Riset Informasi
Kuningan. In Skripsi. Sekolah Tinggi Kesehatan, 10(1).
Ilmu Kesehatan Kuningan. https://doi.org/10.30644/rik.v10i1.
529
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Wowor, H., Liando, D. M., & Rares, J. (2016).
Pelayanan Kesehatan di Pusat
Ong, H. S., Fernandez, P. A., & Lim, H. K. Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
(2021). Comment on: Family Amurang Timur. Jurnal Ilmu Sosial &
engagement as part of managing Pengelolaan Sumberdaya
patients with mental illness in Pembangunan.
primary care. Singapore Medical
Journal, 62(10), 561.
https://doi.org/10.11622/smedj.20
21205

Puspytasari, H. H. (2022). Peran Keluarga


dalam Pendidikan Karakter bagi
Anak. Pendidikan Islam, 6(1), 1–15.
https://core.ac.uk/download/23526
0676.pdf

Santi, F., & Fithria. (2017). Pola komunikasi


keluarga dengan perilaku kenakalan
remaja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Keperawatan, 2(3).

Suwijik, S. P., & A’yun, Q. (2022). Pengaruh


Kesehatan Mental dalam Upaya
Memperbaiki dan Mengoptimalkan
Kualitas Hidup Perempuan. Journal
of Feminism and Gender Studies,
2(2), 109.
https://doi.org/10.19184/jfgs.v2i2.3
0731

188

Anda mungkin juga menyukai