DISUSUN OLEH:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas perkenanannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KONSEP BERMAIN PADA JIWA”.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami. Sehingga pada akhirnya pembuatan makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah
ini, oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dan bermanfaat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Rasa khawatir, gelisah, waswas, tidak tentram merupakan gejala umum akibat ansietas.
Namun sebatas mana situasi jiwa berupa ansietas itu dapat ditoleransi oleh seorang individu
sebagai kesatuan utuh.Karena sering kali ansietas menimbulkan keluahan fisik berupa
berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan beragam
lainnya.
Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Persaingan kelompok dan individu semakin ketat, dampak dari perubahan tersebut
merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang tidak bisa bertahan dengan
perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan dirasakan sebagai stressor yang berkepanjangan,
koping individu yang tidak efektif menjadikan seseorang mengalami gangguan secara
psikologis. Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO), bahwa 10% dari populasi
mengalami gangguan jiwa, hal ini didukung oleh laporan dari hasil studi bank dunia dan hasil
survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit yang merupakan akibat
masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% yang merupakan angka tertinggi dibanding
prosentase penyakit lain.
1.2 Tujuan
Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini agar mahasiswa memperoleh pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny. E dengan prioritas masalah
kebutuhan aman dan nyaman:Ansietas di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan masalah kebutuhan aman dan
nyaman: ansietas penulis mampu:
1.3 Manfaat
Untuk menambah wacana baru khususnya pada ilmu asuhan keperawatan dengan pasien
ansietas.
2. Bagi Akademik
Dapat menjadi referensi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan masalah ansietas.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang proses asuhan keperawatan
dengan masalah ansietas dan dapat menerapkan ilmu yang di peroleh selama perkuliahan
serta meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Bagi Klien
PENGELOLAAN KASUS
A. Pengertian Ansietas/Cemas
Reaksi umum terhadap stress adalah Ansietas, satu kondisi kegelisahan mental,
keprihatinan, ketakutan, atau perasaan putus asa karena pengancaman yang akan terjadi atau
ancaman antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri atau terhadap
hubungan yang bermakna. Ansietas dapat dialami pada tingkat sadar, setengah sadar, atau
tidak sadar (Barbara, 2010).
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonomy (sumber
sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman(Heather,2014).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Ansietas di alami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart &
Laraia). Ansietas dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan
perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey). Dapat pula ansietas menjadi suatu
beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu di bawah bayang-bayang
ansietas yang terus berkepanjangan. Ansitas berkaitan dengan strees. Oleh karena ansietas
timbul sebagai respon terhadap stress, baik stress fisiologi maupun psikologis. Artinya
ansietas terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Stres
merupakan bagian yang tidak dapat terelakkan dalam hidup manusia. Meskkipun demikian,
stress bukanlah merupakan sesuatu yang patologis (Asmadi, 2008).
B. Etiology
1.Faktor predisposisi
Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide, ego dan
Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang, sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.
Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu segera
diatasi.
Teori interpersonal
Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kajian biologis
2. Faktor presipitasi
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan integritas
fungsi sosial.
3. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara tidak
langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari
ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Ermawati
dkk, 2009).
C. Tingkat ansietas
1. Ansietas ringan
Respon fisiologi:
Respon kognitif:
2. Ansietas sedang
Respon Fisiologi:
b. Mulut kering
c. Anorexia
d. Diare/konstipasi
e. Gelisah
Respon Kognitif:
c. Susah tidur
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan
hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain.Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan
membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
Respon Fisiologi:
d. Penglihatn kabur
e. Ketegangan
Respon Kognitif:
b. Verbalisasi cepat
c. Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu
sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun
telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
a. Napas pendek
c. Sakit dada
d. Pucat
e. Hipotensi
Respon Kognitif:
d. Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia adalah:
a. Sistem Kardiovaskuler
1) Palpitasi
2) Jantung berdebar
3) Tekanan darah meningkat
4) Denyut nadi menurun
5) Rasa mau pingsan
b. Sistem respirasi
1) Napas cepat
2) Pernapasan dangkal
3) Rasa tertekan pada dada
4) Pembengkakan pada tenggorokan
5) Rasa tercekik
6) Terengah-engah
c. Sistem kardiovaskuler
1) Peningkatan reflex
2) Reaksi kejutan
3) Insomnia
4) Ketakutan
5) Gelisah
6) Wajah tegang
7) Kelemahn secara umum
8) Gerakan lambat
9) Gerakan yang janggal
d. Sistem Gastrointestinal
e. Sistem Perkemihan
1) Inkontensia urine
2) Sering miksi
f. Sistem integument
1) Rasa terbakar
2) Berkeringat banyak di telapak tangan
3) Gatal-gatal
4) Perasaan panas atau dingin pada kulit
5) Muka pucat
6) Berkeringat seluruh tubuh
a. Perilaku
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup bicara cepat
5) Tidak ada koordinasi
6) Kecenderungan untuk celaka
7) Menarik diri
8) Menghindar
9) Terhambat melakukan aktifitas
b. Kognitif
1) Gangguan perhatian
2) Konsentrasi hilang
3) Pelupa
4) Salah tafsir
5) Adanya bloking pada fikiran
6) Bingung
7) Rasa khawatir yang berlebihan
8) Kehilangan penilaian objektifitas
9) Takut akan kehilangan kembali
10) Takut berlebihanTingkat ansietas (Dalami, 2009).
D. Patofisiologi
1. Bayi/anak-anak
2. Remaja
3. Dewasa
c. Perubahan karir
d. Efek penuaan
4. Lanjut usia
a. Penurunan sensori
b. Penurunan motorik
c. Masalah keuangan
Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal dari diri sendiri
(faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal).Namun demikian pencetus
ansieta dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:
kebutuhan dasarnya.
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode
pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008) selengkapnya seperti pada uraian
berikut :
c. Cukup.olahraga.
d. Jangan merokok
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan yang
berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di
susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah
obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam,
buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu
dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
5. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang
bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.
PENUTUP
3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa hendaknya lebih memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan
jiwa sehingga dalam pelaksanaannya lebih mudah untuk memahami kasus yang ada
3. Gunakan waktu seefisien mungkin dan seefektif mungkin dalam melakukan tindakan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Bulechek. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Singapore:
Elsevier.
Dalami. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan masalah Psikososial: Jakarta.
CV. Trans Info Media.