Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Gadget merupakan perkembangan teknologi pada zaman modern yang di


kalangan masyarakat dan telah membuat penggunanya menjadi ketergantungan
bukan hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak, termasuk balita
(Velika V, 2015). Gadget dengan berbagai aplikasi dapat menyajikan berbagai
media sosial, sehingga seringkali disalahgunakan oleh siswa yang dapat
berdampak buruk bagi nilai akademik dan tingkat prestasi belajar (Manumpil,
ismanto & onibala, 2015).
Novitasari (2016) menyatakan bahwa media memungkinkan seseorang
untuk melakukan sebuah interaksi sosial, khususnya untuk kontak sosial
maupun berkomunikasi satu dengan yang lainnya tidaklah susah, hanya dengan
menggunakan gadget seseorang dapat berinteraksi satu dengan lainnya.
Penggunaan gadget yang berlebihan pada siswa terkadang sering menimbulkan
masalah pada proses belajar siswa (Harfiyanto, Cahyo & Tjaturahono, 2015).
Menurut ayoubi (2018) penggunaan gadget akan berdampak buruk bagi pola
perilaku anak dalam keseharianny, anak menjadi malas belajar dan tidak mau
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rozalia (2017) tentang dampak penggunaan gadget dapat
menyimpulkan bahwa siswa yang banyak menggunakan gadget maka akan
berakibat pada penurunan konsentrasi belajar sehingga akan berdampak pada
prestasi belajar siswa.
Data statistik tentang penggunaan gadget diseluruh dunia tahun 2016
diperkirakan mencapai 2,1 miliar. Sementara jumlah pengguna ponsel di
seluruh dunia diperkirakan akan melampaui angka lima miliar pada tahun
2019. Jumlah pengguna ponsel pintar ini diperkirakan akan terus tumbuh
menjadi sekitar 2,5 miliar pada tahun 2019, dengan tingkat penetrasi perangkat
cerdas ini yang juga turut meningkat (Statista, 2018).

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Berdasarkan data pengguna gadget di seluruh dunia, Brasil menempati
peringkat pertama dengan total pengguna 47 juta jiwa, selanjutnya peringkat
kedua ditempati oleh Indonesia dengan total pengguna 46 juta jiwa, dan
peringkat ketiga ditempati oleh Rusia dengan total pengguna 21,4 juta jiwa
(Iskandar,2014). Survei yang dilakukan eMarketer didapatkan data pengguna
gadget adalah meningkat secara signifikan di Indonesia diprediksikan masuk
empat besar populasi pengguna gadget terbesar di dunia pada tahun 2016.
eMarketer juga memproyeksikan bahwa pada tahun 2016 hingga 2019
pengguna smartphone di Indonesia akan terus bertambah, tahun 2017
diperkirakan terdapat 74,9 juta pengguna (Riadi, 2015). Meningkatnya
penggunaan gadget atau alat-alat yang dapat dengan mudah terkoneksi dengan
internet mengalami peningkatan dari waktu ke waktu (Manumpil, 2015).
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Majene diketahui bahwa gadget di
Sulawesi Barat dari tahun 2014 sampai pada tahun 2018 setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebanyak 39.56 ribu, tahun 2015
sebanyak 42.58 ribu, tahun 2016 sebanyak 46.17 ribu, tahun 2017 sebanyak
46.76 ribu dan pada tahun 2018 mencapai 50.44 ribu pengguna. Data tersebut
menunjukkan pengguna gadget yang semakin bertambah pesat setiap tahunnya
hal ini mengartikan besarnya dampak atau pengaruh gadget bagi kehidupan
manusia (BPS Kabupaten Majene, 2018).
Salah satu fitur gadget yang paling digemari penggunanya adalah media
sosial. Media sosial adalah media berbasis internet yang memungkinkan
pengguna berkesempatan untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik
secara seketika ataupun tertunda dengan khalayak luas maupun tidak yang
mendorong nilai dari User-Generated Content dan persepsi interaksi dengan
orang lain (Caleb T. Car dan hayes, 2015). Dengan banyaknya pengguna media
sosial, yang paling sering digunakan adalah facebook, diikuti dengan twitter ,
google+, linked, instagram, skype, dan pinterest. selain itu, survei juga
menyatakan bahwa rata-rata pengguna media sosial aktif selama dua jam 52
menit setiap harinya (Wijaya, 2015).

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Salah satu media sosial yang paling digemari oleh pengguna gadget adalah
facebook. Menurut Sukemi dkk (2015) Facebook merupakan salah satu
jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinterkasi dengan orang lain di
seluruh dunia. Berdasarkan data tahunan yang dikeluarkan oleh We Are Sosial
dan Hootsute, pada tahun 2018 Indonesia menempati urutan ke empat
terbanyak pengguna facebook diseluruh dunia, setelah Brazil, United states &
India (Olik, Yusuf, 2016).
SMPN 2 Majene adalah salah satu sekolah menengah pertama yang
terdapat di kota majene tepatnya di Jl.A.P Pettarani no .7 Kecamatan Banggae
Barat, Kelurahan Labuang, dengan total siswa sebanyak 616 siswa.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di sekolah tersebut didapatkan bahwa
siswa diperbolehkan membawa gadget ke sekolah, di dapat pula pengguna
gadget siswa sebanyak 93%, beberapa siswa bahkan sering menggunakan
gadget hingga larut malam utamanya digunakan untuk bermedia sosial seperti
facebook, sehingga dengan alasan latar belakang tersebutlah peneliti tertarik
meneliti tentang “Hubungan penggunaan gadget dan media sosial dengan
konsentrasi belajar siswa Smpn 2 Majene”

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini yaitu “ Apakah ada hubungan antara penggunaan gadget dan
media sosial dengan konsentrasi belajar pada siswa di SMP Negeri 2 majene? “
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dan
media sosial dengan konsentrasi belajar pada siswa
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan konsentrasi
belajar pada siswa
b. Untuk mengetahui hubungan media sosial dengan konsentrasi belajar
pada siswa
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan
kontribusi bagi pengembangan keilmuan terkait dengan penggunaan
gadget dan media sosial hubungannya dengan konsentrasi belajar siswa
Smp Negeri 2 Majene
2. Manfaat praktis
Sarana atau instrumen bagi siswa untuk mengetahui serta meningkatkan
konsentrasi belajar mereka. Manfaat bagi guru sebagai upaya untuk
memberikan masukan ketika membimbing, mengajarkan, mengarahkan
dan membimbing siswa khususnya dalam meningkatkan konsentrasi
belajar siswa.
3. Bagi anak
Memberikan informasi dan peringatan kepada anak, agar dapat
meminimalisir dampak penggunaan gadget dan media sosial dengan
konsentrasi belajar pada siswa

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


4. Bagi sekolah
Memberikan informasi mengenai hubungan penggunaan gadget dan
media sosial dengan konsentrasi belajar pada sisw, sehingga dari pihak
sekolah nantinya dapat memberikan pengarahan atau cara penanganan
yang sesuai agar para siswanya mau membatasi kebiasaan dirinya dalam
bermain gadget

BAB II

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Konsentrasi Belajar


1. Pengertian
Konsentrasi berasal dari bahasa latin centrum yang berarti pusat,
poros, titik tengah lingkaran. Dari kata itu dibentuk kata kerja concentrate
yang berarti memusatkan, memekatkan. Jadi secara bahasa konsentrasi
dapat diartikan sebagai kegiatan memusatkan atau memekatkan. Sedangkan
secara istilah konsentrasi belajar diartikan sebagai kegiatan atau usaha untuk
mengumpulkan pikiran, memfokuskan perhatian, membulatkan daya mental
dan mengikat segala usaha pada suatu bahan atau materi yang kita pelajari
(Nurohim.F, 2017)
Konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan
pada suatu obyek yang dipelajari dengan menyisihkan segala hal yang tidak
ada hubungannya dengan objek yang dipelajari. Suatu proses pemusatan
daya pikiran dan perbuatan tersebut maksudnya adalah aktivitas berpikir dan
tindakan untuk memberi tanggapan-tanggapan yang lebih intensif terhadap
fokus atau objek tertentu. Fokus atau objek tertentu itu, tentunya telah
melalui tahapan penyeleksian kualitas yang direncanakan. Prosedur tahapan
penyeleksian akan kualitas objek yang direncanakan tak lain adalah
pengembangan minat, motivasi, dan perhatian pada objek belajar (Surya.H,
2015)
Konsentrasi belajar merupakan modal utama bagi siswa dalam
menerima materi serta menjadi indikator suksesnya pelaksanaan
pembelajaran, secara teoritis jika konsentrasi siswa rendah, maka akan
menimbulkan aktivitas yang berkualitas rendah pula serta dapat
menimbulkan ketidakseriusan dalam belajar. Ketidakseriusan itulah yang
memengaruhi daya pemahaman materi (Alviana & Hidayah, 2015)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar dapat dibedakan
menjadi 2 bagian : (a) Faktor eksternal, yaitu gangguan belajar dari luar
yang berkaitan dengan indra, seperti penglihatan, pendengaran dan
penciuman. Faktor penyebab gangguan dari luar ini berkaitan dengan
kondisi Suasana lingkungan tempat belajar. Seperti suara hiruk pikuk
kendaraan, suara musik yang keras ,suara TV, Suara orang yang sedang
bertengkar, hilir mudiknya orang disekitar tempat belajar, dan lain-lain
dapat memengaruhi perhatian dan kemampuan seseorang untuk konsentrasi
belajar. Hal lainnya, kondisi tempat belajar yang berantakan, tata ruang
yang sumpek, kurang penerangan, asesoris ruangan yang mencolok dapat
memengaruhi perhatian dan menimbulkan rasa tak nyaman untuk belajar.
Begitu juga, adanya bau yang menyengat dan mendatangkan cita rasa yang
tak mengenakkan juga dapat menyebabkan gangguan konsentrasi belajar.
(b) Faktor internal, yaitu Gangguan belajar yang datang dari dalam diri
sendiri ini bisa berasal dari gangguan fisik dan psikis. Gangguan tersebut
antara lain : Gangguan kesehatan jasmani, seperti (Sakit, kurang tidur,
keletihan sehabis bekerja dan begitu juga orang yang sedang dalam kondisi
lapar dan kurang gizi sangat berpengaruh sekali pada kemampuan seseorang
untuk konsentrasi belajar, timbulnya perasaan negatif, seperti gelisah,
tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam (Surya.H , 2015).
3. Dampak yang ditimbulkan dari penurunan konsentrasi belajar
Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi
belajar disebabkan oleh penggunaan gadget pada saat proses pembelajaran.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari penurunan konsentrasi belajar yaitu
Dampak yang dapat terjadi dari masalah yang dialami anak dalam proses
konsentrasi belajar yaitu anak tidak dapat menerima dengan baik apa yang
dipelajari sehingga akan membuat prestasi belajar menurun atau hasil tidak
optimal. Hal ini akan mengakibatkan anak harus berusaha keras dalam
belajar sehingga dapat mengakibatkan terjadinya stress di otak. Jika terjadi
stress mekanisme intregasi ke otak melemah dan bagian-bagian otak tertentu
kurang berfungsi. Otak bekerja sangat keras maka terjadi ketidak

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


seimbangan antara otak kanan dan otak kiri dapat menyebabkan kelelahan
pada otak sehingga konsentrasi belajar anak menjadi semakin menurun
(Ramadhani H.C, 2016). Penggunaan gadget dan media sosial juga
berdampak merugikan pada keterampilan interpersonal anak jika terlalu
sering digunakan, pengaruh yang lain seperti pada prestasi belajar, siswa
menjadi lebih mengandalkan handphone dari pada harus belajar
(Nurmalasari, 2018).
B. Tinjauan Tentang Penggunaan Gadget
1. Pengertian
Gadget adalah perangkat atau alat elektronik yang berukuran relatif
kecil serta memiliki fungsi khusus dan praktis dalam penggunaannya.
Pendapat lain mengatakan bahwa gadget merupakan benda elektronik yang
berukuran kecil yang dapat dibawa kemana-mana dengan mudah. Gadget
adalah perangkat elektronik portable karena dapat digunakan tanpa harus
terhubung dengan stop kontak beraliran listrik. Gadget merupakan salah
satu bagian dari perkembangan teknologi yang selalu menghadirkan
teknologi terbaru yang dapat membantu aktivitas manusia menjadi lebih
mudah. Dengan kata lain, teknologi adalah bahasa secara umumnya,
sedangkan gadget adalah bahasa spesifiknya (Anggraini. E, 2019).
Ma’ruf (2015) Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang
eletronik) teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus , tetapi sering
diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barang baru. Gadget selalu
diartikan lebih tidak biasa atau didisain secara lebih pintar dibandingkan
dengan teknologi normal pada masa penemuannya. Gadget merupakan salah
satu teknologi yang sangat berperan pada era globalisasi ini. Sekarang
gadget bukanlah benda yang asing lagi, hamper semua orang memilikinya.
Tidak hanya masyarakat perkotaan, gadget juga dimiliki oleh masyarakat
pedesaan. Sekarang ini memang tiap-tiap dari masyarakat baik tua maupun
muda dan dari berbagai golongan telah mampu mengoprasikan gadget
dengan baik. Bahkan gadget memang cenderung di targetkan kepada anak-
anak usia sekolah atau remaja. Mereka sekarang ini sudah sangat akrab

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


sekali degan teknologi yang satu ini. Berbagai kemudahan dan kecangihan
memang di tawarkan dengan mudah oleh piranti elktronik yang satu ini,
sehingga masyarakat seolah-olah mau tidak mau menjadi ketergantugan
dengan alat elektronik ini.
2. Intensitas penggunaan gadget
Menurut Sari dan Mitsalia (2016), pemakaian gadget dikategorikan
dengan intensitas tinggi jika menggunakan gadget dengan durasi lebih dari
120 menit /hari dan dalam sekali pemakaiannya berkisar > 75 menit. Selain
itu, dalam sehari bisa berkali – kali (lebih dari 3 kali pemakaian) pemakaian
gadget dengan durasi 30 – 75 menit akan menimbulkan kecanduan dalam
pemakaian gadget. Selanjutnya, penggunaan gadget dengan intensitas
sedang jika menggunakan gadget dengan durasi lebih dari 40-60 menit /hari
dan intensitas penggunaanan dalam sekali penggunaan 2 – 3 kali /hari setiap
penggunaan. Kemudian, penggunaan gadget yang baik adalah dengan
kategori rendah yaitu dengan durasi penggunaan < 30 menit /hari dan
intensitas penggunaan maksimal 2 kali pemakaian.
3. Dampak penggunaan gadget
Walaupun dibalik sisi positif dari gadget terdapat juga dampak negatif
yang ditimbulkan oleh gadget, berikut adalah dampak positif gadget : (1)
Mempermudah komunikasi, dalam hal ini gadget dapat mempermudah
komunikasi dengan orang lain yang berada jauh dari kita dengan cara sms,
telepon, atau dengan semua aplikasi yang dimiliki gadget kita. (2)
Menambah teman, dengan banyaknya jejaring sosial yang bermunculan
akhir-akhir ini kita dapat dengan mudah menambah teman melalui jejaring
sosial yang ada melalui gadget yang kita miliki. Dampak negatif gadget : (1)
Gadget yang memiliki berbagai macam aplikasi akan membuat siswa lebih
mementingkan diri sendiri. (2) Siswa yang telah menggunakan media sosial
di gadget mereka, lebih banyak menggunakan waktunya untuk
berkomunikasi di media sosial dibandingkan belajar . (3) Dapat
menimbulkan gangguan kesehatan karena paparan radisasi yang ada pada

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


gadget, dan juga dapat merusak kesehatan mata anak (Utomo & Budi,
2015).
C. Media sosial
1. Pengertian
Media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan
individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan
dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial adalah
medium di internet yang memungkinkan penggunaa mempresentasikan
dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dan membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah,
2017). Salah satu media sosial yang akan dibahas kali ini adalah Facebook.
Menurut Ketut Sukemi dkk (2015) Facebook merupakan salah satu
jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinterkasi dengan orang lain
di seluruh dunia. Jaringan Facebook juga membuat para pengguna berfikir
untuk memanfaatkannya tidak hanya mengunggah foto, memperbaharui
status tetapi orang yang ingin mencari keuntungan seperti membuat website
bisnis secara online, pendidikan hingga kriminalitas. alah satu bentuk dari
media sosial online yang sering digunakan adalah facebook. Media sosial ini
yang saat ini diminati oleh masyarakat yaitu facebook, pengguna facebook
tidak terbatas usia, dari anak-anak hingga dewasa pun ikut menggunakan
media sosial tersebut. Dengan kata lain, majunya teknologi komunikasi,
tidak bisa dipisahkan dengan jaringan internet. Dengan jaringan internet,
orang dimanapun berada, dapat mengakses segala informasi yang
diperlukannya (Susanti.D, 2018)
2. Karakteristik media sosial
Karakteristik dari media sosial yaitu : (1) Partisipasi, Partisipasi ini
mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik atau
berminat menggunakannya, hingga mengaburkan batas antara media dan
audience (Media massa/media siaran). (2) Keterbukaan, Kebanyakan sosial
media terbuka bagi umpan balik dan partisipasi melalui saranasarana voting,
komentar dan berbagi informasi. Jarang sekali dijumpai batasan untuk

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


mengakses dan memanfaatkan isi pesan (perlindungan password terhadap
isi cenderung dianggap aneh). (3) Perbincangan, Sosial media
memungkinkan terjadinya perbincangan antar pengguna secara“dua arah”.
(4) Komunitas, Media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas-
komunitas secara cepat (instan) berkomunikasi secara efeketif tentang
beragam isu/kepentingan (dari hobi fotografi, politik, hingga tanyangan TV
favorit). (5) Keterhubungan, Mayoritas sosial media tumbuh subur lantaran
kemampuan melayani keterhubungan antar pengguna, melalui fasilitas
tautan (links) ke Website, sumber-sumber informasi dan pengguna-
pengguna lain
3. Dampak penggunaan media sosial
Dampak negatif dari media sosial yaitu berkurangnya waktu belajar,
karena keasyikan menggunakan sosial media seperti terlalu lama ketika
facebookkan dan ini akan mengurangi jatah waktu belajar, mengganggu
konsentrasi belajar di sekolah ketika siswa sudah mulai bosan dengan cara
pembelajaran guru mereka akan mengakses sosial media semaunya,
merusak moral pelajar karena sifat remaja yang labil mereka dapat
mengakses atau melihat gambar porno milik orang lain dengan mudah,
menghabiskan uang jajan untuk mengakses internet dan untuk membuka
facebook jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan (terlebih kalau akses
dari warnet) sama halnya mengakses facebook dari handphone,
mengganggu kesehatan karena terlalu banyak menatap layar handphone
maupun komputer atau laptop dapat mengganggu kesehatan mata
Dampak positif dari media sosial yaitu Mempermudah kegiatan
belajar, karena dapat digunakan sebagai sarana untuk berdiskusi dengan
teman sekolah tentang tugas (mencari informasi), Mencari dan menambah
teman atau bertemu kembali dengan teman lama. Baik itu teman sekolah, di
lingkungan bermain maupun teman yang bertemu melalui jejaring sosial
lain, Menghilangkan kepenatan pelajar, itu bisa menjadi obat stress setelah
seharian bergelutn dengan pelajaran di sekolah. Misalnya: mengomentari

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


status orang lain yang terkadang lucu dan menggelitik, bermain game, dan
lain sebagainya (Khairuni, 2016)
D. Teori Keperawatan Tentang Perilaku
Teori Behavior system model dikembangkan oleh Dorothy E. Johnson,
dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal atau eksternal, juga
memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang
ditimbulkannya (Tommey and Alligood, 2006)
Teori Johnson’s behavioral system berbicara mengenai 2 komponen utama
yaitu pasien (sebagai sistem perilaku dengan 7 subsistem yang saling
berhubungan) dan keperawatan. Dorothy E. Johnson memang tidak
menjelaskan interaksi antar komponen dalam Behavioral system model secara
detail, namun Ann Marriner berusaha menggambarkan interaksi komponen
dalam teori Behavioral system model.
Sistem dalam teori ini terbentuk dari tujuh subsistem (attachment-
affiliative, dependency, achievement, aggressive-protective, eliminasi, ingestif
dan seksual). Setiap subsistem terdiri dari seperangkat respon perilaku atau
kecenderungan yang memiliki tujuan. Respon tersebut berkembang melalui
pengalaman dan pembelajaran s erta ditentukan oleh faktor fisik, biologis,
psikologis dan sosial. Setiap subsistem juga mempunyai tiga syarat fungsional
(functional requirements) yang harus dipenuhi yaitu, (1) Setiap subsistem harus
dilindungi dari pengaruh bahaya, dimana bahaya ini tidak dapat dijangkau oleh
sistem, (2) Setiap subsistem harus dipelihara melalui tersedianya pemasukan
yang tepat dari lingkungan dan (3) Setiap subsistem harus distimulasi untuk
meningkatkan pertumbuhan dan mencegah stagnasi (Fawcett, 2010).
Tiap-tiap subsistem juga diuraikan dalam structure yang terdiri dari empat
elemen. Komponen structure dalam teori ini menjelaskan bagaimana individu
akan dimotivasi untuk merubah perilakunya. Keempat elemen structure
tersebut adalah (Tommey and Alligood, 2006): (1) Drive atau goal dari
masing-masing subsistem adalah motivasi untuk bertindak. Drive dari masing-
masing subsistem tidak dapat diobservasi secara langsung tetapi harus

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


disimpulkan dari perilaku aktual individu dan konsekuensi perilaku tersebut,
(2) Set adalah predisposisi atau faktor yang mendasari seseorang untuk
bertindak dengan cara tertentu, untuk memenuhi fungsi subsistem. (3) Choice
Tiap subsistem mempunyai daftar pilihan alternatif yang dapat dipilih. Action
atau Behavior (4) Action atau behavior adalah perilaku aktual dari individu
yang dapat diobservasi secara langsung.
Behavioral system terdiri dari tujuh subsistem yang mempunyai tugas
khusus. Subsistem adalah minisystem yang mempunyai tujuan dan fungsi
tertentu dan harus dijaga hubungannya dengan subsistem lainnya, selain itu
subsistem juga harus terbuka dan saling berhubungan. Ketujuh subsistem
tersebut adalah : (1) Attachment-affiliative, Attachment-affiliative merupakan
bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan
yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan sosial, keakraban dan
ikatan sosial. (2) Dependency, Dependency merupakan bagian yang
membentuk sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan fisik, perhatian,
pengakuan dan persetujuan. (3) Achievement, Achievement berfungsi untuk
mengontrol beberapa aspek diri atau lingkungan meliputi ketrampilan
intelektual, fisik, kreatif, mekanik, sosial dan merawat.(4) Aggressive-
protective, Aggressive-protective merupakan bentuk mekanisme pertahanan
atau perlindungan baik terhadap diri sendiri atau lingkungan. (5) Ingestif,
Ingestif berhubungan dengan nafsu makan dan meliputi kapan, bagaimana,
kenapa, berapa banyak serta dalam kondisi bagaimana individu makan. Ingestif
dipengaruhi oleh perubahan sosial dan psikologis. (6) Eliminasi, Eliminasi
merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari sampah atau barang yang
tidak berguna secara biologis. (7) Seksual, Subsistem ini meliputi fungsi
menjadi ayah dan kepuasan, perkembangan ciri-ciri peran gender dan sex role
behavior. Keperawatan diarahkan untuk memulihkan, memelihara dan
mencapai kescimbangan behavioral system dan stabilitasnya pada level
tertinggi yang bisa dicapai individu. Perilaku individu akan bertujuan dan
terorganisir bila behavioral system seimbang dan stabil. Sebaliknya,
ketidakseimbangan dan ketidakstabilan behavioral system terjadi ketika ada

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


stimulus, baik internal maupun eksternal (berasal dari lingkungan) yang tidak
bisa diadaptasi oleh invidu sehingga mengakibatkan perubahan pada subsistem.
Ketidak seimbangan dalam subsistem membutuhkan tindakan keperawatan
sehingga subsistem bisa mencapai keseimbangan
Keperawatan diarahkan untuk memulihkan, memelihara dan mencapai
keseimbangan behavioral system dan stabilitasnya pada level tertinggi yang
bisa dicapai individu. Perilaku individu akan bertujuan dan terorganisir bila
behavioral system seimbang dan stabil. Sebaliknya, ketidakseimbangan dan
ketidakstabilan behavioral system terjadi ketika ada stimulus, baik internal
maupun eksternal (berasal dari lingkungan) yang tidak bisa diadaptasi oleh
invidu sehingga mengakibatkan perubahan pada subsistem. Ketidak
seimbangan dalam subsistem membutuhkan tindakan keperawatan sehingga
subsistem bisa mencapai keseimbangan

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


E. Kerangka Teori

FAKTOR FAKTOR
EKSTERNAL INTERNAL
(Surya, H. 2015) (Surya, H. 2015)

FISIK PSIKIS
SUARA SUASANA
(SAKIT,KURANG (GELISAH, Perilaku
BISING DARI RUANG TERTEKAN, DLL)
TIDUR, DLL)
BELAJAR
LUAR

KONSENTRASI BELAJAR

PENGGUNAAN GADGET SOSIAL MEDIA


(Ramadhani H.C, 2016) (Khairuni,2016)

GAMBAR 1. Kerangka Teori Hubungan Penggunaan Gadget Dan Media Sosial


Dengan Konsentrasi Belajar Pada Siswa

Sumber: Surya H (2016)

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Menurut Natoadmojo (2010) kerangka konsep adalah formulasi atau
simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian
tersebut.

Variabel Independen Variabel Dependen

Penggunaan Gadget
Konsentrasi Belajar

Media Sosial

GAMBAR 2. Kerangka konsep hubungan penggunaan gadget dan media sosial


dengan konsentrasi belajar pada siswa di smp negeri 2 majene

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Arah hubungan

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2010).
Dari uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


1. Ada hubungan antara penggunaan gadget dengan konsentrasi belajar pada
siswa di SMPN 2 Majene.
2. Ada hubungan antara penggunaan media sosial dengan konsentrasi belajar
pada siswa di SMPN 2 Majene.

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dimana pengambilan data
terhadap beberapa variabel penelitian dilakukan pada satu waktu
(Natoadmodjo, 2010). Dalam penelitian ini penggunaan gadget dan media
sosial sebagai variabel independen, sedangkan konsentrasi belajar pada siswa
sebagai variabel dependen.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Majene, Kecamatan
banggae timur, Kabupaten majene, Sulawesi barat, dan dilaksanakan pada
bulan Maret 2019 .
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek subyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu (Zuriah. N, 2009). Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa kelas VII, VIII, IX di SMP Negeri 2 Majene sebanyak 616
orang
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Siregar. S, 2013). Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Penentuan jumlah sampel
Sampel penelitian dapat di hitung dengan menggunakan rumus slovin
sebagai berikut :
N
n=
1+ N . e 2

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : batas kesalahan (error tolerance)
1 : bilangan konstan
616
n=
1+616. 0,052
616
n=
1+616. 0,0025
616
n=
1+1,54
616
n= =242,5=242
2,54

3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono,
2018).
a. Teknik pengambilan sampel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan probability sampling
dengan teknik pendekatan pengambilan sampel simple random sampling
yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2018).
b. Kriteria sampel
Sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :
a) Siswa yang memiliki gadget
b) Siswa yang bersedia menjadi responden
2) Kriteria eksklusi
a) Siswa yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


D. Alur penelitian

Pengurusan perizinan dari institusi dan penyampaian surat


pengantar penelitian ke SMP Negeri 2 Majene

POPULASI
Seluruh Siswa kelas VII, VIII, IX di SMP Negeri 2 Majene

SAMPEL
Sesuai kriteria inklusi (n= siswa)

SAMPLING

Probability sampling (simple random sampling)

PENGUMPULAN DATA

Kuesioner dan Observasi

ANALISA DATA

HASIL DAN KESIMPULAN

Gambar 3. Alur penelitian hubungan penggunaan gadget dan media


sosial dengan konsentrasi belajar pada siswa di SMP Negeri 2 Majene

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Keterangan :
1. Meminta izin pertama kepada pihak kampus Universitas Sulawesi Barat,
fakultas ilmu kesehatan untuk melakukan penelitian
2. Mengurus surat izin penelitian dari institusi kampus Universitas Sulawesi
Barat, fakultas ilmu kesehatan dan membawa surat tersebut kepada institusi-
institusi tertentu yang ditujukan seperti Sekolah SMP Negeri 2 Majene
3. Meminta izin kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Majene, untuk melakukan
penelitian sekaligus pengambilan data awal setelah surat izin penelitian
diterima.
4. Setelah pengambilan data awal peneliti menentukan jumlah populasi, dimana
jumlah populasinya adalah selurus siswa SMP Negeri 2 Majene, sebanyak 616
siswa
5. Setelah penentuan populasi, peneliti menentukan jumlah sampel berdasarkan
rumus slovin, yaitu sebanyak 242 sampel, yang sesuai kriteria inklusi
6. Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara
a. Mengkaji responden yang masuk kriteria dengan menggunakan pendekatan
simple random sampling untuk memilih sampel yang memilih sampel yang
memenuhi kriteria penelitian
b. Setelah sampel terpilih, selanjutnya peneliti memberikan penjelasan kepada
peserta/ responden tentang maksud dan tujuan penelitian
c. Isi dari penjelasan adalah tentang informed consent dan surat permohonan
menjadi responden. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden,
peneliti kemudian memberikan kuesioner dan membagikan kuesioner
tersebut kepada responden dan menjelaskan cara pengisian kuesioner serta
tiap item pertanyaan pada kuesioner mengenai variabel yang diteliti
d. Setelah pengisian kuesioner sudah lengkap, selanjutnya di kumpulkan oleh
peneliti. Untuk data penggunaan gadget, media sosial dan konsentrasi
belajar pada siswa peneliti meminta izin untuk melakukan obeservasi dan
membagikan kuesioner kepada siswa

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


7. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan
SPSS dengan terlebih dahulu melakukan editing, coding, entry data, tabulating
dan cleaning.
8. Hasil dan kesimpulan ditentukan setelah peneliti melakukan penelitian di SMP
Negeri 2 Majene.
E. Variabel penelitian
Jenis-jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Independen (variabel bebas)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat) (Sugiyono, 2018). Adapun variabel independen dalam penelitian ini
yaitu penggunaan gadget dan media sosial
2. Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018). Variabel
terikat dalam penelitian ini yaitu konsentrasi belajar pada siswa.
F. Defenisi Operasional
Tabel 1. Definisi operasional

No. Variabel Defenisi Alat ukur Cara Hasil ukur Skala


penelitian operasional ukur
Variabel independen
1 Penggunaan Ketergantungan Kuesioner Lembar Pertanyaa Ordinal
gadget anak sekolah smartphone kusioner n positif
terhadap getget addiction yaitu:
menggunakan Sangat
skala licker setuju = 4,
Setuju = 3,
Tidak
setuju = 2,
Sangat
tidak setuju
=1.
Pertanyaa
n negatif
Sangat
setuju = 1,
Setuju = 2,
Tidak
setuju = 3,
Sangat

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


tidak setuju
=4.
Skor :
<42:
Rendah
42-63:
Sedang
>63:
Tinggi

2 Media sosial Ketergantungan Kuesioner Lembar Pertanyaa Ordinal


anak sekolah media sosial kusioner n positif
dalam bermaian addiction yaitu:
media sosial menggunakan Sangat
skala licker setuju = 4,
Setuju = 3,
Tidak
setuju = 2,
Sangat
tidak setuju
=1.
Pertanyaa
n negatif
Sangat
setuju = 1,
Setuju = 2,
Tidak
setuju = 3,
Sangat
tidak setuju
=4.
Skor :
<42:
Rendah
42-63:
Sedang
>63:
Tinggi

Variabel dependen
1. Konsentrasi Gangguan yang Kuesioner Lembar Pertanyaa Ordinal
belajar pada dialami siswa gangguan kusioner n positif
siswa dalam konsestrasi yaitu:
belajar belajar Sangat

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


setuju = 4,
Setuju = 3,
Tidak
setuju = 2,
Sangat
tidak setuju
=1.
Pertanyaa
n negatif
Sangat
setuju = 1,
Setuju = 2,
Tidak
setuju = 3,
Sangat
tidak setuju
=4.

G. Alat dan Metode Pengumpulan Data


1. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2018). Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, kuesioner.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu :
a. Data primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu melalui wawancara dan membagikan kuesioner kepada siswa.
b. Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Sumber data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data dari sekolah untuk memperoleh data
penggunaan gadget dan media sosial di SMP Negeri 2 Majene

H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Rencana pengolahan data
a. Editing

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan.
b. Coding
Coding merupakan Pemberian kode pada kuesioner penelitian
untuk memudahkan entri dan analisa data.
c. Entry data
Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpul kedalam master
table atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekwensi
sederhana.
d. Tabulating
Tabulasi merupakan memasukkan data- data hasil penelitian
kedalam tabel – tabel sesuai kriteria yang ditentukan skornya.
e. Cleaning
Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entri, apakah ada
kesalahan atau tidak
2. Analisa data
a. Analisis Univariat
Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mengetahui
karakteristik setiap variabel yang diukur. Analisa pada penelitian ini
adalah karakteristik responden yang meliputi, penggunaan gadget dan
media sosial, serta untuk menggambarkan variable independen
(penggunaan gadget dan media sosial) dan variabel dependen
(Konsetrasi belajar) yang disajikan dalam bentuk tabel sebaran
frekuensi masing-masing variabel seperti contoh table sebagai berikut:

Tabel 2. Analisis Univariat


Variabel N Persentase (%)
Jumlah -

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Total -

b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara masing-masing variabel yaitu mengetahui hubungan penggunaan
gadget dan media sosial dengan konsentrasi belajar pada siswa di Smp
negeri 2 majene. Dalam penelitian ini untuk melihat penggunaan gadget
dan media sosial ( variabel X ) dengan konsentrasi belajar siswa
( variabel Y). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ujiChi-
Square. Pengujian ini dengan cara membandingkan frekuensi yang
diamati dengan frekuensi yang diharapkan apakah ada perbedaan
bermakna.
Tabel 3. Analisis Bivariat
Variabel Skala Uji statistic
Penggunaan gadget Kategorik Chi-Square
dan media sosial ordinal
Konsentrasi belajar Kategorik
pada siswa ordinal
Pengujian Chi-Square digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
dua sampel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar (n>25).
Dasar pengambilan keputusan adalah terbukti yang kemudian diolah dan
dianalisis menggunakan komputer. Derajat kesalahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 5% (taraf kepercayaan) untuk melihat hasil kemaknaan
perhitungan statistic digunakan batas kemaknaan 0,05, berarti jika p value <
0,05 maka hasilnya bermakna yang artinya hipotesis diterima dan jika ρ value
> 0,05 maka hasilnya tidak bermakna yang artinya hipotesis ditolak (Wahab,
2012).
I. Etika penelitian
Menurut Polit dan Beck (2010) Penelitian dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek-aspek etika. Aspek-aspek etika ini
bertujuan untuk melindungi subjek penelitian. Aspek-aspek yang harus
dipertimbangkan antara lain respect for human dignity, respect for privacy

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


and confidentially, respect for justice inclusiveness, balangcing harm and
benefits.
1. Menghormati Harkat Dan Martabat Manusia (Respect For Human
Dignity)
Penelitian dilakukan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Responden memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan
pilihan mengikuti atau menolak penelitian (autonomi). Sebelum
menentukan pilihan, responden dapat menjelaskan secara terbuka dan
lengkap terkait tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian, risiko
penelitian, keuntungan yang didapatkan dan kerahasiaan informasi. Prinsip
ini juga dijelaskan secara lengkap dalam lembar persetujuan yang
ditandatangani oleh responden setelah mendapat penjelasan yang lengkap
dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian.
2. Menghormati Privasi Dan Kerahasiaan Subyek (Respect For Privacy And
Confidentially)
Subyek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan
kerahasiaan informasi. Peneliti merahasiakan berbagai informasi yang
menyangkut privasi subyek dan segala informasi tentang dirinya, dengan
meniadakan identitas seperti nama diganti dengan kode berupa nomor,
alamat dan nomor telefon tidak dicantumkan dalam hasil penelitian.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness)
Prinsip keterbekaan dalam penelitian dilakukan dengan cara jujur,
tepat, cermat, hati-hati dan profesional. Sedangkan prinsip keadilan dalam
penelitian dilakukan dengan cara tidak ada diskriminasi terhadap kriteria
yang tidak relevan dalam pemilihan responden, namun berdasarkan alasan
ilmiah yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian.
4. Mempertahankan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balangcing
harm and benefits)
Manfaat yang didapat oleh responden pada penelitian ini adalah
penambahan pengetahuan responden dengan keluarga tentang penyebab
terjadinya stunting dan cara menanggulanginya.

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


DAFTAR PUSTAKA

Ayouby. 2017. Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini (Studi di
PAUD dan TK.Handayani Bandar Lampung) Ajaran 2017.skripsi.
Universitas Lampung.
DAMPAK_PENGGUNAAN_GADGET_PADA_ANAK_USIA_DINI

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


_Studi_di_PAUD_dan_TK.Handayani_Bandar_Lampung_Skripsi.
Diakses pada 10 November 2018

Alviana, R., dan Hidayah, F.F. (2015). Pengaruh tingkat konsentrasi belajar siswa
terhadap daya pemahaman materi pada pembelajaran kimia di SMA
Negeri 2 Batang. Jurnal pendidikan sains. Universitas Muhammadiyah
Semarang, maret 2015.

Anggraini. E, (2019) “ Mengatasi kecanduan gadget pada anak”

Al- Ayoubi M.H, (2017). Dampak penggunaan gadget anak usia dini. Universitas
lampung. Disitasi oleh Ma’ruf (2016).

BPS Majene, 2018. Data pengguna smartphone di Sulawesi Barat. (Online)


https://majenekab.bps.go.id

Caleb T Carr, Rebecca A Hayes. (2015). Social Media: Defining, Developing and
Divining. Journal of Communication. Disitasi oleh cakranegara P.A (2016)

Harfiyanto, D., Cahyo, B. U., & Tjaturahono, B. (2015). Pola Interaksi Sosial
Siswa Pengguna Gadget di SMA N 1 Semarang. Journal of
Educational Social Studies, 4(1).

Iskandar, 2014. 10-negara-denganpenjualan- smartphone-terbanyak indonesia.


Diakses dari http://tekno.liputan6.com/read/800204/ini-10-negara-
dengan penjualan. Disitasi oleh Warisya Y (2015)

smartphoneterbanyak-indonesia pada tanggal 18Oktober 2015.

Khairuni. N, (2016) Dampak positif dan negatif sosial media terhadap


pendidikan akhlak anak. Universitas UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Vol
2. No 1

Manumpil, B., Ismanto, A. Y., & Onibala, F. (2015). Hubungan Penggunaan


Gadget Dengan Tingkat Prestasi Siswa Di Sma Negeri 9 Manado.
JURNAL KEPERAWATAN, 3(2).

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Manumpil, Beauty. Yudi Ismanto. Franly Onibala. (2015). Hubungan Penggunaan
Gadget Dengan Tingkat Prestasi Siswa Di Sma Negeri 9 Manado. Ejoural
Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 2. April 2015.

Novitasari, Wahyu. 2016. Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi


Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Surabaya: UNS

Nurohim fajar (2017). Hubungan antara konsentrasi dengan prestasi belajar mata
pelajaran pendidikan ibadah siswa kelas XI Ips SMA Muhammadiyah
1 Bantul (2017)

Nurmalasari, (2018). Pengaruh penggunaan gadget terhadap tingkat prestasi siswa


SMPN 1 Atap pakisjaya karawang. STMIK Nusa Mandiri Jakarta. Vol
3 No. 2

Nasrullah, R. (2017). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan


Sosioteknologi. Bandung: Remaja Rosdakary

Nasrullah, Rulli. (2016). Media Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Aini. N, (2018) “ Teori model keperawatan “

Olik Yusuf, 2016. Jumlah pengguna facebook di indonesia terus bertambah.


Disitasi oleh Salman A (2017)

Ramadhani H.C (2016) Pengaruh bermain puzzle terhadap konsentrasi belajar


anak kelas I SD Negeri pokoh 1 ngemplak, sleman , D.I. Yogyakarta.
Vol 4 No.11

Riadi, Y. (2015). Tahun Ini Pengguna Smartphone di Indonesia Mencapai 55 Juta.


Seluler.ID. 21 September. Disitasi oleh Seianingsih (2018).

Rozalia M.F (2017). Pola interaksi sosial siswa pengguma gadget DI SMAN 1
SEMARANG. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan SD, 5(2), 722–731.
Disitasi oleh Dewi. T.C (2019)

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Statista, 2018. Number Of Smartfhone user wordwide. Diakses dari
https://teknologi.id/insight/jumlah-pengguna-smartphone-di-seluruh-
dunia-dari-2014-2020

Sukemi, dkk. (2015). Korelasi antara Perilaku Penggunaan Media Sosial


“Facebook” dan Minat Belajar TIK Terhadap Kreativitas Belajar dan
Prestasi Belajar TIK siswa di SMAN 1 Sawan Pada Semester Ganjil
Karmapati. Universitas Pendidikan Ganesha Singoraja : Bali. Vol 4
No.4

Surya hendra (2015) “ Cara cerdas (Smart) mengatasi kesulitan belajar”

Surya hendra (2013) “ Strategi jitu mencapai kesuksesan belajar”

Susanti. D, (2018) Persepsi siswa SMAN 1 Sirah pulau padang terhadap


chyberbullying dijejaring sosial facebook.

Sari, P dan Mitsalia A. A. 2016. Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Personal


Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tkit Al Mukmin. Jurnal Profesi 13
(2) : 73 – 77.

Utomo, C. B., & Budi, T. (2015). Journal of Educational Social Studies


PENGGUNA GADGET DI SMA N 1 SEMARANG. Journal of
Educational Social Studies, 4(1), 1–5.

Velika V., I. Nengah Sudika Negara, and Hendro Aryanto. Perancangan Iklan
Layanan Masyarakat Penggunaan Gadget Bijaksana Pada Anak Usia 3-
5 Tahun Di Surabaya. Jurnal DKV Adiwarna 1 (2015): 11.

Wijaya, K.K (2015). Jumlah pengguna website, mobile dan media sosial di indonesia

Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR


Fakultas ilmu kesehatan UNSULBAR

Anda mungkin juga menyukai