Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS POLA KUMAN DAN POLA RESISTENSI PADA HASIL

PEMERIKSAAN KULTUR RESISTENSI DI LABORATORIUM PATOLOGI


KLINIK RUMAH SAKIT DR. H. ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
PERIODE JANUARI-JULI 2016

Festy Ladyani1, Mutia Zahra2


1
Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati
2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati

ABSTRAK
Resistensi antibiotik merupakan suatu masalah global di negaramaju
maupun di negara berkembang, baik yang terjadi di rumah sakit maupun
didalam komunitas. Infeksi oleh bakteri yang resisten secara merugikan telah
mempengaruhi hasil terapi, biaya terapi, penyebaran penyakit, dan lama
sakit. Untuk mengontrol infeksi tersebut, maka diperlukan pengawasan
terhadap kuman yangresisten serta diperlukan pengawasan penggunaan
antibiotik di rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola kuman
dan pola resistensi pada hasil pemeriksaan kultur resistensi antibiotik di
laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek
periode januari – juli 2016.
Penelitian deskriftif dengan pendekatan retrospektif. Pengumpulan
data dengan cara mengambil data rekam medik. Analisa data dengan
univariat. Dari 764 data hasil pemeriksaan kultur dan uji resistensi di lab
mikrobiologi patologi klinik RSUD H. Abdoel Moeloek.
Hasil penelitian menunjukkan 308 pertumbuhan bakteri terdiri dari 5
macam bakteri yaitu, Staphylococcus sp, Pseudomonas sp, Klebsiella sp,
Proteus sp dan Escherichia coli. Dengan uji sensitifitas antibiotik Meropenem,
Ceftazidime, Amoksilin, Ceftriaxone, Tetrasiklin, Sulbaktam-Ampi, Ampisilin,
Cefepime, Cefotaxime, Penisilin.
Data pola kuman bakteri Staphylococcus sp (43%), Klebsiella sp
(21%), Proteus sp (19%), Pseudomonas sp (15%) dan Escherichia coli (2%).
Data uji sensitifitas antibiotik yang resisten yaitu, Penisilin (98%), Ampisilin
(83%), Amoksilin (78,6%), Cefotaxime (33%), Tetrasiklin (28,6%),
Ceftriaxone (22,7%), dan antibiotik yang sensitif yaitu Meropenem (75%).

Kata Kunci : Pola Kuman, Resistensi, Kultur

Pendahuluan
Penyakit infeksi adalah jenis terhadap kuman yang resisten,
penyakit yang disebabkan oleh mengawasi penggunaan antibiotika
kuman, biasanya banyak terdapat di rumah sakit, membuat suatu
di daerah tropis seperti Indonesia pedoman yang baru secara
bahkan ada yang bersifat endemik. berkesinambungan untuk
Untuk menanggulangi penyakit ini pemakaian antibiotika dan
digunakan antibiotika. Sebagian profilaksis, serta memonitor
besar penggunaan antibiotika penggunaan antibiotika di rumah
terjadi di rumah sakit, maka dalam sakit sehingga dapat meningkatkan
manajemennya hendaklah penggunaan antibiotika yang
1
mempunyai suatu program untuk rasional.
mengontrol infeksi, pengawasan

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 77


Menurut Dewan Penasehat bakteri yang telah resisten
Aliansi Dunia untuk Keselamatan terhadap antibiotik dan setidaknya
Pasien, infeksi yang sering 23.000 orang meninggal setiap
ditemukan di rumah sakit yaitu, tahun sebagai akibat langsung dari
infeksi nosokomial menyebabkan resistensi ini. Data menunjukkan
1,5 juta kematian setiap hari di 86 % rumah tangga menyimpan
seluruh dunia. Studi yang antibiotik tanpa resep dengan
dilakukan WHO di 55 rumah sakit provinsi Lampung tertinggi kedua
di 14 negara diseluruh dunia, yaitu 92% setelah Kalimantan
menunjukan bahwa 8,7% pasien Tengah (93,4%) , hal ini
rumah sakit menderita infeksi menunjukkan bahwa pemahaman
selama menjalani perawatan di publik tentang manfaat,
rumah sakit. Sementara di negara penggunaan, juga dampak dari
berkembang, diperkirakan lebih penggunaan antibiotik masih lemah
dari 40% pasien di Rumah Sakit sehingga hal tersebut menjadi
terserang infeksi nosokomial. 2 persoalan serius karena tingkat
Di negara maju angka penggunaan antibiotik di Indonesia
kejadian infeksi yang didapat di sudah cukup memperihatinkan. 3
rumah sakit (infeksi nosokomial) Pada penelitian yang
terjadi cukup tinggi. Misalnya di dilakukan oleh Siti Aminah tahun
Amerika Serikat ditemukan 20.000 2005, di UPTD Balai Laboratorium
kematian setiap tahun akibat Kesehatan Provinsi Lampung dari
infeksi nosokomial. Diseluruh dunia januari 2006 - juni 2008
10% pasien rawat inap di rumah menunjukkan bahwaantibiotik
sakit mengalami infeksi baru golongan Penicilin yaitu Ampicillin
selama dirawat di Rumah Sakit dan Amoxicillin, serta Tetracyclin
yaitu sebanyak 1,4 juta infeksi adalah golongan antibiotik yang
setiap tahun. Di indonesia, paling tinggi terjadi peningkatan
penelitian yang dilakukan 11 resistensinya yang diujikan pada
rumah sakit di DKI Jakarta pada beberapa jenis kuman yaitu
tahun 2004 menunjukan bahwa Eschericia coli, Staphylococcus,
9,8% pasien rawat inap mendapat Pseudomonas aeruginosa,
infeksi yang baru selama dirawat. 2 Klebsiella sp, Proteus spdimana ke
Menurut Centers for Disease lima bakteri tersebut adalah bakteri
Control and Prevention, setiap yang paling sering ditemukan di
4
tahun di Amerika Serikat terdapat Rumah Sakit.
dua juta orang terinfeksi oleh

Metode
Penelitian ini menggunakan Populasi yang digunakan dalam
metode penelitian non eksperimen, penelitian ini adalah data yang
yaitu deskriftif dengan pendekatan telah melakukan pemeriksaan
retrosfektif. Penelitian dilaksanakan kultur resistensi, yang memuat
pada bulan Desember 2016. kuman paling banyak ditemukan di
Penelitian akan dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Januari – Juli 2016 berjumlah 308
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul sampel. Pengambilan sampel
Moeloek Provinsi Lampung.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 78


dilakukan menggunakan metode Kriteria Ekslusi
total sampling. 1. Data pemeriksaan kultur pasien
yang mendapatkan hasil
Kriteria Inklusi pertumbuhan kuman yang
1. Data hasil pemeriksaan kultur paling sedikit ditemukan di
pasien yang telah melakukan rumahsakit.
pemeriksaan kultur resistensi 2. Data pemeriksaan kultur yang
2. Data pemeriksaan kultur yang tidak lengkap,tidak terbaca
mempunyai hasil uji kuman 3. Data yang tidak menghasilkan
dan resistensi periode januari- hasil pemeriksaan resistensi
juli 2016 antibiotik

Hasil Analisis
Positivitas Pertumbuhan bakteri dan rekam medik. Dari
Kuman hasil penelitian pada bulan januari
Telah dilakukan penelitian – juli 2016 terdapat perolehan 764
analisis pola kuman dan pola data dari semua ruangan di RSUD
resistensi antibiotik dengan Dr H. Abdul Moeloek Bandar
menggunakan buku data resistensi Lampung.

Tabel 4.1 jumlahsampel pertumbuhan kuman


Sampel
No Pertumbuhan kuman Cairan Jumlah
Darah Pus Urine Sputum
tubuh
1 Steril 316 15 114 - 11 456
Ada pertumbuhan
2 kuman 43 170 32 60 3 308
Total 368 185 146 60 14 764
Ket : Data global selama 7 bulan januari – juli 2016 ( n = 764 )
Pseudomonas sp, Staphylococcus
Berdasarkan Tabel di atas sp, Proteus sp, Escherichia coli dan
didapatkan dari hasil pemeriksaan Klebsiella sp.
kultur bakteri terdapat
pertumbuhan bakteri sebanyak 308 Karakteristik Sampel Penelitian
sampel dengan presentase 39,8% Berdasarkan Ruangan
dan yang tidak terdapat Dari hasil yang diperoleh
pertumbuhan kuman atau steril selama penelitian yang
yaitu 456 sampel dengan dikelompokkan berdasarkan
presentase 60,2%. Sampel terdiri ruangan ditemukan Kuman steril
dari 5, yaitu sampel darah, pus, terdapat 456 sampel. Dan yang
urin, sputum dan cairan tubuh. terdapat pertumbuhan kuman
Pada sampel didapatkan kuman- terdapat 308 sampel. Dapat dilihat
kuman terbanyak yang didapat di pada tabel 4.2 di bawah ini.
rumah sakit, diantaranya

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 79


Tabel 4.2 Distribusi pertumbuhan kuman berdasarkan ruangan

Pertumbuhan Kuman
No Ruangan Jumlah
Steril Ada Pertumbuhan Kuman

1 ICU 137 45 182


2 Alamanda 213 39 252
3 Kutilang 10 40 50
4 Mawar 7 27 34
5 Melati 12 22 34
6 Gelatik 4 18 22
7 Murai 10 18 28
8 Kenanga 2 18 20
9 IRJ 21 15 36
10 SNC 13 14 27
11 Kemuning 3 12 15
12 Aster 2 6 8
13 Delima 3 4 7
14 PBHB 2 4 6
15 Jantung 4 4
16 Anyelir 4 3 7
17 MMLt 3 1 3 4
18 Nuri 4 3 7
19 XIV 1 5 6
20 PBHA 1 3 4
21 Anggrek 2 2
22 Lab 1 1
23 Roi 6 1 7
24 Bedah Patiah 1 1

Total 456 308 764

dengan presentase 7,1%. Ruang


Dari hasil tabel 4.2 di atas Gelatik 18 sampel dengan
bakteri terbanyak terdapat di presentase 5,8%. Ruang Murai 18
ruang ICU yaitu 45 sampel dengan sampel dengan presentase
presentase 16,8%.Diikuti 5,8%.Ruang Kenanga 18 sampel
denganruanganKutilang 40 sampel dengan presentase 5,8%.ruang IRJ
dengan presentase 12,10%.Ruang 15 sampel 4,8%.Ruang SNC 14
Alamanda 39 sampel dengan sampel dengan presentase
presentase 12,7%. Ruang Mawar 4,5%.Ruang Kemuning 12 sampel
27 sampel dengan presentase dengan presentase 3,9%.
8,8%.Ruang Melati 22 sampel

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 80


Ruang Aster 6 sampel patial 1 sampel dengan presentase
dengan presentase 1,9%. Ruang 0,3%.
Delima 4 sampel dengan
presentase 1,3%.Ruang PBHB 4 Karakteristik Jenis Kuman
sampel dengan presentase 1,3%. Berdasarkan Jenis Sampel
Ruang Jtg 4 sampel dengan Dari hasil pemeriksaan
presentase 1,3%. Ruang Anyelir 3 pertumbuhan kuman berdasarkan
sampel dengan presentase Tabel 4.2 terdapat sampel 308
0,10%.Ruang MMLt3 3 sampel dengan presentase pertumbuhan
dengan presentase 0,10%. Ruang kuman 39,4%yang didapatkan di
Nuri 3 sampel dengan presentase RSUD Abdul Moeloek. Beberapa
0,10%. Ruang PBHA 3 sampel kuman patogen terbanyak dari
dengan presentase 0,10%. Ruang masing-masing ruangan diujikan
Anggrek 2 sampel dengan terhadap 5 pemeriksaan kultur
presentase 0,6%.Ruang Lab 1 dapat dilihat pada tabel pada tabel
sampel dengan presentase 4.3
0,3%.Ruang Roi 1 sampel dengan
presentase 0,3%.ruang Bedah

Tabel 4.3 Distribusi jenis kuman berdasarkan jenis sampel di ruang


rawat inap

Sampel %
No Ruangan Staphylococcus Pseudomons Klebsiella Proteus Escherichia Jml
sp sp sp sp coli
1 ICU 17 17 37,8
2 Alamanda 28 28 71,8
3 Kutilang 11 11 27,5
4 Mawar 10 10 37,1
5 Melati 12 12 54,5
6 Gelatik 7 7 38,9
7 Murai 10 10 55,5
8 Kenanga 6 6 33,4
9 IRJ 4 5 26,7
10 SNC 6 6 42,9
11 Kemuning 7 7 58,3
12 Aster 3 3 50
13 Delima 4 4 100
14 PBHB 2 2 50
15 Jantung 2 2 50
16 Anyelir 2 2 66,7
17 MMLt 3 2 2 66,7
18 Nuri 2 2 66,7
19 XIV 3 3 100
20 PBHA 3 3 100
21 Anggrek 2 2 100

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 81


22 Lab 1 1 100
23 Roi 1 1 100
Bedah
24 Patiah 1 1 100
Total 110 9 25 2 147

Pada tabel 4.3 didapatkan jumlah Hasil Pemeriksaan Uji


sampel yang paling banyak Resistensi Antibiotik
ditemukan pada masing-masing Dari hasil uji resistensi yang
ruangan. Sampel paling banyak telah dilakukan di laboratorium
ditemukan yaitu, jenis kuman Patologi Klinik RSUD Dr. H. Abdoel
Staphylococcus sp sebanyak 110 Moeloek Bandar Lampung Pada
sampel yang terdiri dari masing- Januari sampai Juli 2016,
masing ruang rawat inap Rumah didapatkan data yang dapat dilihat
Sakit Dr. H. Abdoel Moeloek pada tabel dibawah ini.
Provinsi Lampung yang mempunyai
sampel pertumbuhan kuman paling
tinggi.

Tabel 4.4 Hasil pemeriksaan uji resistensi antibiotik

Staphylococcus Pseudomonas Klebsiella Escherichia


Proteus sp
No Antibiotik sp sp sp coli

R I S R I S R I S R I S R I S

1 Meropenem 28 3 104 16 1 28 5 4 56 9 49 1 4
2 Ceftazidime 86 6 43 19 2 24 27 7 31 30 6 22 2 3
3 Amoksilin 102 9 27 38 4 3 62 1 2 49 3 6 5
4 Ceftriaxone 88 7 39 36 3 6 52 5 8 42 1 14 3 1 1
5 Tetrasiklin 66 2 67 35 1 9 43 22 33 24 3 2
Sulbaktam-
37 64 32 22 15 8 24 26 15 13 25 20 2 1
6 Ampi 2
7 Ampisilin 108 7 19 43 2 62 2 1 52 1 5 5
8 Cefepime 80 13 42 20 16 9 27 18 20 33 10 15 1 4
9 Cefotaxime 82 14 39 35 5 5 44 10 11 39 6 13 1 3 1
10 Penisilin 125 7 2 45 65 59 5
Jumlah 134 45 65 59 5
sampel dngan presentase 65%,
Pada kuman Staphylococcus Ceftazidime 86 sampel dengan
sp didapatkan total sampel 134 presentase 64%, Cefotaxime
danmemiliki resistensi terhadap sebanyak 82 sampel dengan
beberapa antibiotik yaitu Penisilin presentase 61%. Sedangkan
sebanyak 125 sampel dengan Antibiotik yang sensitif, yaitu
presentase 93%,Ampisilin Meropenem sebanyak 104 sampel
sebanyak 108 sampel dengan dengan presentase 77%.
presentase 80%, Amoksilin 102 Kuman Pseudomonas sp
sampel dengan presentase memiliki resistensi terhadap
76%,Ceftriaxone sebanyak 88 beberapa antibiotik, yaitu Penisilin

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 82


sebanyak 45 sampel dengan Kuman Escherichia coli
presentase 100%, Ampisilin memiliki resistensi terhadap
sebanyak 43 sampel dengan beberapa antibiotik, yaitu Penisilin
presentase 95%, Amoksilin sebanyak 5 sampel dengan
sebanyak 38 sampel dengan presentase 100%, Amoksilin
presentase 84%, Ceftriaxone sebanyak 5 sampel dengan
sebanyak 52 sampel dengan presentase 100%, Ampisilin
presentase 80%. Tetrasiklin sebanyak 5sampel dengan
sebanyak 43 sampel dengan presentase 100%, Ceftriaxone
presentase 77%. Sedangkan yang sebanyak 3 sampel dengan
sensitif, yaitu Meropenem presentase 60%, Tetrasiklin
sebanyak 28 sampel dengan sebanyak 3 sampel dengan
presentase 62%. Ceftazidime presentase 60%. Antibiotik yang
sebanyak 24 sampel dengan sensitif, yaitu Meropenem
presentase 53%. sebanyak 4 sampel dengan
Kuman Klebsiella spmemiliki presentase 80%.
resistensi terhadap beberapa
antibiotik, yaitu Penisilin sebanyak Pembahasan
65 sampel dengan presentase Positivitas Pertumbuhan
100%, Ampisilin sebanyak 62 Bakteri
sampel dengan presentase 95%, Dari hasil penelitian yang
Amoksilin sebanyak 62 sampel dilakukan dengan uji kultur bakteri
dengan presentase 95%, di ruangan-ruangan RSUD Dr. H.
Ceftriaxone sebanyak 52 sampel Abdoel Moeloek didapatkan 5
dengan presentaase 80%, bakteri yang sering ditemukan di
Tetrasiklin sebanyak 43 sampel rumah sakit, yaitu Pseudomonas
dengan presentase 66%. Antibiotik sp, Staphylococcus sp, Proteus sp,
yang sensitif, yaitu Meropenem Klebsiella sp, dan Escherichia coli.
sebanyak 56 sampel dengan Uji kultur bakteri menggunakan
presentase 86%, Ceftazidime beberapa jenis sampel, yaitu
sebanyak 31 sampel dengan sampel darah, pus, urin, sputum
presentase 47% dan cairan tubuh. Dari penelitian
Kuman Proteus sp memiliki tersebut didapatkan sampel darah
resistensi terhadap beberapa sebanyak 43 sampel (13,10%), Pus
antibiotik, yaitu Penisilin sebanyak 170 sampel (55,2%), Urin 32
59 sampel dengan presentase sampel (10,4%), Sputum 60
100%, Ampisilin sebanyak 52 sampel (19,5%), dan Cairan tubuh
sampel dengan presentase 88%, 3 sampel (0,97%). Jumlah sampel
Amoksilin sebanyak 49 sampel terbanyak yaitu pada sampel pus
dengan presentase 83%, sebanyak 170 sampel.
Ceftriaxone sebanyak 42 sampel Pada penelitian ini bakteri
dengan presentase 71%. yang paling banyak ditemukan
Cefotaxime sebanyak 39 sampel yaitu, bakteri gram negatif
dengan presentase 66%. Antibiotik dibandingkan dengan bakteri gram
yang sensitif, yaitu Meropenem positif yaitu dengan urutan
sebanyak 49 sampel dengan Pseudomonas sp, Proteus sp,
presentase 83%. Klebsiella sp, dan Escherichia coli.
Sedangkan bakteri gram positif

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 83


ditemukan dalam jumlah kecil yaitu cairan infuse, Infeksi luka operasi,
Staphylococcus sp. Hal ini infeksi saluran kemih, infeksi
disebabkan kuman gram positif nosokomial pada bayi.
merupakan penyebab infeksi Dari data yang didapatkan
nosokomial terbanyak pada masa yang memiliki pertumbuhan kuman
sebelum penggunaan antibiotik paling banyak yaitu pada ruang
tahun 1940, tetapi setelah ICU sebanyak 14,6%. Data didapat
antibiotik digunakan maka dari 5 jenis sampel yaitu, darah,
penyebab infeksi mengalami pus, urin, sputum, cairan tubuh.
perubahan sehingga kuman gram Dan kuman suspek infeksi
positif jarang ditemukan. nosokomial yaitu, Staphylococcus
Hal ini sesuai dengan sp, Pseudomonas sp, Proteus sp,
penelitian yang dilakukan oleh Klebsiella sp, E-colli. Kuman paling
Muhamad Wibowo di RSUP Dr. banyak ditemukan di ruang ICU
Kariadi Semarangtahun 2009, dari karena banyak ditemukan infeksi
169 lembar kultur pasien ICU, 100 yang terkontaminasi dengan
(68,63%) kasus yang sumber bakteri patogen, sehingga
menunjukkan hasil kultur kuman dapat menimbulkan wabah infeksi
positif, 53 (31,36%) kasus nosokomial.
menunjukkan hasil negatif (steril), Pasien-pasien yang dirawat
dan 16 kasus tidak dikultur di ICU yang mempunyai
melainkan langsung dilakukan pertahanan tubuh yang rendah,
pengecatan. Dari 100 kasus yang monitoring keadaan secara invasif,
menunjukkan hasil positif tersebut terpapar dengan berbagai jenis
dapat diketahui bahwa kuman antibiotik dan terjadi kolonisasi
terbanyak penyebab infeksi oleh bakteri resisten.
ditunjukkan oleh Enterobacter Mengakibatkan pasien yang
aerogenes (34%), Staphylococcus dirawat mempunyai potensi yang
epidirmidis (17%), Escherichia coli lebih besar mengalami infeksi.
(15%), Pseudomonas aeruginosa Ada 2 faktor yang
(10%), Candida sp (9%) dan menyebabkan bakteri dapat
Acinobacter sp (8%). 5 menyerang pasien saat berada di
ruangan, yaitu faktor internal dan
Karakteristik Sampel faktor eksternal. Faktor internal
Berdasarkan Ruangan seperti usia, penggunaan antibiotik
Selama penelitian secara berlebihan, kolonisasi flora
didapatkan 308 sampel yang normal tubuh, personal hygiene
dikelompokan berdasarkan yang rendah dan perilaku personal
ruangan yaitu, ruangan ICU, yang buruk. Usia menjadi salah
alamanda, kutilang, mawar, melati, satu faktor penyebab terutama
gelatik, murai, kenanga, IRJ, SNC, pada bayi dan orang lanjut usia
kemuning, aster, PBHB, jantung, lebih rentan terkena infeksi
delima, MMLt3, nuri, anyelir, PBHA, dikarenakan pertahanan tubuh
XIV, anggrek, lab, roi, bedah yang lemah. Penggunaan antibiotik
patial. Sumber penularan infeksi secara berlebihan dan tidak tepat
diruangan-ruangan tersebut dapat meningkatkan resistensi
disebabkan oleh beberapa faktor antibiotik terhadap bakteri yang
yaitu, melalui alat napas, kateter,

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 84


menyebabkan bakteri resisten atau ini dapat merupakan penyebab 10-
kebal dengan antibiotik tersebut. 20% infeksi nosokomial. Sering
Sedangkan faktor eksternal, diisolasi dari penderita dengan
yaitu lingkungan yang buruk atau neoplastik, luka dan luka bakar
kotor, makanan yang tidak steril, yang berat. Kuman ini juga dapat
tidak dimasak dan diambil menyebabkan infeksi pada saluran
menggunakan tangan yang pernapasan bagian bawah, saluran
menyebabkan terjadinya cross kemih, mata dan lain-lainnya.7
infection, peralatan serta Klebsiella sp merupakan
instrumen kedokteran dapat salah satu bakteri penyebab infeksi
menyebabkan infeksi nosokomial, nosokomial yang paling sering di
cairan yang diberikan secara temui pada pasien yang dirawat
intravena dan jarum suntik dapat dirumah sakit.Potensi pathogen
terkontaminasi dengan bakteri jika bakteri Klebsiella sp awalnya
tidak steril, kelalaian petugas juga tergantung dari kemampuananya
merupakan faktor penyebab untuk melakukan invasi bertahan
terjadinya infeksi nosokomial. hidup dan berkembang biak dalam
jaringan tubuh pasien,menghambat
Karakteristik Jenis Kuman pertahanan tubuh dan dapat
Berdasarkan Sampel menyebabkan kerusakan jaringan
Pada penelitian ini tubuh pasien, sehingga perlu
didapatkan kuman suspek infeksi dilakukan pengobatan dengan
nosokomial yaitu Staphylococcus antibiotik. Keadaan ini juga dapat
sp, Klebsiella sp, Pseudomonas sp, mengakibatkan bakteri Klebsiella
Proteus sp dan Escherichia coli. sp menjadi resisten terhadap
Staphylococcus sp sering antibiotik. Penyebabnya karena
ditemukan sebagai flora normal kemampuan organism untuk
pada kulit dan selaput lendir merusak antibiotik, sehingga dapat
manusia. Beberapa jenis kuman ini terjadi mutasi yang menyebabkan
dapat membuat enterotoksin yang sel menjadi tidak dapat dilewati
menyebabkan keracunan makanan. oleh antibiotik.4
Setiap jaringan atau alat tubuh Proteus sp dapat
dapat diinfeksi olehnya dan menyebabkan infeksi pada manusia
menyebabkan timbulnya penyakit ketika bakteri ini meningggalkan
dengan tanda- tanda yang khas, traktus intestinal. Proteus vulgaris
yaitu peradangan, nekrosis, dan dan Proteus morganii merupakan
pembentukan abses. Infeksinya patogen infeksi nosokomial. Isolat
dapat berupa furunkel yang ringan Proteus sp mempunyai kepekaan
pada kulit sampai berupa piemia yang beragam terhadap antibiotik.4
yang fatal.6 Staphylococcus sp yang
Escherichia coli adalah patogen sering menghemolisis
kuman oportunis yang banyak darah, mengkoagulasi plasma dan
ditemukan di dalam usus besar menghasilkan berbagai enzim
manusia sebagai flora normal ekstraseluler dan toksin yang stabil
tubuh. terhadap panas. Staphylococcus sp
Pseudomonas yaitu, kuman cepat menjadi resisten terhadap
yangsering dihubungkan dengan beberapa antimikroba
penyakit pada manusia. Organisme Staphylococcusaureus disebabkan

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 85


oleh kontaminasi langsung pada memudahkan timbulnya kolonisasi
luka misalnya pada luka pasca bakteri yang resisten antibiotik
operasi. Ditandai dengan akibat mekanisme selective
munculnya furunkelatau abses pressure, 3)perawatan inap yang
lokal lainnya, diikuti dengan cukup lama juga dapat
peradangan dan nyeri yang mempengaruhi peningkatan
mengalami pernanahan.8 resistensi karena resiko untuk
Dari pemeriksaan kultur terinfeksi strain bakteri resisten
bakteri patogen dari sampel darah, makin tinggi.
pus, urin, sputum dan cairan yang Pada studi yang dilakukan
didapat dari ruangan-ruangan oleh Deurink DO, et al didapatkan
RSUD Dr. H. Abdoel. Moeloek bahwa peningkatan resistensi
terdapat pertumbuhan bakteri Escherichia coli lebih sering
patogensuspek infeksi nosokomial disebabkan oleh antibiotik
sebanyak 308 sampel bakteri golongan β-laktam. Hal ini dapat
dengan presentase 39,8% yaitu, diakibatkan oleh resistensi yang
Staphylococcus sebanyak 134 diperantarai oleh plasmid yang
sampel dengan presentase 43,5%, terjadi karena dihasilkannya enzim
Pseudomonas sebanyak 45 sampel penisilinase dan menyebabkan
dengan presentase 14,6%, antibiotik menjadi inaktif.Penderita
Klebsiella sebanyak 65 sampel tersebut dibuat rentan terhadap
dengan presentase 21,1%, Proteus penyakit secara selektif terhadap
sebanyak 59 sampel dengan sumber infeksi dengan
presentase 19,2%, Escherichia coli mikroorganisme yang berasal dari
sebanyak 5 sampel dengan lingkungan rumah sakit. Sehingga
presentase 1,6%. Penicillin G tidak disarankan untuk
digunakan dalam terapi untuk
Hasil Pemeriksaan Uji Escherichia coli. Pemberian
Resistensi Antibiotik cefepime (sefalosporin generasi
Resistensi antibiotik keempat) untuk terapi tunggal
merupakan suatu masalah global di lebih jarang menyebabkan resisten
negara maju maupun di negara dibandingkan dengan penggunaan
berkembang, baik yang terjadi di antibiotik tunggal lain.9
rumah sakit maupun didalam Hal ini sesuai dengan
komunitas. Infeksi oleh bakteri penelitian yang dilakukan oleh
yang resisten secara merugikan Muhamad Wibowo di RSUP Dr.
telah mempengaruhi hasil terapi, Kariadi pada tahun 2009.
biaya terapi, penyebaran penyakit, Didapatkan pola resistensi
dan lama sakit. antibiotik yang menunjukkan
Perubahan dalam resistensi bahwa kuman mempunyai
bakteri terhadap suatu antibiotik resistensi tertinggi terhadap
dapat disebabkan oleh beberapa Ampicillin, Cefotaxime,Tetracycline,
hal. Peningkatan resistensi dapat Chloramphenicol dan
5
disebabkan oleh 1)penggunaan Ciprofloxacin.
antibiotik yang terlalu sering, tidak
rasional, tidak adekuat, dan tidak Kesimpulan
didahului oleh uji sensitivitas, 2) Berdasarkan analisis data hasil
terapi antibiotik yang lama, akan penelitian mengenai pola kuman

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 86


dan pola resistensi antibiotik di Jakarta 2001-2002. Diakses
Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdoel. dari
Moeloek , Bandar Lampung periode :journal.ui.ac.id/index.php/
health/article/viewFile/293/
Januari-Juli 2016 , diperoleh
289. Pada 14 Nopember
kesimpulan sebagai berikut : 2016.
1. Berdasarkan data pola kuman 2. Noer SF. 2012. Pola bakteri
di Rumah Sakit Dr. H. Abdoel. dan resistensinya terhadap
Moeloek Bandar Lampung antibiotik yang ditemukan
periode Januari – Juli 2016, pada air dan udara ruang
didapatkan kuman terbanyak instalasi rawat khusus rsup
dr. wahidin sudirohusodo
di ruangan adalah
makassar. Majalah Farmasi
Staphylococcus sp sebanyak dan Farmakologi. Vol. 16,
134 sampel dengan presentase No.2 – Juli 2012. hlm. 73 –
43,5%, Pseudomonas sp 78. Makassar.
sebanyak 45 sampel dengan 3. Riset Kesehatan Dasar
presentase 14,6%, Klebsiella (Riskesdas) , 2013 , Badan
sp sebanyak 65 sampel dengan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
presentase 21,1%, Proteus sp
Kementrian Kesehatan RI ,
sebanyak 59 sampel dengan Jakarta
presentase 19,2%, Escherichia 4. Aminah S, Huda M. 2012.
coli sebanyak 5 sampel Gambaran peningkatan
dengan presentase 1,6%. resistensi bakteri ( invitro )
2. Berdasarkan hasil uji penyebab infeksi nosokimial
pada sampel luka pasca
sensitifitas terhadap antibiotik
operasi terhadap beberapa
didapatkan pola bakteri yang antibiotik. Diakses dari :
sudah resistenadalah Penisilin http//jurnal-penelitian-
dengan presentase (100%), resistensibakteri.html. Pada
Ampisilin dengan presentase 14 Nopember 2016.
(83%), Amoksilin dengan 5. Setiawan M W. 2010. Pasien
presentase (78,6%), Yang Dirawat di Ruang
Rawat Intensif RSUP Dr.
Cefotaxime dengan presentase
Kariadi Semarang.
(33%), Tetrasiklin dengan Universitas Diponogoro.
presentase (28,6%), 6. Sudarmono P. Genetika dan
Ceftriaxone dengan presentase Resistensi. Buku Ajar
(22,7%). Dan Antibiotik yang Mikrobiologi Kedokteran.
masih sensitif yaitu, Edisi Revisi. Hlm 33 – 34
Meropenem dengan .2012. Jakarta : Binarupa
Aksara.
presentase(75%).
7. Warsa UC. Kokus Positif
Gram. Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi revisi.hlm 103.2012.
Daftar Pustaka Jakarta : Binarupa Aksara.
1. Refdanita, Maksum R, 8. Yulika H. 2009. Pola
Nurgani A, Endang P. 2004. Resistensi. Jakarta :
Pola Kepekaan Kuman Fakultas Kedokteran
Terhadap Antibiotik di Universitas Indonesia.
Ruang Rawat Intensif Diakses dari :
Rumah Sakit Fatmawati http://lib.ui.ac.id/file?file=di
gital/123049 -S09076fk-

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 87


Pola%20resistensi-
Literatur.pdf. Diakses
tanggal 26 Nopember 2016
9. Samuel A, Warganegara E.
2012. Pola Resistensi
Bakteri Aerob Penyebab
Infeksi Luka Operasi
Terhadap Antibiotik Di
Ruang Rawat Inap Bagian
Bedah Dan Kebidanan Rsud.
Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung. Jurnal
Kesehatan Universitas
Lampung, Vol. 1, No. 1 .
Bandar Lampung.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, April 2018 88

Anda mungkin juga menyukai