Anda di halaman 1dari 9

RESUME KEPERAWATAN JIWA

PERSEPEKTIF KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH :

NAMA : OKTAVIANA
ARISTA BORU

NIM : PO5303203191083

TINGKAT : II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. Pengertian Keperawatan Jiwa

Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk


meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan jiwa merupakan
bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA).

Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa merupakan “proses


dimanaperawat membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang
positif, meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih
berproduktif di masyarakat.”

Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental adalah “ proses interpersonal


dalammeningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi.
Pasien tersebut bisa individu, keluarga,kelompok,organisasi atu masyarakat. Tiga area
praktik keperawatan mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , management.”

B. Perspektif Keperawatan Jiwa

Perspektif keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan

esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan jiwa. Setiap

individu memiliki harkat dan martabat, sehingga masing masing individu perlu dihargai.

Tujuan individu meliputi : tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri. Masing masing

individu berpotensi untuk berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah makhluk holistik

yang kebutuhannya berbeda. Semua prilaku individu itu bermakna meliputi : pikiran,

persepsi, perasaan dan tindakan.

Beberapa keyakinan mendasar yang digunakan dalam keperawatan jiwa antara lain

sebagai berikut (Depkes RI, 1998).

a. Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu dihargai.
b. Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
c. Setiap individu mempunyai potensi untuk berubah.
d. Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
sebagai manusia yang utuh.
e. Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
f. Semua perilaku individu adalah bermakna.
g. Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
h. Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh kondisi
genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
i. Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu.
j. Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.
k. Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan kesehatan
yang komprehensif.
l. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk
kesehatan fisik dan mentalnya.
m. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan fungsi
(meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan aktualisasi diri.
n. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada
individu.

C. Isu tentang Keperawatan Jiwa

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah yang sedang hangat

dibicarakan dan dianggap penting. Masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan

yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional mapun

global. Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian terhadap keperawatan jiwa

diantaranya :

1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

Di Indonesia banyak gangguan jiwa terjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita
jarang melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan terkini, bicara
tentang kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi, malahan harus dimulai dari
masa pra nikah
Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalam kandungan dengan
kesehatan mental dan fisik seseorang dimasa yang akan datang, diantaranya :

a. Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat terlahir dari
seorang ayah yang menggeluti musik juga, pola polanya sudah dipelajari bayi
dalam kandungan pada saat bayi belum lahir karna sudah terpapar suara
komposisi musik.
b. Marc lehrer, seorang ahli dari university of california menemukan bahwa 3000
bayi yang diteliti dengan diberi stimulus dini berupa suara, musik cahaya dan
getaran, ternyata setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental dan emosi
yang lebih baik.
c. Mednick (1988) melaporkan penemuan yang menarik tentang hubungan
skizofernia dengan infeksi virus dalam kandungan. Kita tahu bahwa skizofernia
dianggap sebagai penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan. Anggapan
tersebut keliru, skizofernia dapat disembuhkan dan dapat dideteksi saat dini.
Mednick membuktikan bahwa seseorang yang terkena suatu wabah penyakit pada
trimester kedua dalam kandungan mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita
skizofernia.

2.Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa

Masalah kesehatan jiwa akan meningkat di era globalisasi, sudah terbukti dua tahun

terakhir dari data yang diterima menunjukkan bahwa penderita gangguan jwa meningkat
tiap tahunnya, hal ini dikarenakan beban hidup yang semakin berat. Klien gangguan jiwa
tidak lagi didominasi kalangan bawah tetapi kalangan mahasiswa, PNS, pegawai swasta
dan kalangan professional. Penyebab dikalangan menengah ke atas sebagian besar akibat
tidak mampu mengelola stress dan ada juga akibat post power s yndrome atau mutasi
jabatan.

3. Kecenderungan faktor penyebab gangguan jiwa

Terjadinya perang, konflik, dan lilitan ekonomi berkepanjangan merupakan salah


satu pemicu yang memunculkan stress, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa
pada manusia. Menurut Aris Sudiyanto (guru besar ilmu kedokteran jiwa universitas
sebelas maret), ada tiga golongan penyebab dari gangguan jiwa ini.

a. Gangguan fisik, biologis dan organik. Penyebabnya adalah faktor keturunan,


kelainan pada otak, penyakit infeksi, kecanduan alkohol dan lain lain.
b. Gangguan mental, emosional dan kejiwaan. Penyebabnya adalah salahnya pola
pengasuhan hubungan patologis diantara anggota keluarga disebabkan frustasi,
konflik dan tekanan krisis.
c. Gangguan sosial atau lingkungan. Penyebabnya berupa stressor psikososial
(perkawinan, problem orang tua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau
sekolah, keuangan, perkembangan diri dan lain lain).

4. Kecenderungan situasi di era globalisasi

Perkembangan IPTEK yangg begitu cepat dan perdagangan bebas sebagai ciri
globalisasi, akan berdampak pada semua faktor termasuk kesehatan. Perawat dituntut
mampu memberikan askep yang profesional dan dapat mempertanggung jawabkan
secara ilmiah. Perawat dituntut senantiasa mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Perawat jiwa dalam era global harus
membekali diri dengan bahasa internasional, kemampuan komunikasi dan pemanfaatan
teknologi komunikasi, skill yang tinggi dan jiwa entrepreneurship.

5. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat

Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pelayanan kesesehatan termasuk

keperawatan adalah tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan

pelayanan yang berkualitas. Tenaga kesehatan terutama perawat jiwa harus mempunyai

standar global dalam memberikan pelayanan kesehatan, jika tidak ingin ketinggalan.

Fenomena masalah kesehatan jiwa, indikator kesehatan jiwa di masa mendatang bukan
lagi masalah klinis seperti prevalensi gangguan jiwa, melainkan berorientasi pada
konteks kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan hanya menangani orang sakit,
melainkan pada peningkatan kualitas hidup. Jadi konsep kesehatan jiwa bukan lagi sehat
atau sakit, tetapi kondisi optimal yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi
social.
Paradigma sehat Depkes, lebih menekankan upaya proaktif untuk pencegahan dari
pada menunggu di RS, orientasi upaya kesehatan jiwa lebih kepada pencegahan
(preventif) dan promotif. Penangan kesehatan jiwa bergeser dari hospital base menjadi
community base.

6. Kecendrungan penyakit

Tahun 2020 diseluruh dunia akan terjadi pergeseran penyakit, dimana penyakit
infeksi akan dapat dikendalikan, AIDS akan terus menjadi masalah utama. Masalah
kesehatan jiwa akan menjadi “ The Global Burdan Of Desease”, adanya indikator baru,
yaitu Disabiliyty Adjusted Life Year (DALY), diketahuilah bahwa gangguan jiwa
meruapakan masalah kesehatan utama secara internasional. Perubahan sosial ekonomi
yang cepat dan situasi sosial politik yang tidak menentu menyebabkan semakin tingginya
angka pengangguran, kemiskinan dan kejahatan, sehingga dapat meningkatkan angka
kejadian krisis dan gangguan dalam kehidupan.

a. Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder

Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma yang
umum di alami manusia dalam kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan
stressberkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian.
Mereka menjadi manusia yang invalid dalam kondisi kejiwaan dengan akhir menjadi
tidak produktif. Trauma bukan semata mata gejala kejiwaan yang bersifat individual,
trauma muncul sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan
pribadi tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.

b. Meningkatnya Masalah psikososial

Lingkup kesehatan jiwa sangat luas dan kompleks, juga saling berhubungan
dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada UU No. 23 1992 tentang
Kesehatan dan Ilmu Psikiatri, masalah kesehatan jiwa secara garis besar digolongkan
menjadi :

 Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas


hidup, yaitu masalah kejiwaan yang berkaitan dengan makna dan nilai nilai
kehidupan manusia.
 Masalah psikososial yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul akibat
terjadinya perubahan sosial, meliputi : psikotik gelandangan, pemasungan
penderita gangguan jiwa, masalah anak jalanan, masalah anak remaja
(tawuran, kenakalan), penyalaggunaan Narkotik dan psikotropik, masalah
seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual dll), tindak kekerasan
sosial (kemiskinan, penelantaran tidak diberi nafkah, korban kekerasan pada
anak, dll), stress pasca trauma (ansietas, gangguan emosional, berulang kali
merasakan kembali suatu pengalaman traumatik, bencana alam, ledakan,
kekerasan, penyerangan/ penganiayaan fisik/ seksual, termasuk pemerkosaan,
terorisme, dll), migrasi ( masalah psikis/ kejiwaan akibat perubahan sosial,
seperti cemas, depresi, stress pasca trauma, dll), masalah usia lanjut yang
terisolasi, masalah kesehatan tenaga kerja di tempat kerja (penurunan
produktivitas, stress di tempat kerja, dll)

c. Trend Bunuh Diri pada Anak dan Remaja

Bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam, angka
kejadian terus meningkat. Metode yang paling disukai seperti menggunakan pistol,
menggantung diri dan minum racun. Keberhasilan bunuh diri pada pria lebih banyak 3
x dari wanita. Bunuh diri merupakan suatu tindakan mencabut nyawa sendiri dengan
sengaja (jalan pintas yang dikutuk Tuhan). Latar belakang terjadinya bunuh diri
beragam seperti asmara, pekerjaan, problem rumah tangga dan ekonomi.

d. Masalah Napza dan HIV/ AIDS

Sangat berkaitan dan merupakan dampak dari pembangunan serta teknologi dari
suatu negara yang semakin maju. Di negara kita yg mendukung merebaknya Napza
adalah perangkat hukum yg lemah. Seiring dengan merebaknya pemakaian Napza
adalah pertumbuhan HIV/ AIDS, ancaman hilangnya kehidupan dan runtuhnya
peradaban. Khususnya tenaga kesehatan harus berpartispasi dalam upaya pencegahan
dan penatalaksanaan masalah Napza.

e. Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa

Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola asuh
keluarga kembali menjadi sorotan. Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimana
orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi.
Kehangatan yang dimaksud adalah bagaimana orang tua menjadi teman curhat, teman
bermain, teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar dan
berkomunikasi. Orang tua menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga anak
menjadi sehat jiwanya. Kontrol yang tinggi dengan cara anak dilatih mandiri dan
mengenal disiplin di rumahnya. Kemandirian menjadi hal yang sangat penting dalam
kesehatan jiwa, karena akan memiliki self confidence yang cukup.

f. Masalah Ekonomi dan Kemiskinan

Pengangguran telah menyebabkan rakyat indonesia semakin terpuruk. Daya beli

lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi, mudah teragitasi,


kekebalan menurun dan infrastruktur yang masih rendah menyebabkan banyak rakyat
mengalami gangguan jiwa. Masalah ekonomi paling dominan mjd pencetus gangguan
jiwa di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ah, Yusuf. dkk. 2015. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika.

Yosep, iyus. 2011. Kepetawatan jiwa (edisi revisi). Bandung : Refika Aditama

Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai