Disusun Oleh :
AZIZAH NURAINI
2030282008
Dosen Pembimbing :
2020
2
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Struktur Ginjal
kiri tulang belakang, terbungkus lapisan lemak yang tebal, diluar rongga
memiliki posisi yang lebih rendah dari ginjal kiri karena terdapat hati yang
ginjal 6-7,5 cm dan tebal 1,5-2,5 cm dengan berat sekitar 140 gram pada
1) Kulit ginjal (korteks) yang terdapat nefron sebanyak 1-1,5 juta yang
menjadi dua atau tiga yang disebut kaliks mayor yang masing-masing
keluar dari papila. Dari kaliks minor urin ke kaliks mayor lalu ke
(Haryono, 2013).
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu kondisi gagalnya ginjal dalam
cairan dan elektrolit karena rusaknya struktur ginjal yang progresif ditandai
dengan penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) dalam darah (Muttaqin
2. Etiologi
CKD bisa terjadi karena berbagai kondisi klinis seperti penyakit komplikasi
yang bisa menyebabkan penurunan fungsi pada ginjal (Muttaqin & Sari
Sedangkan menurut Muttaqqin & Sari (2011) kondisi klinis yang bisa
dkk, 2015).
Dalam Muttaqin dan Sari, 2011 CKD memiliki kaitan dengan penurunan
Glomerular Filtration Rate (GFR), maka perlu diketahui derajat CKD untuk
mengetahui tingkat prognosanya.
Tabel 2.1 Klasifikasi National Kidney Foundation
4. Manifestasi Klinis
Menurut Haryono (2013) & Robinson (2013) CKD memiliki tanda dan
garam dan air dengan baik. Saat terjadi uremia maka akan
bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar
karbohidrat.
fraktur tulang.
glomerulus dan tubulus) ada yang utuh dan yang lainnya rusak. Akibatnya
nefron yang utuh atau sehat mengambil ahli tugas nefron yang rusak.
hipertropi. Semakin banyak nefron yang rusak maka beban kerja pada
nefron yang sehat semakin berat yang pada akhirnya akan mati. Fungsi renal
2009; Mutaqqin & Sari, 2011; Haryono, 2013). Salah satunya yaitu sistem
natrium dan ureum yang seharusnya dikeluarkan bersama urine tetap berada
dalam darah pada akhirnya akan diekskresikan melalui kapiler kulit yang
bisa membuat pigmen kulit juga berubah (Baradero, Dayrit, & siswadi,
2009; Haryono, 2013; Prabowo & Pranata 2014). Karena sisa limbah dari
tubuh yang seharusnya dibuang melalui urine terserap oleh kulit maka dapat
terjadi miopati, kram otot dan kelemahan fisik (Muttaqin & Sari, 2014).
kesulitan dalam beraktivitas hingga tirah baring yang lama hingga bisa
menyebabkan penekanan pada area tulang yang menonjol dan akan terjadi
CKD.
6. Pathway
Respon muskuloskeletal,
ureum pada jaringan otot
Penumpukan toksik uremik di
dalam darah, ketidakseimbangan Sindrom Uremik
cairan dan elektrolit Kelemahan fisik
Hiperpigmentasi pruritus
Keterangan:
1) Volume urine pada orang normal yaitu 500-3000 ml/24 jam atau
urine kurang dari 400 ml/24 jam atau sama sekali tidak ada
(2017)
meningkat dari nilai normal <0.95 mg/dL, ureum lebih dari nilai
mmol/L
1. Struktur Kulit
permukaan tubuh. Di dalam kulit ada ujung saraf peraba yang mempunyai
2. Lapisan Kulit
(Debora, 2017).
kolagen, serat elastin, dan banyak sel darah putih yang akan keluar
2017).
3. Fungsi Kulit
karbondioksida, dan uap air. Namun tidak mudah menyerap pada air,
ujung saraf sensorik. Panas dapat dirasakan oleh lapisan dermis dan
subkutis dan rasa dingin dapat dirasakan oleh lapisan dermis. Jika
memekar, kulit menjadi lebih panas dan panas berlebih tersebut akan
(Pearce, 2012).
6) Fungsi pembentukan pigmen terletak pada lapisn basal dan sel dari
Resiko gangguan integritas kulit adalah suatu keadaan yang terjadi di mana
Ackley dan Ladwig (2011) adalah dimana kulit beresiko untuk mengalami
1. Kulit kering pada penderita CKD terjadi karena penumpukan urea (urea
3. Memar yang disebabkan oleh adanya trauma kecil dan bisa menjadi
menggaruk karena adanya sensasi gatal baik di area yang kecil dan
terbatas atau bisa area yang luas. Pruritus bisa menjadi manifestasi
diabetes melitus, penyakit hati dan gagal ginjal. Efek dari pruritus
b) Xerosis atau biasa disebut juga kulit kering terjadi karena adanya
kondisi ini juga bisa terjadi pada semua umur (LeMone dkk, 2015).
c) Uremic frost atau pembekuan uremia yang terjadi karena adanya
Skor Deskripsi
0 Kulit normal, tidak mengelupas
1 Sedikit mengelupas, kulit tampak kasar, tampak sedikit keputihan
2 Mengelupas, permukaan agak kasar
3 Ditandai dengan adanya sisik dan tampak sedikit celah, kasar, tampak
Retakan
4 Bersisik parah, sangat kasar
(Sumber: Amano dkk, 2017)
hygiene seperti mandi atau seka dengan tidak menggunakan sabun yang
1. Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan CKD meliputi beberapa
hal, yaitu:
a) Biodata
Menurut Prabowo & Pranata (2014) pekerjaan dan pola hidup tidak
b) Keluhan utama
napas berbau urea, adanya perubahan pada kulit. Kondisi ini terjadi
2011).
e) Riwayat Psikososial
Debora, 2017).
3) Pola istirahat dan tidur: Pada klien CKD istirahat dan tidur akan
kram otot dan gelisah dan akan memburuk pada malam hari
(Haryono, 2013).
4) Pola aktivitas: Pada klien CKD akan terjadi kelemahan otot dan
mmHg dengan rata-rata 120/80 mmHg dan pada lansia 100-160/ 60-90
disritmia jantung nadi akan teraba lemah halus. Frekuensi normal pada
karena adanya sepsis atau dehidrasi sehingga terjadi demam. Suhu pada
dewasa normalnya berbeda pada setiap lokasi. Pada aksila 36,4⁰C, rektal
5) Keadaan umum pada klien CKD cenderung lemah dan nampak sakit
Debora, 2017).
meliputi:
1) Kepala
Inspeksi:
Pada klien CKD, rambut tampak tipis dan kering, berubah warna dan
mudah rontok, wajah akan tampak pucat, kulit tampak kering dan
Palpasi:
Inspeksi:
2017).
Palpasi:
Periksa ada tidaknya massa, elastisitas atau nyeri tekan pada tragus,
pada klien CKD kulit akan terasa kasar karena kering (Nursalam &
3) Mata
Inspeksi:
Palpasi:
Bola mata akan teraba kenyal dan melenting, pada sekitar mata akan
Inspreksi:
Palpasi:
Periksa ada massa dan nyeri tekan pada sinus atau tidak, ada
5) Mulut
Inspeksi:
Pada saat bernapas akan tercium bau ammonia karena faktor uremik,
ulserasi pada gusi, bibir tampak kering (Williams & Wilkins, 2011).
6) Leher
Inspeksi:
2017).
Palpasi:
posisi trakea ada pergeseran atau tidak, kulit terasa kasar (Debora,
2017).
7) Dada
a) Paru
Inspeksi:
Pada klien CKD pergerakan dada akan cepat karena pola napas
sputum kental dan banyak apabila ada edema paru batuk akan
Pranata, 2014).
Palpasi:
nyeri dan edema atau tidak, kulit terasa kasar dan permukaan
Perkusi:
2017).
Auskultasi:
Inspeksi:
cm (Debora, 2017).
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
2017).
8) Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
2017).
Perkusi:
(Debora, 2017)
Palpasi:
Inspeksi:
Kuku akan menjadi rapuh dan tipis, kulit menjadi pucat, kering dan
(Nursalam & Batticaca, 2009; Muttaqin & Sari, 2011; Williams &
Palpasi:
CRT > 3 detik, kulit teraba kasar dan tidak rata (Muttaqin & Sari,
2011).
Skor Deskripsi
0 Kulit normal, tidak mengelupas
1 Sedikit mengelupas, kulit tampak kasar, tampak sedikit keputihan
2 Mengelupas, permukaan agak kasar
3 Ditandai dengan adanya sisik dan tampak sedikit celah, kasar, tampak
Retakan
4 Bersisik parah, sangat kasar
(Sumber: Amano dkk, 2017)
Menurut Lai et al (2017) intensitas pruritus dapat diukur dengan
10) Genetalia
Inspeksi:
11) Ekstermitas
Inspeksi:
Pada klien CKD terdapat edema pada kaki karena adanya gravitasi
Palpasi:
Turgor kulit > 3 detik karena edema, kulit teraba kering dan kasar
(Chamberlain’s, 2012)
Skor Deskripsi
0 Kulit normal, tidak mengelupas
1 Sedikit mengelupas, kulit tampak kasar, tampak sedikit keputihan
2 Pengelupasan sedang, permukaan agak kasar
3 Ditandai dengan adanya sisik dan tampak sedikit celah, kasar, tampak
retakan
4 Bersisik parah, sangat kasar
(Sumber: Amano dkk, 2017)
5 kategori, yaitu angka 0 (tidak ada gatal), 1-3 (gatal ringan), 4-6
4. Diagnosa Keperawatan
1) Eksternal
a) Zat kimia
c) Kelembapan
d) Hipertermia
e) Hipotermia
g) Medikasi
h) Lembab
i) Imobilisasi fisik
j) Radiasi
2) Internal
b) Perubahan pigmentasi
c) Perubahan turgor
d) Faktor perkembangan
f) Penurunan imunologis
g) Penurunan sirkulasi
i) Gangguan sensasi
j) Tonjolan tulang
5. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.3 Intervensi keperawatanresiko gangguan integritas kulit pada klien CKD
(Ackley & Ladwig, 2017; Black & Hawks, 2014; Muttaqin & Sari 2014, PPNI, 2018)
6. Implementasi Keperawatan
dalam bentuk intervensi. Pada tahap ini perawat harus memiliki kemampuan
7. Evaluasi Keperawatan
yaitu:
4) Kulit tidak kering dan tidak gatal (Muttaqin & Sari, 2014)
Disusun Oleh :
AZIZAH NURAINI
2030282008
Dosen Pembimbing :
2020
47
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Klien
: Pernikahan : Laki-laki : Meninggal
: Tinggal bersama : Perempuan : Klien
: Keturunan : Pernikahan
: Tinggal bersama
: Keturunan
Riwayat Keluarga klien mengatakan klien Klien mengatakan tidak memiliki
Alergi tidak memiliki alergi makanan alergi pada makanan maupun obat
maupun obat
E. Pemeriksaan fisik
Palpasi: Tidak teraba massa dan Palpasi: Tidak teraba massa dan
nyeri tekan pada sinus, tidak ada nyeri tekan pada sinus, tidak ada
dislokasi tulang hidung, kulit dislokasi tulang hidung, kulit
teraba kasar teraba kasar
b) Jantung b) Jantung
Inspeksi: Tidak tampak Inspeksi: Tidak tampak
pulsasi Ictus Cordis pada pulsasi Ictus Cordis pada
ICS 5 midclavikula sinistra. ICS 5 midclavikula sinistra,
Pergerakan dada klien cepat, pergerakan dada simetris
kulit tampak kering, antara sinistra dan dekstra,
pergerakan dada simetris tidak tampak massa atau
antara kanan dan kiri, tidak lesi, kulit tampak sedikit
tampak massa atau lesi. kekuningan, kulit tampak
kering.
Auskultasi: Auskultasi:
BJ 1: Terdengar tunggal di BJ 1: Terdengar tunggal di
ICS 2 (aorta) dekstra dan ICS 2 (aorta) dekstra dan
ICS 5 (mitrialis) sinistra/ lup ICS 5 (mitrialis) sinistra/ lup
BJ 2: Terdengar tunggal di BJ 2: Terdengar tunggal di
ICS 4 (trikuspidalis) dekstra ICS 4 (trikuspidalis) dekstra
dan 2 (pulmonal) sinistra/ dan 2 (pulmonal) sinistra/
dup dup
BJ 3: Tidak terdengar suara BJ 3: Tidak terdengar suara
jantung tambahan jantung tambahan
Pemeriksaan Inspeksi: Abdomen tampak Inspeksi: Persebaran warna kulit
Abdomen asites, kulit kendur, persebaran tidak merata, kulit tampak
warna kulit merata, kering, tidak kering, tidak tampak massa atau
tampak massa atau lesi lesi, tidak tampak asites
Bawah: Bawah:
Inspeksi: Persebaran warna Inspeksi: Persebaran warna kulit
tidak merata di kedua tidak merata, kulit tampak
ekstermitas, kulit tampak kering kering, sedikit mengelupas pada
pada kedua betis, kulit tampak area kaki kanan bagian bawah
mengkilap, tidak tampak massa, luar, tampak bekas luka bakar
tidak tampak lesi tampak terkena air panas pada kaki
hiperpigmnetasi pada kedua kanan sejak 1 tahun yang lalu,
kaki, kaki tampak odem, kedua tampak hiperpigmentasi, tidak
kaki tampak simetris kiri dan tampak massa dan lesi, tidak
kanan, tidak tampak deformitas tampak deformitas, kedua kaki
tampak simetris, tidak tampak
odem
F. Pemeriksaan Penunjang
No Pemeriksaan Hasil
1 Thorax Kedua sinus/ Diaphragma kiri sukar dinilai---
tertutup COR
COR membesar ke kiri
Arcus aorta dan Pulmonal segment normal
Tidak tampak infiltrat proses
Corakan Bronchovascular normal
2 USG Hepar:
Abdomen Ukuran normal. Sudut tajam. Permukaan rata.
Intensitas echo parenchym homogeny rata.
Sistem portal dan bilier tak melebar. Nodule (-).
Kiste kecil di lobus kiri
Gallblader:
Tak melebar. Dinding tak menebal. Batu (-)
Pancreas dan lien tak tampak kelainan
Ren dex/ sin:
Ukuran mengecil. Echo cortex meningkat.
Pelviocaliceal tak melebar. Batu/ kiste (-)
V. Urinaria:
Normal
Tampak echo cairan bebas di cavum pleura
kanan kiri dan cavum abdomen
Kesimpulan:
Khronik parenchymathous renal disease bilateral
Pleural effuse bilateral
Ascites
Pemeriksaan Hasil
Thorax Kedua sinus/ Diaphragma Normal
Bentuk dan besar COR membesar ke kiri
Tidak tampak infiltrat proses
Corakan Bronchovascular paru normal
Hitung Jeis
Neutrofil H 83.7 % 50-70
Limfosit L 9.9 % 20-40
Monosit 3.4 % 2-8
Eosinofil 2.3 % 1-3
Basofil 0.7 % 0-1
Jumlah Neutrofil 5.8 10^3/µL 1.5-7.0
Jumlah Limfosit L 0.7 10^3/µL 1.0-3.7
Jumlah Monosit 0.24 10^3/µL 0.16-1.00
Jumlah Eosinofil 0.2 10^3/µL 0-0.8
Jumlah Basofil 0.1 10^3/µ 0-0.2
G. Terapi
Tabel Terapi
Klien 1
Nama obat dan Dosis Rute Pemberian Fungsi
Natrium Bikarbonat 3 x PO Untuk menetralisir asam darah, urine yang
1 tab terlalu asam, dan asam lambung
Allopurinol 1 x 300 mg PO Membantu mengobati hiperurisemia atau
meningkatnya kadar asam urat dalam darah
dan batu ginjal yang baru terjadi
Captopril 2 x 25 mg PO Untuk mengobati tekanan darah tinggi dan
gagal jantung dengan merelaksasikan
pembuluh darah
Amlodipin 1 x 10 mg PO Mengatasi hipertensi dan angina pectoris
Ns 10 tetes/ menit IV Cairan ini untuk mengganti elektrolit dan
cairan yang sudah hilang, mengganti cairan
saat diare, menjaga cairan ekstra seluler dan
elektrolit serta membuat peningkatan pada
metabolit nitrogen berupa ureum dan
kreatinin pada penyakit ginjal
Lasix 3 x 20 mg IV Obat ini digunakan untuk membuang cairan
atau garam berlebih di dalam tubuh melalui
urine dan meredakan pembenngkakan yang
disebabkan oleh gagal jantung, penyakit
hati, penyakit ginjal atau kondisi terkait.
Klien 2
Ns 10 tetes/ menit IV Cairan ini untuk mengganti elektrolit dan
cairan yang sudah hilang, mengganti cairan
saat diare, menjaga cairan ekstra seluler dan
elektrolit serta membuat peningkatan pada
metabolit nitrogen berupa ureum dan
kreatinin pada penyakit ginjal
Furosemide 3 x 2 amp IV Obat ini digunakan untuk membuang cairan
atau garam berlebih di dalam tubuh melalui
urine dan meredakan pembenngkakan yang
disebabkan oleh gagal jantung, penyakit
hati, penyakit ginjal atau kondisi terkait.
Ondansentron 3 x 4 mg IV Obat yang digunakan untuk mencegah serta
mengobati mual dan muntah
Ranitidin 3 x 50 mg IV Obat untuk mencegah dan mengatasi mual
muntah
Valsartan 1 x 160 mg PO Obat untuk mengatasi hipertensi dan gagal
jantung serta untuk melindungi jantung
pasien yang baru mengalami serangan
jantung
H. Analisa Data
Klien 2
Ds: CKD Resiko gangguan
Klien mengatakan masuk rumah gangguan
sakit pada tanggal 4 Maret 2019 integritas kulit
pada jam 07.30 WIB Kondisi yang menyebabkan
Klien mengatakan menderita terjadinya penurunan
sakit ginjal sejak bulan Januari fungsi nefron
2019 dan belum pernah
melakukan cuci darah
Klien mengatakan semenjak Mekanisme kompensasi dan
sakit ginjal kulit menjadi kering adaptasi dari nefron
Klien mengatakan kulit menjadi menyebabkan kematian
kekuningan dan warna kulit nefron meningkat
tidak seperti kulit normal atau
pucat
Klien mengatakan semenjak Destruksi struktur ginjal
sakit ginjal kulitnya pernah secara progresif
menjadi kasar dan sedikit
bersisik terutama bagian tangan
dan kaki lalu diberikan lotion GFR menurun menyebabkan
Keluarga klien mengatakan kegagalan dalam
pada tanggal 2 Maret kaki mempertahankan
sebelah kanan klien sempat metabolisme dan
bengkak keseimbangan cairan dan
Keluarga klien mengatakan saat elektrolit
di rumah menggunakan mandi
2x dengan sabun antibakteri
yang mengandung gliserin dan Penumpukan toksik uremik
alkohol di dalam darah,
Klien mengatakan kulit tidak ketidakseimbangan cairan
gatal dan elektrolit
Klien mengatakan tidak tahu
penyebab munculnya masalah
pada kulit Sindrom uremik
J. Intervensi
Klien 2
Tujuan jangka 1. Kembalinya 1. Observasi kondisi kulit 1. Menentukan apakah
panjang: integritas minimal sehari sekali klien mengalami
Klien permukaan kulit untuk perubahan pada kehilangan sensai atau
terhindar dari 2. Klien akan warna dan tekstur, rasa sakit. Pemeriksaan
gangguan menjaga kondisi kulit atau luka secara sistematis bisa
integritas kulit integritas kulit mengenali masalah
setelah dengan yang akan datang sejak
diberikan memperlihatkan Awal
asuhan cara perawatan 2. Observasi terhadap 2. Perubahan mungkin
keperawatan 3 kulit kekeringan kulit, disebabkan oleh
x 24 jam 3. Menunjukkan pruritus, ekskoriasi, penurunan aktivitas
pemahaman dan infeksi kelenjar keringat atau
Tujuan jangka tentang faktor pengumpulan kalsium
pendek: resiko gangguan dan fosfat pada lapisan
Klien integritas kulit kutaneus
menunjukkan 4. Kulit tidak kering 3. Observasi perawatan 3. Disesuaikan dengan
permukaan dan gatal kulit klien, catat jenis kondisi dan kebutuhan
integritas kulit 5. Hiperpigmentasi sabun dan bahan kulit klien
yang optimal berkurang pembersih lain yang
setelah digunakan,
dilakukan temperature air dan
tindakan frekuensi
keperawatan 1 membersihkan kulit
x 24 jam 4. Anjurkan mandi dan 4. Mandi 2 kali sehari
tidak menggunakan untuk menjaga kulit
sabun yang tetap bersih dan jangan
mengandung deterjen gunakan sabun yang
mengandung deterjen
5. Lakukan penilaian 5. Untuk mengetahui
skor pada kulit kering tingkat kekeringan dan
dan pruritus klien gatal pada kulit klien
secara keseluruhan
6. Berikan KIE tentang 6. Mengetahui penyebab
penyebab munculnya munculnya masalah
masalah kulit kulit
7. Pakai emolien, lotion 7. Emolien mengurangi
atau pelembab penguapan dan menjga
(minyak mineral, kelembapan kulit
minyak bayi, lanolin)
8. Hindarkan bahan 8. Meminimalisir kulit
pembersih yang keras, kering dan iritasi
air panas, gesekan kuat
dan ekstrim atau sering
membersihkan
9. Gunakan pakaian 9. Meminimalkan iritasi
katun yang longgar, dan gatal
tipis dan dingin
10. Menjaga linen tetap 10. Meminimalisir
bersih, kering dan gesekan antara kulit
bebas dari kerutan kering dan odem
dengan sprei
11. Catat intake-output 11. Untuk menjaga
dan hitung balans keseimbangan cairan
cairan 24 jam
K. Implementasi
Diagnosa Implementasi
Keperawaan
Resiko gangguan 1) Mengobservasi kondisi kulit
integritas kulit klien yang mengalami
berhubungan dengan perubahan warna kulit seperti
akumulasi ureum pucat karena anemia,
dalam kulit hiperpigmentasi atau kuning
karena uremia, tekstur, kulit
kering, area yang mengalami
edema dan kondisi kulit bila
terjadi pruritus disertai
eksoriasi
2) Melakukan penilaian skor
pada kulit kering dan pruritus
pada klien untuk mengetahui
perubahan pada kulit kering
dan apabila klien mengalami
pruritus
3) Mengobservasi perawatan
kulit klien, dengan
menanyakan jenis sabun dan
bahan pembersih lain yang
digunakan, temperatur air
mandi dan frekuensi
membersihkan kulit
4) Menganjurkan untuk mandi 2
kali sehari dan mengganti
sabun yang tidak
mengandung alkohol,
67
mengandung parfum dan
bersifat basa seperti sabun
antibakteri serta menggosok
tubuh secara berlebihan saat
mandi hingga benar-benar
merasa daki hilang
5) Memberikan baby oil pada
kulit klien dan menjaga kulit
klien tetap bersih
6) Menjaga linen tetap bersih,
kering dan bebas dari kerutan
dengan mengganti dan
merapikan setiap hari
7) Memberikan KIE tentang
penyebab munculnya
masalah kulit dan
penatalaksanannya
8) Membantu klien mobilisasi
dengan merubah posisi klien
menjadi miring untuk
mengurangi tekanan kulit
pada tulang yang menonjol
9) Mengobservasi kondisi kulit
klien dengan memberikan
bantalan dengan
menggunakan handscoen
yang diisi dengan air pada
tulang yang menonjol karena
klien mengalami kesulitan
dalam mobilisasi agar tidak
terjadi luka tekan
10) Menganjurkan kepada
keluarga untuk menggunakan
kasur khusus seperti kasur
68
angina atau air untuk
menjaga tekanan pada kulit
rata. Untuk alternative
menggunakan handscoen
yang diisi air dan dijadikan
bantalan untuk bagian kulit
dengan tulang yang menonjol
11) Berkolaborasi memberikan
injeksi diuretik lasix
12) Melakukan balans cairan
Diagnosa Implementasi
Keperawaan
Resiko gangguan 1) Mengobservasi kondisi kulit
integritas kulit klien yang mengalami
berhubungan dengan perubahan pada warna kulit
akumulasi ureum seperti pucat karena anemia,
dalam kulit hiperpigmentasi atau kuning
karena anemia, tekstur, kulit
kering dan kondisi kulit bila
terjadi pruritus disertai
eksoriasi
2) Mengobservasi perawatan
kulit klien, dengan
menanyakan jenis sabun dan
bahan pembersih lain yang
digunakan, temperatur air dan
frekuensi membersihkan kulit
3) Menganjurkan untuk mandi 2
kali sehari dan mengganti
69
sabun yang tidak
mengandung alkohol,
mengandung parfum dan
bersifat basa seperti sabun
antibakteri yang bisa
membuat kulit bertambah
kering
4) Memberikan KIE tentang
penyebab munculnya masalah
kulit dan penatalaksanaan
5) Memberikan baby oil pada
kulit klien dan menjaga kulit
klien tetap bersih dan lembab
6) Melakukan balans cairan
L. Evaluasi
Diagnosa
Evaluasi
Keperawatan
Resiko S:
gangguan Klien mengatakan kulit klien
integritas kulit masih kering dan kehitaman
berhubungan Klien mengatakan bengkak
dengan pada tubuh
akumulasi Klien mengatakan kulit masih
ureum dalam tampak mengkilap
kulit Klien mengatakan kulit tidak
gatal
Klien mengatakan tidak ada
luka
70
Klien mengatakan masih
kesulitan dalam mobilisasi dan
sepanjang hari hanya berbaring
di atas tempat tidur
Klien mengatakan belum paham
penyebab masalah kulit
O:
Kulit tampak hiperpigmentasi di
area wajah, tangan dan kaki
Kulit klien tampak mengkilap
pada lengan bawah dan kaki
Kulit klien tampak masih kering
betis, tangan di daerah dekat
siku dan wajah
Persebaran warna kulit tidak
merata
Kulit tampak keputihan dan
sedikit mengelupas di area
dekat siku tangan kanan
Kulit teraba kasar
Kulit tampak masih odem dan
kembali dalam 6 detik
Pitting edema 2 mm (derajat 1)
Tidak tampak luka tekan pada
bagian kulit dengan tulang yang
menonjol dan tubuh bagian
belakang
Klien tampak masih kesulitan
dalam mobilisasi
Skor kulit kering 1 dan pruritus
71
0
Balans cairan +106
Diagnosa
Evaluasi
Keperawatan
Resiko S:
gangguan Klien mengatakan kulit kering
integritas kulit dan kehitaman
berhubungan Klien mengatakan kulit tidak
dengan gatal
akumulasi Kulit tampak sedikit
ureum dalam kekuningan
kulit
Klien mengatakan sudah
mengetahui penyebab masalah
pada kulit
O:
Kulit klien hiperpigmentasi dan
tampak kering di area kaki dan
tangan
kulit tampak keputihan dan
sedikit mengelupas di area
dekat siku tangan kanan dan
72
kaki kanan bagian bawah luar
Kulit klien sedikit kekuningan
dari dada sampai wajah
Skor kulit kering klien 1 dan
skor pruritus 0
Persebaran warna kulit tidak
merata
Ali, dkk. 2017.Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan
Comorbid Faktor Diabetes Melitus dan Hipertensi di Ruangan Hemodialisa
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi
– e-Jurnal Keperawatan Vol. 5 No. 2
Amano dkk, 2017.Dry Skin Condition are Related to the Recovery Rate of Skin
Temperature After Cold Stress Rather Than to Blood flow.International
Journal of Dermatology. Japan: Tokyo 131-8501
Astuti & Husna.2017. Skala Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Banda
Aceh: Universitas Syiah Kuala Vol. 2 No.4
Baradero, Mary dkk. 2008. Klien Gangguan Ginjal: Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC
Debora, Oda. 2017. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik Ed.2. Jakarta:
Salemba Medika
Eka dkk. 2015. Perbandingan Efektifitas Krim Urea 10% dan Krim Niasinamid
4% pada Xerosis Usia Lanjut. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 2, No.
1, Januari 2015: 135-141
Fadhila dkk, 2018.Hubungan Antara Tekanan Darah dan Fungsi Ginjal pada
Preeklamsi di RSUP DR. M. Djamil. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7 (1)
84
85
Halim & Yogyartono. 2012. Pruritus Uremic Pada Penyakit Gagal Ginjal
Kronik. Majalah Kedokteran FK UKI 2012 Vol. XXVIII No. 2
Kandacong, Ayumi. 2017. Jumlah Trombosit Pre dan Post Hemodialisa (HD)
pada Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik (PGK) di Rumah Sakit Perguruan
Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Hasanuddin.Makassar: Universitas
Hasanuddin
Lai et al. 2017.Transformation of 5-D Itch Scale and Numerical Rating Scale in
Chronic Hemodialysis Patients.E-journal. DOI 10.1186/s12882-017-0475-z
diakses pada tanggal 22 Februari 2019
LeMone, Priscilla dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 5 Vol 2.
Jakarta: EGC
Rekam Medis Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang tahun 2018
Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan: Teori &
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu