Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697

Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

PSIKOEDUKASI KESEHATAN MENTAL PADA MAHASISWA


PSIKOLOGI UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN

Cut Rafyqa Fadhilah1, Indah Sari Liza Lubis2, Reny Khaerany Nisfiary3,
Syiva Fitria4, Cut Sarah5.
1-3
Universitas Tjut Nyak Dhien Medan, Fakultas Psikologi
4
IAIN Cot Kala Langsa, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
5
Universitas Medan Area, Fakultas Psikologi
e-mail: cutrafyqafadhilah@gmail.com

Abstract
“There is no health without mental health.” This phrase is now widely agreed upon by many experts and
practitioners of Mental Health. Mental Health is equally important as Physical Health. Various data and research
reveal alarming rates of mental health issues and disorders in individuals transitioning from adolescence to
adulthood (16-24 years old). The purpose of conducting this Community Service activity is to enhance the
knowledge and awareness of students regarding Mental Health. Through this activity, it is hoped to contribute to
the community, especially among students, emphasizing the importance of Mental Health and reducing the
prevalence of mental health issues and disorders experienced by the Indonesian community, particularly in the
city of Medan. Furthermore, this activity aims to inspire Psychology students as future stakeholders and Mental
Health practitioners, serving as agents of change. They can act as role models for students in other faculties and
teenagers still in school, fostering awareness and understanding of the importance of maintaining Mental Health.
This Community Service activity was conducted for 40 Psychology students from Tjut Nyak Dhien University
through informational sessions, specifically Psychoeducation using Experiential Methods. From this activity,
students gained knowledge and information about Mental Health, transforming negative stigmas into healthier
behaviors for themselves and others. A limitation of this activity is its focus on Psychology students only;
therefore, similar activities should be carried out in other departments and various universities in the city of Medan
in the future.

Keyword: Mental Health, College Student, Psychology College Student

Abstrak
“There is no health without mental health”. Ungkapan tersebut kini telah disepakati oleh banyak pakar dan
praktisi di bidang Kesehatan Mental, bahwa Kesehatan Mental sama pentingnya dengan Kesehatan Fisik.
Berbagai data dan penelitian mengungkapkan angka permasalahan dan gangguan Kesehatan Mental pada individu
dengan rentang usia transisi remaja menuju ke dewasa (16-24) tahun semakin meresahkan. Tujuan dilakukannya
kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa
terkait Kesehatan Mental. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
masyarakat khususnya kalangan mahasiwa mengenai pentingnya Kesehatan Mental dan mengurangi angka
permasalahan serta gangguan Kesehatan Mental yang dialami Masyarakat Indonesia khususnya Kota Medan.
Selain itu, dengan dilakukannya kegiatan ini diharapakan Mahasiswa Psikologi sebagai calon stakeholder dan
praktisi Kesehatan Mental jika telah lulus nanti, serta agen perubahan-dapat menginspirasi (role model)
mahasiswa di fakultas lainnya maupun remaja yang masih sekolah, untuk lebih sadar dan memahami pentingnya
menjaga Kesehatan Mental. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan terhadap 40 Mahasiswa
Psikologi Universitas Tjut Nyak Dhien dengan bentuk penyuluhan, yaitu Psikoedukasi dengan Metode
Eksperiensial. Dari kegiatan ini para mahasiswa memperoleh pengetahuan dan informasi tentang Kesehatan
Mental, serta mengubah stigma negatif menjadi perilaku yang lebih sehat baik bagi dirinya maupun orang lain.
Kekurangan dalam kegiatan ini adalah terbatas pada Mahasiswa Psikologi saja, oleh karenanya untuk ke depan
kegiatan yang sama juga masih harus dilakukan di jurusan-jurusan lain, serta di berbagai Universitas yang ada di
Kota Medan.

Kata kunci: Kesehatan Mental, Mahasiswa, Mahasiswa Psikologi

1
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

PENDAHULUAN
“There is no health without mental health”. Ungkapan tersebut kini telah disepakati
oleh banyak pakar dan praktisi di bidang Kesehatan Mental. Faktanya Kesehatan Mental sama
pentingnya dengan kesehatan fisik. Definisi Kesehatan Mental menurut WHO (2022) adalah
keadaan sejahtera dimana individu menyadari potensi yang dimilikinya, mampu
menanggulangi tekanan hidup normal, belajar dengan baik, bekerja secara produktif, serta
mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya. Hal tersebut merupakan komponen
keseluruhan dari kesehatan dan kesejahteraan yang mendasari kemampuan individu maupun
kolektif untuk mengambil keputusan, membangun hubungan dan membangun hubungan
dengan dunia tempat kita tinggal. Sejalan dengan penjelasan tersebut, Pieper dan Uden (2006)
menyebutkan kesehatan mental adalah ketika seseorang tidak merasa bersalah terhadap dirinya
sendiri, memiliki estimasi yang realistis tentang dirinya sendiri, dapat menerima kekurangan
atau kelemahannya, memiliki kemampuan untuk menghadapi masalah dalam hidupnya,
memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, dan hidup dengan kebahagiaan.
Permasalahan terkait Kesehatan Mental di Indonesia semakin meningkat setiap
tahunnya. Laman Our Better World mengambil data dari Kementerian Kesehatan tahun 2013
dan menyatakan bahwa sekitar 9 juta orang di Indonesia mengalami depresi. Akibatnya, ada
3,4 kasus bunuh diri per 100.000 orang di Indonesia. Kasus bunuh diri yang dimulai dengan
gejala kecemasan dan depresi dilaporkan terjadi pada sekitar 16 juta orang berusia 15 tahun ke
atas. Sekitar 400.000 kasus bunuh diri disebabkan oleh penyakit kejiwaan yang lebih parah
seperti psikosis. Selain itu, ada 57.000 orang yang menderita gangguan jiwa dan membutuhkan
perlindungan dari lingkungannya. Selain itu, remaja Indonesia telah mengalami depresi
sehingga 19% dari mereka berpikir untuk bunuh diri. Sebanyak empat puluh lima persen
remaja bahkan telah melakukan tindakan menyakiti diri sendiri. Jenis gangguan mental juga
diketahui (Anwar, 2023).
Sejalan dengan pemaparan di atas, penelitian Kaligis dan kolega (2021) mencoba
untuk memetakan Keresahan Mental para remaja, termasuk mahasiswa dengan rentang usia
16-24 tahun dari seluruh Indonesia, dimana periode tersebut merupakan periode kritis.
Penelitian tersebut merupakan studi cross-sectional yang melibatkan 393 warga Indonesia
berusia 16–24 tahun pada bulan Mei 2020. Lebih dari 90% pelajar mengalami kesulitan
keuangan dan akademik serta merasa kesepian. Masalah kesehatan mental yang paling banyak
terjadi pada pelajar adalah kecemasan (95,4%). Sebagian besar siswa, berkisar antara 90%
hingga 96,4%, memiliki strategi coping yang positif. Namun, sekitar 50% responden

