Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Kesehatan Mental Pada Remaja”


Dosen Pengampu : helmi setiawan., M.Pd

Nama kelompok :
1. Meli Nara Nabila 2022010264
2. Afriani 2022010008
3. Reni Komalasari 2022010205
4. Tri Hardianti 2022010245
5. Diana Nurhidayati 2022010037

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


YAHYA BIMA
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Kesehatan Mental Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi
Agama” bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa
berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan
ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi
(penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan).
Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang
lain. Zakiah Daradjat mendefenisikan bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya
keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya
penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan
keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna dan bahagia di
dunia dan akhirat. Jika mental sehat dicapai, maka individu memiliki integrasi,
penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini, individu belajar
menerima tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku.
Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external, keduanya saling
mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan
gangguan  jiwa dan penyakit jiwa. Masalah yang sering terjadi pada perkembangan
intelektual dan emosional remaja adalah ketidak seimbangan antara keduanya.
Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam
sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah dengan berbagai media.
Mereka telah dibanjiri informasi berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta
konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televise, video, radio, dan film) yang
semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja sekarang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan semakin
modern mempengaruhi dunia pendidikan yang cenderung mengutamakan aspek kognitif
(kecerdasan intelektual), sementara nilai-nilai afektif keimanan, ketakwaan, mengelola
emosi dan akhlak mulia sebagaimana ditegaskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional
yaitu : untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa dan berakhlak mulia, kurang banyak dikaji
dalam dunia pendidikan persekolahan. Hal ini bukan karena tidak disadari esensinya,
melainkan pendidikan lebih mengutamakan mengejar ilmu pengetahuan dari pada
mendidik dan membina kepribadian dan akhlak mulia anak didik. Dunia pendidikan
tidak mengembangkan nilai-nilai afektif sebagai dasar pmbinaan kepribadian anak yang
menjadi tolok ukur pertama dan utama dalam pelaksanaan pendidikan di Negara kita,
menjadi parsial atau tidak utuh sebagaimana diisyaratkan oleh Pendidikan Umum bahwa
pendidikan menyeimbangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Akibat
nilai pendidikan parsial, tidak menyeimbangkan kognitif dan afektif, anak didik disatu
pihak intelektualnya cerdas, kemampuan skill cakap dan terampil, di sisi lain potensi
afeksi emosional tidak terbina terutama di kalangan remaja sehingga melahirkan erosi
moral afektual, kultural dan menjadi penyebab dehumanisasi dan demoralisasi. Gejala-
gejala emosional para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa
malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami
dengan baik. Sebagai pendidik mengetahui setiap aspek tersebut dan hal yang lain
merupakan sesuatu yang terbaik sehingga perkembangan remaja sebagai peserta didik
berjalan dengan normal dan mulus tanpa ada mengalami gangguan sedikitpun.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari remaja ?
2. Apa maksud dari kesehatan mental pada remaja ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada remaja ?
4. Apa kriteria remaja yang bermental sehat ?
5. Apa saja dampak kesehatan mental pada remaja ?
6. Bagaimana cara mngatasi kesehatan mental pada remaja ?
7. Bagaimana cara pengobatan kesehatan mental ?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia
tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja
adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai
21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak
hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan
berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik
yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh,
dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan
idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21
tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :
 12 – 15 tahun masa remaja awal
 15 – 18 tahun masa remaja pertengahan
 18 – 21 tahun masa remaja akhir

2. Kesehatan Mental Pada Remaja


Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri
yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung
cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun
pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh
dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di
antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan topan”, suatu
masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak,
sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan dan
memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang senang
dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan
emosi remaja.
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon.
Suatu saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih
kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis. Kestabilan emosi
remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat yang akhirnya mendorong remaja
untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya yang baru. Hal tersebut hampir sama
dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), yang mengatakan bahwa kecerdasan
emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya
ketegangan emosional yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap
harapan masyarakat yang berlainan dengan dirinya.
3. Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mental remaja, yaitu :
a) Faktor Internal
Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat,
keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah,
dengki, iri, pemalu,pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya
bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan
aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.

b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan
seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-
nenek, dan masih banyak lagi lainnya.

c) Faktor Biologi
Proses pertumbuhan ciri - ciri seksual primer dan sekunder. Ciri ciri seksual primer
adalah proses pertumbuhan organ – organ seksual yang berhubungan langsung dengan
proses reproduksi seperti pada pria yaitu pertumbuhan penis, sperma dll. Pada wanita
yaitu matangnya ovarium, vagina dll. Ciri – ciri seksual sekunder adalah pertumbuhan
organ organ tubuh yang tidak berkaitan langsung dengan proses reproduksi.
Contohnya pada pria yaitu munculnya bulu di ketiak dan kelamin, perubahan suara,
pertumbuhan badan yg pesat dll. Pada wanita yaitu bulu di ketiak dan kelamin,
payudara membesar, pertumbuhan badan yg pesat dll. Perubahan faktor biologi dapat
membuat kesehatan mental remaja terganggu seperti :
 Sulit beradaptasi dengan kondisi fisiknya yang baru.
Pertumbuhan fisik yang secara tiba – tiba pesat membuat remaja menjadi bingung
dan sulit menghadapinya. Pertumbuhan yang terlalu cepat disbanding kan temen
teman sebaya lainnya dapat menimbulkan rasa malu karena merasa berbeda.
Sedangkan pertumbuhan yang terlambat dapat membuat remaja minder dan tidak
percaya diri dalam bergaul.
 Salah informasi yang menyebabkan salah persepsi.
Mereka ingin bertanya kepada orang yang lebih dewasa tapi merasa malu dan
justru bertanya kepada teman – temannya yang malah memberikan jawaban yang
salah dan dapat menjerumuskan kepada hal buruk seperti seks bebas, manstrubasi
dan salah dalam perlakukan dirinya sendiri.

d) Faktor Keluarga
Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga
menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja
dengan orang yang lebih dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara
bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka pada level orang-orang
dewasa.
Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang sudah remaja
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu
semalam?”, “Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa yang kamu tonton?” dan lain
sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh orangtua
adalah karena kepedulian orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak
remajanya. Namun ditelinga dan dipersepsi anak pertanyaan-pertanyaan tersebut
seperti introgasi seorang polisi terhadap seorang criminal yang berhasil ditangkap.
remaja sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya

e) Faktor Lingkungan dan Sosial


Pada faktor lingkungan dan sosial melingkupi semua yang berhadapan langsung
dengan remaja seperti pertemanan dan pergaulan, sekolah dan lingkungan rumah
sekitar. Faktor - faktor tersebut sangat mempengaruhi kepribadian seseorang dari
lingkungan remaja banyak belajar dan meniru. Jika lingkungan terlalu banyak
menuntut remaja untuk banyak melakukan hal maka remaja tersebut dapat sangat
tertekan. Lingkungan yang tidak baik serta pergaulan yang salah juga dapat membuat
remaja menjadi terganggu kesehatan mentalnya.

4. Kriteria remaja yang bermental sehat


Ada beberapa kriteria remaja yang bermental sehat, yaitu :
 Dapat menerima perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya dengan lapang
dada.
 Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya (teman sebayanya).
 Dapat mengatasi gejolak-gejolak seksualitasnya.
 Mampu menemukan jati dirinya dan berprilaku sesuai jati dirinya tersebut.
 Dapat menyeimbangkan pengaruh orang tua dan pengaruh teman sebayanya.
 Dapat mengaktualisasikan kemampuannya baik dalam sekola maupun lingkungan
sosialnya.
 Tidak mudah goyah apabila terjadi konflik-konflik yang membutuhkan penyelesaian
dengan pikiran yang jernih.
 Memiliki cita-cita atau tujuan hidup yang dapat di kejar dan di wujudkan untuk
memotivasi diri menjadi seorang yang berguna.
 Memiliki integrasi kepribadian.
 Memiliki perasaan aman dan perasaan menjadi anggota kelompoknya.

5. Dampak Kesehatan Mental Pada Remaja


a) Dampak positif
 Menjadi lebih produktif
 Merasa hidup bahagia dan lapang
 Meningkatkan kreatifitas dan produktifitas
 Meningkatkan semangat
 Meningkatkan fungsi otak

b) Dampak negatif
 kenakalan remaja.
 penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol
 seks bebas
 gangguan pencernaan
 bunuh diri
 kurangnya percaya diri

6. Cara Mengatasi Gangguan Mental Pada Remaja


Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu:
 Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.
 Membantu orang lain dengan tulus.
 Memelihara pikiran yang positif.
 Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
 Mencari bantuan profesional jika diperlukan.
 Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
 Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.

7. Pengobatan Kesehatan Mental


 Psikoterapi
Psikoterapi merupakan terapi bicara yang memberikan media yang aman untuk
pengidap dalam mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikiater akan
memberikan bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan.
Psikoterapi beserta perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara
yang paling efektif untuk mengobati penyakit mental. Beberapa contoh psikoterapi,
antara lain cognitive behavioral therapy, exposure therapy, dialectical behavior
therapy, dan sebagainya.
 Stimulasi Otak
Stimulasi otak berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi magnetik transkranial,
pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf
vagus.
 Pengobatan Terhadap Penyalahgunaan Zat
Pengobatan ini dilakukan pada pengidap penyakit mental yang disebabkan oleh
ketergantungan akibat penyalahgunaan zat terlarang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, usia remaja merupakan usia paling rentan terhadap pengaruh yang berasal dari
dalam dan dari luar yang dijalani oleh remaja itu sendiri. Oleh sebab itu orang tua dan
pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting
dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan.
Remaja memiliki pandangan tersendiri yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat,
karena pada masa dan umur tersebut, para remaja lebih senang untuk mencari dan
mencoba hal-hal yang baru. Sehingga lingkungan dan para orang tua serta guru memiliki
peran penting untuk dapat membawa para remaja ke hal-hal yang positive bagi remaja.  

B. Kritik Dan Saran


Puji Syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT atas terselesaikannya makalah ini.
Kami selaku penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, baik dari segi penulisan, bahasa, atau data yang kurang lengkap. Oleh karena
itu saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan
untuk kami jadikan koreksi dan perbaikan dalam pembuatan makalah yang selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Daftar Pustaka

Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga


Sunarto & Agung, Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Syamsudin, Abin M. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Willis, Sofyan. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Yusuf, Syamsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1854941-kesehatan-mental-remaja/
#ixzz1ZEtivCTp
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1854941-kesehatan-mental-remaja/

http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2010/12/pengertian-kesehatan-mental-dan-
konsep.html

http://organisasi.org/hal-faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-mental-manusia-internal-dan-
eksternal-psikologi

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1854941-kesehatan-mental-remaja/
#ixzz1ZEhkClWZ

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1854941-kesehatan-mental-remaja/
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2010/01/08/perkembangan-psikologis-remaja/
http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja
Keluarga. http://www.pages-yourfavorite.com/ppsupi/ abstrakpu2004.html
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0403/26/muda/933870.htm)

Anda mungkin juga menyukai