Anda di halaman 1dari 6

Menjaga Kesehatan Mental Dimasa Pandemi

(Untuk memenuhi tugas Essay Pengganti Latihan kepemimpinan 1)

Disusun oleh :
Andi Tenri Sanda Datu 14120200169

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2022
ABSTRAK
Masa pandemi ini segala sesuatu kegiatan menjadi terhambat seperti bekerja, bersekolah,
berlibur dan lainnya yang tentunya akan berdampak terhadap kesehatan mental setiap individu,
terutama kepada kesehatan mental remaja jika hal ini tidak segera diatasi maka akan berdampak
buruk. Sementara itu masih minim sekali edukasi mengenai mental health awareness terhadap
remaja yang telah terdampak pandemi ini serta kurangnya perhatian mengenai pentingnya
kesehatan mental remaja. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan ini yaitu memaparkan betapa
pentingnya untuk menjaga kesehatan mental dan cara-cara menjaganya. Terlebih menjaga
kesehatan mental di masa pandemi yang sedang berlangsung saat ini. Seperti yang kita tahu,
pandemi COVID-19 yang merebak tentu memberi dampak akan banyak hal dan terhadap setiap
kalangan, tidak hanya berdampak pada siklus sosial, ekonomi, dan kesehatan jasmani.
Melainkan juga sangat memengaruhi pikiran atau psikis yang berujung dengan kesehatan
mental kita. Terlebih di lingkungan mahasiswa, sebagai mahasiswa kesehatan mental yang
terjaga merupakan salah satu faktor supaya semangat menjalani kehidupan perkuliahan.
(Prasetyo & Kunci, 2021)
Kata kunci: kesehatan mental, remaja, pandemi.

ABSTRACT
During this pandemic, all activities are hampered, such as work, school, vacation and others,
which of course will have an impact on the mental health of each individual, especially the
mental health of teenagers. Meanwhile, there is still very little education regarding mental
health awareness for adolescents who have been affected by this pandemic and the lack of
attention to the importance of adolescent mental health. Therefore, the purpose of this paper is
to explain how important it is to maintain mental health and ways to maintain it. Especially
taking care of mental health during the current pandemic. As we know, the COVID-19
pandemic that has spread will certainly have an impact on many things and on every group, not
only impacting the social, economic, and physical health cycle. But it also greatly affects the
mind or psyche which leads to our mental health. Especially in the student environment, as a
student mental health is maintained is one of the factors so that the spirit of living a college
life.

Keywords: mental health, youth, pandemic.


A. PENDAHULUAN

Pengertian kesehatan mental menurut Dias (2006), yakni sangat dipengaruhi oleh budaya
dimana seseorang individu tersebut tinggal seperti lingkungan, pergaulan, dan keluarga.
Sesuatu hal yang boleh dilakukan dalam suatu budaya tertentu biasanya menjadi hal yang aneh
dan tidak normal dalam budaya lain begitu pula sebaliknya. Sedangkan menurut piepper dan
uden (2006) Kesehatan mental yaitu suatu keadaan dimana seorang individu tidak mengalami
perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, serta memiliki estimasi yang relistis terhadap
dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya sendiri, memiliki
kemampuan menghadapi masalah-masalah yang ada dalam hidupnya, memiliki kepuasan
dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidup. (Salsabila, 2021)

Gangguan mental adalah masalah psikiatri yang paling sering terjadi. Salah satu bentuk
gangguan mental emosional adalah stres (Novianty et al., 2018). Di Amerika Serikat gangguan
mental emosional berupa stres terjadi pada lebih dari 23 juta individu setiap tahunnya (Algifari
et al., 2018), dengan prevalensi satu dari empat individu. Berdasarkan hasil riset Kesehatan
Dasar tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional berupa stres dan depresi pada
masyarakat berumur di atas 15 tahun di Indonesia mecapai 14 juta orang atau sekitar 6% dari
jumlah seluruh penduduk.

Kesehatan mental adalah suatu hal yang sangatlah penting. Kesehatan mental juga merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan jasmani kita. Pengertian dari kesehatan
mental ada bermacam-macam tergantung dari sudut pandang ahlinya, antara lain: 1) Kesehatan
mental yaitu dimana seseorang terbebas dari gelaja penyakit atau gangguan kejiwaan, 2)
Kesehatan mental adalah wujud dari keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa. Untuk mengukur
kesehatan mental sendiri tidaklah mudah, tidak seperti mendeteksi penyakit pada biasanya.
Terganggunya kesehatan mental sering kali sangat jarang disadari oleh orang-orang dan
kesehatan mental yang terganggu bisa menimbulkan akibat yang fatal. Oleh karena itu
alangkah baiknya bagi kita untuk senantiasa menjaga kesehatan mental agar tetap stabil.
Kenapa? Dengan menjaga kesehatan mental kita dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
perasaan positif serta menghindari stres di diri kita yang mana akan memengaruhi kinerja kita
sehari-hari terutama di masa pandemi yang sedang berlangsung sekarang.

Pada masa sekarang sedang dilanda wabah yaitu virus covid-19, yaitu virus corona atau severe
acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut covid-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian. Menurut Riedel DKK (2019), Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel
120- 160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar
dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus
OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV),
dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Saat sekarang ini seluruh
negara di dunia, termasuk Indonesia sedang dilanda bencana yang berkaitan dengan 3endidika
dan dikenal dengan coronavirus disease atau covid-19. Virus ini tidak hanya mengancam
3endidika masyaakat melainkan juga perekonomian dan 3endidikan. Perhatian masyarakat
berfokus pada bagaimana strategi untuk mengobati atau menghindari covid-19. Wabah covid-
19 masih berlangsung dan belum terdapat tanda mereda, seluruh aktivitas dilakukan di rumah
melalui 3endid dalam jaringan baik dalam dunia 3endidikan atau dunia pekerjaan.
B. PEMBAHASAN
Di era pandemi wabah COVID-19 sekarang kita dituntut untuk bekerja maupun menjalani
kegiatan akdemik seperti sekolah dan perkuliahan dari rumah, walau sebagian besar individu
juga terpaksa mau tidak mau harus bekerja secara langsung seperti biasa. Mengutip salah satu
isi dari buku Menulis di Kala Badai Covid-19 yang disunting oleh Prof. Dr. Drs. Ersis
Warmansyah Abbas, BA, M.Pd. dan Ibu Neka Erlyani, S.Psi, M.Psi., bahwa pandemi wabah
COVID-19 tidak hanya menyerang fisik tetapi juga menyerang psikis. Terutamanya sebagai
mahasiswa, tuntutan tugas akademik ada saja saatnya terasa berat oleh mahasiswa. Bisa jadi
dirasa tugas tersebut ada di luar batas kemampuan sang mahasiswa dan menambah stres bukan
malah membantu menjaga kesehatan mental. Tidak hanya tugas akademik, faktor lain yaitu
terbatasnya kegiatan bersosialisasi yang dijalani sekarang juga turut andil dalam hal kesehatan
mental maupun psikis. Dengan bercengkrama, sharing, atau bersendagurau bersama teman
maupun bermacam individu lain memungkinkan kita untuk mendapat tambahan energi positif,
insight, serta motivasi dalam diri yang mana bisa membantu dalam hal menjaga kesehatan
mental. (Septiana, 2021)
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental di masa pandemi yaitu
dengan melakukan penyesuaian diri dengan apa yang terjadi di lingkungan sekarang.
Penyesuaian diri perlu dilakukan untuk mendapatkan keharmonisan dan keselarasan antara
tuntutan lingkungan dengan tuntutan di dalam diri. Yang mana bahwa seseorang harus
menerima hal-hal ketika ia tidak mempunyai kontrol akan keadaan. Penyesuaian diri yang baik
diukur dari seberapa baik seseorang mengatasi setiap perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
Penyesuaian diri adalah aspek mental penting dan sangat berkaitan dengan keyakinan
seseorang terhadap kemampuan diri dalam mengendalikan berbagai rintangan dan
menggunakan potensi diri. Dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan, masalah, maupun
hal-hal baru diperlukan sebuah proses serta usaha dan apabila kita gagal dalam menyesuaikan
diri tentu saja dapat menimbulkan kesehatan mental yang terganggu dan berujung pada
stres.(Putri et al., 2015)
Menjaga kesehatan mental dengan cara melakukan penyesuaian diri bisa diawali oleh
menumbuhkan mindset dan motivasi. Di masa pandemi sekarang mahasiswa dihadapkan
dengan yang namanya kuliah daring. Namanya saja daring, jelaslah suasana yang sangat
berbeda dari kuliah biasanya dimana kita bisa mendengarkan materi secara langsung dan
bertatap muka dengan dosen pemateri. Suasana yang berbeda itu pula dapat menimbulkan
motivasi yang menurun. Walau terkesan lebih santai, kemungkinan timbulnya stres tetap saja
tidak bisa diindahkan. Pemahaman materi saat kuliah daring dirasa lebih lamban dan tidak
sepenuhnya masuk ke memori serta pikiran. Belum lagi jikalau kita dihadapkan dengan kendala
peliknya bermedia online seperti faktor device yang tidak memadai dan jaringan yang tidak
stabil. Hal-hal seperti itulah yang menjadi faktor menurunnya mood serta motivasi berujung
dengan kemungkinan pikiran negatif seperti menyalahkan diri sendiri, merasa bodoh, dan
sebagai. Pikiran-pikiran tersebutlah yang dapat menimbulkan stres, namun kembali lagi dengan
mindset di masing-masing individu. Kita harus berusaha menghindari perasaan dan pemikiran
negatif tersebut, belajar menerima keadaan dan mengikuti arus ‘jalani saja’. Aspek religiusitas
juga sangat membantu dalam membangun mindset/motivasi dalam menghindari stres. (Poudel
& Subedi, 2020)
Menjalani hobi sebagai escape dari kesibukan dan pemikiran sehari-hari yang menumpuk.
Melakukan hobi membantu meningkatkan mood dan positivitas serta melepaskan tekanan
stres. Menulis contohnya, tidak perlu menuangkan hal-hal yang berat dalam sebuah tulisan.
Menulis bebas seperti menuangkan perasaan, menjabarkan sisi positif atau hal yang bisa
disyukuri membantu kita untuk memupuk bahan bakar berupa energi positif. Menulis juga bisa
berupa menulis di otak. Menulis di otak dalam arti menginput informasi melalui pancaindra,
nyata ataupun abstrak, termasuk yang kita pikirkan, rasakan, bahkan ”lamunkan” (Abbas,
2020). Hobi lain seperti melukis, bermain game, menyanyi, menari, berolahraga, dll. Namun
ingat dalam menjalankan hobi dalam bentuk escape dari kesibukan janganlah berlebihan karena
kita tetap harus fokus ke tujuan utama dan pencapaian yang kita sudah diatur. Beralih dari
pengaruh yang ditumbuhkan diri sendiri, faktor lainnya yaitu lingkungan sekitar. Sebisa
mungkin hindarilah circle yang toxic. Lingkungan sekitar seperti ruang lingkup rumah-
keluarga dan pertemanan mempengaruhi kesehatan mental tergantung dari cara kita
berinteraksi dan respon akan satu sama lain serta bagaimana cara kita menerima serta
memaknainya apakah akan menjadi positif atau negatif. (Thibaut & van Wijngaarden-Cremers,
2020)

C. KESIMPULAN

Di masa pandemi yang serba sulit ini tidak hanya ketahanan fisik, tapi ketahanan psikis
juga turut diuji. Kesehatan mental merupakan salah satu faktor utama yang mendukung
kita supaya bisa melalui keadaan yang serba sulit ini. Dalam menjaga kesehatan mental
kita bisa melakukan penyesuaian diri dengan cara mengatur pola pikir dan juga
menumbuhkan motivasi. Selain itu berpegang teguh dengan aspek religiusitas juga
sangat berpengaruh dalam meningkatkan pola pikir yang positif. Hal lainnya yaitu hobi.
Hobi membantu kita untuk melepaskan stres. Selain dari diri sendiri, kondisi
lingkungan dan orang-orang sekitar juga menentukan kondisi mental health.
DAFTAR PUSTAKA

Poudel, K., & Subedi, P. (2020). Impact of COVID-19 pandemic on socioeconomic and
mental health aspects in Nepal. International Journal of Social Psychiatry, 66(8), 748–
755. https://doi.org/10.1177/0020764020942247
Prasetyo, A. E., & Kunci, K. (2021). Edukasi mental health awareness sebagai upaya untuk
merawat kesehatan mental remaja dimasa pandemi mental health awareness education
as an effort to treat the mental health of adolescents during pandemic. 2(2), 261–269.
Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia
(Pengetahuan, Dan Keterbukaan Masyarakat Terhadap Gangguan Kesehatan Mental).
Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 252–258.
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2.13535
Salsabila, A. (2021). MENJAGA KESEHATAN MENTAL DI MASA PANDEMI Nasya Andini
Salsabila. https://psyarxiv.com/rd4zf/
Septiana, N. Z. (2021). Dampak Penggunaan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Dan
Kesejahteraan Sosial Remaja Dimasa Pandemi Covid-19. Jurnal Nusantara of
ResearcH, 8(1), 1–13.
Thibaut, F., & van Wijngaarden-Cremers, P. J. M. (2020). Women’s Mental Health in the
Time of Covid-19 Pandemic. Frontiers in Global Women’s Health, 1(December), 1–6.
https://doi.org/10.3389/fgwh.2020.588372

Anda mungkin juga menyukai