Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.

1 Maret 2017

HUBUNGAN KARAKTERISTIK REMAJA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA


SISWA SMP DI KOTA PADANG

Hermalinda1, Deswita1 & Elvi Oktarina1

1) Fakultas Keperawatan Univeritas Andalas, Kampus Unand Limau Manis, Padang,


Sumatera Barat, Indonesia, 25163
Email: hermalinda.herman.ns@gmail.com

ABSTRACT
Bullying is a phenomenon that is common and universal problems in school-age children.
Bullying can cause serious/ negative effects concerning the mental health and child
welfare. This study aimed to identify the prevalence of bullying in junior high school
students in the city of Padang. The study design was descriptive analytic with cross
sectional study. Samples are the students of SMP Negeri 31 Padang, SMPN 28 Padang,
SMP Muhammadiyah 7 Padang, and SMP Kartika 1-7 Padang with 340 samples. These
samples were taken by simple random sampling technique. Data collection tool is
questionnaire which consisting of questions on the general data and child bullying behavior
questionnaires. Data were analyzed by using Mann Whitney test and Kruskal Wallis.
Research shows that almost half of the students’ bullying behavior was verbal bullying,
followed by physical bullying and the last was social bullying. There are differentiations
regarding bullying behavior by gender and socio-economic. It is expected to develop a
research that aimed at the prevention of bullying behavior early on and special
interventions which focused on children with low socioeconomic status.

Kata kunci: Pre-Menstrual Syndrom, Relaksasi, Guided Imagery

ABSTRAK
Bullying merupakan fenomena yang umum dan masalah yang universal pada anak usia
sekolah. Bullying dapat menimbulkan efek yang serius/ negatif terhadap kesehatan mental
dan kesejahteraan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi perilaku
bullying pada siswa SMP di Kota Padang. Desain penelitian adalah deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional study. Sampel adalah siswa SMP Negeri 31 Padang,
SMP 28 Padang, SMP Muhammadiyah 7 Padang dan SMP Kartika 1-7 Padang dengan
jumlah sampel 340 orang, sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Alat
pengumpulan data adalah kuesioner yang terdiri atas pertanyaan tentang data umum anak
dan kuesioner perilaku bullying. Data dianalisis dengan menggunakan uji Mann Whitney
dan Kruskall Wallis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perilaku bullying yang dilakukan
siswa hampir sebagian adalah bullying verbal, diikuti dengan bullying fisik dan terakhir
bullying sosial. Terdapat perbedaan antara perilaku bullying dengan jenis kelamin dan
sosial ekonomi. Diharapkan dikembangkan suatu penelitian yang bertujuan untuk
melakukan pencegahan terhadap perilaku bullying dengan segera dan intervensi khusus di
fokuskan pada anak dengan status sosial ekonomi rendah.

Kata kunci: Pre-Menstrual Syndrom, Relaksasi, Guided Imagery

1
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

PENDAHULUAN Bullying dapat menimbulkan


Bullying adalah perilaku yang efek yang serius/ negatif terhadap
tidak diinginkan/ perilaku agresif pada kesehatan mental dan kesejahteraan
anak usia sekolah yang terjadi karena anak (CDC, 2014; Tsitsika et al, 2014).
ketidakseimbangan kekuatan. Perilaku Dampak negatif dari bullying pada anak
dilakukan berulang atau berpotensi yang menjadi pelaku atau korban terdiri
dilakukan berulang kali, dan setiap atas depresi, kecemasan,
waktu. Bullying terdiri atas tindakan penyalahgunaan zat, fungsi sosial
seperti membuat ancaman, rendah, rendahnya prestasi akademik
menyebarkan rumor, menyerang secara dan kurang perhatian. Orang yang sering
fisik/verbal, dan mengasingkan melakukan bullying dan menjadi korban
seseorang dari kelompok. Bullying dapat mempunyai risiko untuk bunuh diri (CDC,
terjadi melalui orang atau melalui 2014).
teknologi (CDC, 2014). Remaja yang menjadi korban
Bullying merupakan fenomena bullying melaporkan masalah fisik dan
yang umum dan masalah yang universal mental dibandingkan dengan anak yang
pada anak usia sekolah (Tsitka et al, bukan korban. Anak perempuan yang
2014). Prevalensi perilaku bullying pada menjadi korban menunjukkan masalah
anak di Kanada adalah sekitar 9% - spesifik seperti sakit kepala dan
21%. Suatu penelitian yang meneliti gangguan tidur (Biebl et al, 2011).
tentang perilaku anak perempuan dan Depresi merupakan efek bullying jangka
laki-laki usia 12-17 tahun pada 5 negara: panjang, hal ini dapat dilihat pada
Cambodia, Indonesia, Nepal, Pakistan penelitian yang dilakukan oleh Due et al
dan Vietnam, didapatkan hasil bahwa (2009), dimana terpapar dengan bullying
71% anak, baik laki-laki/perempuan meningkatkan risiko depresi pada usia
mempunyai pengalaman kekerasan dewasa muda.
dalam 6 bulan terakhir di sekolah Faktor risiko bullying terdiri atas
((ICRW, 2014). variabel psikologis, emosional, biologis
Hasil penelitian menunjukkan dan faktor lingkungan. Bullying
bahwa 29,8% anak usia 7-12 tahun merupakan kontruksi komplek yang
dibully sejak pertama masuk sekolah. terlihat dan dapat mempengaruhi jumlah
Bentuk tindakan yang sering dirasakan serta tergantung pada faktor anak seperti
adalah verbal 23,6%, fisik 29%, dan faktor psikologis, kognitif, emosi dan
kehilangan. Sebanyak 8,1% anak, dibully lingkungan sekitar yang spesifik seperti
setiap hari atau setiap minggu (OKN, harapan orang tua dan status sosial
2012). Dari 1075 anak usia sekolah di ekonomi (Liu & Graves, 2011). Jumlah
Kota Pelotas, RS Brazil, terdapat 17,6% sibling dan kurangnya keterlibatan
anak dengan perilaku bullying. Tipe yang orangtua merupakan faktor keluarga
paling banyak adalah verbal, diikuti fisik, yang berisiko meningkatkan perilaku
emosional dan seksual (de Moura, Cruz, bullying (Wolke & Skew, 2012).
& de Avila Quevedo, 2011). Di Efek bullying memberikan efek
Indonesia, bentuk kekerasan yang terjadi yang jangka panjang pada kesehatan
adalah fisik (memukul, menampar, anak. Diharapkan adanya upaya yang
menendang), emosional, dikunci di toilet berfokus tidak hanya dalam mengurangi
dan jenis kekerasan lainnya (ICWR, prevalensinya tetapi juga melakukan
2014). pendidikan tentang bullying serta

2
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

mengembangkan riset yang bertujuan independen adah jenis kelamin dan


untuk mengidentifikasi prediktor dari sosial ekonomi.
bullying (Tsitsika et al, 2014; Liu & Penelitian ini telah mendapatkan
Graves, 2011). pertimbangan etik dari komite etik
Survey pendahuluan yang Fakultas Kedokteran Universitas
dilakukan diapatkan data kasus bullying Andalas. Sebelum pengumpulan data
di kota Padang. Data dari Polresta Kota dilakukan, responden diberikan
Padang sepanjang tahun 2014 sampai penjelasan tentang penelitian (informed
2015 angka laporan kasus bullying concent) dan meminta kesediaan
cukup tinggi di sekolah baik di tingkat responden untuk berpartisipasi dalam
SD, SMP, SMA yaitu sebanyak 72 kasus penelitian. peneliti menjamin
bullying yang dilaporkan berupa tindakan kerahasiaan identitas responden.
penganiayaan, pemalakan dan
pelecehan, dan perbuatan tidak Alat Pengumpulan data:
menyenangkan. Berdasarkan hal diatas, Data dikumpulkan dengan
dirasakan perlu adanya suatu penelitian menggunakan kuesioner. Kuesioner
yang bertujuan untuk mengindentifikasi terdiri atas beberapa komponen,
faktor-faktor yang berhubungan dengan diantaranya adalah:
perilaku bullying pada remaja/ siswa a. Data demografi yang mencakup
SMP di Kota Padang. nama, usia, jenis kelamin, status
ekonomi, dan kelas.
METODE b. Untuk bullying (pelaku)
Desain penelitian: menggunakan kuesioner Adolescent
Penelitian ini mengggunakan Peer Relations Instrument
desain descriptive analytic dengan (Hamburger, Basile & Vivolo, 2011).
menggunakan pendekatan cross Kuesioner yang digunakan adalah
sectional study. Populasi penelitian ini kuesioner sesi A tentang perilaku
adalah seluruh siswa menengah tingkat bullying. Kuesioner ini terdiri atas 18
pertama (SMP) di Kota Padang. Pada pernyataan dengan alternatif
penelitian ini, dipilih empat SMP yang jawaban: tidak pernah terjadi (1),
ada di Kota Padang, dengan jumlah kadang-kadang (2), 1 atau 2 kali
populasi adalah 2257. Pengambilan dalam 1 bulan (3), 1 kali seminggu
sampel dalam penelitian ini (4), lebih dari 1 kali seminggu (5)
menggunakan teknik probability dan setiap hari (6).
sampling dengan pendekatan
proportional random sampling. Analisa data yang dilakukan
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut adalah analisis univariat dan bivariat.
maka besar sampel yang diambil adalah Analisa univariat dimaksudkan untuk
340 orang. Penelitian dilaksanakan di mendeskripsikan hasil penelitian
empat sekolah tingkat menengah berdasarkan karakteritik responden.
pertama (SMP) baik negri ataupun Analisa bivariat dalam penelitian ini
swasta yang ada di kota Padang, yang ditujukan untuk mengetahui hubungan
dilaksanakan mulai dari bulan Juni s/d karakteristik remaja dengan perilaku
Desember 2016. Variabel dependen bullying pada remaja. Analisis data
adalah perilaku bullying dan variabel menggunakan program SPPS. Hasil
analisis normalitas data didapatkan data

3
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

tidak berdistribusi normal sehingga uji a. Prevalensi Perilaku Bullying pada


statistik yang digunakan adalah uji non Remaja
parametrik yaitu Mann Whitney dan

Tabel 1. Prevalensi perilaku bullying pada remaja (remaja sebagai pelaku)

Bullying Persentase (%)


1 2 3 4 5 6
Bullying verbal
Mengganggu siswa lain dengan mengatakan 36.2 50.0 5.0 1.8 3.5 3.5
sesuatu yang buruk
Memberikan julukan yang tidak baik terhadap 42.1 42.6 6.5 1.5 3.2 4.1
seorang siswa
Membuat olokan tentang seorang siswa 52.9 40.3 2.9 0.6 1.8 1.5
Memaki/mengumpat seorang siswa 67.1 28.2 2.4 9 1.2 0.3
Mengejek penampilan seorang siswa 58.8 35.0 2.6 1.2 1.5 0.9
Mengolok seorang siswa dengan sebutan- 49.1 42.4 2.6 1.8 1.8 2.4
sebutan
Bullying Sosial
Meminta teman untuk melawan siswa lain 77.6 19.1 1.5 0.6 0.6 0.6
Menyebarkan gosip tentang seorang siswa 75.3 19.4 3.2 0.6 0.6 0.9
kepada teman-teman di sekolah agar dia
mendapat masalah
Mengajak siswa lain untuk membuat gosip 81.5 16.2 0.6 0.9 0.3 0.6
tentang seorang siswa
Mengajak siswa lain menjauhi seorang siswa 84.1 14.4 0.3 0.9 0 0.3
Meninggalkan suatu aktifitas atau permainan 58.2 36.5 2.9 0.9 0.9 0.6
dengan sengaja
Melototi siswa lain agar mereka tidak mau 80.6 16.5 1.5 0.9 0.3 0.3
mendekati saya
Bullying fisik
Mendorong siswa lain 42.6 48.8 2.9 1.8 1.5 2.4
Sengaja menabrak siswa lain ketika mereka 60.6 32.9 3.5 0.9 0.9 1.2
berjalan
Berkelahi secara fisik dengan siswa lain 75.9 20.0 2.4 1.2 0.3 0.3
karena saya tidak menyukainya
Saya menampar atau memukul siswa lain 76.8 20.6 0.6 0.6 0.6 0.9
Melemparkan sesuatu kepada siswa lain 53.2 39.4 2.4 2.1 1.5 1.5
Mengancam, menggertak dan menyakiti 80.6 16.5 1.5 0.9 0.3 0.3
siswa lain secara fisik
Keterangan:
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. 1 atau 2 kali dalam 1 bulan
4. 1 kali se-minggu
5. 1 kali se-minggu
6. Setiap hari

Kruskall Wallis. Pada tabel diatas dapat dijelaskan


HASIL bahwa persentase perilaku bullying yang
1. Hasil Penelitian dilakukan siswa hampir sebagian adalah
bullying verbal, diikuti dengan bullying

4
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

fisik dan terakhir bullying sosial.


Sebagian atau sebesar 50% siswa Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
menyatakan bahwa kadang-kadang perilaku bullying baik lebih tinggi pada
mengganggu siswa lain dengan laki-laki dibandingkan dengan
mengatakan sesuatu yang buruk, 42,6 % perempuan. Bullying juga lebih tinggi
kadang-kadang siswa memberikan pada siswa dengan status sosial
julukan yang tidak baik terhadap seorang ekonomi menengah dibanding dengan
siswa, dan 42,4% kadang-kadang siswa status sosial ekonomi rendah dan tinggi.
mengolok seorang siswa dengan Hasil uji statistik didapatkan bahwa
sebutan-sebutan. Ada sebagian kecil terdapat perbedaan yang bermakna
atau 4,1 % siswa yang setiap hari antara jenis kelamin dan status sosial
memberikan julukan yang tidak baik ekonomi dengan perilaku bullying
terhadap seorang siswa. Untuk bullying dengan p value masing-masing adalah
sosial yang paling banyak dilakukan oleh 0.000 dan 0.016.
siswa adalah meninggalkan suatu
aktifitas atau permainan dengan sengaja PEMBAHASAN
(36,5%). b. Prevalensi perilaku bullying
Bullying fisik yang banyak dilakukan Hasil penelitian menunjukkan
oleh siswa adalah mendorong siswa lain bahwa sebagian besar atau sebesar
(48,8%), melemparkan sesuatu kepada 89,4% siswa sebagai pelaku bullying dan
siswa lain (39,4%) dan sebesar 32,9% 94,1% sebagai korban. Hal ini
sengaja menabrak siswa lain ketika menunjukkan prevalensi perilaku bullying
mereka berjalan. Hanya sebagian kecil yang tinggi pada remaja, walaupun skor
(0.9%) siswa yang setiap hari menampar perilaku bullying yang dianalisis rendah.
atau memukul siswa lain. Hasil analisis didapatkan bahwa
frekuensi perilaku bullying yang
b. Analisis Hubungan Faktor Jenis dilakukan siswa adalah kadang-kadang
Kelamin dan Sosial Ekonomi dengan hanya sebagian kecil siswa yang
Perilaku Bullying melakukan bullying dengan
Tabel dibawah ini menjelaskan tentang intensitas/frekuensi setiap hari.
analisis faktor-faktor yang berhubungan Hasil penelitia yang sama
dengan perilaku bullying. menunjukkan prevalensi perilaku bullying

Tabel 2 Analisis hubungan faktor karakteristik remaja, status sosial ekonomi dan faktor
keluarga dengan perilaku bullying (pelaku dan korban)

Variabel Pelaku Bullying


n Median p value
Min-max
Jenis kelamin
Perempuan 191 23.00 0.000
(18-51)
Laki-laki 149 26.00
(18-108)
Status sosial
ekonomi
Tinggi 34 22.00 0.016
(18-43)
Sedang 71 26.00
(18-66) 5
Rendah 235 25.00
(18-108)
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

yang tinggi di kalangan remaja Brasil fisik dan terakhir bullying sosial. Hal ini
(Pigozi & Machado, 2015). Sementara menunjukkan bahwa remaja lebih
sekitar 60% murid di Mesir dan satu per cenderung untuk melakukan kekerasan
tiga murid di Libya, Maroko dan Tunisia secara verbal terhadap teman sebaya.
melaporkan perilaku bullying dalam 1 Hal yang sama ditunjukkan pada
bulan terakhir (Abdirahman, Fleming & penelitian di Kota Pelotas, RS Brazil,
Jacobsen, 2013). Hasil yang cukup dimana Dari 1075 anak usia sekolah,
berbeda dilaporkan di Nigeria dimana terdapat 17,6% anak dengan perilaku
hasil analisis data menunjukkan bahwa bullying. Tipe yang paling banyak adalah
bullying terjadi kurang dari setengah verbal, diikuti fisik, emosional dan
sampel (28%) sementara 42% murid seksual (de Moura, Cruz, & de Avila
melakukan bullying terhadap anak lain Quevedo, 2011). Sementara, studi yang
(Owuamanam & Makinwa, 2015). dilakukan oleh Owuamanam dan
Bullying adalah penyalahgunaan Makinwa tahun 2015 menunjukkan
kekuasaan dari seseorang terhadap bahwa kejadian yang paling banyak
orang lain melalui perilaku agresif yang adalah bentuk emosional bullying.
berulang. Bagi pelaku bullying, Hasil penelitian ini berbeda
kekuasaan dapat timbul dari kekuatan dengan penelitian sebelumnya bahwa
fisik, dan kematangan, status tertinggi 29,8% anak usia 7-12 tahun dibully sejak
dalam kelompok, mengetahui kelemahan pertama masuk sekolah. Bentuk
anak lain, atau mengerahkan dukungan tindakan yang sering dirasakan adalah
dari anak lain (Fortinash & Worret, verbal 23,6%, fisik 29%, dan kehilangan.
2012). Sebanyak 8,1% anak, dibully setiap hari
Menurut teori perkembangan atau setiap minggu (OKN, 2012). Sama
psikososial oleh Erikson, remaja berada halnya dengan penelitian yang dilakukan
pada masa pengembangan identitas diri. di lima negara Asia salah satunya
Pada masa remaja, anak mulai menilai Indonesia dimana bentuk kekerasan
diri mereka sebagai individu yang yang terjadi adalah fisik (memukul,
berbeda, unik dan terpisah dari setiap menampar, menendang), emosional,
individu yang lain. Periode remaja awal dikunci di toilet dan jenis kekerasan
dimulai dengan awitan pubertas dan lainnya (ICWR, 2014).
berkembangnya stabilitas emosional dan
fisik yang relatif pada saat remaja hampir c. Hubungan Faktor Jenis Kelamin
lulus SMU (Hockenbbery & Wilson, dengan Perilaku Bullying.
2009). Hasil penelitian menunjukkan
Salah satu tugas perkembangan bahwa perilaku bullying lebih tinggi pada
remaja adalah menerima keadaa fisik laki-laki dibandingkan dengan
dan menggunakan tubuhnya secara perempuan. Persentase perilaku bullying
lebih efektif. Adanya perubahan pada lebih besar pada laki-laki (9,9% untuk
bentuk dan fungsi tubuh dapat SMP dan 12,1% untuk SMA)
mengakibatkan masalah pada konsep dibandingkan perempuan (5,0% untuk
diri remaja (Muhith, 2015). SMP dan 4,8% untuk SMA) (MMWR,
Pada tabel 1 dapat dijelaskan 2011). Beberapa studi sebelumnya juga
bahwa persentase perilaku bullying yang menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih
dilakukan siswa hampir sebagian adalah banyak menjadi pelaku atau korban
bullying verbal, diikuti dengan bullying bullying seperti bullying fisik, verbal dan

6
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

bentuk bullying lainnya (Jansen et al, mempunyai kecendrungan yang berbeda


2011; Tsitsika et al, 2015). dalam bantuk perilaku bullying. Anak
Anak perempuan pada penelitian perempuan cenderung menggertak
ini lebih sedikit menjadi pelaku atau secara fisik dan lebih sering terlibat
korban bullying. Anak perempuan lebih dalam agresi relasional. Bentuk bullying
sering tidak terlibat langsung terhadap diantaranya dengan sengaja menjauhi
perilaku bullying (Wolke & Skew, 2012; dan mengeluarkan korban dari
Tsitsika et al, 2014). Menurut survey pertemanan. Fitnah, menyebarkan rumir
kesehatan dunia didapatkan bahwa dan berbbuat curang merupakan bentuk
perempuan mempunyai kecendrungan bullying relasional (Fortinash & Worret,
lebih besar sebagai korban (29,8% untuk 2012).
SMP dan 17,8% untuk SMA)
dibandingkan laki-laki (24,1% untuk c. Hubungan Faktor Status Ekonomi
sekolah menengah dan 13,3% untuk dengan Perilaku Bullying
SMA) (MMWR, 2011). Namun, hal yang Pada hasil penelitian ini perilaku
berbeda ditemukan di Cluj-Napoca, bullying lebih tinggi pada siswa dengan
dimana anak perempuan lebih banyak status ekonomi menengah dan rendah
menunjukkan perilaku bullying dan skor perilaku bullying lebih rendah
dibandingkan laki-laki (Beldean-Galea, pada anak dari sosial ekonomi tinggi.
Jurcau, &Tigan, 2010). Hasil uji statistik terdapat perbedaan
Hasil penelitian ini berbeda yang signifikan perilaku bullying pada
dengan temuan yang dilakukan di empat anak dari status sosial ekonomi rendah
negara yaitu di Mesir, Lybia, Tunisia, dan dan menengah dengan anak dari status
Maroko. Hasil studi menunjukkan bahwa sosial ekonomi tinggi.
anak laki-laki lebih banyak menjadi Suatu studi berupa sistematik
korban bullying dari kelompok dari pada review dilakukan dengan
anak perempuan (Abdirahman, Fleming, mengidentifikasi 28 hasil penelitian
& Jacobsen, 2013). Anak laki-laki lebih tentang perilaku bullying di sekolah dan
sering menjadi korban bullying, dan yang menilai status sosial ekonomi. Hasil
paling banyak adalah kekerasan fisik random secara acak dapat disimpulkan
(Silvi et al, 2013). bahwa status sosial ekonomi mempunyai
Perilaku bullying menunjukkan hubungan yang lemah terhadap perilaku
perbedaan yang signifikan berdasarkan bullying. Perilaku bullying lebih sedikit
jenis kelamin pada penelitian ini. kemungkinan berasal sosial ekonomi
Penelitian sebelumnya juga yang tinggi (Tippet & Wolke, 2014).
menunjukkan adanya perbedaan yang Hasil penelitian sebelumnya
signifikan keterlibatan dalam bullying menunjukkan bahwa perilaku bullying
anatara gender dan peran yang lebih banyak pada remaja dengan status
dilakukan (Beldean-Galea, Jurcau, ekonomi yang rendah. Anak Amerika
&Tigan, 2010; Silva et al, 2013; Carleby Afrika Latin dan anak-anak yang hidup
et al, 2013). Namun, beberapa studi dalam kemiskinan mempunyai
menunjukkan tidak ada perbedaan yang kecendrungan yang tinggi terhadap
signifikan antara jenis kelamin terhadap bullying (Shetgiri et al, 2012). Anak
perilaku dan korban bullying (MMWR, dengan status sosial ekonomi rendah
2011; Velki, 2012). lebih banyak menunjukkan perilaku
Anak laki-laki dan perempuan bullying, korban, dan hanya sedikit yang

7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

tidak terlibat (Jansen, et al. 2011). sosial ekonomi rendah


Namun, berdasarkan penelitian
Copelanda et al tahun 2014, bullying REFERENCES
merupakan pengalaman yang paling Abdirahman, H., Fleming, L.c &
umum pada anak pada semua tingkat Jacobsen, K.H. (2013). Parental
status sosial ekonomi, dan kelompok ras. involvement and bullying among
Anak-anak dari sosek rendah middleschool students in North
dan anak yang sekolah dengan Africa. Eastern Mediterranean
lingkungan sekolah yang kurang baik Health Journal, 19 (3): 227-233.
mempunyai risiko untuk perilaku bullyin Astuti, P.R. (2008) . Meredam Bullying :
(Jansen et al, 2012). Ada interaksi yang 3 cara efektif menanggulangi
signifikan secara statistik antara bullying kekerasan pada anak. Jakarta:
dan status sosial ekonomi, oleh karena Grasindo.
itu bullying meningkatkan risiko depresi Beldean- Galea, L.E., Jurcau, N., &
pada individu dengan status ekonomi Tigan, S.I. (2010). Frequency of
rendah sementara terdapat hubungan Bullying Behaviours in
yang lemah antara korban bullying dan Secondary Schools in Cluj-
gejala depresi pada individu dengan Napoca. Applied Medical
status ekonomi yang baik. Hasil Informatics, 27( 4): 62-66.
penelitian menunjukkan bahwa bullying Bielb, S.J.W., Dailalla, L.F., Davis, E.K.,
mengakibatkan efek jangka panjang Lynch, K.A., & Shinn, S.O. 2011.
yang sangat serius pada kesehatan Longitudinal association among
anak. Paparan terhadap bullying juga peer victimization and physical
dapat mempengaruhi kualitas sosial and mental health problem.
dalam kesehatan dewasa (Due et al, Journal of Pediatric sychology,
2009). Oleh karena itu, beberapa studi 36 (8): 868-877.
menganjurkan untuk melakukan Brown, S.L. Birch, D.A., & Karcherla, V.
pencegahan terhadap perilaku bullying 2005. Bullying perspective
dengan segera dan intervensi khusus di attitude and recomendations of 9
fokuskan pada anak dengan status to 13 year old attending health
sosial ekonomi rendah (Jansen et al, education centers in the United
2012). State. Journal Science Health,
75 (10): 384-82.
KESIMPULAN DAN SARAN Carlerby, H., Viitasara, E., Knutsson, A.,
Perilaku bullying yang dilakukan & Gadi, K.G. (2013). How
siswa hampir sebagian adalah bullying bullying involvement is
verbal, diikuti dengan bullying fisik dan associated with the distribution
terakhir bullying sosial. Perilaku bullying of parental background and with
menunjukkan perbedaan yang signifikan subjective health complaints
berdasarkan jenis kelamin dan status among swedish boys and girls.
sosial ekonomi. Diharapkan Soc Indic Res, (2013) 111:775–
dikembangkan suatu penelitian yang 783, DOI 10.1007/s11205-012-
bertujuan untuk melakukan pencegahan 0033-9.
terhadap perilaku bullying dengan Copelanda, W.a., Wolke, D., Lereya,
segera dan intervensi khusus di S.T., Worthman, C., Costello,
fokuskan pada anak dengan status E.J. (2014). Childhood bullying

8
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

involvement predicts low-grade tools. Atlanta, GA: Centers for


systemic inflammation into Disease Control and Prevention,
adulthood. PNAS 111 (21), National Center for Injury
7570–7575. Prevention and Control.
Dake, J.A., Price, J.H., Telljohann, S.K., Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2009).
& Funk, J.B. (2003). Teacher Wong’s essential of pediatric
perceptions and practices nursing, 8thedition. St. Louis:
regarding School bullying Mosby Year Book.
prevention. The Journal of International Center for Research on
school Health, 73 ( 9): 347-354. Women (ICWR). 2014. Are
De Moura, D.R., Cruz, A.C.N., & de school safe and gender aqual
Avila Quevedo, L. (2011). space: Findings from a baseline
Prevalence and charactristic of study of school related gender
school age bullying victims. based violence in five countries
Journal de Pediatria, 87 (1), 19- Asia. Diakses dari www.icwr.org,
23. pada tanggal 18 Maret 2016
Driessens, C.M.E.F. (2015). pukul 05.53.
Extracurricular activity Jansen, D. EMC., Veenstra, R., Ormel,
participation moderates impact J., Verhulst, F.C., & Reinjneveld,
of family and school factors on S.A. (2011). Early risk factor for
adolescents’ disruptive being a bully, victim, or
behavioural problems. BMC bully/victim inlate elementary
Public Health (2015) 15:1110: 1- and early secondary education:
13, DOI 10.1186/s12889-015- the longitudinal TRAILS study.
2464-0 BMC Public Health, 11, 440.
Due, P., Damsgoard, M.T., Lund, R., & Jansen, P.W, Verlinden, M., Berkel,D., et
Holstein, B.E. (2009). Is bullying al. 2012. Prevalence of bullying
equal for rich and poor children? and victimization among children
A study of bullying and in early elementary school: Do
depression from age 15 to 27. family and school
European Journal of Public neighbourhood socioeconomic
Health, 9 (5), 464-469. status matter?. BMC Public
Flyint, S.W. Morton, R.C. Alabama. Health, 12 (494).
(2006) Elementary principals Liu, J., & Graves, N. (2011). Childhood
perception of bullying.Education, bullying: A riview of construct,
2, 187-191. context and nursing implication.
Fortinash, K.M., & Worret, G. (2012). Public Health Nurse, 28 (6) :
Psychiatric mental health 556-568.
nursing, Fifth Edition, ISBN 978- Marta Angélica Iossi Silva, M.A., Pereira,
0-323-07572-5. Elsevier: B., Mendonça, B., Nunes, B.,
Philadelphia &de Oliveira, W.A. The
Hamburger ME, Basile KC, Vivolo AM. Involvement of Girls and Boys
(2011). Measuring bullying with Bullying: An Analysis of
victimization, perpetration, and Gender Differences. Ciência &
bystander experiences: A Saúde Coletiva, 20(11):3509-
compendium of assessment

9
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

3522, DOI: 10.1590/1413- European Scientific, 11 (20):


812320152011.05292014 1857- 7431.
Merril, R.M., & Hanson, C.L. (2016). Risk Pigozi, P.M., Machado, A.L. (2015).
and protective factors associated Bullying during adolescence in
with being bullied on school Brazil: an overview. International
property compared with Journal of Environmental
cyberbullied. BMC Public Health Research and Public Health, 10,
16 (145): 1-10, DOI 6820-6831;
10.1186/s12889-016-2833-3 doi:10.3390/ijerph10126820.ISS
MMWR. 2011. Bullying among middle N 1660-4601.
school and high school students Polit, D. F., & Hungler, B. P. (2005).
— massachusetts, 2009. Nursing research: Principles and
Morbidity and Mortality Weekly methods. Philadelphia:
Report (MMWR), 60 (15), 465- Lippincott Williams & Wilkins.
471. Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2010).
Muhith, A. 2015. Pendidikan Dasar-dasar metodologi
keperawatan jiwa: Teori dan penelitian klinis. Edisi 3. Jakarta:
aplikasi. CV Andi OFFSET: Sagung Seto.
Jakarta. Setiawan, D. (2014). KPAI: Kasus
National Center for Injury Prevention and bullying dan pendidikan karakter.
Control (CDC). 2014. The Diakses dari www.kpai.go.d,
relationship between bullying pada tanggal 17 Maret 2016
and suicide: What we know and pukul 09.56.
what it mean for school. Center Shaheen, A, Nassar, O, Saleh, M., &
for Disease Control and Arabiat, D. (2014).
Prevention, National Center for Understanding of school related
Injury and Preventioan and factors associated with
Control, devision of violence, emotional health and bullying
Chamblee. Diakses dari behavior among jordanian
www.cdc.gov pada tanggal 18 adolescents. Iranian J Publ
Maret 2016 pukul 06.53. Health, 43 (11): 1528-1536.
O’connel,J (2003) Bullyingat school. Shaheen, A., Nassar, O., & Satet, M.
California : Departement of (2014). Understanding of school
education. related factor associated with
Olweus,D (2003) Bullying at school. USA emotional health and bullying
: Blackwell publishing. behavior among Jordanian
Our Kinds Network (OKN). 2012. Adolescent. Iranian Journal
Bullying prevention and support Public Health, 43(11): 1528-
among school age children and 1536.
youth: A riview of the literature. Shetgiri, R., Lin, H., Avila, R.M., Flores,
Halton Kids Our Kids Network, G. (2012). Parental
School Year Committe. characteristics associated with
Owuamanam, D. & Makinwa, V.I. bullying perpetration in us
(2015). Prevalence of bullying children aged 10 to 17 years.
among secondary school American Journal of Public
students in ondo state, nigeria. Health, 102 (12) : 2280-2286.

10
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Smokowski, P.R., Cotter, K.L., multiple contexts for children


Robertson, C., & Guo, S. (2013). with different bullying status: an
Demographic, psychological and ecological perspective.
social environment correlates of International Journal of Arts &
bullying victimization and school Sciences,. ISSN: 1944-6934
hassles in rural youth. Journal of :5(7):89–112 (2012), 89-112
Criminology, 2013, 13 page. Wolke, D., & Skew, A.J. (2012). Family
Tim Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa). factors, bullying victimization and
2008. Bullying: mengatasi wellbeing in adolescent.
kekerasan di sekolah dan di Longitudinal and Life Course
lingkungan sekitar anak. Diakses Studies, 3 (1), 101-119.
dari www.book.google.co.id Wolke, D., Woods, S., Bloomfield, L.,
pada tanggal 17 Maret 2016 Karstoudt, L. (2001). Bullying
pukul 10.18. involvement in primary school
Tippet, N., Wolke, D. (2014). and common health problems.
Socioeconomic status and Arch Dis Child, 85, 197-201.
bullying: a meta-analysis. Zhou, Y., Guo, L., Lu, C., et al. (2015).
American Journal of Public Bullying as a Risk for Poor Sleep
Health, 104( 6): E48-e59. Quality among High School
Tsitsika, A.K et al. (2014). Bullying Students in China. PLoS ONE,
behavior in children and 10(3): e0121602.
adolescent and ongoing story. doi:10.1371/journal: 1-14
Frontiers in Public Health, 2, 1-4.
Velki, T. (2012). A comparison of
individual characteristics and the

11

Anda mungkin juga menyukai