Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah kondisi seseorang yang sejahtera baik fisik,


mental, sosial dan spiritual tidak sekedar terbebas dari penyakit maupun
kecacatan (Wuryaningsih, et al, 2018). Menurut Undang - Undang
Kesehatan Jiwa no 18 Tahun 2014, kesehatan jiwa adalah kondisi
dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
diri sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan
mampu berkontribusi untuk komunitasnya. Seseorang yang sehat jiwa
dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, merasa
bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan, merasa lebih puas
memberi daripada menerima.

Menurut (WHO, 2020), menyatakan bahwa ada hampir 1 milliar


orang didunia mengalami masalah kesehatan mental atau gangguan jiwa,
3 juta orang meninggal setiap tahun karena penggunaan alkohol yang
berbahaya dan satu orang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri
dipicu masalah kesehatan mental. Semenjak pandemi covid-19,
milliaran orang seluruh dunia menggalami dampak gangguan terhadap
kesehatan mentalnya.

Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa dimana klien


mengalami gangguan persepsi sensori sperti merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidu ysng
sebetulnya tidak ada. Halusinasi di pengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor
predisposisi dan faktor presipitasi yang menyebabkan koping individu
inefektif seperti ketidak berdayaan, menyangkal tidak mampu
menghadapi kenyataan dan menarik diri dari lingkungan, tidak mampu
menerima realita dengan rasa syukur sehingga hal tersebut dapat

1
menyebabkan harga diri rendah kronik pada pasien. Jika harga diri
rendah kronik pada pasien tidak segera ditangani, maka pasien tersebut
akan mengalami isolasi sosial karena mereka lebih suka untuk
menyendiri dari pada bergabung dengan teman-temannya karena
menurut mereka tidak ada yang bisa membantunya dalam
menyelesaikan masalah. pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan
waktu, pasien merasa tidak berguna.

Kesendiriannya dapat mengakibatkan munculnya perasaanperasaan


seperti melihat seseorang ataupun mendengar seseorang berbicara.
Ketika pasien sudah memasuki pada fase halusinasi dan tidak segera
diatasi, masalah yang serius lagi yang akan di alami oleh pasien yaitu
PK atau perilaku kekerasan, sehingga proses penyembuhan pada pasien
akan menjadi lama (Menurut Damaiyanti 2017).

Berdasarkan hasil Riskesdas (2018), Prevelensi rumah tangga


dengan ART gangguan jiwa menurut provinsi, Di indonesia angka
kejadian ditahun 2018 yaitu sebanyak 7.0% dan rincian di Sumatra Barat
sendiri yaitu sebanyak 10% dan di ruangan Melati RSJ Hb. Saanin
Padang didapatkan jumlah pasien dengan halusinasi yaitu sebanyak 10
orang.

American Nurses Associations (ANA) keperawatan jiwa


merupakan suatu bidang khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu perilaku manusia sebagai ilmu dan penggunaan diri
sendiri secara terapeutik sebagai cara untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa.

Peran perawat adalah membina hubungan saling percaya melalui


pendekatan terapeutik dan membantu pasien menghadirkan realita dan
membantu pasien dalam hal mengontrol diri dari halusinasinya.
Berdasarkan hal diatas maka kami mahasiswa Universitas Perintis
Indonesia akan melakukan Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan

2
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan di Ruang Rawat Inap
Melati Rumah Sakit Jiwa Hb Prof HB Saanin Padang Tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yaitu


bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan Gangguan Persepsi
Sensori Halusinasi Di ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin
Padang Tahun 2021

1.3 Tujuan

1) Mahasiswa mampu memahami konsep dasar Halusinasi

2) Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan Pada Ny. E


dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi (Pendengaran dan
Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati Rumah Sakit Jiwa Hb
Prof HB Saanin Padang.

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kepada Ny. E


dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi (Pendengaran
dan Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati Rumah Sakit
Jiwa Hb Prof HB Saanin Padang.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan kepada
Ny. E dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
(Pendengaran dan Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati
Rumah Sakit Jiwa Hb Prof HB Saanin Padang.
c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan
kepada Ny. E dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
(Pendengaran dan Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati
Rumah Sakit Jiwa Hb Prof HB Saanin Padang.
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan
kepada Ny. E dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi

3
(Pendengaran dan Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati
Rumah Sakit Jiwa Hb Prof HB Saanin Padang.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
kepada Ny. E dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
(Pendengaran dan Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati
Rumah Sakit Jiwa Hb Prof HB Saanin Padang.
3) Mahasiswa mampu membandingkan askep teori dengan tinjauan
kasus Pada Ny. E dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
(Pendengaran dan Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati Rumah
Sakit Jiwa Hb Prof HB Saanin Padang.
1.4 Manfaat
1) Bagi Kelompok
Mengasah kemampuan terutama dalam penerapan memberikan
asuhan keperawatan yang profesional bidang keperawatan jiwa pada
Ny. E dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi (Pendengaran
dan Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati Rumah Sakit Jiwa Hb
Prof HB Saanin Padang.
2) Bagi instansi pendidikan
Sebagai bahan masukan kepada institusi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan ajar untuk perbandingan dalam
pemberian konsep asuhan keperawatan jiwa secara teori dan praktik
3) Bagi RSJ Prof HB Saanin Padang
Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan RSJ Prof HB Saanin
Padang dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan
menghasilkan pelayanan yang memuaskan pada klien serta
melihatkan perkembangan klien yang lebih baik serta untuk
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, sehingga perawatnya
mampu menerapkan asuhan keperawatan jiwa yang komprehensif
pada Ny. E dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
(Pendengaran dan Penglihatan) di Ruang Rawat Inap Melati Rumah
Sakit Jiwa Hb Prof HB Saanin Padang Tahun 2021.

4
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan menggunakan data serta analisa dari hasil pengamatan
penulis pada Ny. E dengan hadir di ruang Melati RSJ Prof HB Saanin
Padang. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
sebagai studi kasus pasien. Dengan teknik ini, penulis membaca,
mengkaji, mempelajari status dan riwayat pasien.

Anda mungkin juga menyukai