Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“Aplikasih asuhan keperawatan pasien kecemasan”

DISUSUN OLEH:

NAMA :OKTAVIANA ARIATA BORU


NIM :PO5303203191079
TINGKAT : IIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas perkenanannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KONSEP BERMAIN PADA JIWA”.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami. Sehingga pada akhirnya pembuatan makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami juga menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah
ini, oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dan bermanfaat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca.

Waingapu, 28 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ............................................................................................................................... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ....................................................................................... 4
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan
Prioritas Masalah Ansietas ...................................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Ansietas/cemas .............................................................................................. 4
2.1.2 Etiology Ansietas ............................................................................................................ 5
2.1.3 Tingkat Ansietas .............................................................................................................. 6
2.1.6 Patofisiologi Ansietas .................................................................................................... 12
2.1.9 Penatalaksanaan Ansietas ............................................................................................... 1
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 36
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 36
3.2 Saran ................................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 38
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif,


dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas
merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan
keadaan khawatir, Gelisah, takut, tidak tentramdisertai berbagai keluhan fisik. Keadaan
tersebut dapaterjadi atau menyertai kondisi situasikehidupan dan berbagai gangguan
kesehatan. Ansietas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap
stimulus yang mengancam dan objeknya jelas (Dalami, 2009).

Rasa khawatir, gelisah, waswas, tidak tentram merupakan gejala umum akibat ansietas.
Namun sebatas mana situasi jiwa berupa ansietas itu dapat ditoleransi oleh seorang individu
sebagai kesatuan utuh.Karena sering kali ansietas menimbulkan keluahan fisik berupa
berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan beragam
lainnya.

Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Persaingan kelompok dan individu semakin ketat, dampak dari perubahan tersebut
merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang tidak bisa bertahan dengan
perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan dirasakan sebagai stressor yang berkepanjangan,
koping individu yang tidak efektif menjadikan seseorang mengalami gangguan secara
psikologis. Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO), bahwa 10% dari populasi
mengalami gangguan jiwa, hal ini didukung oleh laporan dari hasil studi bank dunia dan hasil
survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit yang merupakan akibat
masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% yang merupakan angka tertinggi dibanding
prosentase penyakit lain.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini agar mahasiswa memperoleh pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny. E dengan prioritas masalah
kebutuhan aman dan nyaman:Ansietas di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.
1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan masalah kebutuhan aman dan
nyaman: ansietas penulis mampu:

1. Melakukan pengkajian pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.

2. Menegakkan diagnosa pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.

3. Menyusun rencana keperawatan pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.

4. Melakukan intervensi keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah


dibuat pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.

5. Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilakukan pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.

1.3 Manfaat

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Untuk menambah wacana baru khususnya pada ilmu asuhan keperawatan dengan pasien
ansietas.

2. Bagi Akademik

Dapat menjadi referensi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan masalah ansietas.

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang proses asuhan keperawatan
dengan masalah ansietas dan dapat menerapkan ilmu yang di peroleh selama perkuliahan
serta meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Bagi Klien

Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah ansietas.


BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah ansietas

A. Pengertian Ansietas/Cemas

Reaksi umum terhadap stress adalah Ansietas, satu kondisi kegelisahan mental,
keprihatinan, ketakutan, atau perasaan putus asa karena pengancaman yang akan terjadi atau
ancaman antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri atau terhadap
hubungan yang bermakna. Ansietas dapat dialami pada tingkat sadar, setengah sadar, atau
tidak sadar (Barbara, 2010).

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonomy (sumber
sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman(Heather,2014).

Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Ansietas di alami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart &
Laraia). Ansietas dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan
perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey). Dapat pula ansietas menjadi suatu
beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu di bawah bayang-bayang
ansietas yang terus berkepanjangan. Ansitas berkaitan dengan strees. Oleh karena ansietas
timbul sebagai respon terhadap stress, baik stress fisiologi maupun psikologis. Artinya
ansietas terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Stres
merupakan bagian yang tidak dapat terelakkan dalam hidup manusia. Meskkipun demikian,
stress bukanlah merupakan sesuatu yang patologis (Asmadi, 2008).

Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif,


dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas
merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan
keadaan khawatir. Gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan
tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan
kesehatan. Ansietas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap
stimulus yang mengancam dan objeknya jelas (Dalami, 2009).

B. Etiology

Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan keseimbangan


neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan ansietas pada diri seseorang. Faktor genetik
juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan gangguan ini. Ansietas terjadi ketika
seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah dan tujuan hidup (Videbeck,
2008). Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda, seseorang dapat
tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres berat pada orang lain. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi ansietas adalah :

1.Faktor predisposisi

Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah:

 Teori psikionalitik

Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide, ego dan
Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang, sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.
Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu segera
diatasi.

 Teori interpersonal

Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal.Berhubungan juga dengan


trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan harga diri
rendah biasanya sangat mudah mengalami ansietas berat

 Teori perilaku

Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
 Kajian biologis

Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di perkirakan


turut berperan dalam mengatur ansietas.

2. Faktor presipitasi

Bersumber dari eksternal dan internal seperti:

a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya


kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan integritas
fungsi sosial.

3. Perilaku

Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara tidak
langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari
ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Ermawati
dkk, 2009).

C. Tingkat ansietas

1. Ansietas ringan

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari.


Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.
Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

 Respon fisiologi:

a. Sesekali napas pendek

b. Nadi dan tekanan darah naik

c. Gejala ringan pada lambung

d. Muka berkerut dan bibir bergetar

 Respon kognitif:

a. Lapang persepsi melebar


b. Mampu menerima rangsangan yang kompleks

c. Konsentrasi pada masalah

d. Menjelaskan masalah secara efektif

Respon Perilaku dan Emosi:

a. Tidak dapat duduk tenang

b. Tremor halus pada tangan

c. Suara kadang-kadang meninggi

2. Ansietas sedang

Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu


lebihmemfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.

 Respon Fisiologi:

a. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik

b. Mulut kering

c. Anorexia

d. Diare/konstipasi

e. Gelisah

Respon Kognitif:

a. Lapang persepsi menyempit

b. Rangsang luar tidak mampu diterima

c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatian

 Respon Perilaku dan Emosi:

a. Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)

b. Bicara banyak dan lebih cepat

c. Susah tidur

d. Perasaan tidak aman


3. Ansietas berat

Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan
hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain.Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan
membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.

 Respon Fisiologi:

a. Sering napas pendek

b. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik

c. Berkeringat dan sakit kepala

d. Penglihatn kabur

e. Ketegangan

 Respon Kognitif:

a. Lapang persepsi sangat sempit

b. Tidak mampu menyelesaikan masalah

 ResponPerilaku dan Emosi:

a. Perasaan ancaman meningkat

b. Verbalisasi cepat

c. Blocking

4. Panik

Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu
sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun
telah di berikan pengarahan.

 Respon Fisiologi:

a. Napas pendek

b. Rasa tercekik dan palpitasi

c. Sakit dada
d. Pucat

e. Hipotensi

f. Koordinasi motorik rendah

 Respon Kognitif:

a. Lapang persepsi sangat sempit

b. Tidak dapat berpikir logis

Respon Perilaku dan Emosi:

a. Agitasi, mengamuk dan marah

b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking

c. Kehilangan kendali atau kontrol diri

d. Persepsi Kacau

 Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia adalah:

a. Sistem Kardiovaskuler

1) Palpitasi
2) Jantung berdebar
3) Tekanan darah meningkat
4) Denyut nadi menurun
5) Rasa mau pingsan

b. Sistem respirasi

1) Napas cepat
2) Pernapasan dangkal
3) Rasa tertekan pada dada
4) Pembengkakan pada tenggorokan
5) Rasa tercekik
6) Terengah-engah

c. Sistem kardiovaskuler

1) Peningkatan reflex
2) Reaksi kejutan
3) Insomnia
4) Ketakutan
5) Gelisah
6) Wajah tegang
7) Kelemahn secara umum
8) Gerakan lambat
9) Gerakan yang janggal

d. Sistem Gastrointestinal

1) Kehilangan nafsu makan


2) Menolak makanan
3) Perasaan dangkal
4) Rasa tidak nyaman pada abdominal
5) Rasa terbakar pada jantung
6) Diare

e. Sistem Perkemihan

1) Inkontensia urine
2) Sering miksi

f. Sistem integument

1) Rasa terbakar
2) Berkeringat banyak di telapak tangan
3) Gatal-gatal
4) Perasaan panas atau dingin pada kulit
5) Muka pucat
6) Berkeringat seluruh tubuh

Respon perilaku kognitif:

a. Perilaku

1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup bicara cepat
5) Tidak ada koordinasi
6) Kecenderungan untuk celaka
7) Menarik diri
8) Menghindar
9) Terhambat melakukan aktifitas

b. Kognitif

1) Gangguan perhatian
2) Konsentrasi hilang
3) Pelupa
4) Salah tafsir
5) Adanya bloking pada fikiran
6) Bingung
7) Rasa khawatir yang berlebihan
8) Kehilangan penilaian objektifitas
9) Takut akan kehilangan kembali
10) Takut berlebihanTingkat ansietas (Dalami, 2009).

D. Patofisiologi

Berdasarkan proses perkembangannya:

1. Bayi/anak-anak

a. Berhubungan dengan perpisahan


b. Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
c. Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya

2. Remaja

a. Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:


b. Perkembangan seksual
c. Perubahan hubungan dengan teman sebaya

3. Dewasa

Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:


a. Kehamilan

b. Menjadi orang tua

c. Perubahan karir

d. Efek penuaan

4. Lanjut usia

Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:

a. Penurunan sensori

b. Penurunan motorik

c. Masalah keuangan

d. Perubahan pada masa pension

E. Faktor Pencetus Ansietas

Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal dari diri sendiri
(faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal).Namun demikian pencetus
ansieta dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:

1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau

gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap

kebutuhan dasarnya.

2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam

terhadap identitas diri, kehilangan status/peran diri dan hubungan

interpersonal (Asmadi 2008).

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode
pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008) selengkapnya seperti pada uraian
berikut :

1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :

a. Makan yang bergizi dan seimbang.

b. Istirahat yang cukup.

c. Cukup.olahraga.

d. Jangan merokok

2. Terapi psikofarmaka

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan yang
berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di
susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah
obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam,
buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.

3. Terapi somatic

Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu
dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.

4. Psikoterapi

Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu.

5. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang
bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.

a. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai


bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.

b. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (rekonstruksi)


kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
c. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan
untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.

d. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika


kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi
stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.

e. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor


keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
sebagai faktor pendukung.
BAB III

PENUTUP

Ansietas adalah satu kondisi kegelisahan mental, keprihatinan, ketakutan,atau firasat,


atau perasaan putus asa karena ancaman yang akan terjadi atau ancaman antisipasi yang tidak
dapat di identifikasi terhadap diri sendiri atau terhadap hubunan yang bermakna. Ansietas
dapat dialami pada tingkat sadar,setengah sadar, atau tidak sadar. Dimana pasien yang
mengalami gangguan ansietas biasanyaa mengalami peningkatan tekanan darah, gelisah,
menarik diri,berkeringat seluruh badan, kehilangan nafsu makan, mual, nyeri pada
abdomen,sering berkemih dan mengalai gangguan tidur.Pada diagnosa keperawatan untuk
menentukan diagnosa keperawatan pada Ny. E dengan prioritas masalah kecemasan
ditemukan 2 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain: Ansietas berhubungan dengan
ancaman atau perubahan pada status kesehatan, Gangguan pola tidur berhubungan dengan
nyeri akut ditandai dengan, pasien mengatakan ketidakpuasan tidur, skala nyeri skala 4 waktu
tidur klien 3-4 jam.

3.2 Saran

1. Bagi mahasiswa hendaknya lebih memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan
jiwa sehingga dalam pelaksanaannya lebih mudah untuk memahami kasus yang ada

2. Untuk mahasiswa di harapkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan,harus terlebih


dahulu memahami masalah dengan baik serta mendokumentasikan hasil tindakan yang telah
dilakukan.

3. Gunakan waktu seefisien mungkin dan seefektif mungkin dalam melakukan tindakan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Bulechek. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Singapore:
Elsevier.
Dalami. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan masalah Psikososial: Jakarta.
CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai