Batasan Bayi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dengan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.
3. Perubahan Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama bayi adalah :
a. Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir.
b. Penurunan tekanan O2 dan kenaikan tekanan CO2 merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus karotis.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan
pernapasan.
d. Refleks deflasi Hering Breur
Perkembangan normal pada neonatus pertama kali bernapas 30 detik sesudah
kelahiran, tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir per vagina
mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80 – 100 ml)
kehilangan ⅓ dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang ini diganti
dengan udara, paru-paru berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk
semula..
4. Perubahan Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru tekanan O2 di dalam alveoli meningkat, dan
tekanan CO2 menurun, hal ini mengakibatkan aliran darah ke paru-paru meningkat,
akhirnya darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus
menutup.
Dengan terpotongnya tali pusat, arteri dan vena umbilikalis menciut, aliran
darah dari plasenta melalui vena cava superior dan foramen ovale ke atrium kiri
terhenti, paru-paru mulai berfungsi.
Dengan masuknya darah dari paru-paru ke dalam atrium kiri, tekanan atrium
kiri menjadi lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan, hal ini menyebabkan
foramen menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar
badan ibu.
5. Perubahan lain yaitu mulai berfungsinya alat-alat pencernaan, hepar, ginjal dan alat-
alat lainnya.
ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
b. Riwayat persalinan
Bayi lahir spontan
Letak belakang kepala
Bayi segera bernapas
Bayi segera menangis : kuat dan keras, tidak lemah dan tidak nyaring
Nilai Apgar 1 menit : 10 ; 5 menit : 10
Pada kala I dan II tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan Refleks
a. Refleks moro : sentuhan, berkurang pada umur 4 bulan, hilang 6 bulan
b. Refleks roting : menoleh, berkurang pada umur 6 bulan, berhenti usia 1 tahun
c. Refleks swallowing : menelan
d. Refleks stopping : berinjak
e. Refleks Palmar Graps : menggenggam, berkurang pada umur 4 bulan
f. Babinsky : mengikuti arah, berhenti pada usia 1 tahun
g. Mata berkedip : dengan rangsangan cahaya atau sentuhan, sejak lahir – sepanjang
kehidupan
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Kulit
Memberi petunjuk umur kehjamilan :
Kulit biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada
telapak tangan, kaki dan selangkangan.
Vernix caseosa : fungsi tak jelas
Lanugo
Petechiae, echimosa, ruam, pustula
Warna : normal merah muda
Biru → cyanosis
Kuning → bilirubin / icterus
Pucat → anemia
Mongolian spot
Sclerema neonatorum
Suhu tubuh berkisar antara 36,5 ºC – 37 ºC
Kepala
Moulage/moulding
Benjolan caput succedaneum, chepal hematoma, meningocele
Hydrocephalus (sutura temporalis melebar)
Craniotabes
Ukuran lingkar kepala
- Sirkumferensia fronto-occipitalis 34 cm
- Sirkumferensia mento-occipitalis 35 cm
- Sirkumferensia suboccipitalis-bregmatika 32 cm
- Sirkumferensia submento-bregmatika 32 cm
Mata
Conjunctivitis gonorhoica (blenorrhoe) :
- Timbul 1 – 4 hari
- Pencegahan AgNO3 1 % (Crede)
- Tetracyclin 1 %
Subconjunctival bleeding
Pupil refleks cahaya (+) normal
Nystagmus → kelainan SSP
Strabismus → minggu I → Normal
Epicanthus → Down’s syndrome
Hidung
Sumbatan → sulit bernapas
Congenital → atresia choane
Infeksi → rhinitis
Mulut
Pearl Epstein → putih di langit-langit ; Moniliasis
Palatoschisis
Telinga
Congenital → Down’s syndrom
Fistula preauricularis
Leher
Bentuk pendek
Webbed neck
Lymphoma colli
Caput obstipum
Thorax
Pigeon chest, funnel chest
Gland mamaae membesar
Lingkar dada (32 – 34 cm)
Paru
Normal pernapasan abdominal
Sering pernapasan irreguler
Kadang tipe Cheyne stokes
Frekuensi napas normal antara 30 – 60 kali/menit
Perkusi ketukan yang lemah
Auskultasi : krepitas tak selalu patologis
Jantung
Heart rate normal : 120 – 160 kali/menit
Tekanan darah normal : 60/30 – 90/50 mm Hg
Auskultasi yang terpenting :
Bising pada priode neonatus tak selalu kelainan anatomi
Besar / kecilnya jantung sukar dengan perkusi
Abdomen
Bentuk normal silinders, setelah 2 minggu ke lateral
Hepar : palpasi 1 – 2 cm di bawah arkus kosta
Lien tak teraba
Perut membuncit : asites / tumor
Perut cekung / datar : hernia diafragma
Umbilicus
Terdiri dari 2 bagian : dilapisi amnion dan kulit
Mengalami mumifikasi : lepas 4 – 6 hari, bila lebih 10 hari → ingat infeksi →
omphalitis
Hernia umbilikalis
Genitalia
Pria :
Cryptochismus
Hydrocele testis
Hernia inguinalis
Wanita :
Sering labium mayus tak menutup labium minus
Vagina : secret mucus - Keputihan → 1- 2 minggu
Pseudomenstruasi hari ke 3 – 4 (normal)
Anus
Atresia ani
Atresia recti ≥ 2 ½ cm dari anus
Fistula rectovaginalis
Ekstremitas
Position of comfort → penting
Apakah paralyse / fraktur
Polydactili / syndactili
Lingkar lengan atas ( 10 – 11 cm)
Panjang badan (48 – 50)
Refleks
Refleks menghisap/menelan : sudah kuat sejak lahir
Refleks menelan : sejak dalam kandungan
Rooting refleks
Refleks moro
Menilai : fungsi otak, fungsi saraf perifer, ada/tidak fraktur
Pada umur 3 bulan biasanya menghilang
Pada umur 6 bulan → tidak normal
Refleks mengenggam
Refleks berjalan
Meconium
Tinja pertama yang dikeluarkan bayi
Biasanya 1 – 2 jam post partum
Bila > 10 jam belum ada → ingat kelainan
Setelah 3 – 4 hari meconium berubah warna
Frekuensi dan sifat tinja bayi tergantung susu
Adanya darah dalam tinja → dapat dari darah ibu / bayi
Urine
Pada bayi 24 jam I + 15 – 20 cc
26 hari + 200 cc
Bila 24 jam I belum kencing → cari penyelesaian
PENILAIAN APGAR
SKOR
TANDA
0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
Usaha bernapas Tidak ada Lambat, tak teratur Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas agak fleksi Gerakan aktif
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat/
melawan
Warna kulit Biru/pucat Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan
PENGKAJIAN
Pernapasan dan peredaran darah
- Bayi mulai bernapas 30 detik sesudah lahir Apgar score
- Frekuensi denyut jantung : 120 – 160 kali.menit
- Pernapasan bayi : 30 – 60 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 ºC – 37 ºC
Kulit : halus, lembut, padat, sedikit pengelupasan, verniks kaseosa
Keadaan dan kelengkapan ekstremitas
Perhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki adakah cacat bawaan : kelainan
bentuk, kelainan jumlah atau tidak ada sama sekali
Tali pusat : keadaan kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan
Refleks : moro, menggenggam, berjalan, menghisap, menelan
Berat badan turun pada hari kedua dan ketiga (fisiologis) jangan sampai turun 10 %
dari BB. Pada hari ke-10 sampai ke-14. Berat badan lahir normal : 2500 – 4000 gram.
Mekonium keluar 24 jam I sampai hari kedua atau ketiga.
Antropometri
- Lingkar kepala : 33 – 35 cm
- Lingkar dada: 32 – 34 cm (diukur dari dada ke daerah punggung kembali ke dada
melalui putting susu
- Lingkar lengan atas : 10 – 11 cm
- Panjang badan : 48 – 50 cm (diukur dari puncak kepala sampai ke tumit)
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
Pengertian
Melaksanakan pembersihan saluran pernapasan lebih dalam dengan menggunakan alat
penghisap lendir baik melalui hidung maupun mulut pada neonatus.
Tujuan
Saluran pernapasan bebas dari sumbatan semua kotoran sehingga bayi dapat bernapas
secara normal.
Persiapan alat
4. Perangkat penghisap lendir
5. Sarung tangan steril
6. Kain kasa steril
7. Nierbekken
8. Selimut pembungkus bayi
Pelaksanaan
1. Alat-alat didekatkan dekat penolong
2. Penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan
3. Bayi ditidurkan terlentang, bagian leher disanggah tangan kiri sedikit
diekstensikan.
4. Tangan kanan penolong membuka mulut bayi kemudian jari telunjuk tangan kiri
penolong dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai epiglottis untuk menahan lidah,
sedangkan jari telunjuk tangan kanan memasukkan selang sejajar dengan jari
telunjuk tangan kiri.
5. Masukkan selang penghisap sampai tenggorokan bayi kemudian kotoran dihisap
sebanyak-banyaknya, kotoran ditampung dalam nierbekken.
6. Lakukan berulang-ulang sampai bersih dan bayi menangis kuat.
7. Setelah selesai alat-alat dibersihkan dan dirapikan kembali.
Pengertian
Memutuskan hubungan antara plasenta dengan bayi dan mengikat tali pusat yang
sudah dipotong dengan teknik aseptic dan antiseptik.
Tujuan
1. Bayi dapat bernapas sendiri dengan segera
2. Memudahkan perawatan selanjutnya
3. Mencegah perdarahan umbilikalis
Persiapan Alat
Alat-alat steril :
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Klem tali pusat 2 buah
3. Gunting tali pusat 1 buah
4. Benang pengikat tali pusat 2 buah
5. Kapas lidi secukupnya
6. Kain kasa / kapas
Alat tidak steril :
1. Nierbekken
Obat-obatan :
1. Betadine 10 %
2. Alkohol 70 %
Pelaksanaan
Setelah bayi lahir seluruhnya diterima di atas kain steril, bebaskan jalan napas dengan cara
penghisapan, setelah bayi menagis dengan kuat lakukan segera :
1. Penolong masih memakai sarung tangan, tali pusat dijepit dengan dua buah klem.
Klem I dipasang kira-kira 5 cm dari perut bayi kemudian tali pusat diurut ke arah
plasenta, klem II dipasang kira-kira 5 cm dari klem I.
2. Tali pusat dipotong dengan gunting tali pusat diantara kedua klem kira-kira 2,5 cm
dari klem I. Waktu memotong tali pusat tangan kiri melindungi perut bayi
sehingga gunting tali pusat tidak mengenai bayi.
3. Sebelum memotong tali pusat, tali pusat diolesi dengan betadine 10 % dengan
memakai kapas lidi. Kemudian tali pusat diikat.
4. Setelah tali pusat diikat dengan kuat, olesi tali pusat dengan kapas beralkohol 70 %
lalu bungkus dengan kain kasa steril.
5. Lakukan perawatan selanjutnya.
MEMANDIKAN BAYI
Pengertian
Membersihkan kulit tubuh bayi dengan menggunakan air hangat atau minyak (baby
oil).
Tujuan
1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh serta keringat.
2. Merangsang peredaran tubuh
3. Memberi rasa segar dan nyaman
4. Mencegah terjadinya infeksi tali pusat
Persiapan
1. Meja mandi khusus
2. Handuk mandi
3. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
4. Waslap 2 buah
5. Kapas lembab dalam tempatnya
6. Kapas kering dalam tempatnya
7. Kapas alcohol dalam tenpatnya
8. Baby oil
9. Ember tertutup untuk pakaian kotor
10. Perlengkapan pakaian bayi
11. Dua baskom berisi air
12. Bak mandi bayi (setelah disabuni, bayi dimandikan dalam bak mandi, dilap dengan
handuk kering, rawat tali pusat, dipasangi baju ; cara memegang bayi sama
dengan pelaksanaan bayi dilap di bawah ini).
13. Masker petugas dan pakaian khusus petugas
Pengertian
Memberikan perawatan terhadap tali pusat pada bayi.
Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat
Persiapan alat
1. Alkohol 70 % dalam tempatnya
2. Kasa / kapas
3. Korentang dalam tempatnya
4. Perlengkapan pakaian bayi (gurita, popok, baju)
Pelaksanaan
1. Bersihkan tali pusat dengan kapas alcohol, mulai dari ujung sampai pangkal tali
pusat dan daerah sekitarnya dengan diameter 2 cm.
2. Tali pusat selanjutnya dibungkus dengan kasa steril dan difiksasi dengan
menggunakan gurita.
3. Pakaian bayi dipakai, alat-alat dirapikan. Kembalikan bayi dengan posisi sesuai
dengan kebutuhan.
Glossary
10. Caput obstipum : tanda seperti tumor pada sternocleido mastoideus oleh karena letak
sungsang terjadi tekanan pada leher.
14. Syndactili : antara jari yang satu lengket dengan jari yang lain.
2. Palpasi
Pedoman palpasi
Dilakukan jari dan telapak tangan untuk menentukan suhu, dehidrasi, tekstur,
bentuk, gerakan dan area nyeri tekan.
Hangatkan tangan sebelum palpasi.
Pertahankan kuku tetap pendek.
Daerah yang lunak terakhir dipalpasi
Lakukan dengan ujung jari untuk palpasi, ukuran, bentuk, tekstur dan hidrasi.
3. Perkusi
Dilakukan dengan ketukan untuk menghasilkan gelombang bunyi yang
ditandai dengan intensitas, nada, durasi dan kualitas.
Bisa secara langsung atau tidak langsung.
Lakukan perkusi dari daerah resonan redup
Bunyi
Intensitas Nada Durasi Kualitas Bagian tubuh
Perkusi
Gelembung udara
gastric usus yang
Seperti berisi udara
Keras Tinggi Sedang
gendang seperti ketukan
pipi yang
digembungkan
Sedang -
Resonan Rendah Panjang Bergema Paru-paru
keras
Paru-paru dengan
udara yang
Hipereso Sangat Sangat
Panjang Nyaring tertangkap (paru-
nan keras rendah
paru pada anak
kecil)
Halus - Seperti Hati : ruangan
Pekak Tinggi Sedang
keras gebuk yang berisi cairan
Datar Halus Tinggi Pendek Datar Otot
4. Auskultasi
Pedoman auskultasi
Merupakan proses pendengaran bunyi
Bel stetoskop untuk bunyi rendah (kardiovaskuler) dan bagian diafragma untuk
bunyi nada tinggi (gangguan paru-paru dan usus).
Stetoskop ditempatkan dengan rapat pada bagian tubuh (tidak ditekan terlalu
kuat kulit menjadi rata dan vibrasi kurang).
Pemeriksa harus terlatih mendengar bunyi-bunyian normal sebelum
mengidentifikasi bunyi abnormal.