Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA 1

PROSES TERJADINYA GANGGUAN JIWA DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN


JIWA

DISUSUN OLEH:

AYU TRINANDA (2114201008)

KELAS IIIA KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU : Ns. AMELIA SUSANTI, M.Kep.,Sp.Kep. J

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang dan tanpa
mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin ataupun kaya,ganguan jiwa merupakan salah satu
gangguan mental yang di sebabkan oleh beragam faktor yang berasal dari dalam maupun luar.
Gangguan mental ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir, tingkah laku dan emosi yang
berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang jelas. Stres yang menjadi pemicu awal
terjadinya gangguan jiwa akan membuat seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal. Jika
stres ini tidak ditangani secara cepat maka akan berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan. Pada
umumnya terdapat beberapa fakor yang mempengaruhi kejiwaan seseorang yakni.Faktor
Keturunan,Jika di dalam silsilah keluarga tersebut mempunyai riwayat ganguan jiwa maka
keturunan – keturunan dari keluarga tersebut bisa dan sangat mungkin juga akan mengalami
ganguan medis tersebut karena ada hubungan darah dari orang tua mereka yang menyebabkan si
anak juga bisa mengalami ganguan jiwa tersebut.

Faktor Lingkungan,Faktor lingkungan di sini juga bisa berpengaruh terhadap penyakit


medis ganguanjiwa tersebut. Keperawatan kesehatan jiwa (mental health nursing) adalah bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, menerapkan
teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai
kiatnya. Mata kuliah keperawatan kesehatan jiwa ini mempelajari tentang konsep dan prinsip-
prinsip serta trend dan isu kesehatan dan keperawatan jiwa. Dalam mata kuliah ini dibahas
tentang klien sebagai sistem yang adaptif dalam tentang respons sehat jiwa sampai gangguan
jiwa, psikodinamika, terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di Indonesia.

Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tertier terhadap klien
dengan masalah psikososial dan spiritual serta gangguan kesehatan jiwa pada semua tingkat
perkembangan manusia dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, termasuk
hubungan terapeutik secara individu dan dalam koteks keluarga. Pengalaman belajar ini akan
berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa
pada area keperawatan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah :

 Apa definisi ganguan jiwa?

 Bagaimana perspektif gangguan jiwa?

 Apa saja faktor penyebab gangguan jiwa?

 Apa saja tanda dan gejala gangguan jiwa?

 Apa saja klasifikasi gangguan jiwa?

 Bagaimana macam pengobatan pengobatan jiwa?


BAB II
ISI

A.Definisi Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku individu yang berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia, yaitu fungsi
psikologik, perilaku, biologik, gaangguan tersebut mempengaruhi hubungan antara dirinya
sendiri dan juga masyarakat (Maramis, 2010). Gangguan jiwa atau mental illnes adalah keadaan
dimana seseorang mengalami kesultan mengenai persepsinya tentang kehidupan, hubungan
dengan orang lain, dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan jiwa merupakan suatu
gangguan yang sama halnya dengan gangguan jasmaniah lainnya, tetapi gangguan jiwa bersifat
lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga tingkat berat berupa
sakit jiwa (Budiono, 2010) Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami
gangguan dalam pikiran,perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia ( UU.RI No.18, 2014)

Gangguan jiwa adalah sekumpulan keadaan-keadaan yang tidak normal baik yang
berhubungan dengan keadaan secara fisik maupun secara mental. Namun, ketidaknormalan
tersebut bukan disebabkan oleh sakit atau rusaknya bagian anggota badan tertentu meskipun
terkadang gejalanya dapat terlihat dengan keadaan fisik. Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan
adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa
yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut
didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang
berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi
sosial manusia.Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan
tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan
secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar Negara-negara melaporkan masalah
pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum
dari kelainan jiwa.

B. Perspektif gangguan jiwa

Ardani (2007) Perspektif keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia
dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan jiwa. Setiap
individu memiliki harkat dan martabat, sehingga masing masing individu perlu dihargai. Tujuan
individu meliputi : tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri.
Masing masing individu berpotensi untuk berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah
makhluk holistik yang kebutuhannya berbeda. Semua prilaku individu itu bermakna meliputi :
pikiran, persepsi, perasaan dan tindakan. Beberapa keyakinan mendasar yang digunakan dalam
keperawatan jiwa antara lain sebagai berikut (Depkes RI, 1998).

 Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu dihargai.

 Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.

 Setiap individu mempunyai potensi untuk berubah.

 Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
sebagai manusia yang utuh.

 Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.

 Semua perilaku individu adalah bermakna.

 Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.

 Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh kondisi
genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.

 Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu. j. Setiap


orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. k. Kesehatan
mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan kesehatan yang komprehensif.

C. Faktor Yang Menyebabkan Gagguan Jiwa               

 Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur yang
terus-menerus saling mempengaruhi (Yosep,2007) yaitu:

1. Faktor – factor somatic (somatogenik) atau organobiologis

 Neroanatomi

 Nerofisiologi

 Nerokimia

 Tingkat kematangan dan perkembangan organic


2. Faktor – faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif

 Interaksi ibu-anak: normal(rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal bedasarkan
kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus(perasaan tak percaya dan kebimbangan)

 Peranan ayah

 Persaingan antara saudara kandung

 Intelegensi

 Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat

 Kehilangan yang menngakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah g.
Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu

 Keterampilan, bakat, dan kreatifitas i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi
terhadap bahaya j. Tingkat perkembangan emosi

3. Faktor-faktor sosio-budaya(sosiogenik) atau sosiokultural

 Kestabilan keluarga

 Pola mengasuh anak

 Tingkat ekonomi

 Perumahan : perkotaan lawan pedesaan Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa
terdapat pada unsur kejiwaan, biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi
terdapat beberapa penyebab dari beragai unsur yang saling mempengaruhi atau kebetulan
terjadi bersamaan, lalu muncul gangguan kejiwaan. Menurut Maramis 2010 dalam Buku
Ajar Keperawatan Jiwa, sumber penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas;

1.Faktor Somatik (Somatogenik),yaitu akibat gangguan pada neuroanatomi, neurofisiologi,dan


nerokimia, termasuk tingkat kematangan dan perkembangan organik, serta faktorpranatal dan
perinatal.

2. Faktor Psikologik (Psikogenik), yaitu keterkaitan interaksi ibu dan anak, peranan
ayah,persaingan antara saudara kandung, hubungan dalam keluarga,pkerjaan, permintaan
masyarakat. Selain itu, faktor intelegensi, tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola
adaptasi juga akan mempengaruhi kemampuan untuk menghadapi masalah. Apabila keadaan
tersebut kurang baik, maka dapat menyebabkan kecemasan, depresi, rasa malu, dan rasa bersalah
yang berlebihan.
3. Faktor Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat
ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas
kesehatan, dan kesejahteraan yang tidak memadai, serta pengaruh mengenai keagamaan.

D. tanda dan gejala gangguan jiwa

1. Perubahan kepribadian
Gangguan kejiwaan ditandai dengan perubahan kepribadian pada seseorang. Dikutip dari
Psychiatry, orang dengan gangguan jiwa bertindak dan berperilaku berbeda yang terbilang aneh
dan kadang tak masuk akal.

2. Perubahan suasana hati


Suasana hati orang yang mengalami gangguan jiwa juga sering kali berubah tak menentu.
Mereka bisa cemas, marah, menangis, atau bahkan melakukan kekerasan fisik. Dikutip dari
Psychology Today, perubahan suasana hati ini berlangsung dengan cepat, tak menentu, dan tanpa
sebab yang jelas.

3. Penarikan diri
Seseorang dengan gangguan kejiwaan dapat menarik diri secara sosial dan menghabiskan waktu
sendiri. Mereka kerap hilang minat pada kegiatan yang sebelumnya disukai.

4. Kurang merawat diri


Orang dengan masalah kesehatan mental sering mengabaikan kebersihan diri sendiri. Mereka
juga kerap terlibat dalam perilaku yang berisiko seperti mengonsumsi alkohol, narkoba, dan
kekerasan.

5. Putus asa
Gangguan jiwa juga membuat seseorang merasa putus asa. Mereka berpikiran hidup berjalan
sulit dan tak ada harapan untuk memperbaiki hidup.

6. Tidak logis
Gejala gangguan kejiwaan lainnya adalah berpikiran tidak logis. Mereka acap kali memiliki
keyakinan yang tidak biasa dan berlebihan.
E. klasifikasi gangguan jiwa

Berdasarkan PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa) III, Gangguan
Jiwa diklasifikasikan menjadi beberapa jenisnya;

 Pertama, Gangguan Mental Organik. Gangguan Mental Organik mencakup 9 penyakit


jiwa, yaitu Demensia Alzheimer, Demensia Vaskuler, Demensia YTT, Sindrom
Amnesik Organik, Delirium bukan karena obat-obatan terlarang, dan gangguan mental,
gangguan kepribadian dan perilaku, dan gangguan mental somatik lainnya akibat
kerusakan dan disfungsi otak.
 Kedua, Gangguan Mental dan Perilaku akibat Zat Psikoaktif. Gangguan mental yang
termasuk dalam klasifikasi ini adalah semua gangguan mental yang disebabkan zat
psikoaktif seperti alkohol, opiodia, kanabinoida, sedativa, hipnotika, kokain, kafein,
halusinogenika, tembakau,dan lain-lain.

 Ketiga, Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat.

 Keempat, Skizofrenia, Gangguan Skizopital dan Gangguan Waham. Gangguan jiwa dan
mental yang termasuk dalam klasifikasi ini yaitu Skizofrenia, gangguan skizotipal,
gangguan waham menetap dan induksi, gangguan psikotik akut dan sementara,
gangguan skizoafektif, gangguan psikotik non-organik yang tidak tergolongkan dan
lainnya.

 Kelima, Gangguan Suasana Perasaan (Mood[Afektif]). Di antara gangguan jiwa yang


masuk ke dalam klasifikasi ini adalah gangguan afektif bipolar.

 Keenam, Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform, dan Gangguan terkait Stress.


Gangguan jiwa yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah Anxietas, gangguan obsesif-
impulsif, dan lain-lain.

 Ketujuh, Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor
Fisik. Gangguan jiwa kalsifikasi ini menyebabkan gangguan bahkan disfungsi fisik
seperti gangguan makan, seks, tidur, dan lain-lain.

 Kedelapan, Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa. Gangguan jiwa dalam
klasfikasi ini mencakup gangguan kepribadian khas, preferensi seksual, gangguan
identitas jenis kelamin, dan lain-lain.

 Kesembilan, Retardasi Mental. Retardasi ini terbagi menjadi retardasi mental ringan,
sedang, berat, sangat berat, YTT dan retardasi mental lainnya.

 Kesepuluh, Gangguan Perkembangan Psikologis. Beberapa gangguan belajar yang


termasuk dalam klasifikasi ini adalah gangguan perkembangan belajar, berbicara,
bahasa, dan lain-lain.
 Kesebelas, Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya pada Masa Kanak
dan Remaja. Di antara gangguan jiwa yang termasuk dalam kategori ini adalah gangguan
hiperkinetik, tingkah laku, dan lain-lain.

F. Macam pengobatan pengobatan jiwa


1. Narkotika Obat narkotik adalah obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Obat
narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga obat
golongan narkotika hanya dapat diperoleh dengan resep dokter yang asli (tidak dapat
menggunakan kopi resep). Contoh dari obat narkotika antara lain: Opium, coca,
ganja/marijuana, morfin, heroin. Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika biasa
digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetika/obat penghilang rasa sakit.
2. Psikotropika Obat Psikotropik adalah obat yang secara efektif dapat mempengaruhi
susunan saraf pusat dan akan mempengaruhi tingkah laku dan aktivitas
3. Obat Wajib Apotik Obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotik tanpa resep
dokter
4. Obat Keras Obat yang hanya dapat diperoleh resep dokter. Kemasannya bertanda
lingkaran merah dengan hurup K didalamnya
5. Obat bebas Terbatas Obat yang dapat diperoleh di apotek dan toko obat berijin .
kemasannya bertanda lingkaran biru dengan peringatan
6. Obat Bebas Obat yang dijual bebas. Kemasannya bertanda warna hijau.

Obat – obat untuk gangguan jiwa merupakan golongan psikotropika

 Obat gangguan jiwa hanya dapat di beli di apotek dengan resep dokter
 Salinan resep dari apotek tidak dapat digunakan untuk membeli obat lagi kecuali obat
baru beli sebagian atau dokter menyatakan resep “ boleh di ulang “

Penyimpanan obat yang benar

 Simpan obat ditempat yang bersih, kering pada suhu kamar ( 25 -30 derajat celcius ),
terhindar dari sinar matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak- anak.
 Obat sebaiknya disimpan oleh keluarga pasien untuk mengontrol ketepatan pemakaian
obat.

Apakah efek samping penggunaan obat jiwa?


Obat – obat untuk gangguan jiwa biasanya menyebabkan ngantuk, badan terasa kaku, air liur
berlebih dan badan terasa lelah.

Hal – hal yang perlu diperhatikan

 Jangan minum obat sebelum mengendara / menghidupkan mesin


 Hubungi dokter / puskesmas terdekat jika merasa tidak nyaman setelah minum obat
 Informasikan ke dokter kondisi pasien saat kontrol ( apakah sedang hamil, menyusui,
atau menggunakan obat lain )
 Jika terjadi alergi obat ( kulit terasa gatal, memerah, mulut kering dan pecah – pecah )
hubungi dokter / puskesmas terdekat
 Obat jiwa harus diminum sesuai dosis dan diminum secara rutin
 2-3 hari sebelum obat habis, bawalah pasien untuk kontrol kembali ke dokter / Puskesmas
/ RS / RSJ
 Jika ada sisa obat, bawalah saat kontrol dan tunjukkan ke dokter.

 
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku
yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian
dari perkembangan normal manusia.[1] Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi
afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada
daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penemuan dan
pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah sepanjang perubahan waktu dan
perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan tentang definisi, penilaan dan
klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga
orang di sebagian besar negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka
yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa. B. Saran Calon
perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien terutama pada pasien
yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat & Mustikasari. (2013) Gambaran Klien Perilaku Kekerasan di Rumah
Sakit Jiwa Pusat Jakarta. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan. Keperawatan Jiwa. Budiman. (2010).
Jumlah Gangguan Jiwa. http://www.suarabandung.com. diakses pada tanggal 9 Agustus 2016.
Djamaludin. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Dwi Isyani. (2012)
Gambaran Karakteristik Klien Yang Dirawat di Rumah Sakit Khusus Dadi Makassar. Jurnal
Fakultas Ilmu Kesehatan. Kusumawati, F & Hartono Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika. Maramis, W.F. (2010). Ilmu kedokteran jiwa, Erlangga Universitas
Press. Wahyu, S. (2012). Buku saku keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Wahyuni, Sri.
(2011). “Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi” Jurnal
Ners Indonesia. Vol. 1. No.2. Wanadadi. (2014). Pengertian Pekerjaan Profesi dan Profesional.
Diakses pada tanggal 27 Juli 2016

Anda mungkin juga menyukai