PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit kecil yang
disebut sel. Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses atau perubahan yang
terjadi di dalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang menunjang fungsi organ-
organ dalam makhluk hidup itu dan dengan demikian juga merupakan penunjang
terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri. Fenomena kehidupan yang ditandai oleh
adanya pertumbuhan dan reproduksi serta hal-hal yang berkaitan, merupakan ruang
lingkup Biologi dan ilmu-ilmu yang relevan, misalnya ilmu kedokteran atau kesehatan .
Di sisi lain Ilmu kimia adalah suatu ilmu tentang benda-benda serta proses
perubahannya yang ditinjau berdasarkan susunan dan sifat atom-atom atau molekul
yang membentuknya. Jadi Ilmu kimia menitikberatkan pembahasannya pada hubungan
antara struktur kimia benda-benda dengan fungsi dan reaksi-reaksinya dengan benda
lain.Interseksi sudut pandang ilmu kimia dengan biologi merupakan disiplin ilmu yang
meninjau organisme hidup serta proses yang terjadi di dalamnya secara kimia. Disiplin
ilmu tersebut yaitu Biokimia. Biokimia berasal dari kata bio artinya organisme hidup,
sedangkan kimia adalah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
perilaku dari bahan-bahan kimia. Ilmu Kimia juga menitikberatkan terhadap komposisi
bahan dan sifat-sifat yang berhubungan dengan komposisi. Juga mengkonsentrasikan
perbedaan interaksi senyawa satu dengan senyawa lainnya dalam reaksi kimia untuk
membentuk zat- zat baru (Brady dan Humiston, 1986).
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses kimia dalam organisme hidup. Biokimia
mengatur semua organisme hidup dan proses hidup. Dengan mengontrol arus informasi
melalui sinyal biokimia dan aliran energi kimia melalui metabolisme, proses biokimia
menimbulkan fenomena yang tampaknya magis kehidupan. Sebagian besar berkaitan
biokimia dengan struktur dan fungsi komponen seluler seperti protein, karbohidrat,
lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya meskipun semakin proses, bukan molekul
individu fokus utama. Selama 40 tahun terakhir biokimia telah menjadi begitu sukses
dalam menjelaskan proses hidup yang sekarang hampir semua bidang ilmu kehidupan
dari botani untuk obat yang terlibat dalam penelitian biokimia. Hari ini fokus utama
biokimia murni adalah memahami bagaimana molekul biologis menimbulkan proses-
proses yang terjadi dalam sel-sel hidup yang pada gilirannya sangat berhubungan
dengan studi dan pemahaman seluruh organisme.
Biokimia, berasal dari dua kata, yaitu bio (artinya kehidupan) dan kimia. Biokimia dapat
diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang dasar-dasar kimia dari kehidupan.
Biokimia juga dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang zat-zat kimia
penyusun tubuh makhluk hidup, serta reaksi-reaksi dan proses kimia, yang berlangsung
di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi dan proses kimia yang berlangsung didalam
tubuh makhluk hidup atau didalam sel, kita namakan metabolisme. Dengan definisi ini
dapat dipahami bahwa biokimia mencakup atau bersinggungan dengan sebagian
bahasan dalam biologi sel dan biologi molecule.
Saat ini penemuan-penemuan biokimia digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari
genetika hingga biologi molecular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan
biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan
khamir, sekitar 4000 tahun yang lalu.Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan
pertama molekul enzim, diastase, pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828,
Friedrich Wöhler menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan
bahwa senyawa organik dapat dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang
dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik
hanya bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan pada
tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman.
Sejak saat itu, biokimia semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20,
dengan ditemukannya teknik-teknik baru seperti kromatografi, difraksi sinar X,
elektroforesis, RMI (nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan radioisotop,
mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekular. Teknik-teknik ini memungkinkan
penemuan dan analisis yang lebih mendalam berbagai molekul dan jalur metabolik sel,
seperti glikolisis dan siklus Krebs. Perkembangan ilmu baru seperti bioinformatika juga
banyak membantu dalam peramalan dan pemodelan struktur molekul raksasa.Saat ini,
penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai dari genetika
hingga biologi molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia
yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir,
sekitar 5000 tahun yang lalu.
Penemuan penting lain di bidang biokimia adalah penemuan gen dan perannya dalam
mentransfer informasi di dalam sel. Bagian biokimia ini terkadang juga disebut dengan
biologi molekuler. Pada tahun 1950-an, James D. Watson, Francis Crick, Rosalind
Franklin, dan Maurice Wilkins menemukan bagaimana struktur DNA dan mencoba
mencari hubungannya dengan transfer informasi genetik. Pada tahun 1958, George
Beadle dan Edward Tatum berhasil memenangkan Hadiah Nobel akibat penelitian
mereka mengenai jamur yang menunjukkan bahwa satu gen memproduksi satu enzim.
Pada tahun 1988, Colin Pitchfork adalah orang pertama yang terbuktimelakukan tindak
kriminal melalui bukti DNA. Belum lama ini, Andrew Z. Fire dan Craig C. Mello
memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 2006 atas penemuan fungsi dari RNA
interferensi (RNAi)
Biokimia yang merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen
seluler,seperti proteinmkarbohidrat,lipid ,asam nukleat,dan biomolekul isinya. Saat ini
biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat
protein. Saat ini pertemuan-pertemuan biokimia digunakan dalam berbagai bidang
mulai dari genetika hingga biologi molecular dan dari pertanian hingga kedokteran
penerapan biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti
menggunakan khamir,sekitar 4000 tahun yang lalu. Ada 4 kelas molekul utama biokimia
yaitu : lipid,karbohidrat, protein,dan asam nukleat.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengerti ”bioteknologi” karena
pengaruhnya yang besar terhadap kehidupan keseharian kita, dari penelitian-penelitian
yang kemudian menghasilkan teknik diagnosis baru, terapi penyakit sampai
pemanfaatan untuk industri dan lingkungan. Sebagai hasilnya terdapat ketertarikan
yang
tinggi terhadap bioteknologi pada tingkat sarjana dibidang biologi, kimia, farmasi,
kedokteran dan pertanian.
Teknologi DNA rekombinan yang merupakan dasar dari semua produk berbasis
bioteknologi sangat cepat berkembang akhir-akhir ini. Untuk mengerti apa yang ada
dibalik suatu produk bioteknologi, maka sangat penting bagi mahasiswa untuk
memahami teknologi DNA rekombian. Buku ini dimulai dengan ilmu-ilmu dasar di
balik bioteknologi, yaitu DNA sebagai pembawa informasi genetik. Kemudian
dilanjutkan beberapa teknik yang biasa dilakukan dalam teknologi DNA rekombinan
dan diakhiri dengan aplikasi dan produk-produk bioteknologi.
Proyek Genom Manusia memiliki target utama untuk mengetahui rangkaian atau
sekuen lengkap gen manusia, fungsi masing-masing gen, dan inisiasi genom struktural
sehingga dapat diaplikasikan dalam dunia kesehatan (Moraes & Góes, 2016). Proyek
mulai dipublikasikan pada tahun 2001, namun ilmuwan kembali mempublikasikan
bahwa Proyek Genom Manusia telah berhasil mendapatkan sekuen
keseluruhan gen manusia di tahun 2003.
C. TUJUAN PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
Gen adalah bagian dari kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam
kromosom yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri-ciri genetis dari suatu
makhluk hidup. Gen diturunkan atau diwariskan oleh satu individu kepada
keturunannya, yaitu melalui suatu proses reproduksi. Oleh karena itu, informasi
yang menjaga keutuhan bentuk serta fungsi kehidupan suatu organisme dapat
terpelihara/terjaga. Gen terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom
homolog. Dari masing-masing gen dalam pasangan tersebut disebut dengan alel.
Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang sama ataupun sifat yang berbeda,
seperti misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai pendek.
Gen merupakan suatu unit pewarisan untuk organisme hidup. Bentuk fisiknya
ialah urutan DNA yang menjadi sebuah protein, polipeptida, atau seuntai RNA
yang mempunyai fungsi untuk organisme yang memilikinya. Batasan modern gen
merupakan lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan
sifat serta bisa dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali),
peran-peran fungsional, atau sasaran transkripsi lainnya.
B. SEJARAH GEN
Gregor Mandel telah berspekulasi terhadap adanya suatu bahan yang terkait
dengan suatu karakter atau sifat didalam tubuh suatu individu yang bisa
diwariskan dari satu generasi ke kenerasi selanjutnya. Ia menyebtnya ‘faktor’.
Oleh Hugo de Vries, konsep yang sama ia namakan pengen (pan-gen) pada buku
yang ia karang Intracellular Pangenesis (terbit 1889). Belum membaca tulisan
model, de Vries mendefinisikan pangen sebagai “partikel terkecil yang mewakili
satu penciri terwariskan”. Wilhelm Johannsen lalu menyingkat sebagai gen dua
puluh tahun kemudian.
Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukan bahwa gen terletak di kromosom.
Dan selanjutnya, terjadi sebuah ‘perlombaan’ seru untuk menemukan subtansi
yang merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel yang kemudian terjatuh pada
penelitian yang terlibat dalam subjek ini.
Pada saat itu DNA telah ditemukan serta diketahui hana berada pada kromosom
(1869), namun orang belum menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Lewat
penelitian Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), dan Alfred
Hershey dan Martha Chase (publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, setelah
orang mengetahui bahwa DNA merupakan bahan genetik.
Pada tahun 1940an, George Beadle dan Edward Tatum melakukan sebuah
percobaan dengan Neurospora crassa. Dari sebuah percobaan itu, Beadle dan
tatum bisa menarik hipotesis bahwa gen mengkode enzim, serta mereka
menympulkan bahwa suatu gen menyentesis satu enzim (one gene-one enzyme
theory).
Setelah beberapa puluh tahun, ditemukan bahwa gen mengkode protein yang
tidak hanya berfungsi sebagai enzim saja, serta sejumlah protein tersusun dari
dua atau lebih polipeptida. Dengan adanya sebuah penemuan-penemuan itu,
pendapat Beadle dan Tatum, one gene-one enzyme theory, telah dimodifikasi
menjadi teori satu gen-satu polipeptida (one gene-one polypetide theory)
C. EKSPRESI GEN
Ekspresi gen merupakan proses dimana kode-kode informasi yang terdapat pada
gen diubah menjadi protein-protein yang beroperasi hanya di dalam sel. Ekspresi
gen terdiri dari dua tahap:
Proses transkripsi DNA menjadi mDNA serta translasi mDNA menjadi sebuah
polipeptida disebut dogma sentral (central dogma). Dogma sentral berlaku
pada prokariot dan eukariot. Tetapi pada eukariot terdapat tahapan
tambahan yang menjadi di antara transkripsi dan translasi yang disebut
tahapa pre-mRNA.
Gen-gen merupakan substansi hereditas, yang memiliki fungsi seperti berikut ini:
Proses reaksi kimia di dalam tubuh dapat terjadi secara berurutan. Pada setiap
tahap reaksinya dibutuhkan enzim. Pembentukan dan juga pengontrolan kerja
enzim tersebut dilakukan oleh gen. Pada proses perkembangan yang
membutuhkan hormon juga diatur oleh gen.
Gen yang menampakkan senyawa kimia merupakan substansi hereditas,
memiliki sifat sebagai berikut dibawah ini:
E. INTERAKSI GEN
Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe
yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik.
Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi secara genetik.
Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe karena adanya peristiwa
aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel
yang tidak melibatkan modifikasi rasio fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-
fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen
nonalelik. Peristiwa semacam ini dinamakan interaksi gen menurut (Suryo:
2001). Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan R.C.
Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk jengger ayam.
Menurut William D. Stansfield (1991 : 56) fenotipe adalah hasil produk gen yang
dibawa untuk diekspresikan ke dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini tidak
hanya meliputi berbagai faktor eksternal seperti: temperatur dan banyaknya
suatu kualitas cahaya. Sedangkan faktor internalnya meliputi: Hormon dan
enzim. Gen merinci struktur protein. Semua enzim yang diketahui adalah
protein. Enzim melakukan fungsi katalis, yang menyebabkan pemecahan atau
penggabungan berbagai molekul. Semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel
merupakan persoalan metabolisma. Reaksi – reaksi ini merupakan reaksi
pengubahan bertahap satu substansi menjadi substansi lain, setiap langkah
(tahap) diperantarai oleh suatu enzim spesifik. Semua langkah yang mengubah
substansi pendahulu (precursor) menjadi produk akhir menyusun suatu jalur
biosintesis.Interaksi gen terjadi bila dua atau lebih gen mengekspresikan protein
enzim yang mengkatalis langkah – langkah dalam suatu jalur bersama.
Interaksi beberapa gen, gen yang bersifat menutup disebut (epistasis) dan gen
yang bersifat tertutupi (hipostasis). Epistasis-hipostasis pertama kali ditemukan
oleh (Nelson dan Ehle). Interaksi gen bisa berupa gen-gen dominan (epistasis
dominan), dan jika interaksi terjadi antar gen-gen resesif (epistasis resesif)
EPISTATIS DOMINAN
Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang menutupi kerja gen lain. Pada
peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen
dominan yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2 dengan adanya
epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1.
Peristiwa epistasis dominan dapat dilihat misalnya pada pewarisan warna buah
waluh besar (Cucurbita pepo). Dalam hal ini terdapat gen Y yang menyebabkan
buah berwarna kuning dan alelnya y yang menyebabkan buah berwarna hijau.
Selain itu, ada gen W yang menghalangi pigmentasi dan w yang tidak
menghalangi pigmentasi. Persilangan antara waluh putih (WWYY) dan waluh
hijau (wwyy) menghasilkan nisbah fenotipe generasi F2
EPISTASIS RESESIF
Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang mempengaruhi gen
lain. Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi
ekspresi gen lain yang bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2
akan diperoleh nisbah fenotipe 9 : 3 : 4.
Contoh epistasis resesif dapat dilihat pada pewarisan warna bulu mencit (Mus
musculus). Ada dua pasang gen nonalelik yang mengatur warna bulu pada
mencit, yaitu gen A menyebabkan bulu berwarna kelabu, gen a menyebabkan
bulu berwarna hitam, gen C menyebabkan pigmentasi normal, dan gen c
menyebabkan tidak ada pigmentasi. Persilangan antara mencit berbulu kelabu
(AACC) dan albino (aacc
F. MUTASI GEN
Seperti telah kita pelajari dalam Bab 3 bahwa pasangan basa nitrogen (basa N)
padaDNA. Antara timin dan adenine atau antara guanin dan sitosin dihubungkan
oleh ikatanhidrogen yang lemah ” Atom-atom hidrogen dapat berpindah dari
satu posisi ke posisilain pada purin atau pirimidin. Perubahan kimia sedemikian
disebut perubahan tautomer.Misalnya, secara tidak normal, adenin berpasangan
dengan sitosin dan timin denganguanin. peristiwa perubahan genetic seperti ini
disebut mutasi gen karena hanya terjadi didalam gen. Mutasi gen disebut juga
mutasi titik (point mutation). Mutasi gen dapat terjadikarena substitusi basa
N.Macam-macam mutasi gen antara rain:
Rekon
Rekon merupakan sebuah komponen yang lebih kecil dari gen dan terdiri atas
satu atau dua pasang nukleotida saja.
Muton
Muton yakni salah satu komponen yang memiliki lebih dari dua nukleotida.
Sistron
Sistron ialah suatu komponen yang terdiri dari ratusan nukleotida
B. PENGERTIAN GENOM
Genom adalah satu set DNA komplit dari suatu organisme, gen termasuk
di dalamnya. Genom mengandung semua informasi yang diperlukan
untuk membentuk dan menjalankan fungsi organisme. Ukuran genom
merupakan jumlah total DNA yang terkandung dalam satu salinan
lengkapgenom.
Genom manusia disebut genom Homo Sapiens yang terdiri dari 23
kromosom yang berpasangan dengan lebih dari 3 miliar base pair DNA
(pasangan basa). Pada tubuh manusia, setidaknya ada 3 juta pasangan
DNA, dan semuanya ini terdapat di dalam inti setiap sel.
DNA penting dalam hal hereditas. Paket semua informasi genetik dan
dibagikan pada generasi berikutnya. Dasar untuk ini terletak pada kenyataan
bahwa DNA membuat gen dan gen membuat kromosom. Manusia memiliki
23 pasang kromosom – total 46 kromosom. Dua puluh dua dari pasangan ini,
yang disebut autosom, terlihat sama pada laki-laki dan perempuan. Ke 23
Pasangan disebut kromosom seks dan berbeda antara pria dan wanita.
Wanita memiliki dua salinan dari kromosom X atau XX, sedangkan pria
memiliki satu X dan satu kromosom Y.
Kedua orang tua memiliki sel reproduksi – sperma di dalam ayah dan
ovum atau telur pada ibu. Sperma dan telur mengandung setengah jumlah
kromosom – 23 masing-masing. Ketika telur dan sperma membuahi, ini
menimbulkan sebuah sel yang memiliki set lengkap. Jadi seseorang mewarisi
setengahnya gen dari masing-masing orang tua.
Lengan berjumlah satu atau dua; sama panjang atau tidak sama panjang;
bentuk simetris atau tidak simetris.
DNA pertama kali ditemukan oleh F. Miescher (1869) dari sel spermatozoa dan
sel eritrosit burung, selanjutnya dinamakan sebagai nuklein. Penemuan lain
dilakukan oleh Fischer (1880), yaitu tentang adanya zat pirimidin (yang berupa
Sitosin dan Timin) dan dua purin (Adenin dan guanin). Setelah penemuan
tersebut, dilengkapi pula dengan penemuan Levine (1910) tentang gula 5 karbon
ribosa, gula deoksiribosa, dan asam fosfat dalam inti. Keberadaan DNA tersebut
sebagian besar di dalam nucleus (inti sel). Tetapi ada juga yang terdapat pada
mitokondria.
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul
DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal
dengan heliks ganda Watson-Crick.DNA merupakan makromolekul
polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang,
tersusun rangkap, membentuk DNA haliks ganda dan berpilin ke kanan.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu; (1) gula 5 karbon (2-
deoksiribosa), (2) basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin
(Adenin = A) dan guanin (guanini = G), serta golongan pirimidin, yaitu
sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T), dan (3) gugus fosfat
Sebuah nukleosida terdiri dari basa dan purin atau pirimidin yang
berikatan dengan gula. Keempat unit nukletida dalam DNA disebut
deoksiadenosin, deoksiguanosin, deoksitimidin, dan deoksitidin. Dalam
sebuah deoksiribonukleosida, N-9 dalam purin atau N-1 dalam pirimidin
terikat pada C-1 deoksiribosa. Konfigurasi ikatan N-glikosida ini adalah ikatan
(basanya terletak di atas bidang gulanya). Suatu nukleotida merupakan sebuah
ester fosfat dari suatu ester fosfat dari suatu nukleosida. Tempat esterifikasi
yang paling umum dalam nukleotida yang terdapat di alam secara alamiah
adalah gugus hidroksil C-5 pada gula. Senyawa seperti itu disebut nukleosida 5-
fosfat atau 5-nukleotida. Misalnya, deoksiadenosin 5’-trifosfat (dATP)
merupakan prekursor yang diaktifkan pada sintesis DNA; nukleotida itu
diaktifkan kalau ada dua ikatan fosfoanhidrida dalam unit trifosfatnya. Bilangan
dengan tanda menunjukkan atom pada gula, sedangkan bilangan tanpa tanda
menunjukkan bahwa gulanya berupa deoksiribosa untuk membedakan senyawa
ini dari ATP gula dalam bentuk ribosa.
Friederich Miescher untuk pertama kali memisahkan DNA dari inti sel dalam
tahun 1896 dan menamakan zat yang baru ditemukan itu "nuklein", suatu awal
dari istilah asam nukleat. Walaupun DNA secara luas dipelajari selama tahu-
tahun berikutnya, namun peranan biologiknya sebagai pembawa informasi
genetik tetap tidak jelas hingga selama masa akhir tahun 1940-an ketika Averi
dan kawan-kawan menunjukkan bahwa DNA yang dimurnikan dapat
memindahkan khasiat keturunan dari suatu turunan bakteri ke yang lain. Pada
tahun 1953, penelitian kristalografik dengan sinar-X oleh James Watson dan
Francis Crick mengungkapkan struktur tiga dimensi DNA dan segera
menyimpulkan replikasinya. Pencapaian yang menakjubkan ini merupakan salah
satu yang paling berarti dalam sejarah biologi karena membuka jalan untuk
pemahaman tentang fungsi gen pada tingkat molekul. Watson & Crick
melakukan analisis gambaran difraksi sinar-X serat-serat DNA yang dibuat oleh
Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins dan menetapkan satu model struktural
yang pada dasarnya terbukti benar. Ciriciri penting model DNA mereka adalah:
1. Dua rantai heliks polinukleotida melingkar mengelilingi satu sumbu.
2. Basa purin dan pirimidin terdapat di bagian dalam heliks, sedangkan unit-unit
fosfat dan deoksiribosa terdapat di bagian luar. Bidang-bidang basa tegak
lurus terhadap sumbu heliks. Bidang-bidang gula hampir tegak lurus
terhadap bidang basa.
3. Diameter heliks adalah 20 A. Jarak antara basa yang bersebelahan ialah 3,4 A
pada poros heliks dengan sudut rotasi sebesar 36°. Dengan demikian,
putaran heliks berulang setelah 10 residu pada setiap rantai, yaitu pada
interval 3,4 A.
4. Kedua rantai saling berhubungan melalui ikatan hidrogen antara pasangan-
pasangan basa. Adenin selalu berpasangan dengan timin; guanin selalu
berpasangan dengan sitosin.
5. Urutan basa sepanjang rantai polinukleotida tidak dibatasi dengan cara
apapun. Urutan yang tepat basa-basa itu mengandung informasi genetik.
Gambar 3.5a
Aspek yang paling penting pada DNA heliks ganda adalah pasangan
basa yang spesifik. Watson dan Crick menyimpulkan bahwa adenin harus
berpasangan dengan timin, dan guanin dengan sitosisn, karena faktor-faktor
sterik ikatan hidrogen. Pembatasan sterik ini disebabkan oleh sifat heliks
tulang punggung gula fosfat yang teratur pada setiap rantai polinukleotida.
lkatan-ikatan glikosidik antara gula dan. basa yang berpasangan berjarak
kira-kira 10,8 A. Pasangan basa purinpirimidin sesuai benar dalam ruangan
itu. Sebaliknya disitu tidak terdapat cukup ruangan untuk dua purin.
Terdapat ruangan lebih dari cukup untuk dua pirimidin, tetapi keduanya akan
terlalu jauh terpisah untuk memberikan ikatan hidrogen. Karena itu satu
anggota pasangan basa dalam suatu heliks DNA harus selalu berupa purin
dan yang lain berupa pirimidin, karena faktor-faktor sterik. Pasangan basa ini
lebih jauh dibatasi oleh kebutuhan pengikatan hidrogen. Atom-atom
hydrogen dalam basa purin dan pirimidin mempunyai posisi yang sudah
tertentu.
Adenin tidak dapat berpasangan dengan sitosin karena akan terdapat dua
hidrogen di dekat salah satu tempat pengikatan dan tidak ada hidrogen di
tempat yang lainnya. Demikian pula guanin tidak berpasangan dengan timin.
Sebaliknya adenin membentuk dua ikatan hidrogen dengan timin, sedangkan
guanin membentuk tiga ikatan hidrogen dengan sitosin. Daya tarik antara
kedua pasangan basa paling kuat pada orientasi dan jarak ikatan hidrogen ini.
Skema pasangan basa ini sangat didukung oleh hasil kajian terdahulu
tentang komposisi basa DNA pada berbagai species. Pada tahun 1950, Erwin
Chargaff menemukan bahwa rasio adenin terhadap timin dan guanin
terhadap sitosin mendekati 1,0 pada semua species yang diamati. Arti
penemuan ini baru menjadi nyata pada waktu Watson-Crick dikemukakan.
Baru pada waktu itu dapat dilihat bahwa penemuan-penemuan di atas
mencerminkan segi esensial struktur dan fungsi DNA species pasangan basa.
Struktur DNA heliks ganda yang diperlihatkan pada Gambar 3.3 adalah DNA
bentuk B (B-DNA).
Bila susunan basa yang sebenarnya pada salah satu rantai diketahui,
dapat dituliskan dengan tepat susunan basa pada rantai pasangannya
karena pembentukan pasangan adalah spesifik. Jadi, satu rantai
merupakan komplemen rantai yang lain, dan inilah gambaran yang
menunjukkan bagaimana molekul asam deoksiribonukleat dapat
melakukan duplikasi.
Bahasan-bahasan terdahulu mengenai duplikasi diri biasanya
mengemukakan konsep cetakan. Baik salah satu cetakan dianggap menyalin
dirinya secara langsung atau cetakan itu menghasilkan suatu cetakan
"negatif” yang akan menjadi cetakan untuk menghasilkan "positif' yang asli
lagi. Sama sekali tidak dijelaskan secara rinci bagaimana itu kiranya terjadi
dipandang dari segi atom dan molekul.
D. STRUKTUR RNA
Gen pada semua organisme prokariot dan eukariot terbuat dari DNA.
Pada virus gen terbuat dari DNA atau RNA (asam ribonukleat). RNA, seperti
halnya DNA, merupakan polimer panjang tidak bercabang yang terdiri dari
nukleotidanukleotida yang bersambung dengan ikatan 3'= 5' fosfodiester
Struktur kovalen RNA berbeda dengan DNA dalam dua hal. Sebagaimana
terbaca dari namanya, unit-unit gula dalam RNA berupa ribose bukan
deoksiribosa. Ribosa mengandung sebuah gugus 2'-hidroksil yang tidak
terdapat deoksiribosa. Perbedaan yang lain ialah bahwa satu dari keempat
basa utama dalam RNA adalah urasil (U) yang menggantikan timin (T). Urasil,
seperti timin, dapat membentuk pasangan basa dengan adenin, tetapi tidak
mengandung gugus metil yang terdapat dalam timin. Molekul RNA dapat
berbentuk. Struktur bagian dari suatu untai tunggal atau untai ganda.
RNA tidak dapat membentuk heliks ganda tipe B-DNA karena interferensi
steril oleh gugus 2'-hidroksil pada unit-unit ribosanya. Akan tetapi, RNA
dapat membentuk modifikasi heliks ganda dan pasanganpasangan basanya
menjauh membuat sudut sekitar 20° lebih besar dari garis tegak lurus dengan
sumbu heliks, suatu struktur yang mirip dengan A-DNA.
RNA menyusun 5-10% dari berat kering sel. Pada dasarnya, terdapat
dua kelompok utama RNA yang menyusun makhluk hidup, yaitu RNA
genetik dan RNA nongenetik. Apakah perbedaan kedua RNA tersebut?
1. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yakni merupakan
molekul genetik yang secara keseluruhan bertanggung jawab dalam
membawa segala materi genetis, seperti yang dimiliki oleh DNA. Dengan kata
lain, RNA ini berfungsi sebagai DNA. RNA genetik ini hanya dimiliki oleh
makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, seperti pada beberapa
jenis virus.
2. RNA nongenetik
RNA nongenetik merupakan RNA yang tidak berperan sebagai DNA. RNA
nongenetik dimiliki oleh makhluk hidup yang materi genetiknya diatur oleh
DNA. Pada makhluk hidup kelompok ini, di dalam selnya terdapat DNA dan
RNA.
a. RNA duta atau “messenger RNA” (mRNA) merupakan asam nukleat yang
berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau terpanjang
yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Fungsi
utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom.
mRNA juga berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein.
Tiga proses utama terlihat pada Gambar 3.14, yaitu replikasi, transkripsi,
dan translasi:
Bagan yang tampak pada Gambar 3.14. juga memuat proses lain, yang
ditemukan oleh penelitian baru-baru ini: dalam keadaan tertentu, RNA dapat
bertindak sebagai suatu cetakan untuk biosintesis DNA proses ini diistilahkan
transkripsi kebalikan. Dalam hal ini jelas bahwa asam-asam nukleat
memainkan peranan penting dalam biosintesis protein.
Dalam Gambar 3.14 telah kita lihat bagaimana arus informasi genetik
dalam suatu sel berlangsung dari DNA ke RNA. Transkripsi adalah suatu
satuan spesifik dari informasi genetik dalam DNA yang menyebabkan
pembentukan sebuah molekul RNA berserat tunggal dengan suatu urutan
asam basa komplementer terhadap bagian untai DNA yang ditranskripsikan.
Kita dapat membayangkan adanya suatu untai DNA yang terbagi menjadi
bagian-bagian pendek yang saling dihubungkan. Setiap bagian, atau gen
terdiri dari suatu urutan basa yang membuat suatu kode untuk molekul RNA
yang unik. Molekul RNA yang sesuai dengan suatu gene tertentu, mungkin
merupakan salah satu dari tiga tipe RNA, yaitu m-RNA, r-RNA dan t-RNA,
sebagaimana telah dibahas terdahulu.
Golongan terbesar yang maha luas dari gene dalam kromosom memberi
kode untuk molekul-molekul m-RNA, dengan demikian menyediakan
pengarahan utama untuk sintesis protein. Peta-peta genetik yang
menunjukkan tempat-tempat dari banyak gene yang sesuai dengan
proteinprotein tertentu, telah disimpulkan untuk bakteri tertentu, termasuk
E. Coli. Proses sintesis molekul RNA oleh transkripsi dari cetakan DNA yang
bersangkutan dapat dibagi menjadi beberapa tahap.
Tahap 1. Enzim RNA polimerase terikat pada urutan spesifik dari basa,
atau tanda permulaan, pada permulaan gene sedang mengalami
transkripsi. Tempat-tempat permulaan ini merupakan urutan
basa yang kaya akan pirimidin dan mempunyai sekitar 10
nukleotida. Pengikatan RNA polimerase pada tempat permulaan
menyebabkan terbukanya gulungan heliks rangkap DNA pada bagian
pendeknya. Untuk setiap gene tertentu, hanya satu untai heliks rangkap
berfungsi sebagai cetakan untuk transkripsinya. RNA polimerase dari E. Coli
menghasilkan semua dari tiga jenis RNA seluler. Pada sel mamalia terbukti
bahwa ada beberapa RNA polimerase yang berbeda. RNA polimerase E.
Coli mempunyai bobot molekuler kira-kira 5 105 dan terdiri dari lima sub
satuan.
Tahap 2. Substrat untuk reaksi RNA polimerase, yaitu ATP, GTP, UTP,
dan CTP, merupakan pasangan basa terhadap basa komplementernya pada
satu dari bagian-bagian DNA. Kekhususan dari pasangan basa memungkinkan
DNA untuk bertindak sebagai cetakan pada penambahan ribonukleosida
trifosfat dalam urutan yang benar kepada untai RNA yang sedang tumbuh.
RNA polimerase mengkatalisis pembentukan hubungan fosfodiester antara
ribonukleosida trifosfat dan ujung 3'-OH dari untai RNA yang sedang tumbuh.
Pembebanan yang diikuti hidrolisis pirofosfat membantu menyediakan gaya
pendorong untuk reaksi ini. Bekerjanya RNA polimerase sama dengan
bekerjanya DNA polimerase 1. Pertumbuhan untai RNA seperti halnya
dengan DNA, berlangsung dalam arah
Transfer RNA (t- RNA) merupakan bentuk terkecil dari RNA. Karena
ukurannya, maka kadang disebut s-RNA (small-RNA), sebagai akibat bahwa
ia tinggal di dalam cairan bagian atas dari larutan, sedangkan bentuk RNA
yang lain (yang lebih berat) mengendap oleh sentrifugasi ultra.
Masingmasing dari ke-20 asam amino mempunyai sedikitnya satu molekul t-
RNA istimewa, yang berguna untuk mengangkut molekul t-RNA tadi ke
tempat sintesis protein dan menjamin penempatannya yang benar dalam
urutan asam amino dari protein yang sedang disintesis. Gambar 3.16
memberikan gambaran secara skematik molekul t-RNA. Lengkung antikodon
yang diperlihatkan dalam gambar ini mengandung sebuah basa triplet
(antikodon) yang komplementer terhadap salah satu kodon untuk alanin.
Antikodon memainkan peranan kunci dalam sintesis protein.
Tidak memandang jenis sel apa, maka cara kerja ribosom dalam sintesis
protein adalah umum. Kedua subsatuan ribosomal membentuk suatu
ribosom lengkap apabila terikat pada m-RNA. Kompleks ribosom m-RNA
merupakan satuan penyebab sintesis protein yang aktif. Hubungan
antara ribosom, mRNA dan t-RNA biasanya lebih dari satu ribosom terikat
pada satu untai mRNA. Ini memungkinkan pembentukan serentak
beberapa protein dari
Teknologi terapi gen tidak terlepas dari prinsip rekayasa genetika untuk
menghasilkan GMO (Genetically Modified Organism) atau yang biasa
dikenal sebagai organisme transgenik. Ide untuk terapi gen cukup unik
yaitu dengan menambahkan gen yang normal ke bagian genom yang
mengalami mutase ataupun kerusakan sehingga fungsi gen tersebut
dapat diperbaiki (Kachroo & Gowder, 2016). Proses rekayasa genetik
pada teknologi terapi gen meliputi tahapan berikut: isolasi gen target,
penyisipan gen target ke vektor transfer, transfer vektor yang telah
disisipi gen target ke organisme yang akan diterapi, transformasi pada sel
organisme target. Gen target yang telah disisipkan pada organisme yang
diterapi tersebut diharapkan mampu menggantikan fungsi gen abnormal
yang mengakibatkan penyakit pada penderita.
Metode terapi gen mulai digunakan pada tahun 1990 ketika National
Health Institute dari Amerika Serikat memasukkan gen normal adenosine
deaminase (ADA) ke leukosit penderita defisiensi kekebalan kombinasi
akut yang berusia 4 tahun. Terapi gen ADA disetujui oleh Food and Drug
Administration (FDA) di Amerika Serikat pada tahun yang sama
(Emengaha et al., 2015). Setelah inisiasi, penelitian-penelitian mengenai
terapi gen semakin berkembang. Terapi gen meliputi penggunaan asam
nukleat baik DNA ataupun RNA dalam perlakuan, pengobatan, dan
pencegahan penyakit pada manusia. Berdasarkan pada tipe penyakitnya,
terapi gen dapat dilakukan dengan mentransfer gen fungsional yan dapat
menggantikan gen yang hilang ataupun tidak berfungsi sehingga dapat
mengurangi efek negatif dari kondisi tersebut (Kaufmann et al., 2013).
Terapi gen pada manusia didefinisikan sebagai transfer asam nukleat
berupa DNA ke sel somatik pasien sehingga gen tersebut memiliki efek
pengobatan terhadap penyakit pasien, baik dengan mengoreksi
ketidaknormalan gen maupun over ekspresi protein yang dikode oleh gen
tersebut. Menurut Johnson (2017), terapi gen sudah banyak digunakan
untuk pengobatan kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit infeksius,
penurunan fungsi metabolisme tubuh, penyakit limfatik, hingga cedera
akibat radiasi dan penyembuhan pascabedah. Namun, tidak menutup
kemungkinan berkembangnya terapi gen untuk mengobati jenis penyakit
lainnya.
Terdapat dua tipe utama terapi gen, meliputi terapi gen sel embrional
(germ line gene therapy) dan terapi gen sel tubuh (somatic gene therapy)
(Misra, 2013):
Pada terapi gen dengan menggunakan germ line, gen akan ditransfer ke
dalam ovum ataupun zigot sehingga ketika ovum tersebut fertilisasi
dengan sperma membentuk zigot, maka zigot akan berkembang dengan
membawa gen yang telah disisipkan sebelumnya sehingga organisme
baru yang terbentuk telah memiliki gen yang berfungsi dalam terapi yang
dimaksudkan.
Pada terapi gen dengan sel somatik, DNA yang mengandung gen untuk
fungsi terapi ditransfer ke dalam sel somatik baik secara in vivo maupun
ex vivo. Transfer gen tersebut biasanya ditujukan secara langsung ke
organ atau jaringan spesifik sehingga gen dapat terekspresi dengan baik.
terapi gen dengan sel somatik juga tidak akan memberikan pengaruh
terhadap sel embrional.
6. Pengertian Mutasi
Mutasi berasal dari kata mutatus (bahasa latin) yang artinya perubahan. Mutasi
didefinisikan sebagai mutasi materi genetik (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis
pada keturunannya. Mutagen adalah agen yang menyebabkan mutasi. Sedangkan Mutan
adalah manusia yang mengalamai mutasi. Perubahan sususan genetik menyebabkan
perubahan gen dan akhirnya menyebabkan perubahan alel dan fenotip pada makhluk
hidup. Tidak setiap perubahan DNA adalah mutasi.
1. Mutasi Germinal
Mutasi yang terjadi pada sel gamet(ovum atau spermatozoa) dan mutasi tersebut
diwariskan pada keturunannya. Gen-gen yang mengalami mutasi di dalam gamet dapat
berupa mutasi autosomal (jika gen-gennya terdapat pada kromosom autosomal).
2. Mutasi Somatik
Mutasi yang terjadi pada sel-sel soma (sel tubuh atau selain sel gamet) dan mutasi tersebut
tidak diwariskan pada keturunannya. Kejadian mutasi somatik terjadi pada janin yang
sedang dikandung oleh ibunya dapat mengakibatkan cacat bawaan. Penyebabnya dapat
berupa si ibu terkena sinar radioaktif atau meminum obat-obatan atau ramuan jamu yang
bersifat mutagenik.
Jenis-Jenis Mutasi
1. Mutasi Berdasarkan Sumbernya
Ada 2 Jenis Mutasi Berdasarkan sumbernya, yaitu :
Namun, jika basa G pada kondisi tautomer saat replikasi DNA, maka basa G tersebut akan
berpasangan dengan basa T.Oleh karena itu, ada mutasi basa S ke basa T. Kesalahan
Replikasi DNA polimerase dapat melakukan kesalahan saat replikasi. Misalnya insersi basa S
yang seharusnya basa T. Kebanyakan kesalahan replikasi semacam ini akan diperbaiki oleh
kompleks DNA polimerase yang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki
(proofreading). Namun, kemungkinan kesalahan semacam itu tetap ada dan menjadi
permanen. Ketidaksempurnaan Meiosis, Gagal berpisah dapat terjadi akibat
ketidaksempurnaan proses meiosis yang mengarah pada pembagian kromosom yang tidak
merata, terlalu banyak, atau terlalu sedikit.
Mutasi titik
Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik relatif
sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan gen. Mutasi titik
dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan
berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim. Teknologi saat ini menggunakan
mutasi titik sebagai marker (disebut SNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen
dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe yang terjadi. Contoh mutasi gen adalah reaksi
asam nitrit (HNO2) dengan adenine (A) menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati
tempat adenin asli dan berpasangan dengan sitosin (C), bukan lagi dengan timin (T).
Mutasi kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan materi genetik yang disebabkan oleh perubahan
sususan atau jumlah kromosom. Mutasi kromosom dapat disebabkan oleh gangguan fisik
dan kimia yang menyebabkan kesalahan di dalam pembelahan sel (meiosis dan mitosis)
sehingga merusak susunan kromosom atau mengubah jumlah kromosom. Pada prinsipnya,
mutasi kromosom digolongkan rnenjadi dua, yaitu sebagai berikut :
Euploidi yaitu terjadi perubahan pada seluruh kromosom (n/set) dan perubahannya diberi
akhiran ploidi, seperti : n=monoploidi (haploidi); 2n (2 set)=diploidi (normal); 3n (3 set)=
triploidi
Aneuploidi yaitu variasi jumlah kromosom yang diakibatkan adanya pengurangan atau
penambahan satu atau sejumlah kecil kromosom, tetapi tidak berlangsung pada seluruh
genom dan diberi akhiran somi, seperti: monosomi (2n-1), disomi (2n), trisomi (2n+1).
Idealnya, pada pembelahan benang spindel mendistribusikan kromosom pada sel-sel anak
tanpa kesalahan. Akan tetapi adakalnya kecelakaan yang disebut gagal berpisah. Bisa
terjadi pada tahap meiosis I atau di meiosis II.
Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama meiosis
kromosom terpilin danterjadi kiasma
lsokromosom ialah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan diri,
pembelahansentromernya mengalami perubahan arah pembelahan sehingga terbentuklah
dua kromosom yang masing– masing berlengan identik (sama).
Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non homolog yang pada
waktu membelahmenjadi empat kromosom, salinq bertemu ujung-ujungnya sehingga
membentuk lingkaran.
Syndrom down : Terdapat kelainan di kromosom 21, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Sindrom kleinefelter
Biasanya terjadi pada lelaki, yaitu jumlah kromosomnya 47 XXY. Padahal, kromosom lelaki
harusnya XY. Jadi, dalam kelainan ini, meski kromosomnya lelaki tapi fisiknya perempuan.
Soalnya, ia tak punya uterus atau rahim, hingga ia tak akan bisa mengalami menstruasi
apalagi punya anak. Hal ini disebabkan pertumbuhan hormon yang tak bisa ke testis,
hingga larinya ke payudara. Jadi, testis biasanya ada tapi kecil. Punya vagina sangat kecil
dan cetek.
- Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat
yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan
dapat menghambat pembelahan sel anafase.
- Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dll. Sinar ultraviolet
dapat menyebabkan kanker kulit.
- Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakteri dapat menyebabkan terjadinya
mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
Pengaruh Mutasi
Mutasi dapat menjadi menguntungkan, mutasi yang menguntungkan adalah terdapat
varietas baru yang lebih unggul, baik hewan maupun tumbuhan. Mutasi dapat
merugikan juga yaitu dengan munculnya kelainan-kelainan genetik.
1. KARBOHIDRAT
A. Pengertian karbohidrat
Karbohidrat merupakan makromolekul yang penting bagi tongkat kehidupan mahluk hidup.
Senyawa karbohidrat menyumbangkan 70 80% sumber energi untuk aktivitas manusia.
Konsumsi rata-rata karbohidrat dalam makanan sekitar 65% dan energi yang dihasilkan dari
metabolisme selular karbohidrat tersebut akan digunakan untuk metabolisme biomolekul
lainnya seperti protein, lemak dan asam nukleat. Selain itu, lebih dari 90% komponen penyusun
tumbuhan kering adalah karbohidrat. Secara umum,karbohidrat merupakan senyawa
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya dalam bentuk unit tunggal yang
sederhana maupun unit kompleks
B. . Klasifikasi dan Nomenklatur Karbohidrat
1) Monosakarida
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula yang
lebih sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis monosakarida ada dua yaitu aldosa
yang memiliki gugus fungsi aldehid dan ketosa yang memiliki gugus fungsi keton.
Berdasarkan jumlah atom karbonnya, monosakarida terdiri dari triosa, tetrosa, pentosa,
dan heksosa.
2) Oligosakarida
Oligosakarida adalah hasil kondensasi dari dua sampai sepuluh monosakarida.
Oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan tetrasakarida. Disakarida
merupakan hasil kondensasi dua unit monosakarida. Contohnya adalah laktosa, maltosa
dan sukrosa. Trisakarida merupakan hasil kondensasi tiga unit monosakarida dan
tetrasakarida terdiri dari empat unit monosakarida.
3) Polisakarida
Polisakarida merupakan hasil kondensasi dari lebih dari lebih dari dua puluh unit
monosakarida. Polisakarida terdiri dari homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Homopolisarida adalah polisakarida yang terdiri dari unit monosakarida yang sama
sedangkan heteropolisakarida terdiri dari unit monosakarida yang berbeda
Karbohidrat tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O). Karbohidrat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Monosakarida : fruktosa, glukosa, dan galaktosa.
2. Disakarida : maltosa, sukrosa, dan laktosa.
3. Polisakarida : tepung (amilum), selulosa, dan glikogen.
C. Fungsi Karbohidrat
D. Sumber Karbohidrat
Beras, gandum, jagung, kentang, umbi-umbian, dan gula.
E. Metabolisme Karbohidrat
Di dalam sistem pencernaan, karbohidrat mengalami degradasi
dengan bantuan enzim, seperti:
2. LEMAK
Lemak tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Terdiri atas asam lemak dan gliserin atau gliserol.
1. Macam Lemak
a. Lemak sederhana, misalnya lemak dan minyak.
b. Lemak campuran, yaitu campuran antara senyawa lemak dengan zat-zat lain,
misalnya fosfolipid dan protein.
Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
2. Fungsi Lemak
3. Sumber Lemak
4. Metabolisme Lemak
a. Pembentukan gliserol
Dari senyawa antara glikolisis, yaitu dihidroksi aseton fosfat yang
diubah menjadi senyawa fosfogliseraldehida.
3. Protein
Protein tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (N), -kadang unsur
phosphor (P), dan sulfur (S).
1. Pembentuk Protein
Protein dibentuk dari asam amino, yaitu: a. Asam amino esensial, yaitu asam
amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Ada 8, yaitu: isoleusin, leusin, lisin,
metionin, valin, triptofan, treonin, dan fenilalanin.
2. Asam amino nonesensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh.
Contoh: alanin, asparagin, glisin, glutamin, dan prolin.
2. Fungsi Protein
3. Sumber Protein
Berdasarkan sumbernya, protein ada 2 macam, yaitu:
a. Protein hewani
Yaitu protein yang berasal dari hewan, contohnya: daging, ikan, telur,
susu, dan keju.
b. Protein nabati
Yaitu protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, contohnya:
kacang-kacangan.
Kekurangan protein dapat menyebabkan busung lapar
(hongeroedem) dan kwashiorkor.
3. Metabolisme Protein
Metabolisme protein dikatalisis oleh beberapa enzim, yaitu:
KESIMPULAN
pengertian rekayasa genetika dan prinsip-prinsip serta metode yang dipergunakan
dalam menghasilkan organisme transgenik. Lebih detail mata kuliah ini memberikan
informasi tentang metode isolasi gen target dan proses penyelipannya serta prinsip
analisis integrasi gen tersebut kedalam organisme target. Disamping itu, juga diuraikan
penggunaan beberapa teknologi analisis molekuler yang dapat dipergunakan untuk
keperluan analisis genom. Pad bagian akhir juga diuraikan tentang potensi resiko dan
upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil potensi resiko yang selama ini menjadi
kekuatiran masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
References
adiyanto, j. (2018). Mencari DNA Arsitektur di Nusantara. researchgate.net, 31-40.
chen, x. (2018). dna, rna,and protein tools for editing the genetic information human cells. ELSEVIER,
247-263.
diana, f. m. (2019). fungsi-fungsi metabolisme protein dalam tubuh manusia. kesehatan masyarakat
andalas, 47-51.
hamida, b. (2019). PERBANDINGAN KONDENSASI KROMATIN DAN KADAR SMALL RIBONUCLEIC ACID
(RNA) ISOLAT SPERMATOZOA MANUSIA YANG DISIMPAN PADA BERBAGAI SUHU
PENYIMPANAN. e prints, 103-114.
jennifer l watts, m. r. (2017). Lipid and Carbohydrate Metabolism in Caenorhabditis elegans. oxford
academic, 413-446.
kathrina oot, l. m. (2020). Dynamics of the Buckling Transition in Double-Stranded DNA and RNA.
ScienceDirect, 1690-1701.
megavia, m. (2017). korelasi asupan karbohidrat dan lemak terhadap massa lemak tubuh. jurnal kristen
maranatha, 45-60.
wahyuni, s. (2017). biokimia enzim dan karbohidrat. jl sulawesi 1-2: unimal press.
wang xu, k. m. (2017). Fluorescent nucleobases as tools for studying DNA and RNA. nature.com, 1043-
1055.