Anda di halaman 1dari 7

KESEHATAN MENTAL

REMAJA

NATANIA EKLESIA LAURENCE


121190039
Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................................5
PENUTUP................................................................................................................................................5
A. Kesimpulan.................................................................................................................................5
B. Saran...........................................................................................................................................5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan mental merupakan kondisi batin seseorang yang berada dalam keadaan tentram dan
tenang sehingga memungkinkan untuk menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kesehatan mental
menjadi bagian penting dalam tercapainya suatu kondisi sehat dalam setiap kebutuhan manusia dan untuk
menunjang produktivitas dan kulitas kesehatan fisik.
  Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya saling
mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan gangguan  jiwa dan
penyakit jiwa. Masalah yang sering terjadi pada perkembangan intelektual dan emosional remaja adalah
ketidakseimbangan antara keduanya. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui
berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah dengan berbagai
media. [ CITATION Dia12 \l 1033 ]

Masalah kesehatan mental bisa dialami oleh siapa aja dan telah mempengaruhi anak-anak dan
remaja termasuk depresi, kecemasan dan gangguan perilaku, yang seringkali merupakan respon langsung
terhadap apa yang terjadi dalam hidup mereka. Perawatan kesehatan mental untuk remaja adalah hal yang
sangat penting, namun sering diabaikan oleh masyarakat. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018
menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia
atau setara dengan 11 juta orang. [ CITATION Alf20 \l 1033 ]

Data tersebut didukung fenomena yang terjadi saat ini mulai dari bullying yang sudah terjadi di
kalangan remaja. Banyak kejadian bunuh diri yang dilakukan di Indonesia salah satu diantarnya adalam
remaja yang dikarenakan masalah hubungan sosial dengan temannya ataupun keluarganya. Hal ini
menunjukkan bahwa kesehatan mental remaja harus menjadi perhatian sejak dini. [ CITATION Alf20 \l
1033 ]

B. Rumusan Masalah

Pemahaman akan kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Hal ini dibuktikan dengan
tingkat pemasungan1 orang dengan gangguan jiwa sebesar 14% pernah pasung seumur hidup dan 31,5%
dipasung 3 bulan terakhir. Selain itu sebesar 91% masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan jiwa
tidak tertangani dengan baik dan hanya 9% sisanya yang dapat tertangani. Tidak ditangani dengan baik
bisa menjadi indikasi akan kurangnya fasilitas kesehatan mental ditambah dengan kurangnya pemahaman
akan kesehatan mental. [ CITATION Alf20 \l 1033 ]

1
upaya pengikatan atau pengekangan fisik pada orang dengan gangguan jiwa, dan orang agresif atau berbahaya di
komunitas
Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental atau jiwa
yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib, anggapan akan orang gila. Selain itu masyarakat
yang kurang paham akan tanda – tanda gangguan mental seperti depresi, yang mana depresi merupakan
gangguan kesehatan mental yang paling sering ditemukan. Hal ini menyebabkan  orang dengan kesehatan
mental yang terganggu cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan
stigma masyarakat. Hendaknya masyarakat lebih terbuka dan peka akan gangguan kesehatan mental
disekitarnya. Masyarakat bisa menjadi pendengar bagi orang yang mengalami depresi maupun stress
sebagai upaya meringankan bebas mental. [ CITATION Alf20 \l 1033 ]

C. Tujuan Penelitian

Menganalisis kondisi mental sebagai upaya pencegahan perilaku beresiko pada remaja, mengatahui
perubahan yang terjadi dan karakteristik remaja sehingga remaja itu sendiri dapat melalui periode ini
dengan optimal dan mampu menjadi seorang dewasa yang matang baik fisik maupun psikisnya.

BAB II

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui kesehatan mental anak, penting untuk melihat faktor dalam diri anak, keluarga
dan lingkungan. Faktor dalam diri anak seperti faktor genetik, temperamen, dan kesehatan fisik perlu
diamati. Faktor dari keluarga meliputi pola asuh orang tua serta kelekatan anak terhadap orang tua. Teori
kelekatan (attachment) dari John Bowlby (1969) memperlihatkan bahwa anak-anak perlu membangun
ikatan yang aman dengan pengasuh utama mereka di masa. Ikatan yang aman ini penting untuk
membangun kepercayaan dan rasa aman. Dengan adanya kedua hal tersebut, mereka dapat belajar dan
melakukan eksplorasi terhadap dunia di sekitar mereka dengan percaya diri dan tanpa ketakutan yang
berlebihan. [ CITATION EYG18 \l 1033 ]

Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap rasa aman anak. Adanya peraturan yang
berlebihan, tuntutan yang tidak realistis, kebebasan tanpa batasan aturan, dan pola komunikasi yang tidak
didasari oleh alasan-alasan mengapa pesan tersebut harus dilaksanakan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kesehatan mental anak.
Berbeda dengan masa anak, masa remaja adalah periode permulaan (onset) untuk adanya berbagai
perilaku dan kondisi yang memengaruhi kesehatan dan juga dapat menyebabkan gangguan pada masa
dewasa. Adanya masa pubertas merupakan salah satu tantangan bagi remaja. Pubertas mengacu pada masa
transisi perkembangan yang ditandai dengan perubahan biologis yang mengakibatkan kematangan dari
segi fisik dan seksual Kadar hormon selama masa pubertas dapat mempengaruhi respons stress dalam
tubuh dan otak. Faktor lain yang juga penting adalah pengaruh peer (teman sebaya) yang dapat membuat
anak perlu mengembangkan kemampuan terkait penyesuaian diri dan regulasi diri. Ketika remaja merasa
diterima di lingkungan pertemanannya dan tidak membandingkan diri secara berlebihan, hal ini mampu
membuat mereka merasa aman di lingkungan.
Mental illness seperti gangguan kepribadian serta emosi banyak dimulai di masa ini. Perilaku-
perilaku tidak sehat seperti merokok, minum minuman keras dan penggunaan obat-obatan terlarang sering
dimulai pada masa remaja dan berhubungan erat dengan peningkatan masalah hingga kematian yang
merupakan tantangan utama dalam kesehatan. [ CITATION EYG18 \l 1033 ]

Melakukan promosi terhadap kesehatan mental pada remaja artinya meningkatkan kesehatan mental
masyarakat di masa depan secara keseluruhan. Upaya pemberian dukungan pada kesehatan mental dapat
dilakukan melalui tiga cara, yaitu promosi, prevensi, dan intervensi (kurasi). Merancang upaya dukungan
terhadap kesehatan mental pun perlu dilakukan secara sistemik dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari
orang tua (keluarga), guru atau pihak sekolah, komunitas, serta pemerintah. [ CITATION EYG18 \l 1033 ]

Promosi kesehatan mental bertujuan untuk mempromosikan kesehatan mental yang positif. Cara
yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesejahteraan psikologis, kompetensi, ketahanan
manusia, serta menciptakan kondisi dan lingkungan hidup yang mendukung. Promosi kesehatan mental
dapat dilakukan dengan mengumpulkan data terkait insidensi gangguan tersebut supaya masyarakat
meningkat kesadarannya dan mendapat pengetahuan terkait permasalahan. Perubahan gaya hidup seperti
nutrisi yang baik, olahraga dan tidur yang cukup dapat mendukung kesehatan mental.[ CITATION EYG18 \l
1033 ]

Prevensi kesehatan mental berfokus pada mengurangi risk factor2 dan meningkatkan protective
factor3 yang terkait dengan kesehatan mental. Deteksi dini dan mengenalkan bagaimana penanganan
perilaku maladaptif dalam keluarga dan komunitas menjadi fokus yang sering dilakukan dalam tindakan
prevensi.
Intervensi umum digunakan dalam menjelaskan berbagai macam tindakan yang dimaksudkan untuk
memberikan kesembuhan atau meningkatkan penyesuaian diri. Intervensi pun dapat dilakukan pada setiap
pihak seperti intervensi individual, intervensi berbasis keluarga (family-based intervention), intervensi
sekolah (school-based intervention), serta intervensi pada komunitas (community-based interventions).
Intervensi individual biasanya berupa konseling atau psikoterapi. Psikoterapi pun memiliki banyak jenis
tergantung pendekatan yang akan digunakan, seperti terapi perilaku, terapi kognitif, terapi humanistik
serta terapi psikodinamik. Dalam memilih dan merancang intervensi yang tepat, kita perlu memiliki
beberapa pertimbangan seperti apa saja gejala yang muncul dan seberapa parah gejalanya dan seberapa
banyak gejala ini menyebabkan stress dan memengaruhi kehidupan sehari-hari. Pemahaman terkait resiko
dan manfaat dari intervensi tersebut untuk individu dan faktor kepribadian serta kebutuhan individu
lainnya pun perlu dijadikan pertimbangan. Dalam merancang rencana kesehatan mental remaja, penting
untuk memperhatikan tahapan perkembangannya serta mempertimbangkan faktor perbedaan budaya yang
dapat memengaruhi perkembangan tahapan tersebut. Misalnya ketika ingin merancang intervensi terkait
kesehatan mental pada remaja. Apabila masyarakat memandang bahwa remaja masih dalam periode
ketergantungan yang berkelanjutan pada orang tua, maka kita perlu mempertimbangkan peran penting
orang tua dalam mengidentifikasi, mengevaluasi serta menyetujui intervensi yang diberikan. Orang tua
dapat memulai dengan memberikan nutrisi yang cukup pada anak, kesempatan pada anak untuk belajar
baik sendiri maupun bersama teman, serta waktu untuk bermain yang akan meningkatkan kualitas hidup
anak sedari dini. Pemberian pola pengasuhan yang memberikan rasa aman, adanya kedekatan terhadap
seluruh anggota keluarga dan komunikasi yang terjalin dengan baik membuat keluarga menjadi sebuah
sistem yang memiliki fungsi optimal pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian yang wajar dan pembentukan
kematangan diri membuat mereka mampu menghadapi berbagai tantangan dan dalam kehidupannya saat
2
Faktor resiko
3
Faktor pelindung
ini dan juga di masa mendatang. Untuk itu mereka seyogyanya mendapatkan asuhan dan pendidikan yang
menunjang untuk berkembangnya self confidence, role anticipation, role experimentation,
dan apprenticeship yang sudah dimulai sejaka masa anak dan pra-remaja sehingga masa kritis yang
dijumpai di tahap perkembangan remaja ini dapat dilalui dengan mulus. Walaupun secara rasional selalu
dapat dilakukan koreksi dan kompensasi terhadap defek perkembangan kepribadian dan masalah
psikososial yang dihadapi, namun hal ini tentunya membutuhkan usaha yang lebih besar. Dengan
demikian, lebih baik mencegah dengan memperkuat berbagai faktor protektif dan mengurangi sebanyak
mungkin faktor risiko yang ada yang sudah dimulai sejak masa konsepsi hingga individu mencapai masa
remaja. [ CITATION Tjh13 \l 1033 ]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan mental adalah cara untuk menggambarkan kesejahteraan sosial dan emosional. Anak-
anak dan remaja membutuhkan kesehatan mental yang baik untuk berkembang dengan cara yang sehat,
membangun hubungan sosial yang kuat, beradaptasi dengan perubahan, dan menghadapi tantangan hidup.[
CITATION Ede21 \l 1033 ]

Cinta dan dukungan serta hubungan yang kuat dengan keluarga dan orang-orang terdekat dapat
memiliki pengaruh langsung dan positif pada kesehatan mental bagi remaja. Bahkan, hubungan emosional
yang baik dapat mengurangi kemungkinan remaja mengalami masalah kesehatan mental.
B. Saran

Berbicara dari hati ke hati dengan anak remaja Anda tentang kondisi dan kesehatan mentalnya
adalah langkah awal yang perlu Anda lakukan sebagai orangtua. Jika Anda mengkhawatirkan kesehatan
mental anak, mulailah dengan mengajaknya berbicara. Berbicara dengan anak tentang bagaimana perasaan
mereka menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa Anda, sebagai orangtua, peduli. Selain itu,
anak juga mungkin memerlukan bantuan Anda untuk mendapatkan dukungan profesional. 
Selanjutnya pemerintah dapat memberikan kebijakan terkait perlindungan serta peningkatan
kualitas hidup, seperti meningkatkan pemberian dan penyebaran makanan yang bernutrisi, hunian rumah
yang nyaman serta akses untuk mendapat pendidikan yang memadai. Hal tersebut tentu berkaitan pula
dengan kondisi perekonomian serta jaringan komunitas yang ada.

Daftar Pustaka

[1] D. K. Dewi, 4 November 2012. [Online]. Available:


http://dewikusumadian.blogspot.com/2012/11/kesehatan-mental-pada-remaja.html.

[2] A. A. Rachmawati, "Kesehatan Mental Remaja," 27 November 2020. [Online]. Available:


https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/.

[3] E. Gunatirin, 2018. [Online]. Available: http://repository.ubaya.ac.id/35835/1/Kesehatan%20Mental


%20Anak%20dan%20Remaja%20-%20Buku%20Ajar-part.pdf.

[4] T. Wiguna, 10 September 2013. [Online]. Available: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-


anak/masalah-kesehatan-mental-remaja-di-era-globalisasi.

[5] E. Lararenjana, 6 Oktober 2021. [Online]. Available: https://www.merdeka.com/jatim/pentingnya-


kesehatan-mental-bagi-remaja-yang-perlu-diketahui-baca-selengkapnya-kln.html.

[6] K. D. N. A., 2020. [Online]. Available: https://repository.unair.ac.id/98680/4/4%20BAB%20I


%20PENDAHULUAN.pdf.

Anda mungkin juga menyukai