Article Information :
Submission:Nov 13, 2019; Revised:Des 7, 2019; Accepted:Des 24, 2019; Available online: Des 31, 2019
ABSTRAK
Perilaku kekerasan (PK) adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku mencederai
diri, orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran pengaruh
manajemen marah terhadap penurunan perilaku kekerasan di SMK Negeri 1 Bukittinggi tahun
2015. Desain penelitian “Quasi Esperimental Pre-Post With “Control Group” dengan intervensi
Manajemen Marah (Anger Management). Sampel penelitian adalah 92 orang siswa yang terdiri
atas 46 siswa kelompok intervensi dan 46 siswa kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan respon anger control serta penurunan respon anger out secara bermakna (P-
value≤0,05) pada siswa yang mendapatkan manajemen marah. Program manajemen marah
direkomendasikan untuk diterapkan pada siswa yang memiliki riwayat perilaku kekerasan
bersama intervensi keperawatan lainnya.
ABSTRACT
Violent behavior (PK) is a maladaptive anger response in the form of self-harming behavior,
others and the environment. This study aims to get a picture of the influence of angry
management on the decline in violent behavior at SMK Negeri 1 Bukittinggi in 2015. The study
design "Quasi Experimental Pre-Post With" Control Group "with Anger Management intervention.
The research sample was 92 students consisting of 46 students in the intervention group and 46
students in the control group. The results showed an increase in anger control responses and a
decrease in anger out responses significantly (P-value -0.05) in students who got angry
management. Anger management programs are recommended to be applied to students who
have a history of violent behavior along with other nursing interventions
153
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
kasus. tercatat sebanyak 220 orang siswa intervensi dan membandingkan dengan
pernah melakukan tindak kekerasan, data ini sesudah intervensi. Penelitian juga
sangat didukung dengan hasil wawancara membandingkan responden kelompok kontrol
dengan pihak penyelenggara pendidikan dan kelompok intervensiKelompok intervensi
menyebutkan jumlah siswa yang banyak yaitu satu kelompok mendapatkan anger
dengan didominasi siswa laki-laki dengan management. Sedangkan kelompok kontrol
jumlah 85% dan 20-30 murid rata-rata tidak diberikan. Lokasi penelitian adalah SMK
perbulan bermasalah dengan guru dan N1 Bukittinggi, populasi adalah seluruh siswa
lingkungan sekolah, dengan bentuk perbuatan yaitu 1652 siswa dan sampel menggunakan
seperti terlibat perilaku kekerasan rumus slovin adalah sebanyak 92 siswa
Uraian fenomena dalam latar belakang dengan menggunakan teknik sampling random
diatas terdapat beberapa permasalahan yang samling. Data diperoleh dengan Observasi,
terjadi yaitu berdasarkan Survey nasional pada wawancara dan kuisioner dari 92 orang siswa
remaja di sekolah menengah atas (SMA) SMK Negeri 1 Bukittinggi, dimana 46 orang
melaporkan bahwa 28% remaja laki-laki dan siswa sebagai grup intervensi dan 46 siswa
7% remaja perempuan mengalami perkelahian sebagai grup kontrol. Uji statistik
fisik dalam sebulan, sebanyak 220 siswa SMK menggunakan Uji Paired T-Test.
Negeri 1 melakukan tindakan kekerasan pada
tahun 2014.. Belum adanya pelaksanaan HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan jiwa di sekolah sebagai bentuk
dampak dari masalah diatas. Berdasarkan Karakteristik Usia
pada kondisi dan data-data yang telah Analisa usia siswa pada kelompok yang
diungkapkan diatas, maka pada penelitian ini mendapatkan anger management dan
bertujuan peneliti ingin melihat pengaruh kelompok kontrol
pelaksanaan manajemen marah terhadap Hasil analisis usia siswa dengan perilaku
perilaku kekerasan. kekerasan pada tabel 1 menjelaskan bahwa
dari 92 orang siswa dalam penelitian ini, rata-
METODE PENELITIAN rata berusia 16 Tahun dengan usia termuda 15
tahun dan usia tertua adalah 19 tahun. Uji
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan statistik kesetaraan karakteristik berdasarkan
menggunakan desain “Quasi experimental pre- usia pada tabel 1 menunjukkan tidak ada
post test with control group “.Penelitian perbedaan yang bermakna rata-rata usia
dilakukan untuk mengetahui perubahan tanda siswa pada kelompok intervensi dan kelompok
gejala perilaku kekerasan sebelum diberikan kontrol yaitu dengan p value 0,301≥α 0,05.
Tabel 1. Analisa usia siswa pada kelompok yang mendapatkan anger management dan
kelompok kontrol di SMK
Jenis
Variabel n Mean Median SD Min – maks P value
kelompok
Intervensi 46 16,28 16,00 1,068 15 – 18
Usia 0,301
Kontrol 46 16,04 16,00 1,134 15 – 19
Total 92 16,16 16,00 1,101
Karakteristik klien berdasarkan jenis paling banyak adalah (kelas 2) sebesar 42,4%
kelamin, tingkatan kelas, riwayat sebagai (39 orang) sedangkan riwayat perilaku
pelaku, korban dan sering terpapar kekerasan pada siswa yang paling banyak
peristiwa kekerasan adalah sebagai saksi sebanyak 60,9% (56
Tabel 2 menunjukkan hasil uji analisis orang), riwayat korban kekerasan 45,7% (42
jenis kelamin siswa adalah laki-laki 96,7% (89 orang) dan sebagai pelaku kekerasan
orang), untuk tingkatan kelas siswa yang sebanyak 42,4% (39 orang).
155
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
Kelompok Kelompok
Jumlah
intervensi kontrol
No Karakteristik (n=92) p
(n=46) (n=46)
n % n % n %
1 Jenis kelamin
a. Laki-laki 45 97,8% 44 95,7% 89 96,7% 1,000
b. Perempuan 1 2,2% 2 4,3% 3 3,3%
2 Kelas siswa
a. Kelas 1 15 32,6% 19 41,3% 34 37,0%
b. Kelas 2 22 47,8% 17 37,0% 39 42,4% 0,56
c. Kelas 3 9 19,6% 10 21,7% 19 20,0%
3 Riwayat pelaku kekerasan
a. Pelaku (YA) 23 50,0% 16 34,8% 39 42,4% 0,20
b. Tidak 23 50,0% 30 65,2% 53 57,6%
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
Respon P
Kelompok n Mean SD SE Min – max
kemarahan value
Anger in 1. Intervensi 46 13,81 2,06 0,304 10,46-17,43 0,022
2. Kontrol 46 12,92 1,55 0,229 9,76-16,03
Total 92 13,36 1,80 0,266
Anger out 1. Intervensi 46 10,89 1,56 0,229 7,90-14,54 0,001
2. Kontrol 46 9,79 1,49 0,220 6,96-14,23
Total 92 10,34 1,52 0,224
Anger 1. Intervensi 46 12,86 1,23 0,181 10,04-14,75 0,000
Kontrol 2. Kontrol 46 11,62 1,21 0,179 9,10-14,44
Total 92 12,24 1,22 0,180
Tabel 4. Analisis Perubahan Respon Perilaku Kekerasan Pada Siswa Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Anger Management Pada Kelompok Intervensi Di SMK
Respon P
Kelompok n Mean SD SE
kemarahan value
Anger in Sebelum 46 13,81 2,06 0,304 0,879
Sesudah 46 13,75 1,45 0,214
Selisih 0,06 2,69
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
yang bermakna (p value =0,073 α=0.05). bermakna ( P -value ≤ 0,05) pada selisih
Berdasarkan hasil diketahui selisih perubahan perubahan respon-respon Kemarahan antara
respon kemarahan anger kontrol antara yang yang mendapat Anger Managemeni dan yang
mendapat anger management dan tidak tidak mendapat Anger Managemeni kecuali
mendapat anger management ada perbedaan pada respon Anger In dan Anger Out dengan
yang bermakna (p value =0,005 α=0.05). P-value ≥ 0,05
Berdasarkan hasil-hasil analisis diatas maka
dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang
Tabel 5. Analisis Perubahan Respon Perilaku Kekerasan Pada Siswa Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Anger Management Pada Kelompok Kontrol Di SMK
Tabel 6. Analisis respon kemarahan pada siswa setelah dilakukan program anger
management di SMK
Respon
Kelompok n Mean SD Min – mak P value
kemarahan
Anger in 1. Intervensi 46 0,06 2,66 -0,59 – 0,431
2. Kontrol 46 -0,33 2,05 0,38
-0,59 –
0,38
Anger out 1. Intervensi 46 0,76 2,08 -0,05 – 0,072
2. Kontrol 46 0,13 1,09 0,32
-0,06 –
0,32
Anger 1. Intervensi 46 0,72 1,49 0,23 – 0,005
Kontrol 2. Kontrol 46 -0,04 1,01 0,29
0,23 –
0,29
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap respon anger in, anger out dan anger control.
respon perilaku kekerasan pada siswa Namun tidak ada hubungan karakteristik siswa
siswa SMK dengan Anger Management (p Value ≥ 0,05),
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 7 hal ini dapat disebabkan karena dipengaruhi
dapat disimpulkan bahwa Anger Management oleh faktor lain
mempunyai hubungan yang sedang untuk
158
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
p
Respon kemarahan Kelompok n Mean SD SE t
value
Respon anger in 1. Intervensi 46 0,0607 2,686 0,396 0,791 0,431
(selisih pre & post) 2. Kontrol 46 0,3335 2,049 0,302
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
160
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
kebutuhan, motivasi, sikap dan kepercayaan anger kontrol. Berdasarkan hasil penelitian
(Nindya, 2012) (Alias, 2013) sebelumnya menyebutkan bahwa
Respon anger control seseorang karakteristik jenis kelamin berhubungan
sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, dengan kejadian perilaku kekerasan verbal
interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun dan pelaku dari jenis kelamin laki-laki lebih
tidak disadari. Hambatan psikologis atau dominan dibandingkan dari jenis kelamin
emosional tersebut merupakan akibat dari cara perempuan (Dewi, 2012). Berdasarkan hasil
berpikir yang tidak logis dan irrasional, dimana penelitian ini tidak ada hubungan yang
emosi yang menyertai individu dalam berpikir bermakna dengan perilaku kekerasan pada
penuh dengan prasangka, sangat personal, siswa SMK Negeri 1 Bukittinggi. Berdasarkan
dan irrasional. Teori Anger Management (Soputro, 2013) menyatakan bahwa frekuensi
menegaskan bahwa keyakinan yang tidak dirawat menunjukkan seberapa sering individu
rasional akan membawa individu pada emosi dengan perilaku kekerasan mengalami
dan perilaku negatif yang tidak sehat seperti kekambuhan terhadap perilaku kekerasan
perilaku amuk (agresif) dan rasa bersalah yang muncul. Dalam penelitian ini peneliti
(Pilania,V, 2015) .Anger Management baik hanya melihat hubungan dari masing-masing
diberikan pada individu PK karena di dalam respon perilaku kekerasan berdasarkan anger
konsep Anger Management menjelaskan pada in, anger out dan anger control
individu cara berpikir rasional, mengubah
emosi yang mengganggu dan mengendalikan KESIMPULAN
emosi sehingga individu dapat menyelesaikan
masalah (Putri, 2011) Karakteristik dari 92 orang siswa yang
Sedangkan pada kelompok yang tidak dilakukan dalam peneltian ini rata-rata berusia
mendapatkan manajemen marah tidak terjadi 16 tahun dengan usia termuda adalah 15
peningkatan kemampuan respon anger tahun dan tertua adalah 19 tahun, lebih
control. Hal ini disebabkan karena banyak laki-laki (96,7%) sebagian besar masih
ketidaktahuan dan ketidakmampuan siswa berada di kelas 2 (42,4%) dan memiliki riwayat
dalam mengontrol marah saat dalam situasi perilaku kekerasan yaitu sebagai pelaku
dan kondisi yang bisa membuat marah. (42,4%), sebagai korban (45,7%) dan sebagai
Keterampilan manajemen marah sangat saksi (60,9%). Kemampuan siswa dalam
penting dalam mengantisipasi atau mengontrol perilaku kekerasan diketahui dari
mengurangi terjadinya perilaku kekerasan dan respon emosi anger in, anger out dan anger
agresif pada remaja, sehingga remaja yang control. Respon tersebut bervariasi dari rendah
memiliki kemampuan kelola marah cendrung sampai tinggi.(Ridwan, 2012). Respon emosi
diterima dilingkungan dan dapat anger out dan anger control meningkat secara
mengekspresikan dirinya sendiri dengan cara bermakna pada kelompok yang mendapatkan
menghasilkan sesuatu yang positif (Budi Aana, latihan anger management, sedangkan pada
2013) kelompok yang tidak mendapatkan latihan
anger management respon anger in, anger out
Faktor-faktor yang berhubungan dengan dan anger control terjadi penurunan (Siddiqah,
respon perilaku kekerasan 2015). Adanya perbedaan secara bermakna
Berdasarkan hasil penelitian usia tidak pada respon anger out dan anger control pada
ada hubungan yang bermakna dengan respon kelompok yang mendapatkan latihan anger
perilaku kekerasan. Hal ini berarti perubahan management dengan kelompok yang tidak
usia pada siswa SMK tidak diikuti oleh mendaptkan latihan anger management. Hal
perubahan respon perilaku kekerasan. Baik ini sesuai dengan penelitian (Siddiqah,
untuk respon emosi anger in, anger out dan 2015)menunjukkan adanya pengaruh anger
anger control. Berdasarkan hasil peneilitan ini management terhadap kemampuan siswa
terlihat bahwa jenis kelamin tidak ada dalam mengontrol perilaku kekerasan melalui
hubungan yang bermakna dengan respon respon anger in, anger out dan anger control.
perlaku kekerasan pada pelaksanaan Secara karakteristik tidak adanya pengaruh
manajemen marah. Ini berarti jenis kelamin usia, jenis kelamin, tingkatan kelas dan riwayat
antara pria dan jenis kelamin wanita tidak perilaku kekerasan pelaku, korban dan saksi)
mempengaruhi respon perilaku kekerasan. dengan respon anger in, anger out dan anger
Baik dari respon emosi anger in, anger out dan control.
161
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
g=AOvVaw2fuQIlygvXCGoC
Lier, P. Van, Vitaro, F., & Eisner, M. (2009).
UCAPAN TERIMA KASIH
Preventing Aggressive and Violent
Behavior : Using Prevention Programs to
1. Bapak Kepala sekolah SMK Negeri 1
Study the Role of Peer Dynamics in
Bukittinggi yang telah memberi izin
Maladjustment Problems, 277–296.
kepada penulis untuk melakukan
https://doi.org/10.1007/s10610-007-9054-
penelitian.
3
2. Prof Prayitno,MSc sebagai Penguji dalam
Marcus, D., & Mattiko, M. (2009). An anger
penelitian ini
management program for children with
attention deficit, hyperactivity disorder.
REFERENSI
Therapeutic Recreation Journal, 41(1),
16–28. Retrieved from
Alias. (2013). Perilaku Kekerasan Di Unit
https://www.lib.uwo.ca/cgi-
Rawat Inap Rumah Sakit. Poltekkes
bin/ezpauthn.cgi?url=http://search.proque
Kemenkes Makassar, 3(5), 125–132.
st.com/docview/621763875?accountid=15
Badan Penelitian Dan Pengembangan
115%5Cnhttp://vr2pk9sx9w.search.serials
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
solutions.com/?ctx_ver=Z39.88-
(2013). Riset Kesehatan Dasar.
2004&ctx_enc=info:ofi/enc:UTF-
Departement Kesehatan RI, (1), 1–303.
8&rfr_id=info:sid/ProQ%3Apsycinfo&rft_v
https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-
al_fmt=info:
7.2
Megawati, S. P., & Psi, M. (2014). Pengaruh
Budi Aana, K. (2013). Dengan Perilaku
pelatihan manajemen stres “supernol”
Kekerasan Pada Siswa Sekolah Lanjutan
terhadap penurunan kecenderungan
Tingkat Atas Di Jakarta Timur, 7(2), 67–
kenakalan remaja. Fakultas Ilmu Sosial
76.
Dan Humaniora.
Dewi, kartika sari. (2012). Buku Ajar
Nindya, P. N. (2012). Hubungan Kekerasan
Kesehatan Mental (edisi 1). semarang:
Emosional pada Anak terhadap
UPT UNDIP press semarang. Retrieved
Kecendrugan Kenakalan Remaja. P. N.
from
Nindya, 1(02), 1–9.
www.healthyminds.org/mediaviolence.cfm
Pilania, V. M., Mehta, M., & Sagar, R. (2015).
Fauziah. (2009). Pengaruh terapi perilaku
Anger management. A Practical Approach
kognitif (TPK) pada klien skizoprenia
to Cognitive Behaviour Therapy for
dengan perilaku kekerasan. Fakultas Ilmu
Adolescents, 109–130.
Keperawatan, Universitas Indonesia.
https://doi.org/10.1007/978-81-322-2241-
Febie Ola Falentina, & Alma Yulianti. (2012).
5_6
Asertivitas Terhadap Pengungkapan
Putri, dewi eka. (2011). pengaruh rational
Emosi Marah Pada Remaja. Jurnal
emotive behaviour therapy terhadap klien
Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau,
perilaku kekerasan di ruang rawat inap
8(Juni), 9–14.
RSMM Bogor tahun 2010, 2016.
Hudaya, nova farid. (2015). Peningkatan
Ridwan, S. (2012). manajemen amarah
kemampuan mengelola emosi marah
petugas pengendalian masa (dalmas)
melalui teknik. Fakultas Ilmu Pendidikan.
polda jatim. Jurnal Psikologi Undip, vol
Universitas Negeri Yogyakarta.
11.no.
Kurniawan, E. (2015). Studi Deskriptif
Siddiqah, L. (2015). Pencegahan dan
Pengelolaan Emosi Marah pada Sopir
Penanganan Perilaku Agresif Remaja
Bus AKDP. Fakultas Psikologi UMP,
Melalui Pengelolaan Amarah (Anger
(1995). Retrieved from
Management). Jurnal Psikologi
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q
(Yogyakarta), 37(1), 50–64.
=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&
https://doi.org/10.22146/jpsi.7692
uact=8&ved=2ahUKEwiw3uKskIDfAhULQ
Soputro, V. O. (2013). Pelatihan Anger
I8KHTHWA0kQFjAJegQICBAC&url=http
Management Dengan Metode Stop Pada
%3A%2F%2Frepository.ump.ac.id%2F23
Siswa Sma “ X ” Surabaya, 2(2), 1–13.
62%2F3%2FBAB%2520II_EDY%2520KU
wahyu indrono, endang caturini. (2012).
RNIAWAN_PSIKOLOGI%252711.pdf&us
IMPLEMENTASI TEKNIK DE-ESKALASI
162
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 153-163
163
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved