ALMA ALIVIANI
LC86
2201788060
BINUS UNIVERSITY
BEKASI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu kondisi yang juga memengaruhi kesehatan mental masyarakat adalah
keharusan masyarakat Indonesia untuk beradaptasi pada kebiasaan baru, misalnya saja
social distancing dan mengurangi frekuensi kegiatan di luar. Sebagaimana yang
dipaparkan oleh Centers for Disease Control & Prevention, 2020, dalam Saltzman,
Hansel, & Bordnick, 2020, “Selain mencuci tangan, usaha pencegahan primer untuk
pandemic COVID-19 adalah pembatasan fisik termasuk distancing (mengurangi
penyebaran yang tidak diketahui), quarantine (mengurangi potensi penyebaran), atau
isolasi (mengurangi penyebaran). Hal tersebut dilakukan oleh hampir seluruh
masyarakat Indonesia, terbukti dengan adanya kebijakan pemerintah untuk
menerapkan dan mewajibkan kegiatan bekerja dari rumah (work from home) untuk
beberapa sektor bisnis dan adanya Surat Edaran dari Kemendikbud No.
3662/MPK.A/HK/2020 untuk sekolah-sekolah mengadakan kegiatan belajar mengajar
dari rumah (learn from home).
LANDASAN TEORI
2.1.1. E-learning
B. Manfaat E-learning
Bhuasiri, Xaymoungkhoun, Zo, Rho, & Ciganek (2012), dalam Pham, Limbu,
Bui, Nguyen, & Pham (2019), mengemukakan bahwa e-learning dapat memberikan
manfaat yang banyak untuk universitas dan mahasiswa.
Untuk universitas, e-learning membantu menghemat biaya yang biasanya
digunakan untuk investasi pada pengajaran secara langsung serta infrastruktur yang
digunakan. Kedua, universitas juga menjadi lebih terdigitalisasi dan berkontribusi
untuk menjadikan masyarakat lebih berpengetahuan dengan cara yang sederhana dan
cepat di mana pun dan kapan pun dengan teknologi dan internet.
Oleh karena itu, metode pembelajaran e-learning yang merupakan salah satu
bentuk inovasi pembelajaran yang menerapkan konsep digitalisasi memberikan banyak
manfaat di antaranya efisiensi biaya dan usaha bagi universitas, fleksibilitas dan
kepraktisan bagi universitas dan mahasiswanya yang dapat menerapkan pembelajaran
dengan tanpa menghiraukan adanya halangan tempat dan waktu, serta mahasiswa yang
dapat menyesuaikan tempo belajar dengan diri mereka sendiri untuk membantu
mahasiswa memahami pembelajaran dengan lebih baik.
2.1.2. Kesepian
A. Pengertian Kesepian
Maka, kesepian adalah sebuah kondisi emosional yang buruk dan subjektif
yang dirasakan seseorang akibat kebutuhan kehidupan sosial yang memuaskan tidak
terpenuhi seperti terisolasi secara sosial atau karena tidak adanya rasa kepemilikan
dengan orang lain yang mengakibatkan kemunculan emosi negatif lain yang
memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Sementara itu, Ilpaj & Nurwati (2020), selama masa pandemi, orang-orang
rentan terkena gangguan psikologi. Gangguan-gangguan mental yang dialami orang-
orang selama masa pandemi di antaranya sebagai berikut:
Pembelajaran
Daring (E-learning) Kesepian
Peningkatan
kesehatan mental
mahasiswa
2.5. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Jenis Penelitian
C. Unit Analisis
Unit analisis adalah individu yang dijadikan subjek penelitian. Pada penelitian
ini, unit analisis adalah mahasiswa Binus University berusia 18 – 22 tahun, berkuliah
di regional kampus Kemanggisan, Alam Sutera, Bekasi, dan Bandung, serta sedang
menduduki semester 1, 3, dan 5.
D. Horizon Waktu
Horizon waktu berkaitan dengan waktu pengumpulan data penelitian.
Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional dengan hanya mengambil data pada satu
periode saja dan tidak dilakukan secara berkelanjutan dalam beberapa kali periode.
Dimensi: Isu
Berupa fleksibilitas konten dan
Teknis
informasi untuk menyesuaikan dengan
Kualitas Konten dan
kebutuhan mahasiswa, clarity atau Interval 17,18,19,20,21
Informasi
kejelasan konten dan informasi yang
mudah dipahami, dan interactive
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Pembelajaran Daring (E-learning).
B. Variabel Moderasi: Kesepian
Perasaan terhadap
hubungan dengan orang Interval 22,23,24
lain
Aspek: Afektif
Merasa ditinggalkan
Interval 25,26,27
Russel (1996), dalam (Hermawati & atau terisolasi
Hidayat (2019), mendefinisikan kesepian
sebagai suatu keadaan yang dialami oleh
seseorang yang ditandai dengan adanya 28
Aktivitas sendiri Interval
2 Variabel Moderasi:Kesepian depresi sebagai akibat dari sistem-sistem
psikofisik yang menentukan karakteristik Menganggap orang lain
Interval 29,30
pikiran atau perilaku serta adanya tidak menarik
harapan akan kehidupan sosial yang
memuaskan. Tidak dapat saling
Interval 31,32
Aspek: Kognitif berbagi
Kemampuan membentuk
Dimensi: Adequate ikatan emosional dengan
spontaneity and orang lain, dan mampu Interval 44,45,46,47
emotionality memahami orang lain, dan
Kondisi kesejahteraaan seorang
membahagiakan diri sendiri.
individu yang menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan
Variabel Dependen: hidup yang normal, dapat bekerja Kemampuan meraih
3
Kesehatan Mental secara produktif dan mampu Dimensi: Adequate kebahagiaan dari perlakuan
memberikan kontribusi keapda bodily desires and fisik (tidur, makan, dll),
Interval 48,49,50
komunitasnya (World Health ability to gratify kemampuan bekerja, tidak ada
Organization ). them kebutuhan berlebihan untuk
mengikuti berbagai aktivitas.
Jenis data yang diambil adalah data kuantitatif dengan sumber data primer. Data
kuantitatif adalah data yang dapat diukur dan dihitung kuantitasnya serta dapat
dideskripsikan melalui angka. Kemudian, sumber data sekunder adalah sumber data
utama untuk suatu penelitian yang diperoleh secara langsung dari orang yang berkaitan
dengan suatu fenomena yang diteliti.
C. Skala Sikap
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah likert scale yang
bertujuan untuk mengukur sikap, perilaku, dan persepsi responden terhadap fenomena
atau kejadian yang diteliti.
A. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang memenuhi kualitas, standar, dan dan
karakteristik yang dibutuhkan dalam penelitian. Populasi yang diambil dalam
penelitian ini adalah populasi sasaran yang terbatas pada mahasiswa Binus University
berdasarkan usia, semester, dan regional kampus.
B. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil untuk memperoleh data
penelitian. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah sejumlah 50 orang
mahasiswa untuk mewakili populasi.
C. Teknik Sampling
1. Perumusan Masalah
2. Pengkajian Landasan Teori
3. Perumusan Hipotesis
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Penarikan Kesimpulan dan Pemberian Saran
Perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah IBM SPSS Statistics 22. Metode yang digunakan dalam analisis melalui
perangkat lunak tersebut adalah analisis regresi dengan variabel moderasi. Analisis
regresi tunggal bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel independen
terhadap satu variabel dependen. Selanjutnya, analisis regresi dengan variabel
moderasi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel moderasi memperlemah
hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
Aqeel, M., Shuja, K. H., Abbas, J., Rehna, T., & Ziapour, A. (2020). The Influence of
Illness Perception, Anxiety and Depression Disorders on Students Mental
Health during COVID-19 Outbreak in Pakistan: A Web-Based Cross-
Sectional Survey.
Ayuningtyas, D., Misnaniarti, & Rayhani, M. (2018). ANALISIS SITUASI
KESEHATAN MENTAL PADA MASYARAKAT. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat,, 3.
Aziz, A. (2020). Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/survei-643-dari-1522-orang-
cemas-depresi-karena-covid-19-fgPG
Beutel, M. E., Klein, E. M., Brähler, E., Reiner, I., Jünger, C., Michal, M., . . .
Tibubos, A. N. (2017). Loneliness in general population: prevalence,
determinants, and relations to mental health.
Center, B. U. (n.d.). Retrieved from qmc.binus.ac.id:
https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-
i-l-i-t-a-s/
Hasanah, U., Ludiana, Imawati, & PH, L. (2020). GAMBARAN PSIKOLOGIS
MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Jurnal Keperawatan
Jiwa Volume 8 No 3.
Herianto, S. M. (n.d.). Pengaruh Kesehatan Mental, Keaktifan Berorganisasi dan
Prestasi Akademik Terhadap Tingkat Pemahaman Moderasi Beragama.
Hermawati, N., & Hidayat, I. N. (2019). LONELINESS PADA INDIVIDU LANJUT
USIA BERDASARKAN PERAN RELIGIUSITAS. Jurna Psikologi Islami
Vol. 5 No. 2.
Ilpaj, S. M., & Nurwati, N. (2020). ANALISIS TINGKAT KEMATIAN AKIBAT
COVID-19 TERHADAP KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT DI
INDONESIA. Jurnal Pekerjaan Sosial .
Kompas.com. (2020, September 25). Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/25/150300065/20-negara-
dengan-angka-kematian-akibat-corona-tertinggi-indonesia-peringkat?page=all
Mahardika, A. (2020). Retrieved from Detikhealth.com:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4980296/riset-unpad-terdampak-
corona-47-persen-mahasiswa-alami-gejala-depresif
Notosoedirdjo, M. (2007). Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan Edisi Keempat.
Malang: UMM Press.
Novianty, A., & Hadjam, M. N. (2017). Literasi Kesehatan Mental dan Komunitas
sebagai Prediktor Pencarian Pertolongan Formal. Jurnal Psikologi, 50.
PH, L., Mubin, M. F., & Basthomi, Y. (2020). “TUGAS PEMBELAJARAN”
PENYEBAB STRES MAHASISWA SELAMA PANDEMI. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2.
Pham, L., Limbu, Y. B., Bui, T. K., Nguyen, H. T., & Pham, H. T. (2019). Does e-
learning service quality influence e-learning student satisfaction and loyalty?
Evidence from Vietnam. International Journal of Educational Technology in
Higher Education.
Putrisyani, A. R. (2014). Intimasi Pertemanan Versus Loneliness Pada Mahasiswa.
R, M., S, S., T, S., & S., M. (2014). Relationship between loneliness, psychiatric
disorders and physical health? A review on the psychological aspects of
loneliness. Journal of clinical and diagnostic research: JCDR.
R.Radha, K.Mahalakshmi, Kumar, D., & Dr.AR.Saravanakumar. (2020). E-Learning
during Lockdown of Covid-19 Pandemic: A Global Perspective. International
Journal of Control and Automation.
RS, W. (1987). Reflections on the present state of loneliness research. Journal of
Social Behavior and Personality.
Saltzman, L. Y., Hansel, T. C., & Bordnick, P. S. (2020). Loneliness, Isolation, and
Social Support Factors in Post-COVID-19 Mental Health. Psychological
Trauma: Theory, Research, Practice, and Policy.