2
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

melaporkan tindakan menyakiti diri sendiri dan memiliki pikiran untuk bunuh diri. Para
responden juga diketahui mengalami tantangan dalam beradaptasi terhadap kehidupan mereka
yang mulai berubah, kesulitan mengatur waktu dan keuangan pribadi, serta mengalami
peningkatan rasa kesepian saat belajar dan merantau di kota yang jauh dari tempat tinggal. Pada
periode usia tersebut banyak pelajar tiba-tiba harus menjelajahi lingkungan yang baru,
lingkaran pertemanan yang semakin luas, tuntutan pendidikan atau karir yang semakin berat,
hingga budaya yang bisa jadi sangat berbeda disertai dengan berbagai masalah dan konflik
yang kerap muncul dari berbagai perubahan ini.
Berdasarkan data-data di atas, diketahui bahwa para pelajar termasuk siswa dan
mahasiwa mengalami masalah Kesehatan Mental yang cukup meresahkan, serta tidak
sepatutnya diabaikan. Berbagai masalah dalam masa transisi kritis tersebut berisiko tinggi
menjadi lebih buruk di kemudian hari apabila tidak ditangani dengan optimal (Kaligis dan
kolega, 2021). Semua stakeholder maupun praktisi yang bergerak dibidang Kesehatan Mental
diharapkan menyuarakan dan mengedukasi pentingnya menjaga Kesehatan Mental terhadap
berbagai kalangan masyarakat. Praharso, Pols dan Tiliopoulos (dalam Kusuma dan Habsara,
2023) menyebutkan adapun tujuan dilakukannya Psikoedukasi Kesehatan Mental adalah agar
meningkatkan pengetahuan individu terkait Kesehatan Mental agar mampu memudahkan
berlangsungnya pertumbuhan pribadi yang sehat, mengingkatnya sikap yang positif dan
memiliki kesadaran akan pentingnya mempertahankan Kesehatan Mental yang sehat,
mengurangi stigma negatif dan dapat mengatasi gangguan emosional dengan strategi coping
yang efektif. Selanjutnya Psikoedukasi Kesehatan Mental diharapkan dapat mendidik individu
mengenai tantangan dalam hidup, mengembangkan sumber-sumber dukungan dan
keterampilan coping guna menghadapi tantangan dalam hidup sehingga memiliki kualitas
hidup yang baik (Praharso, Pols dan Tiliopoulos; dalam Kusuma dan Habsara, 2023).
Rahman dan Fatihah (2022) melakukan psikoedukasi tentang cara menjaga kesehatan
mental selama pandemi. Selama program berlangsung, flayer dibagikan kepada masyarakat
secara langsung dan melalui media sosial. Program yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental selama pandemi Covid-
19. Selanjutnya, di desa Mekarmukti, Mahmud, Sabila, Saepuliani, dan Luthfi (2021)
memberikan psikoedukasi kesehatan mental mengenai fase krisis quarter life. Kegiatan
pengabdian tersebut membuat peserta lebih sadar kesehatan mental, terutama selama masa
krisis quarter life, dan belajar bagaimana menangani dan mengatasi masalah tersebut. Melalui
sesi sharing kegiatan tersebut juga berhasil meningkatkan kemampuan empati setiap peserta.

3
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

Sebagai salah satu upaya membantu menjaga Kesehatan Mental dalam kehidupan sehari-hari,
Rahayu dan Irsyadiyah (2022) mengadakan webinar Kesehatan Mental dan psikopatologi,
Diharapkan juga webinar tersebut dapat membantu masyarakat memahami gangguan suasana
hati serta mencegah tindakan bunuh diri. Dari hasil evaluasi diperoleh manfaat yang diterima
oleh masyarakat untuk mengaplikasikan tips dan solusi dalam masalah terkait kesehatan
mental, gangguan suasana hati dan bunuh diri. Selanjutnya penelitian Syarifuddin, Mariskha
dan Umaroh (2021) menyimpulkan bahwa psikoedukasi dapat meningkatkan literasi
Kesehatan Mental pada mahasiswa.
Seseorang dikategorikan memiliki Kesehatan Mental yang baik saat merasa sehat dan
bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
seharusnya, serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesehatan
Mental mencakup aspek-aspek fisik, psikologis, sosial, serta kognisi individu yang dapat
berfungsi secara normal seperti penilaian terhadap kesejahteraan psikologis, efikasi diri,
otonomi, mampu menangani stres, produktif, mengaktualisasikan dirinya dan bermanfaat bagi
orang lain (Kluge, Walz dan Kissling; dalam Kusuma dan Habsara, 2023). Berdasarkan hasil
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Psikoedukasi Kesehatan Mental dapat memiliki
dampak positif kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga Kesehatan Mental. Oleh
karenanya dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan Kesehatan Mental, sangat
perlu dilakukan kegiatan maupun dukungan serupa.
Dalam kesempatan ini kegiatan yang dilakukan adalah Psikoedukasi Kesehatan Mental
pada Mahasiswa Psikologi Universitas Tjut Nyak Dhien. Pemilihan lokasi dan target peserta
kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa peserta
adalah calon stakeholder dan praktisi Kesehatan Mental jika telah lulus nanti. Selain itu
diharapkan Mahasiswa Psikologi dapat menjadi agen perubahan yang dapat menginspirasi
(role model) mahasiswa di fakultas lainnya maupun remaja yang masih sekolah, untuk lebih
sadar dan memahami pentingnya menjaga Kesehatan Mental. Meningkatnya ketahanan mental
(resilience) individu akan berdampak positif tidak hanya terhadap kesejahteraan dan
kebahagiaan individu, tapi juga keberhasilan secara akademis, di lingkungan kerja, dan
Masyarakat (Kaligis dan kolega, 2021).

4
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

METODE PENERAPAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan dengan metode penyuluhan
yaitu Psikoedukasi dengan Metode Eksperiensial. Metode Eksperiensial disini adalah
menekankan pada proses belajar dan proses perubahan dari para peserta kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat dalam menggunakan pengalamannya sebagai pembelajaran yang penuh
makna di masa yang akan datang (Kusuma dan Habsara, 2023). Para peserta yang hadir
dibagikan dalam beberapa kelompok dimana satu kelompok terdiri dari sekitar 6-7 peserta.
Adapun tahapannya adalah:
a. Tahap I : Experiencing (Mengalami)
Peserta terlibat langsung dalam aktivitas mengukur Kuisioner Tingkat Kesejahteraan
dirinya yang dibagikan oleh fasilitator.
b. Tahap II : Publishing (Membagikan Pengalaman)
Peserta saling membagikan hasil pengukuran dirinya. Total skor terendah 8 dan skor
tertinggi 58. Peserta bergantian dalam kelompok menunjukan bagian mana yang memiliki
skor terendah dan skor tertinggi.
c. Tahap III : Processing (Memproses Pengalaman)
Peserta diberi kesempatan untuk menceritakan bagian-bagian yang memiliki skor rendah
maupun yang tinggi. Kemudian peserta mendiskusikan bersama, memaknai dan
menafsirkan, membandingkan tanggapan peserta yang satu dengan yang lain, menemukan
hubungan antar makna atau tanggapan yang muncul.
d. Tahap IV : Generalizing (Merumuskan Kesimpulan)
Agar hasil belajar dapat diterapkan ke situasi nyata maka peserta diajak dan dibantu untuk
menyimpulkan prinsip-prinsip, merumuskan hipotesis-hipotesis/dugaan dan merumuskan
makna-manfaat (dengan bantuan lembar kerja yang diberikan fasilitator).
e. Tahap V : Applying (Menerapkan)
Fasilitator memastikan bahwa peserta mampu menangkap relevansi atau memaknai proses
pengembangan diri yang dilakukannya, serta memiliki tekad untuk menerapkan hasil
belajarnya dalam kehidupan sehari-hari.
f. Pasca Prosedur Tindakan/Indikator Pencapaian
✓ Individu memiliki pengetahuan dan informasi tentang Kesehatan Mental yang tepat.
✓ Individu mampu mengubah stigma negatif menjadi perilaku yang lebih sehat baik bagi
dirinya maupun orang lain.

5
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

Seperti yang telah dijelaskan di atas, adapun sasaran dari Psikoedukasi Kesehatan
Mental ini adalah Mahasiswa Psikologi Universitas Tjut Nyak Dhien. Untuk evaluasi hasil
Psikoedukasi Kesehatan Mental ini akan dilakukan perbandingan sharing pengalaman peserta
terkait:
✓ Pengetahuan dan informasi tentang Kesehatan Mental peserta sebelum dan sesudah
mengikuti psikoedukasi.
✓ Peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat mampu mengubah stigma negatif menjadi
perilaku yang lebih sehat baik bagi dirinya maupun orang lain.

TAHAPAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat dilakukan pada hari Minggu tanggal 16
November 2023 pukul 15.30-18.30 WIB. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi:

1. Tahapan Persiapan
Tahap persiapan berlangsung kurang lebih satu bulan sebelum dilakukan kegiatan.
Para fasilitator saling berdiskusi untuk menentukan lokasi dan peserta kegiatan. Adapun
identifikasi masalah yang ditemukan di lapangan adalah terkait dengan semakin tingginya
angka masalah Kesehatan Mental di Indonesia. Fasilitator lalu memutuskan ingin
meningkatkan kesadaran pentingnya Kesehatan Mental dengan memberikan psikoedukasi
pada mahasiswa psikologi terlebih dahulu yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan
dibidang Kesehatan Mental. Setelah identifikasi masalah selesai, fasilitator melakukan
koordinasi dengan para mahasiwa psikologi di lingkungan Universitas Universitas Tjut
Nyak Dhien untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan. Persiapan dilakukan dengan
memberikan informasi kegiatan, waktu dan tempat dilaksanakan kegiatan, mendata jumlah
mahasiwa yang dapat hadir dalam kegiatan psikoedukasi dan menyiapkan materi
psikoedukasi.
2. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan di Gedung B Universitas
Tjut Nyak Dhien. Setelah peserta mahasiswa hadir, fasilitator terlebih dahulu membuka
acara kegiatan dan menyapa para mahasiwa yang datang. Fasilitator lalu menjelaskan
gambaran pelaksanaan kegiatan. Para mahasiswa cukup antusias, tertib dan koperatif dalam
mengikuti kegiatan acara hingga selesai.

6
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

3. Tahapan Evaluasi
Selama Kegiatan Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat berlangsung hingga selesai,
tidak ditemukan adanya hambatan atau kendala yang berarti baik dari mahasiswa maupun
fasilitator. Kondisi tersebut dikarenakan antusias peserta mengikuti acara juga cukup tinggi.
Namun yang menjadi catatan adalah untuk kegiatan yang akan datang kegiatan
Psikoedukasi Kesehatan Mental ini dapat dilakukan pada seluruh kalangan mahasiswa di
lingkungan Universitas Universitas Tjut Nyak Dhien.
4. Alat dan Bahan
a. Bahan atau materi psikoedukasi.
b. Kuisioner
c. Lembar kerja

HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 16 November 2023 dan berjalan dengan
lancar. Jumlah peserta mahasiwa psikologi Universitas Tjut Nyak Dhien yang hadir dalam
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini berjumlah 40 orang, yang terdiri dari Angkatan 2020,
2021, 2022 dan 2023. Seluruh peserta dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-7 orang
dalam setiap kelompok. Kelompok I berjumlah 7 orang, kelompok II berjumlah 7 orang,
kelompok III berjumlah 6 orang, kelompok IV berjumlah 7 orang, kelompok V berjumlah 6
orang dan kelompok VI berjumlah 7 orang. Dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini,
pemateri dan fasilitator utama adalah Psikolog langsung. Selain itu, sedikit berbeda dengan
metode psikoedukasi lainnya, dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini metode penyuluhan
yang digunakan adalah psikoedukasi dengan Metode Eksperiensial (seperti yang telah
dijelaskan di atas, dibagian Metode Penerapan). Seluruh Peserta yang hadir cukup fokus dan
antusias dalam mengikuti Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini. Meski ada beberapa yang
terlihat pemalu dan kurang berani untuk menyampaikan gagasan dan berbagi pengalamannya,
namun secara keseluruhan peserta cukup koperatif dan dapat mengikuti kegiatan ini sampai
selesai dengan baik.

Pada Tahap I Experiencing (Mengalami), seluruh peserta dapat memahami uraian-uraian


dalam kuisioner dan mengerjakannya dengan cepat tanpa ada banyak pertanyaan. Adapun total
uraian dalam kuisioner berjumlah 8 uraian, dimana peserta terlibat langsung dalam aktivitas
mengukur Kuisioner Tingkat Kesejahteraan dirinya yang dibagikan oleh fasilitator. Untuk

7
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

Tahap II Publishing (Membagikan Pengalaman), peserta saling membagikan hasil pengukuran


dirinya. Sekitar 15 peserta memiliki skor tinggi, sekitar 18 peserta memiliki skor sedang dan
sekitar 7 peserta memiliki skor rendah. Selanjutnya Tahap III Processing (Memproses
Pengalaman), sebagian peserta cukup berani memulai tampil dan berinisiatif untuk memulai
sharing dan berbagi pengalaman-pengalaman yang telah dialami dalam hidupnya. Sementara
sebagian peserta lainnya cukup malu-lalu dan terlihat kurang berani, sehingga masing-masing
anggota kelompok dan fasilitator saling menyemangati peserta tersebut. Kendati demikian,
tahap ini berhasil dilakui dengan baik dan para peserta dapat memaknai, menafsirkan,
membandingkan tanggapan dan menemukan hubungan antar makna atau tanggapan yang
muncul. Pada Tahap IV Generalizing (Merumuskan Kesimpulan), para peserta banyak
bertanya dan tidak sedikit yang kebingungan dalam merumuskan kesimpulan. Kendati
demikian, dengan dibantu dan didampingi oleh Psikolog serta Fasilitator para peserta juga
berhasil menyelesaikan tahap ini agar dapat diterapkan ke situasi nyata. Setelah itu pada Tahap
terakhir Applying (Menerapkan), dimana hasil pada tahap terakhir ini terbilang memuaskan
meski masih banyak peserta yang mengajukan pertanyaan dan masih ada yang kurang tepat
dalam membuat penerapan, namun dengan adanya feedback dari Psikolog serta Fasilitator
akhirnya para peserta mampu membuat Langkah-langkah Penerapan yang cukup baik untuk
diterapkan ke situasi nyata kelak.

Para peserta mahasiwa psikologi yang hadir juga mengaku bahwa selama ini tidak
mengetahui dan memperoleh bagaimana informasi dan pengetahuan yang tepat terkait
Kesehatan Mental. Selain itu para peserta juga diberi pemahaman oleh Psikolog dan Fasilitator
bahwa praktik di situasi nyata nanti tentu tidak mudah, butuh tekad dan konsistensi yang kuat.
Adapun kendala yang kira-kira akan dihadapi ke depan adalah kurangnya dukungan dan stigma
negatif yang sudah tertanam secara turun temurun oleh-oleh orang-orang sekitar seperti
keluarga, teman, tetangga dan kerabat lainnya. Oleh karenanya para peserta akan lebih
berusaha memahami dan menguasai pembahasan terkait Kesehatan Mental dan bagaimana
menyampaikannya secara efektif dan baik, yakni dengan memperbanyak membaca dan
mempelajari mengenai informasi Kesehatan Mental dari sumber-sumber yang kredibel dan
valid. Para penulis juga menyadari kekurangan dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini
hanya dilakukan pada Mahasiswa Psikologi saja, sehingga evaluasi dan langkah selanjutnya
adalah melakukan Psikoedukasi Kesehatan Mental pada mahasiswa jurusan-jurusan lain, serta
di berbagai Universitas yang ada di Kota Medan.

8
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

Tabel 1. Pasca Prosedur Tindakan/Indikator Pencapaian Psikoedukasi Kesehatan Mental Pada


Mahasiswa Psikologi Universitas Tjut Nyak Dhien

Jumlah
Tahapan Sebelum Mengikuti Setelah Mengikuti
Seluruh Keterangan
Psikoedukasi Kegiatan Psikoedukasi Kegiatan Psikoedukasi
Peserta
40 Peserta sebelumnya 37 Peserta menjadi 3 Peserta datang
Tahap I :
tidak pernah mengukur mengetahui bagaimana terlambat sehingga
Experiencing 40
dan mengetahui Tingkat Tingkat Kesejahteraan kurang maksimal
(Mengalami)
Kesejahteraan Dirinya Dirinya mengikuti kegiatan
37 Peserta baru pertama
kali sharing atau berbagi
40 Peserta sebelumnya
pengalaman mengenai
Tahap II : tidak pernah sharing atau 3 Peserta datang
skor terkait Tingkat
Publishing berbagi pengalaman terlambat sehingga
40 Kesejahteraan Dirinya,
(Membagikan mengenai skor terkait kurang maksimal
serta aspek-aspek mana
Pengalaman) Tingkat Kesejahteraan mengikuti kegiatan
saja yang memperoleh
Dirinya
skor tinggi dan skor
rendah
40 Peserta sebelumnya
37 Peserta baru pertama
tidak pernah
kalinya berkesempatan
berkesempatan untuk
untuk saling berdiskusi
saling berdiskusi dengan
dengan orang lain dalam
orang lain dalam
memaknai, menafsirkan,
memaknai, menafsirkan,
Tahap III : serta membandingkan 3 Peserta datang
serta membandingkan
Processing tanggapan peserta yang terlambat sehingga
40 tanggapan peserta yang
(Memproses satu dengan yang lain, kurang maksimal
satu dengan yang lain,
Pengalaman) dalam menemukan mengikuti kegiatan
dalam menemukan
hubungan antar makna
hubungan antar makna
atau tanggapan yang
atau tanggapan yang
muncul mengenai
muncul mengenai
pengalaman masing-
pengalaman masing-
masing
masing
37 Peserta baru pertama
40 Peserta sebelumnya kalinya dibantu/
tidak pernah menerapkan didampingi Psikolog
dan menyimpulkan dalam menerapkan dan
Tahap IV : prinsip-prinsip, menyimpulkan prinsip- 3 Peserta datang
Generalizing merumuskan hipotesis- prinsip, merumuskan terlambat sehingga
40
(Merumuskan hipotesis/dugaan dan hipotesis- kurang maksimal
Kesimpulan) merumuskan makna- hipotesis/dugaan dan mengikuti kegiatan
manfaat mengenai merumuskan makna-
Kesehatan Mental manfaat mengenai
Dirinya Kesehatan Mental
Dirinya

9
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

40 Peserta sebelumnya 37 Peserta baru pertama


tidak pernah dibantu/ kalinya dibantu/
didampingi Psikolog didampingi Psikolog
untuk mampu untuk mampu
menangkap relevansi menangkap relevansi 3 Peserta datang
Tahap V :
atau memaknai proses atau memaknai proses terlambat sehingga
Applying 40
pengembangan diri yang pengembangan diri yang kurang maksimal
(Menerapkan)
akan dilakukan kedepan, akan dilakukan kedepan, mengikuti kegiatan
serta memiliki tekad serta memiliki tekad
untuk menerapkan hasil untuk menerapkan hasil
belajarnya dalam belajarnya dalam
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
× 40 Peserta belum ✓ 37 Peserta memiliki
memiliki pengetahuan
pengetahuan dan
dan informasi tentang
informasi tentang
Pasca Kesehatan Mental yang
Kesehatan Mental yang 3 Peserta datang
Prosedur tepat.
tepat. terlambat sehingga
Tindakan/ 40 × 40 Peserta belum ✓ 37 Peserta mengubah kurang maksimal
Indikator
mampu mengubah stigma negatif menjadi mengikuti kegiatan
Pencapaian
stigma negatif menjadi perilaku yang lebih
perilaku yang lebih sehat baik bagi dirinya
sehat baik bagi dirinya maupun orang lain.
maupun orang lain.

Gambar 1. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

KESIMPULAN
Hasil Kegiatan Psikoedukasi Kesehatan Mental Pada Mahasiswa Psikologi Universitas
Tjut Nyak Dhien, diperoleh 37 dari 40 Peserta Mahasiswa Psikologi memperoleh pengetahuan
dan informasi tentang Kesehatan Mental, serta mampu mengubah stigma negatif menjadi
perilaku yang lebih sehat baik bagi dirinya maupun orang lain. Dengan adanya kegiatan ini,
diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk masyarakat khususnya kalangan mahasiwa
mengenai pentingnya menjaga Kesehatan Mental dan mengurangi angka permasalahan serta

10
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

gangguan Kesehatan Mental yang dialami Masyarakat Indonesia khususnya Kota Medan.
Selain itu, dengan dilakukannya kegiatan Psikoedukasi Kesehatan Mental ini diharapakan
Mahasiswa Psikologi sebagai calon stakeholder dan praktisi Kesehatan Mental jika telah lulus
nanti, serta agen perubahan-dapat menginspirasi (role model) mahasiswa di fakultas lainnya
maupun remaja yang masih sekolah, untuk lebih sadar dan memahami pentingnya menjaga
Kesehatan Mental. Para penulis menyadari bahwa kekurangan dalam kegiatan ini adalah hanya
terbatas pada Mahasiswa Psikologi saja, oleh karenanya untuk ke depan kegiatan yang sama
juga masih harus dilakukan di jurusan-jurusan lain, serta di berbagai Universitas yang ada di
Kota Medan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada para mahasiswa Psikologi Universitas Tjut Nyak Dhien yang
berkenan dilibatkan dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini. Semoga kegiatan ini
bermanfaat bagi para Mahasiwa Psikologi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dengan
lebih baik, sejahterah dan mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi karena menyadari potensi
yang dimiliki oleh setiap mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, I. C. (2023, 10 Oktober). Info Data Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia Tahun
2023. Diakses pada 30 November 2023, dari Info Data Kesehatan Mental Masyarakat
Indonesia Tahun 2023 (tirto.id) .
Kaligis, F., Ismail, R. I., Wiguna, T., Prasetyo, S., Indriatami, W., Gunardi, H., Pandia, V., &
Magdalena, C. C. (2021). Mental Health Problems and Needs Among Transitional-
Age Youth in Indonesia. International Journal of Environmental Research and Public
Health. Vol. 18, Issue 8.
Kusuma, R. I., & Habsara, D. K. (2023). Penatalaksanaan Intervensi Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Mahmud, A., Sabila, H., Saepuliani, N., & Luthfi, S. A. (2021). Psikoedukasi Mengenai
Kesehatan Mental Pada Fase Quarter Life Crisis di Desa Mekarmukti. Proceedings
UIN Gunung Djati Bandung. Vol. 1, No. 88.
Pieper, J. & Uden, M. V. (2006). Religion in Coping and Mental Health Care. New York: Yord
University Press.

11
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN E-ISSN : 2828-5697
Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2024 -Juni 2024

Rahayu, P. P., & Irsyadiyah, A. U. (2022). Psikoedukasi Tentang Kesehatan Mental Dan
Psikopatologi Pada Masyarakat. Jurnal Abdira. Vol.2, No.2 April 2022.
Rahman, I., & Fatihah, R. N. (2022). Psikoedukasi Menjaga Kesehatan Mental di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Pengabdian Masyarakat Uhnas. Vol. 3. No. 1. Maret 2022.
Syarifuddin, N. M., Mariskha, S. E., & Umaroh, S. K. (2023). Psikoedukasi Untuk
Meningkatkan Literasi Kesehatan Mental Pada Kalangan Mahasiswa Di Universitas
17 Agustus 1945 Samarinda. Jurnal Motivasi Untag. Vol 9, No 1 (2021).
World Health Organization. (2022). WHO Concepts in Mental. World Health Organization.
Mental health (who.int) Diakses 20 November 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai