Anda di halaman 1dari 2

Anggota Kelompok : 1.

FARID MAULANA AKBAR (J410230211)


2. FARRAS RAZZAN DIEN ARDIAN (J410230193)

LITERASI KESEHATAN

Kesehatan merupakan segalanya bagi setiap individu atau bisa dikatakan sebagai hal dasar
yang harus dimiliki setiap orang. Kesehatan tidak hanya dilihat dari sehat fisik tetapi juga
sehat secara mental atau kejiwaan. Baik jiwa maupun fisik harus sama-sama diperhatikan
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang.

Kesehatan mental lebih dari sekedar tidak adanya gangguan mental. Penyakit ini berada
dalam sebuah kontinum yang kompleks, yang dialami secara berbeda dari satu orang ke
orang lain, dengan tingkat kesulitan dan tekanan yang berbeda-beda, serta potensi hasil sosial
dan klinis yang sangat berbeda.

Penelitian literasi kesehatan mental masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian
ini merupakan preliminary study yang bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan
mental pada mahasiswa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
analisis deskriptif dan tidak menggeneralisasi suatu populasi wilayah tertentu. Sebanyak 501
mahasiswa dari berbagai provinsi terlibat dalam penelitian ini. Pengukuran mengadopsi alat
ukur Mental Health Literacy dari Jung dkk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa (54,1%) memiliki tingkat
literasi kesehatan mental yang tinggi. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
tingkat literasi kesehatan mental dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan usia. Lebih
lanjut dalam penelitian ini, tidak terdapat perbedaan literasi kesehatan mental antara laki-laki
dan perempuan. Penyebaran informasi terkait kesehatan mental sangat diperlukan melalui
berbagai media untuk meningkatkan literasi kesehatan mental pada berbagai kalangan.

Tingginya masalah kesehatan mental di dunia tidak lepas dari masih rendahnya literasi
kesehatan mental, misalnya kesenjangan tingkat penggunaan layanan profesional kesehatan
mental dengan perilaku mencari bantuan. Kemampuan untuk mengenali permasalahan
gangguan mental menjadi salah satu faktor yang menentukan seseorang menerima bantuan
profesional. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan kesehatan mental pada individu.
Mahasiswa cenderung berisiko mengalami gangguan mental emosional seperti stres,
kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat literasi kesehatan mental pada mahasiswa di Banda Aceh. Sebanyak 348 mahasiswa
dengan rentang usia 17-26 tahun terlibat dalam penelitian ini, yang dipilih dengan teknik
disproportionate stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui Mental Health
Literacy Scale (α=0,772). Hasil menunjukkan 91,4% tingkat literasi tinggi pada mahasiswa di
Banda Aceh dengan dimensi paling tinggi adalah knowledge-oriented mental health literacy
(85.6%), dibandingkan dengan dua dimensi lainnya yaitu belief-oriented mental health
literacy (58,6%), dan resourceoriented mental helath literacy (73,6%). Hasil ini menunjukkan
perlu peningkatan pada dimensi belief-oriented mental health literacy

Banyak generasi Z yang mengalami gejala depresi maupun stres namun tidak segera mencari
pertolongan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh adanya stigma-stigma negatif di masyarakat
terhadap pengidap gangguan mental. Penyebab lain juga bisa dikarenakan kurangnya fasilitas
kesehatan mental seperti psikolog maupun psikiater di Indonesia. Banyak dari mereka yang
juga ternyata tidak mengetahui apa itu

Anda mungkin juga menyukai