Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

MEMELIHARA KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA DI MASA PANDEMI


COVID-19

DISUSUN OLEH:

ALEXA DAVINA SITUMORANG


SOLO WANDIKA PUTRA MANURUNG

XI MIPA
SMA XAVERIUS 2 JAMBI
KOTA JAMBI
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan kasih-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Memelihara Kesehatan Mental
Pada Remaja” dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mikael
Teguh Sanjaya selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberi materi yang
sangat berguna sebagai landasan penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah menjadi inspirasi penulis dalam
pembuatan karya ilmiah ini.

Karya ilmiah ini memberi pandangan dalam pentingnya memelihara kesehatan mental
pada remaja. Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diterima demi perbaikan dari karya tulis ini. Penulis juga berharap semoga
karya tulis ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya memelihara kesehatan
mental pada remaja.

Jambi, 12 Februari 2022

Alexa Davina Situmorang Solo Wandika Putra Manurung


DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3

BAB I : Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5

BAB II : 6
1.1 Dampak Pandemi bagi kesehatan remaja 6
1.2 Mental illness (gangguan mental) 7
1.3 Penyebab buruknya kesehatan mental pada remaja 7
1.4 Pencegahan gangguan mental pada remaja 8
1.5 Cara memelihara kesehatan mental 9

BAB III : Metode 11

BAB IV : Penutup 12
1.1 Kesimpulan 12
1.2 Saran 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mental menurut UU No. 18 Tahun 2014 merupakan kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kesehatan mental sangat penting, karena
berpengaruh pada fisik dan produktivitas seseorang. Tanpa pemeliharaan kesehatan mental yang
benar, seseorang dapat mengalami gangguan mental atau kejiwaan.

Selain sejahtera secara fisik dengan terpenuhinya kebutuhan pokok seperti pangan,
papan, serta sandang, setiap orang perlu memiliki kesehatan mental yang baik, terutama remaja.
Usia remaja adalah usia yang sangat rawan. Mental seorang remaja dapat dengan cepat berubah-
ubah, tergantung pada situasi atau kondisi yang ia hadapi. Pada situasi yang sulit, mental seorang
remaja dapat mudah sekali jatuh. Salah satu situasi sulit yang berpotensi menurunkan
kesejahteraan mental seorang remaja adalah pandemi. Kebutuhan belajar dan bertemu teman,
beserta seluruh variasinya, harus tergantikan dengan belajar mandiri dan secara virtual. Situasi
ini berpotensi membuat anak merasa bosan dan mengalami emosi negatif.

Selain pandemi, lingkungan pergaulan yang buruk, kasus bullying, rasa rendah diri yang
kerap muncul, atau bahkan rasa takut untuk gagal memenuhi ekspektasi orang lain dapat menjadi
sumber masalah bagi kesehatan mental seorang remaja. Dengan rentannya katahanan mental
seorang remaja, maka pemeliharaan kesehatan mental harus dilakukan sebaik mungkin untuk
mencegah hal-hal buruk yang mungkin saja dapat terjadi di masa depan akibat rendahnya
kesehatan mental pada dirinya sendiri.

Di masa pandemi akibat virus Corona tak hanya berdampak bagi orang dewasa, namun
juga anak-anak dan remaja. Masa remaja yang seharusnya dijalani dengan sejuta kegiatan,
namun karena adanya COVID-19 maka segala aktivitas menjadi terbatas. Dihentikannya
sekolah, dibatalkannya berbagai acara, hilang kesempatan untuk bermain bersama teman sebaya
membuat hampir seluruh remaja tak hanya di Indonesia tapi juga dunia kehilangan masa-masa
emasnya. Akibat perubahan hidup yang drastis ini tak dapat dipungkiri timbul rasa takut, cemas,
dan khawatir yang mana perasaan ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

1.2 Rumusan Masalah

Secara umum, rumusan masalah pada karya tulis ilmiah “Memelihara Kesehatan Mental
Pada Remaja di Masa Pandemi COVID-19” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan
berikut.

a. Apa dampak pandemi pada kesehatan mental remaja?


b. Apa penyebab memburuknya kesehatan mental pada remaja?
c. Bagaimana cara memelihara kesehatan mental yang baik dan benar untuk remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Bagi Penulis
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan guru dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, bagi diri kami pribadi karya tulis ilmiah ini
diharapkan dapat berguna bagi para siswa dan guru, baik dalam lingkup SMA Vaverius 2
Jambi maupun di lingkungan luar sekolah.

2. Bagi Pembaca
Karya tulis ilmiah ini dimaksudkan untuk membahas pentingnya pengetahuan umum
mengenai kesehatan mental bagi remaja dan bagaimana cara memeliharanya. Para
pembaca yang dominan dari kalangan siswa bisa digunakan untuk memperluas
pengetahuan, sehingga ke depannya tercipta SDM-SDM yang ungguk dan sehatl secara
fisik dan mental.

3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami pentingnya kesehatan mental pada setiap
orang, terutama remaja, sehingga tingkat kesehatan mental setiap masyarakat dapat
meningkat. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif dalam penanggulangan
kasus-kasus akibat rendahnya tingkat kesehatan mental semakin lebih baik.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Dampak Pandemi bagi kesehatan remaja

Pandemi yang sudah terjadi selama kurang lebih satu tahun, dan tanpa ada kepastian kapan akan
berakhir, telah membawa banyak perubahan dalam beraneka ragam kehidupan yang sangat
berpengaruh terhadap optimalisasi perkembangan remaja dalam berbagai aspek. Pandemi Covid-
19 telah menghasilkan dampak yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya terhadap kesehatan
mental secara global. Akibatnya, terjadi pembatasan sosial yang harus dilakukan.

Memakai masker, menjaga jarak 1 meter dari satu sama lain, dan juga sering mencuci tangan
pakai sabun. Kebiasaan baru ini harus diterapkan untuk mengurangi penularan virus Covid-19.
Situasi yang terus berubah membuat banyaknya korban jiwa yang juga mempengaruhi sektor
ekonomi. Dengan ditutupnya industri pariwisata, penerbangan, pertanian dan keuangan karena
pandemi Covid-19 membuat ekonomi terus berkurang. Warabala (warung kecil) juga diberikan
kebijakan pemerintah untuk buka dari jam 08.00 – 15.00 WIB. Penggunaan uang digital untuk
membeli barang banyak diterapkan karena untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 melalui
uang kertas. Selain itu, bidang pendidikan turut terpengaruh akibat wabah virus kecil ini. Proses
belajar mengajar diselenggarakan melalui sistem pembelajaran jarak jauh/online, atau biasanya
kita sebut Daring. Melalui sistem ini, semua materi dan tugas diberikan secara online. Hampir
semua sekolah dan universitas tutup sementara agar kegiatan belajar langsung (tatap muka) tidak
memperburuk virus Covid-19. Masih banyak kasus lain yang terjadi akibat pengaruh dari
pandemi virus mungil ini.

Pandemi ini telah berdampak sangat besar. Menurut survei internasional terhadap anak-anak dan
orang dewasa di 21 negara yang dilaksanakan oleh UNICEF dan Gallup – hasilnya terdapat
median 1 dari 5 anak muda usia 15-24 tahun yang di dalam survei yang menyatakan bahwa
mereka sering merasa depresi atau rendah minatnya untuk berkegiatan. Memasuki tahun ketiga
pandemi Covid-19, dampak pandemi terhadap kesehatan dan kesejahteraan mental anak-anak
dan orang muda terus memburuk. Gangguan terhadap rutinitas pendidkan, rekreasi, serta
kecemasan seputar keuangan keluarga yang mungkin kekurangan sumber dayay untuk
melanjutkan sekolah dari rumah, seperti akses internet dan media perangkat yang dubutuhkan
dan kesehatan membuat banyak anak muda merasa takut, marah, sekaligus khawatir akan masa
depan mereka. Contohnya pengamatan dari kegiatan Daring pada saat pandemi yang
berlangsung. Diagnosis gangguan mental seperti ADHD, kecemasan, autisme, bipolar, gangguan
perilaku, depresi, gangguan makan, disabilitas intelektual, dan skizofrenia dapat menikbulkan
kerugian signifikan terhadap kesehatan, pendidikan, masa depan, dan kemampuan meraih
pendapatan dari anak-anak dan orang muda.

Media sosial dan permainan adalah salah satu bentuk hiburan diri bagi sebbagian besar remaja.
Namun, hal ini tidak dapat menggantikan interaksi sosial di sekolah seperti mengobrol di kelas,
menertawakan hal lucu saat pelajaran, membicarakan hal-hal yang terjadi di sekolah seperti
pelajaran, guru, teman, dan melakukan segala aktivitas bersama teman.

1.2 Mental illness (gangguan mental)

Mental illness (mental disorder) disebut juga dengan gangguan mental atau jiwa, adalah kondisi
kesehatan yang mempengaruhi pemikiran, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya.
Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau berlamgsung dalam waktu yang lama (kronis).

Gangguan ini bisa dikategorikan dari yang ringan hingganparah, yang mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini termasuk melakukan
kegiatan sosial, pekerjaan, hingga menjalani hubungan dengan keliarga. Meski rumit, gangguan
kesehatan mental termasuk penyakit yang dapat diobati. Bahkan, sebagian besar dapat menjalani
kehidupan sehari0hari selayaknya orang normal pada umumnya. Namun, pada konsisi yang lebih
buruk, seseorang mungin perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit untuk menangani
kondisinya. Tak jarang, kondisi ini pun dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri atau
bahkan sampai dapat mengakhiri kehidupannya.

Mental illness adalah konidisi yang umum terjadi pada siapapun. Menurut World Health
Organization (WHO), satu dari lima anak-anak remaja di dunia memiliki gangguan mental.
Sememtara pada orang dewasa, kondisi ini memprngaruhi satu dari empat orang di dunia.
Adapun dari kasus tersebut, sekitar setengahnya dimulai pada remaja di bawah usia 14 tahun. Ini
merupakan usia rawan munculnya gangguan mental yang kerap terjadi.

Ada lebih dari 200 jenis mental illness yang telah diketahui, dengan gejala dan tingkat keparahan
yang beragam. Dari total tersebut, jenis-jenis mental illness yang lebih umum meliputi
1. Depresi
2. Gangguan kecemasan
3. Gangguan bipolar
4. Gangguan makan
5. Gangguan stres pascatrauma
6. Psikosis

1.3 Penyebab buruknya kesehatan mental pada remaja

Umumnya, gangguan kesehatan mental terjadi karena kombinasi anatara berbagai faktor. Berikut
ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab mental diorder :
a. Faktor genetik
b. Faktor biologis : Seperti ketidakseimbangan kimiawi di otak, cedera otak traumatik, dan
epilepsi.
c. Faktor psikologis dari trauma yang signifikan : Seperti pelecehan, pertempiran militer,
kecelakaan, kejahatan dan kekerasan yang pernah dialami, atau isolasi sosial (kesepian)
d. Faktor paparan lingkungan : Saat di dalam kandungan, seperti zat kimia, alkohol, atau
obat-obatan.
e. Faktor lingkungan lainnya : Seperti kematian seseorang yang dekat denganm anda,
kehilangan pekerjaan, atau kemiskinan dan terlilit utang.

Walaupun gangguan mental dapat menyerang siapa saja, ada beberapa orang yang berisiko lebih
tinggi, yaitu :
 Orang-orang dilahirkan dengan kelainan pada otak danmengalami kerusakan otak akibat
cedera serius.
 Orang yang memiliki nggoata keluarga dengan gangguan mental illness
 Memiliki kondisi medis kronis, seperti kanker, diabetes, jantung.
 Orang yang memiliki masalah pada kanan-kanan atau masalah pada gaya hidup.
 Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan
kerja.
 Orang yang menyalahgunakan alkohol atau narkoba.
 Orang yang pernah mengalami penyakit mental sebelumnya

Gangguan mental dan jiwa yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai masalah pada
kesehatan emosional,perilaku, hingga fisik yang parah.

1.4 Pencegahan gangguan mental pada remaja


Masalah kesehatan mental yang dialami remaja akan berdampak pada kegiatan sosialnya,
kegiatannya di sekolah, pergaulan dengan teman teman, keluarga, produktivitas, menimbulkan
penyakit fisik, dan jika sudah parah, penderita gangguan mental bisa mengalami keinginan untuk
menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri.

Tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja seperti alkohol, narkoba, dan seks bebas,
biasanya juga dipengaruhi oleh gangguan mental yang dialaminya. Dampak dari gangguan
mental yang dialami oleh remaja sangat memprihatinkan, padahal masa remaja adalah masa di
mana mereka bisa bebas berkarya, bersosialisasi, dan berkembang.

Tindak pencegahan gangguan mental pada remaja dapat dilakukan dengan cara tetap aktif secara
fisik, memelihara pikiran yang positif, menjaga hubungan baik dengan orang lain, beristirahat
dan tidur dengan cukup, serta mendekatkan diri kepada tuhan.

Jika dirasa sudah mengalami gangguan mental maka disarankan untuk pergi ke tenaga
professional agar mendapat bantuan, coba bicarakan dan berkomunikasi dengan orang tua atau
orang dewasa, jaga kesehatan fisik, dorong diri untuk bersosialisasi dan jangan mengurung diri.
Partisipasi dari orang terdekat seperti orang tua, saudara, guru dan teman teman juga sangat
dibutuhkan untuk menjaga mental seseorang, apabila melihat atau mengetahui ada seseorang
yang mengalami gangguan mental, segera dibantu, dirangkul, dan difasilitasi untuk berkonsultasi
dengan tenaga professional, atau sekadar menjadi teman cerita.

Menjaga kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh semua
orang, karena kesehatan mental juga patut untuk diperhatikan seperti kesehatan fisik. Berikut
adalah cara mencegah gangguan mental pada remaja:

1. Hargai Mereka
Biasanya salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh orang yang mengalami gangguan mental
adalah didengar. Tidak bisa dipungkiri, orang normal pun juga ingin di dengar. Sayangnya, tidak
semua orang mampu memahami dan menghargai mereka. Kebanyakan dari penderita mental
illness banyak diremehkan. Padahal, ketika mereka dihargai dan didengar, pikiran dan perasaan
mereka akan lebih mudah membaik.

2. Pahami Keadaan Mereka


Paranoia merupakan gangguan mental yang membuat seseorang yang mengalaminya akan
merasa bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Oleh karena itu, biasanya, orang dengan
paranoia akan sering merasa takut dan menjaga jarak dengan lingkungan sekitar. Pahami
keadaan mereka, dan janganlah menjauh dari mereka. Bagaimanapun keadaan mereka, mereka
juga ciptaan Allah dan tetap membutuhkan kehadiran Anda.

3. Perhatikan Ucapan Anda


Dalam hal ini, penderita mental illness memang lebih sensitif dibandingkan dengan hal yang
lain, oleh karena itu berhati hatilah anda dalam berucap. Ada beberapa respon positif yang
mungkin bisa Anda terapkan pada teman/keluarga Anda yang memiliki gangguan mental adalah:
Berikan dukungan Anda dengan, “Kalau kamu butuh sesuatu, kabari aku saja, ya.”
Berbicara dengan mereka dengan cara yang sama seperti yang Anda lakukan sebelumnya.
Berikan mereka kasih sayang dan dukungan agar mereka senantiasa merasa aman dan tidak
sendirian dalam berjuang. Hal tersebutlah yang pada akhirnya dapat membantu proses pemulihan
mereka berlangsung lebih cepat.

1.5 Cara memelihara kesehatan mental

Beberapa langkah sederhana bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental.
Dengan melakukan perubahan ini, maka dapat dipastikan hal ini memengaruhi semua aspek
kehidupan. Dengan menjaga kesehatan mental, maka kita dapat merasakan beberapa efeknya
seperti suasana hati yang membaik, membangun ketahanan, dan membantu menikmati hidup
secara keseluruhan. Berikut ini beberapa hal sederhana yang dapat meningkatkan kesehatan
mental:

1. Katakan Hal Positif pada Diri Sendiri


Penelitian menunjukkan bahwa cara berpikir tentang diri sendiri dapat memiliki efek yang kuat
pada kejiwaan. Ketika kita memandang diri kita dan hidup kita secara negatif, maka kita juga
merasakan efek negatifnya. Sebaliknya, jika membiasakan diri menggunakan kata-kata yang
membuat lebih positif, maka hal ini membuat lebih optimis.

Rasa bersyukur dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan, kualitas kesehatan mental, serta
kebahagiaan. Cara sederhana untuk meningkatkan rasa bersyukur adalah membuat jurnal dan
menuliskan berbagai hal yang patut disyukuri setiap harinya. Secara umum merenungkan rasa
terima kasih juga efektif, tetapi kita perlu berlatih secara teratur untuk mendapatkan manfaat
jangka panjang. Temukan sesuatu untuk disyukuri dan nikmati perasaan tersebut dalam hati.

2. Fokus pada Satu Hal pada Satu Waktu


Fokus kepada tujuan mampu melepaskan emosi negatif atau sulit dari pengalaman masa lalu
yang membebani. Mulailah dengan membawa kesadaran bahkan untuk hal-hal sederhana seperti
mandi, makan siang, atau berjalan pulang. Memberi perhatian pada sensasi fisik, suara, bau, atau
rasa dari pengalaman ini membantu kita untuk fokus. Ketika pikiran kita terbang melayang
hingga menyebabkan u overthinking, maka bawa saja kembali ke apa yang kini tengah lakukan.

3. Olahraga
Tubuh akan melepaskan endorfin yang membantu menyingkirkan stres dan meningkatkan
suasana hati
sebelum dan sesudah berolahraga. Itulah sebabnya olahraga adalah cara penangkal stres,
kecemasan, dan depresi yang ampuh. Carilah cara-cara kecil untuk menambah aktivitas olahraga,
seperti naik tangga, atau jalan kaki ke tempat yang dekat. Untuk mendapatkan manfaat
maksimal, lakukan olahraga setidaknya 30 menit setiap hari, dan coba melakukannya di luar
ruangan. Paparan sinar matahari juga membantu tubuh menghasilkan vitamin D, yang
meningkatkan tingkat serotonin di otak.

4. Makanlah Makanan yang Enak


Selain memberikan nutrisi yang dibutuhkan, makan lezat dan sehat juga menyehatkan otak.
Karbohidrat (dalam jumlah sedang) meningkatkan serotonin, bahan kimia yang terbukti memiliki
efek menenangkan pada suasana hati. Sementara itu makanan kaya protein membantu tetap
waspada.

Sayuran dan buah-buahan dipenuhi dengan nutrisi yang memberi makan setiap sel tubuh,
termasuk yang mempengaruhi bahan kimia otak yang mengatur suasana hati. Sertakan makanan
dengan asam lemak tak jenuh ganda Omega-3 (ditemukan dalam ikan, kacang-kacangan, dan biji
rami). Nutrisi ini dapat meningkatkan suasana hati dan mengembalikan integritas struktural pada
sel-sel otak yang diperlukan untuk fungsi kognitif.

5. Terbukalah pada Seseorang


Mengetahui bahwa dihargai oleh orang lain adalah penting untuk membantu berpikir lebih
positif. Belajar terbuka kepada orang lain, yang membuat lebih mampu berpikir positif dan
semakin mengenal diri sendiri.

Penelitian menunjukkan bahwa membantu orang lain memiliki efek menguntungkan pada
perasaan tentang diri sendiri. Bersikap membantu dan ramah adalah cara yang baik untuk
membangun harga diri. Makna yang ditemukan dalam membantu orang lain memperkaya dan
memperluas hidupmu.

6. Istirahat
Pada saat-saat semua pekerjaan terasa seperti terlalu banyak, menjauhlah, dan lakukan apa pun
kecuali hal yang membuat semakin stres, setidaknya sampai merasa sedikit lebih baik.
Terkadang hal terbaik untuk dilakukan adalah latihan pernapasan sederhana: Tutup mata dan
ambil 10 tarikan napas dalam-dalam. Untuk masing-masing tarikan napas, hitung sampai empat
saat menarik napas, tahan selama empat hitungan, dan buang napas untuk empat hitungan. Hal
ini bekerja baik untuk membantu melawan stres.

7. Tidur Tepat Waktu


Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur memiliki efek negatif yang
signifikan pada suasana hati. Coba tidur pada waktu yang teratur setiap hari. Hindari bermain
gadget sebelum waktu tidur dan membatasi minuman berkafein untuk pagi hari.

BAB III

METODE

Metode yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah ini metode penelitian dengan
mempelajari dan mencari sumber-sumber dari berbagai buku, artikel, dan browsing di internet.
Selain itu, penulis menggunakan metode studi kasus, dengan mempelajari secara intensif
sekelompok siswa yang menjadi objek dasar dari pembuatan karya ilmiah ini.

BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Masa pandemi akibat virus Corona tak hanya berdampak bagi orang dewasa, namun juga anak-
anak dan remaja. Masa remaja yang seharusnya dijalani dengan sejuta kegiatan, namun karena
adanya COVID-19 maka segala aktivitas menjadi terbatas. Dihentikannya sekolah,
dibatalkannya berbagai acara, hilang kesempatan untuk bermain bersama teman sebaya membuat
hampir seluruh remaja tak hanya di Indonesia tapi juga dunia kehilangan masa-masa emasnya.
Akibat perubahan hidup yang drastis ini tak dapat dipungkiri timbul rasa takut, cemas, dan
khawatir yang mana perasaan ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Pada remaja, kondisi sejahtera secara mental, ditandai dengan tercapainya tahapan
perkembangan, kebutuhan emosional, keterampilan sosial yang sehat, serta kemampuan
berhadapan dengan situasi yang sulit dan masalah yang muncul. Kondisi tersebut hanya dapat
diperoleh dalam situasi ketika remaja mendapatkan dukungan dan cinta tanpa syarat dari
keluarga, lingkungan yang membuat kepercayaan diri dan harga dirinya terjaga, kesempatan
untuk mengeksplorasi dunia luar, serta lingkungan yang sehat dan aman.

1.2 Saran

Berdasarkan hasil karya ilmiah yang telah dijelaskan, penulis memberikan saran kepada pembaca
agar selalu menjaga kesehatan mental, terutama pada kaum remaja. Keadaan yang terjadi di
masa ini terkadang membuat para remaja mengalami depresi berkepanjangan. Terkadang
lingkungan sekitar seharusnya mengerti sudut pandang dari para kaum remaja, begitu pun
sebaliknya. Bukannya hanya menuntut dengan harapan hasil yang memuaskan tetapi tidak
memberi arahan dan bimbingan yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai