KEPERAWATAN JIWA 1
DISUSUN OLEH:
PRODI S1 KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tertier terhadap klien
dengan masalah psikososial dan spiritual serta gangguan kesehatan jiwa pada semua tingkat
perkembangan manusia dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, termasuk
hubungan terapeutik secara individu dan dalam koteks keluarga. Pengalaman belajar ini akan
berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa
pada area keperawatan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah :
Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku individu yang berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia, yaitu fungsi
psikologik, perilaku, biologik, gaangguan tersebut mempengaruhi hubungan antara dirinya
sendiri dan juga masyarakat (Maramis, 2010). Gangguan jiwa atau mental illnes adalah keadaan
dimana seseorang mengalami kesultan mengenai persepsinya tentang kehidupan, hubungan
dengan orang lain, dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan jiwa merupakan suatu
gangguan yang sama halnya dengan gangguan jasmaniah lainnya, tetapi gangguan jiwa bersifat
lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga tingkat berat berupa
sakit jiwa (Budiono, 2010) Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami
gangguan dalam pikiran,perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia ( UU.RI No.18, 2014)
Gangguan jiwa adalah sekumpulan keadaan-keadaan yang tidak normal baik yang
berhubungan dengan keadaan secara fisik maupun secara mental. Namun, ketidaknormalan
tersebut bukan disebabkan oleh sakit atau rusaknya bagian anggota badan tertentu meskipun
terkadang gejalanya dapat terlihat dengan keadaan fisik. Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan
adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa
yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut
didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang
berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi
sosial manusia.Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan
tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan
secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar Negara-negara melaporkan masalah
pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum
dari kelainan jiwa.
Ardani (2007) Perspektif keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia
dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan jiwa. Setiap
individu memiliki harkat dan martabat, sehingga masing masing individu perlu dihargai. Tujuan
individu meliputi : tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri.
Masing masing individu berpotensi untuk berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah
makhluk holistik yang kebutuhannya berbeda. Semua prilaku individu itu bermakna meliputi :
pikiran, persepsi, perasaan dan tindakan. Beberapa keyakinan mendasar yang digunakan dalam
keperawatan jiwa antara lain sebagai berikut (Depkes RI, 1998).
Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu dihargai.
Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
sebagai manusia yang utuh.
Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh kondisi
genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur yang
terus-menerus saling mempengaruhi (Yosep,2007) yaitu:
Neroanatomi
Nerofisiologi
Nerokimia
Interaksi ibu-anak: normal(rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal bedasarkan
kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus(perasaan tak percaya dan kebimbangan)
Peranan ayah
Intelegensi
Kehilangan yang menngakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah g.
Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
Keterampilan, bakat, dan kreatifitas i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi
terhadap bahaya j. Tingkat perkembangan emosi
Kestabilan keluarga
Tingkat ekonomi
Perumahan : perkotaan lawan pedesaan Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa
terdapat pada unsur kejiwaan, biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi
terdapat beberapa penyebab dari beragai unsur yang saling mempengaruhi atau kebetulan
terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan kejiwaan. Menurut Maramis 2010 dalam Buku
Ajar Keperawatan Jiwa, sumber penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas;
2. Faktor Psikologik (Psikogenik), yaitu keterkaitan interaksi ibu dan anak, peranan
ayah,persaingan antara saudara kandung, hubungan dalam keluarga,pkerjaan, permintaan
masyarakat. Selain itu, faktor intelegensi, tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola
adaptasi juga akan mempengaruhi kemampuan untuk menghadapi masalah. Apabila keadaan
tersebut kurang baik, maka dapat menyebabkan kecemasan, depresi, rasa malu, dan rasa bersalah
yang berlebihan.
3. Faktor Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat
ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas
kesehatan, dan kesejahteraan yang tidak memadai, serta pengaruh mengenai keagamaan.
1. Perubahan kepribadian
Gangguan kejiwaan ditandai dengan perubahan kepribadian pada seseorang. Dikutip dari
Psychiatry, orang dengan gangguan jiwa bertindak dan berperilaku berbeda yang terbilang aneh
dan kadang tak masuk akal.
3. Penarikan diri
Seseorang dengan gangguan kejiwaan dapat menarik diri secara sosial dan menghabiskan waktu
sendiri. Mereka kerap hilang minat pada kegiatan yang sebelumnya disukai.
5. Putus asa
Gangguan jiwa juga membuat seseorang merasa putus asa. Mereka berpikiran hidup berjalan
sulit dan tak ada harapan untuk memperbaiki hidup.
6. Tidak logis
Gejala gangguan kejiwaan lainnya adalah berpikiran tidak logis. Mereka acap kali memiliki
keyakinan yang tidak biasa dan berlebihan.
E. klasifikasi gangguan jiwa
Berdasarkan PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa) III, Gangguan
Jiwa diklasifikasikan menjadi beberapa jenisnya;
Keempat, Skizofrenia, Gangguan Skizopital dan Gangguan Waham. Gangguan jiwa dan
mental yang termasuk dalam klasifikasi ini yaitu Skizofrenia, gangguan skizotipal,
gangguan waham menetap dan induksi, gangguan psikotik akut dan sementara,
gangguan skizoafektif, gangguan psikotik non-organik yang tidak tergolongkan dan
lainnya.
Ketujuh, Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor
Fisik. Gangguan jiwa kalsifikasi ini menyebabkan gangguan bahkan disfungsi fisik
seperti gangguan makan, seks, tidur, dan lain-lain.
Kedelapan, Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa. Gangguan jiwa dalam
klasfikasi ini mencakup gangguan kepribadian khas, preferensi seksual, gangguan
identitas jenis kelamin, dan lain-lain.
Kesembilan, Retardasi Mental. Retardasi ini terbagi menjadi retardasi mental ringan,
sedang, berat, sangat berat, YTT dan retardasi mental lainnya.
Obat gangguan jiwa hanya dapat di beli di apotek dengan resep dokter
Salinan resep dari apotek tidak dapat digunakan untuk membeli obat lagi kecuali obat
baru beli sebagian atau dokter menyatakan resep “ boleh di ulang “
Simpan obat ditempat yang bersih, kering pada suhu kamar ( 25 -30 derajat celcius ),
terhindar dari sinar matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak- anak.
Obat sebaiknya disimpan oleh keluarga pasien untuk mengontrol ketepatan pemakaian
obat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku
yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian
dari perkembangan normal manusia.[1] Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi
afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada
daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penemuan dan
pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah sepanjang perubahan waktu dan
perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan tentang definisi, penilaan dan
klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga
orang di sebagian besar negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka
yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa. B. Saran Calon
perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien terutama pada pasien
yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Keliat & Mustikasari. (2013) Gambaran Klien Perilaku Kekerasan di Rumah
Sakit Jiwa Pusat Jakarta. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan. Keperawatan Jiwa. Budiman. (2010).
Jumlah Gangguan Jiwa. http://www.suarabandung.com. diakses pada tanggal 9 Agustus 2016.
Djamaludin. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Dwi Isyani. (2012)
Gambaran Karakteristik Klien Yang Dirawat di Rumah Sakit Khusus Dadi Makassar. Jurnal
Fakultas Ilmu Kesehatan. Kusumawati, F & Hartono Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika. Maramis, W.F. (2010). Ilmu kedokteran jiwa, Erlangga Universitas
Press. Wahyu, S. (2012). Buku saku keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Wahyuni, Sri.
(2011). “Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi” Jurnal
Ners Indonesia. Vol. 1. No.2. Wanadadi. (2014). Pengertian Pekerjaan Profesi dan Profesional.
Diakses pada tanggal 27 Juli 2016