Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Alya Clarita

NIM : 1930901108

“ Kesehatan Mental Mahasiswa pada Pembelajaran Daring di Masa


Pandemi Covid 19 ”

Pada november 2019 dunia diresahkan dengan munculnya pandemi


Covid-19 yang disebabkan oleh penyebaran virus corona. Pandemi virus korona
ditahun 2020 selain mengganggu stabilitas perekonomian juga mempengaruhi
sistem dibidang pendidikan setiap wilayah di Indonesia. Salah satu kebijakan
pada bidang pendidikan yaitu dengan menggantikan sementara kegiatan
pembelajaran di kelas. Pada pertengahan April 2020, sekitar 1.723 miliar pelajar
telah terpengaruh oleh penutupansetiap sekolah dalam upaya menanggulangi
pandemi. Hingga dibuatnya surat Edaran Mendikbud Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 menyatakan agar seluruh kegiatan belajar mengajar
baik di sekolah maupun kampus perguruan tinggi menggunakan metode daring
atau onlinesebagai upaya pencegahan terhadap perkembangan dan penyebaran
Coronavirus disease (Covid-19).

Pembelajaran daring bisa menjadi pro dan kontra. Menjadi pro karena
pembelajaran secara daring dianggap menjadi solusi terbaik terhadap kegiatan
belajar mengajar di tengah pandemi COVID-19. Namun meski telah disepakati,
pembelajaran ini menimbulkan kontra juga. Bagi tenaga pengajar, pembelajaran
daring hanya efektif untuk penugasan, sedangkan untuk membuat peserta didik
memahami materi pembelajaran secara daring dinilai sulit. Selain itu,
kemampuan teknologi dan ekonomi setiap peserta didik berbeda-beda. Tidak
semua peserta didik memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan pembelajaran
daring. Koneksi internet yang tidak memadai, perangkat yang tidak mendukung,
dan kuota internet yang mahal menjadi penghambat pembelajaran daring.
Namun, pembelajaran harus terus berlanjut. Setiap penyelenggara pendidikan
memiliki kebijakan masing-masing dalam menyikapi aturan ini. Beberapa
institusi pendidikan tinggi memberikan subsidi kuota internet kepada
mahasiswa demi terselenggaranya pembelajaran daring.

Di balik pro dan kontra, yang harus dipikirkan adalah bagaimana efek
dari pembelajaran daring terhadap kesehatan mental. Bisa jadi tiap orang
berbeda dalam merespons sesuatu, terutama terhadap pembelajaran daring yang
merupakan dampak dari pandemi Covid-19. Banyak ditemukan keluhan
mengenai pembelajaran daring.

Berdasarkan survei-survei juga hasil penelitian, biasanya masalah-


masalah fisik yang dialami antara lain mata lelah, perih, tegang otot, sulit
istirahat, dan nafsu makan terganggu. Masalah psikis yang sering dikeluhkan
selama daring, stres, sulit menyesuaikan diri, tidak berdaya, kehilangan mood,
mudah tersinggung, insomnia, kelelahan secara emosi, takut, dan cemas, yang
jika tidak diatasi dengan baik, dapat menjurus pada gangguan psikologis.
Masalah psikologis yang sering muncul dan dialami oleh mahasiswa adalah rasa
cemas berlebihan, stres, hingga depresi.

Tak jarang mahasiswa mengalami Anxiety. Ansietas dapat berupa


perasaan khawatir, perasaan tidak enak, tidak pasti atau merasa sangat takut
sebagai akibat dari suatu ancaman atau perasaan yang mengancam dimana
sumber nyata dari kecemasan tersebut tidak diketahui dengan pasti. Kecemasan
mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan cenderung
menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat
mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian,
menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal
dengan yang lain. Hasil penelitian pada 7.143 mahasiswa menunjukkan bahwa
0,9% mahasiswa mengalami ansietas berat, 2,7% mengalami ansietas sedang,
dan 21,3% mengalami ansietas ringan. Cemas yang berkepanjangan dan terjadi
secara terus-menurus dapat menyebabkan stres yang mengganggu aktivitas
sehari-hari. Tanggung jawab dan tuntutan kehidupan akademik pada mahasiswa
dapat menjadi bagian stres yang dialami oleh mahasiswa.

Selanjutnya pada realitanya juga banyak ditemukan gejala stres pada


mahasiswa meningkat di masa pandemi Covid-19. Terutama mengalami stres
akademik yang merupakan tekanan mental dan emosional, atau tension, yang
terjadi akibat tuntutan kehidupan kampus. Ditemukan juga berbagai penyebab
munculnya problem psikologis tersebut yaitu karena tugas perkuliahan yang
banyak dan sulitnya pengerjaan tugas kelompok, lingkungan belajar yang
kurang kondusif sehingga menimbulkan kebisingan, keterbatasan pemahaman
materi perkuliahan, tidak dapat bertemu dengan orang-orang yang dikasihi
termasuk teman kuliah, jaringan internet yang seringkali terkendala, tidak dapat
melakukan hobiseperti biasanya, kesulitan beradaptasi, kejenuhan pembelajaran
daring, hingga perubahan relasi di dalam keluarga. Pada tingkat stres yang
sedang sampai dengan berat dapat menghambat pembelajaran. Peningkatan
jumlah stres akademik akan menurunkan kemampuan akademik yang
berpengaruh terhadap indeks prestasi mahasiswa.

Dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 membawa banyak


perubahan dalam kehidupan mahasiswa dan mempengaruhi kondisi psikologis,
dalam hal ini kesehatan mentalnya. Perubahan yang membawa tuntutan bagi
mahasiswa untuk dapat beradaptasi dan menghadapi berbagai tantangan di
dalamnya, menjadi tekanan yang membuat mahasiswa merasa stres sehingga
kurang optimal saat mengikuti pembelajaran online. Wahyuni menyatakan
problema kesehatan mental akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
mahasiswa sehingga dapat menghambat kesuksesan akademik mahasiswa.

Mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehat mental adalah


suatu kondisi kesejahteraan seseorang yang disadari, yang di dalamnya terdapat
kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres, untuk bekerja secara produktif,
menghasilkan dan berperan serta di masyarakat dan komunitas. Sementara itu,
menurut Pieper dan Uden, kesehatan mental adalah keadaan seseorang tidak
mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang
realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau
kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah, memiliki kepuasan
dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.

Lalu yang kita butuhkan adalah bagaimana cara mendukung pengelolaan


kesehatan mental sebagai upaya mengelola kesehatan mental pribadi agar
optimalisasi pembelajaran daring di masa pandemi dapat terwujud.

Banyak faktor yang dapat membantu mahasiswa untuk mendukung


pengelolaan kesehatan mentalnyaseperti faktor spiritualitas dan religiusitas.
Pada salah satu penelitian menunjukkan bahwa peran religiusitas adalah
sebagai bentuk coping/pengatasan masalah melalui aktivitas kognitif
(mengambil hikmah dari peristiwa yang sedang dialami), respon perilaku
(berdoa atau melakukan ritual keagamaan), dan respon kolaboratif (pasrah
kepada Tuhan). Pada penelitian terdahuku juga diperoleh hasil bahwa terdapat
korelasi positif yang signifikan antara religiusitas dan kebermaknaan hidup
dengan kesehatan mental mahasiswa. Semakin tinggi religiusitas dan
kebermaknaan hidup, maka semakin tinggi kesehatan mental mahasiswa.
Sebaliknya jika religiusitas dan kebermaknaan hidup rendah, maka semakin
rendahkesehatan mental mahasiswa. Jadi dapat disimpukan salah satu cara
optimalisasi dalam mengelola kesehatan mental adalah masyarakat pada
umumnya dan mahasiswa secara khusus, untuk meningkatkan religiusitasnya
sehingga dapat mencegah, mengatasi, bahkan membantu menghadapi gangguan
kecemasan akibat pandemi Covid-19. Penelitian selanjutnya ditemukan bahwa
spiritualitas dan religiusitas diketahui memengaruhi kesehatan mental individu
karena mampu memberikan kekuatan bagi individu yang mengalami emosi
negatif, serta mampu meningkatkan resiliensi ketika menghadapi tekanan hidup.
Salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa adalah dengan melakukan
berbagai aktivitas religi yang akan meningkatkan sisi spiritualitasnya. Ketika
sisi spiritualitas meningkat, hal tersebut dapat memberikan kekuatan bagi
mahasiswa saat berhadapan dengan berbagai kendala dan tekanan selama
menjalani perkuliahan online. Selain religiusitas, faktor lainya yang dapat
mendukung pengelolaan kesehatanmental mahasiswa adalah dengan
memperhatikan kesehatan fisiknya juga dengan meningkatkan aktivitas positif
seperti rajin berolahraga, membangun kebiasaan tidur yang teratur, serta
melakukan meditasi yang dapat menenangkan. Hal ini dinilai efektif dan tidak
mengeluarkan biaya dalam mengatasi perasaan negatif yang hadir selama situasi
pandemi. Kebijakan PSBB tentu membatasi ruang gerak aktivitas mahasiswa,
namun bukan berarti juga membatasi gerak tubuh/olah tubuh mahasiswa selama
pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Banyaknya faktor penyebab masalah psikologis dalam perkuliahan daring


membuat mahasiswa harus memiliki pertahanan diri yang kuat supaya dapat
dengan optimal mengikuti perkuliahan. Mahasiswa harus mampu mengelola
kesehatan mental pribadi sendiri, misalnya dengan mengetahui keadaan
emosionalnya sendiri. Perasaan yang dirasakan seperti cemas, sedih, bahagia,
dan mengetahui penyebab munculnya perasaan-perasaan tersebut. Mahasiswa
juga harus memiliki strategi sendiri untuk mengatasi kecemasan yang
dimilikinya. Jika mahasiswa sedang mengalami stres dan ia mengenali faktor
penyebabnya, maka akan memudahkan mahasiswa untuk menyusun strategi
pengelolaan stresnya. Seperti dalam penelitian yang dilakukan Benjet yang
menekankan pentingnya kemampuan stress management mahasiswa agar dapat
mengurangi stres bahkan depresi. Kemampuan tersebut dapat melalui program
pelatihan stress management melalui teknik kognitif, di mana mahasiswa
diajarkan untuk mengelola pikiran negatifnya sehingga tidak mendominasi
kehidupan mahasiswa. Dalam program diajarkan juga bagaimana kaitan pikiran,
perasaan, dan perilaku, sehingga penting untuk berlatih mengelola pikiran-
pikiran yang muncul saat menghadapi berbagai kendala di masa pembelajaran
daring ini.
Daftar Pustaka

Uswatun Hasanah, Ludiana, Immawati, Livana PH (2020). Gambaran


Psikologis Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi COVID
19. Jurnal Keperawatan jiwa Vol. 8 No. 3 (299-306).

Evi Deliviana, Maria Helena Erni, Putri Melina Hilery, Novi Melly Naomi
(2020). Pengelolaan Kesehatan Mental Mahasiswa bagi Optimalisasi
Pembelajaran Online di Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Selaras Vol. 3 No. 2
(129-138).

Jessica Amelia Hapsari (05 maret 2021) diakses dari https://tirto.id/data-riset-


kesehatan-mental-mahasiswa-saat-pandemi-kuliah-online-gaEc

Maya Hastuti ( April, 2021) diakses dari https://adv.kompas.id/baca/kesehatan-


mental-dan-pembelajaran-daring/

Anda mungkin juga menyukai