Anda di halaman 1dari 34

PERAN MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM EDUKASI PENCEGAHAN

DEPRESI PADA REMAJA DI MASA PANDEMI SEBAGAI IMPLEMENTASI BELA


NEGARA

KARYA TULIS ILMIAH INI MERUPAKAN SYARAT UNTUK MENGIKUTI UJIAN


AKHIR SEMESTER GENAP MATA KULIAH BAHASA INDONESIA.
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Nini Ibrahim, M.Pd

Disusun Oleh:
Binta Fahma Isnaeni 2010711043
Bianca Gadis Noora’ini 2010711055

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Peran Mahasiswa Keperawatan Dalam Edukasi Pencegahan Covid-19 Di Masa Pandemi Sebagai
Implementasi Bela Negara

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Bahasa Indonesia

Dr. Hj. Nini Ibrahim, M. Pd


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "Peran mahasiswa keperawatan dalam
pencegahan depresi pada remaja dalam masa pandemi sebagai implementasi bela negara”.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia jurusan Keperawatan di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Nini Ibrahim, M.Pd. selaku dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah meluangkan waktunya dengan memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian penelitian ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Besar harapan penulis,
semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak lain pada umumnya.
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis banyak mendapat pelajaran, dukungan
motivasi, bantuan berupa bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak mulai dari
pelaksanaan hingga penyusunan laporan penelitian ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 1 April 2022


Penulis,

Binta Fahma & Bianca Noora’ini


ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awal tahun 2020, dunia digembarkan oleh wabah virus corona. Virus corona
merupakan virus yang menyerang tubuh manusia khususnya saluran pernafasan yang
memiliki tingkat penularan yang tinggi. Virus ini masuk ke Indonesia pada bulan Maret
tahun 2020. Jumlah kasus yang terus bertambah seiring dengan waktu menyebabkan
penularan virus ini tersebar secara luas di seluruh dunia hingga World Health
Organization (WHO) menetakan COVID-19 ini sebagai pandemi. Adanya pandemi ini
telah menciptakan krisis kesehatan global yang sangat memengaruhi berbagai aspek
kehidupan, seperti perekonomian, pariwisata, kebudayaan, bahkan pendidikan yang
harus dilakukan secara daring atau program belajar di rumah, dan tentunya tingkat
kesehatan masyarakat yang semakin memburuk.
Bela negara adalah suatu sikap dalam mencintai negara yang membuat seseorang
melakukan tindakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup negaranya. Bela
negara merupakan suatu hal yang wajib untuk dilakukan oleh seluruh masyarakat dalam
negara tersebut tanpa terkecuali, termasuk tenaga medis seperti dokter, perawat, bidan,
dan lainnya. Bela negara tidak harus dilakukan dengan berperang, masih banyak hal lain
yang dapat dilakukan sebagai bentuk bela negara. Contohnya adalah para tenaga medis
yang berjuang untuk melawan virus corona ini.Adanya penyebaran COVID-19 ini
sangat berdampak pada sistem ekonomi serta pembelajaran di Indonesia. Mulai dari
pelajar-pelajar tingkat sekolah dasar sampai pekerja-pekerja diwajibkan untuk
melakukan kegiatan pembelajaran dan pekerjaan di rumah masing-masing.
Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan kelas virtual ini dilakukan sebagai
alternatif agar kegiatan pembelajaran dapat tetap dilaksanakan selama pembelajaran di
rumah.
Perubahan sistem pembelajaran yang terjadi tentunya memiliki keuntungan serta
kendala yang dihadapi, seperti waktu dan tempat pelaksanaan yang menjadi lebih
fleksibel, pembelajaran yang dapat direka ulang oleh pelajar sehingga materi yang
disampaikan dapat lebih dipahami. Dari sisi kendala yang dapat terjadi adalah sarana
prasarana yang tidak memadai di rumah, rendahnya pengetahuan tentang teknologi,
serta berkurangnya komunikasi antar sesama. Terganggunya kegiatan pembelajaran
serta aktivitas ekonomi yang terjadi juga akan berdampak terhadap banyak hal, bukan
hanya kepada diri sendiri namun secara keseluruhan hal tersebut juga akan berdampak
pada tingkat kesehatan di Indonesia.
Gagapnya para pendidik, bingungnya orangtua yang mendampingi anak-anaknya
belajar di rumah, dan mahasiswa yang kebingungan menghadapi metode pembelajaran
daring disertai dengan tumpukan tugas menyebabkan semakin meluas terjadinya
kecemasan terlebih lagi dimasa pandemi Covid-19. Penelitian yang dilakukan oleh
livana PH dkk (2020) menunjukkan bahwa Tugas pembelajaran merupakan faktor
utama penyebab stres mahasiswa selama pandemi Covid-19. Ansietas dapat berupa
perasaan khawatir, perasaan tidak enak, tidak pasti atau merasa sangat takut sebagai
akibat dari suatu ancaman atau perasaan yang mengancam dimana sumber nyata dari
kecemasan tersebut tidak diketahui dengan pasti (Nasir, Abdul., Abdul Muhith, 2011).
Masalah-masalah yang dialami mahasiswa, jika tidak segera ditangani dapat
menimbulkan masalah psikologis yang lebih serius seperti depresi.Depresi menjadi
masalah psikologis yang menyebabkan manifestasi psikomotor merupakan alasan kami
mahasiswa kesehatan berperan penting dalam mengedukasi masyarakat terutama remaja
terkait tiingkat depresi yang dapat mengganggu perkembangan diri berupa keadaan
gairah, semangat, aktivitas serta produktivitas kerja yang bertendensi menurun,
konsentrasi dan daya pikir melambat
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa pada masa pandemi tingkat stress remaja meningkat?
2. Bagaimana gambaran tingkat stres, kecemasan, dan depresi pada remaja dalam
menghadapi pandemi COVID-19?
3. Apakah peran dari mahasiswa keperawatan dalam pencegahan depresi pada remaja
dalam masa pandemi
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor yang meningkatkan stress remaja pada masa pandemi
2. Mengetahui gambaran tingkat stres, kecemasan, dan depresi pada remaja terutama
mahasiswa tingkat stres, kecemasan, dan depresi dalam menghadapi pandemi
COVID -19
3. Mengetahui peran mahasiswa keperawatan dalam edukasi pencegahan depresi
pada remaja dalam masa pandemi
4. Menganalisis peran mahasiswa keperawatan dalam edukasi pencegahan COVID-
19 di masa pandemi sebagai implementasi bela negara.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti dapat memberikan kontribusi dalam meneliti peran mahasiswa
keperawatan dalam edukasi pencegahan depresi di masa pandemi sebagai
implementasi bela negara.
2. Bagi masyarakat dapat membuat masyarakat lebih mengerti mengenai gperan
mahasiswa keperawatan dalam edukasi pencegahan depresi di masa pandemi
sebagai implementasi bela negara.
3. Bagi institusi perguruan tinggi untuk memberikan gambaran mengenai jumlah
remaja terutama mahasiswa yang mengalami stres, kecemasan, dan depresi dalam
menghadapi pandemi COVID -19
4. Bagi profesi keperawatan sebagai data untuk menegakkan dan menyusun
intervensi keperawatan untuk mengatasi stres, kecemasan dan depresi pada remaja
dalam menghadapi pandemi COVID-19.
5. Bagi pendidikan keperawatan sebagai data dasar untuk peneliti selanjutnya dan
tambahan literatur bagi mahasiswa keperawatan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Peran Mahasiswa
a. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa disebut sebagai kelompok calon intelektual dan cendikiawan
muda dalam lapisan masyarakat, status mahasiswa diperoleh dari sebuat
ikatan dengan perguruan tinggi (Asterina & Dwi Ayu, 2012). Masa depan
suatu bangsa dipegang oleh generasi muda yang sebagian besarnya adalah
mahasiswa. Karena hal itulah pentingnya seorang mahasiswa untuk
menyadari tugas dan perannya bagi masyarakat dan bangsa.
b. Bentuk Peran Mahasiswa
1) Agent of Change (Agen Perubahan) : mahasiswa diharapkan dapat
membuat inovasi untuk bangsanya. Salah satu contohnya adalah
dengan melakukan penelitian dan menemukan suatu metode atau alat
baru yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
2) Social Control (Kontrol Sosial) : mahasiswa diharapkan bisa menjadi
barometer kehidupan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan demo terhadap kebijakan pemerintah yang
dianggap kurang sesuai.
3) Iron Stock (Penerus Tangguh) : mahasiswa diharapkan mampu
menjadi penerus bagi para pemimpin bangsa dengan mental sekuat
baja dan pantang menyerah. Untuk mencapai hal ini mahasiswa perlu
memiliki sikap yang berorientasi pada masa depan.
4) Moral Force (Pembentuk Moral) : mahasiswa diharapkan dapat
menuntun dan mengarahkan moral bangsa ke arah yang positif.
Mengadakan penyuluhan dan menjadi contoh teladan adalah salah
satu cara untuk mencapai tujuan ini.
2. Hakikat Remaja
a. Pengertian remaja
Remaja adalah masa perkembangan dimana terjadi transisi dari masa kanak-
anak menuju dewasa. Masa remaja dimulai sekitar usia 12 tahun hingga usia
18 -21 tahun. (King, 2012). pada masa transisi ini, remaja akan mengalami
persiapan untuk memasuki masa dewasa, persiapan ini meliputi banyaknya
perubahan pada beberapa aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial.
b. Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Soetjiningsih (2010) dalam Firdaus & Angga, 2018, ada tiga tahap
perkembangan remaja berdasarkan proses penyesuaiannya menuju masa
dewasa.
1) Remaja Awal (Early Adolescent) pada usia 12-15 tahun : pada tahap
ini remaja akan melalui banyak perubahan fisik seperti pematangan
organ reproduksi dan menyertai pematangan tersebut, psikis remaja
juga akan berkembang dengan pemahaman baru seperti mudahnya
tertarik dengan lawan jenis dan munculnya fantasi.
2) Remaja Madya (Middle Adolescent) pada usia 15-18 tahun : dalam
tahap ini remaja akan memiliki keinginan untuk mandiri, dan
berkumpul dengan kawan seusianya. Remaja ingin meningkatkan rasa
percaya dirinya dengan mencari teman yang akan mengakui
kemampuannya. Remaja madya juga cenderung untuk memilih teman-
teman yang mirip atau memiliki kesamaan dengan dirinya. Namun,
remaja madya juga akan merasa kebingungan saat dihadapi pilihan
dalam bersikap peduli atau abai, bersama-sama atau sendiri, optimis
atau pesimis, idealis atau materialis, dan lain-lain.
3) Remaja Akhir (Late Adolescent) pada usai 18-21 tahun : tahap ini
ditandai dengan 5 pencapaian (Sarwono, 2010), yaitu :
a) Mantapnya minat dan bakat terhadap cita-citanya
b) Ego yang mencari pengalaman baru dan kesempatan untuk
bersatu dengan kelompoknya
c) Identitas seksual yang sudah dipastikan dan tidak berubah
d) Egosentrisme yang berubah menjadi keseimbangan
e) Adanya dinding pemisah antara diri pribadinya (private) dan
masyarakat umum
c. Perubahan Sosial pada Masa Remaja
Perubahan terbesar pada masa remaja adalah penyesuaian diri dalam
lingkungan sosialnya. Remaja perlu beradaptasi dan menyesuaikan perannya
dlam hubungan sosial yang baru dikenalinya dengan lawan jenis, hingga
menyesuaikan peran dirinya dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga
dan sekolah. Remaja lebih banyak berkumpul dengan teman sebayanya, maka
perkumpulannya akan sangat mempengaruhi sikap, minat, serta
penampilannya (Nasution, 2007 dalam Firdaus & Angga, 2018).
3. Hakikat Depresi
a. Pengertian Depresi
Depresi merupakan gangguan yang seringkali tidak disadari baik oleh
penderita maupun orang-orang di sekitarnya, mengutip dari Jaka Arya
Pradana (2016) dikatakan depresi disebut juga sebagai gangguan yang tak
terlihat atau invisible disease. Berbeda dengan gangguan lain, penderita
depresi sering kali tidak sadar ada masalah. Depresi atau gangguan suasana
hati yang menyebabkan terganggunya aktifitas sehari-hari ini ditetapkan oleh
World Health Organization (WHO) sebagai krisis global dan memprediksi
pada tahun 2020 gangguan depresi ini merupakan nomor dua penyumbang
penyebab ketidakmampuan seseorang dalam kehidupannya.
b. Tanda dan Gejala Depresi
Menurut Beck (1985) dalam jurnal Sosio Informa, Kesejahteraan Sosial tahun
2017, tanda dan gejala depresi dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu :
1) Tanda Emosional : perubahan yang signifikan pada perasaan
penderitanya yang dapat ditunjukan melalui perilaku kesehariannya,
perasaan yang di tunjukan dapat berupa kesedihan, hilangnya rasa
senang, hilangnya rasa sayang, hingga kecemasan dan kurangnya
respon gembira.
2) Tanda Kognitif : ditunjukan dalam tiga bentuk, yaitu : bentuk pertama
berupa persepsi yang buruk terhadap diri sendiri seperti citra tubuh
buruk hingga harapan negatif yang dapat berujung dengan
mengabaikan kesejahteraan diri sendiri. Bentuk kedua adalah
meletakan kesalahan pada diri sendiri dengan menganggap bahwa
dirinadalah sumber dari masalah yang dihadapi. Bentuk ketiga
ditandai dengan kesulitan dalam mengambil keputusan.
3) Tanda Motivasional : berupa tidak adanya motivasi penderita untuk
beraktivitas, ditandai dengan malas makan, malas merawat diri,
hingga munculnya keinginan untuk meninggalkan dunia. Hal ini juga
dapat meningkatkan ketergantungan penderita pada orang lain.
4) Tanda Perilaku : merupakan manifestasi dari tanda-tanda yang
sebelumnya sudah dijelaskan, perilaku yang muncul dapat berupa
gangguan tidur, gangguan nafsu makan, sikap yang pasif, hingga
menari diri dari lingkungan sosial.
c. Penyebab Depresi pada Remaja
Masa remaja adalah masa yang dipenuhi oleh perubahan, seorang anak belum
mencapai kematangan untuk disebut dewasa, namun sudah mencapai
kemandirian yang melebihi anak-anak. Remaja akan di dorong untuk bisa
beradaptasi dengan seluruh perubahan yang terjadi, namun tidak semua
remaja mampu untuk beradaptasi dalam kurun waktu yang sama. Menurut
Linda Mandasari & Duma L. Tobing (2020), pada remaja yang gagal
beradaptasi akan muncul rasa tidak percaya diri, rasa kecewa, rasa gagal
hingga tertekan akibat ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Jika terus-menerus dirasakan dan remaja akan menyalahkan dirinya
sendiri, hal ini akan memicu terjadinya depresi.

B. Penelitian Relevan
1. Hasil Studi Literatur dari Beberapa Penelitian Relevan
a. Sukma Dewi, dkk. Peran Mahasiswa KKN dalam Meningkatkan Kesehatan
Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19. menunjukan peningkatan
kesehatan masayarakat pada masa pandemi, khususnya di bidang
pendidikan berhubungan dengan peran mahasiswa. dan ekonomi. Penelitian
dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif, penelitian dilakukan di Desa
Sinunukan Laru Lombang, Panyabungan. Dalam sektor Pendidikan,
mahasiswa dapat menyampaikan aspirasinya kepada pihak sekolah, usulan
yang baik dan diterima oleh pihak sekolah maka akan dipajang dan menjadi
sebuah inovasi yang baik. Dalam sektor ekonomi, mahasiswa dapat
membimbing dan menunjang hingga memfasilitasi pekerjaan atau profesi
masayarkat dengan kemampuannnya. Berdasarkan penelitian diatas, dapat
disimpulkan bahwa Peran mahasiswa dalam membentukan relawan yang
dikelompokkan dalam upaya meminimalisir Covid-19. Mahasiswa suatu
komunitas yang tergolong idealisme yang tidak tercekcoki oleh
kepentingan-kepentingan organisasi dan lainnya.
b. Susana Nurtanti, Sri Handayati. Peningkatan Pengetahuan Siswa Tentang
Deteksi Dini dan Pencegahan Depresi di SMK Muhammadiyah Baturetno,
hasil evaluasi dari pengabdian menunjukan adanya perubahan pada tingkat
pengetahuan siswi setelah dilaksanakan kegaiatan pendidikan kesehatan
mental mengenai depresi ke arah yang lebih baik. Pengabdian ini berupa
transformasi ilmu tentang peningkatan pengetahuan deteksi dini dan
mencegah depresi pada remaja. Metode yang digunakan diawali dengan
adanya pre test dan dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang
pencegahan depresi, hingga diakhiri dengan adanya post test serta evaluasi.
Dari pre test diketahui tingkat pengetahuan siswi tentang tentang deteksi
dini dan pencegahan depresi masih sangat rendah. Dari data menunjukkan
sebesar 247 (85,5%) siswi dengan tingkat pengetahuan rendah, 35 (12,1%)
sedang, 7 (2,4%) siswi mempunyai tingkat pengetahuan tinggi. Dan setelah
dilakukan post test didapati hasil 275 (95,1%) siswa mempunyai tingkat
pengetahuan tinggi, 12 (4,1%) siswa mempunyai tingkat pengetahuan
sedang, dan 2 (0.6%) siswi mempunyai tingkat pengetahuan rendah.
Terdapat perubahan pada tingkat pengetahuan siswi setelah dilaksanakan
kegiatan pendidikan kesehatan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
peran mahasiswa dalam memberikan edukasi terkait pencegahan depresi
menghasilkan peningkatan dalam tingkat pengetahuan remaja.
c. Christopher Alexander, Dkk. Penerapan Cyber Counseling dalam
Menangani Depresi Remaja pada Masa Pandemi Covid-19. menemukan
cara yang efektif dan efisien untuk menangani permasalahan depresi di
kalangan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka berdasarkan data numerik dari website resmi Perhimpunan Dokter
Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia untuk mendapatkan data yang valid mengenai pokok
persoalan yang hendak ditelit. Cyber Counseling dalam bentuk pencegahan
bisa digunakan dengan memberikan penyuluhan melalui media sosial yang
ramai digunakan oleh remaja jaman sekarang. Berbagai informasi mengenai
kesehatan mental remaja yang didapat dari sumber terpercaya dapat
disebarkan dan mencapai kalangan yang luas.penyuluhan harus dilakukan
secara terus menerus sampai terjadi perubahan perilaku yang dapat
dirasakan secara langsung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah cyber
counseling merupakan metode konseling yang perlu dan cocok untuk
diterapkan dalam menangani para remaja yang sedang mengalami depresi di
masa pandemi ini, di mana gereja dapat melakukan penyuluhan/edukasi
melalui media sosial sebagai bentuk pencegahan, serta melakukan metode
cyber counseling berkelompok sebagai bentuk pemulihan.
2. Persamaan dan Perbedaan Ketiga Penelitian Relevan dengan Penelitian Penulis
a. Persamaan dari ketiga artikel diatas dan penelitian penulis adalah sama-
sama membahas tentang peran mahasiswa dan edukasi pencegahan depresi
pada remaja.
b. Sedangkan perbedaan dari ketiga artikel diatas dan penelitian penulis adalah
pada artikel 1 membahas peran mahasiswa dalam edukasi meningkatkan
kesehatan masyarakat secara umum dalam masa pandemi covid-19,
kemudian pada artikel 2 dibahas secara khusus peran mahasiswa dalam
edukasi pencegahan depresi pada remaja, sedangkan pada artikel 3
membahas dengan cukup rinci metode efektif dan efisien dalam mencegah
depresi pada remaja dalam masa pandemi Covid-19.

C. Kerangka Berpikir
Mahasiswa yang dianggap sebagai kelompok intelektual dan cendikiawan muda
memiliki peran khusus dalam lingkungan masyarakat, peran peran ini ialah agen
perubahan, kontrol sosial, penerus tangguh, san pembentuk moral. Dari peran-peran ini
mahasiswa diharapkan dapat menuntun masyarakat menuju masa depan yang lebih cerah
dan maju. Bagi mahasiswa calon tenaga kesehatan, khususnya keperawatan, salah satu
misi untuk menuju visi tersebut adalah dengan meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Tidak hanya kesehatan fisik, ilmu keperawatan melihat manusia dengan
holistik, termasuk status kesehatan jiwa dan spiritualnya.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, peran mahasiswa ilmu kesehatan semakin
meningkat dan semakin diperlukan dalam menangani penurunan status kesehatan yang
terjadi. Khususnya disini adalah kesehatan mental pada remaja yang menghadapi
pandemi. Adanya penerapan social distancing membuat masyarakat banyak mengisolasi
diri di rumah, melakukan segala aktivitas termasuk sekolah dan bekerja dari rumah.
Dampak jangka panjang dari isolasi sosial bagi anak dan remaja adalah mereka dapat
mengalami depresi (M. E. Loades et al. 2020). Hal tersebut patut diperhatikan dimana
dampak jangka panjang dari isolasi diri remaja di rumah dapat menyebabkan depresi pada
beberapa tahun yang akan datang. Penelitian Swastika Tiara Pertiwi, dkk, mengenai
kondisi depresi pada remaja selama pandemi Covid-19 di tahun 2021 menunjukan
persentase untuk kategori depresi ringan 12,21%, depresi sedang 12,36%, depresi berat
4,48%, dan depresi sangat berat 3,1%. Dan jika dijumlahkan, persentase munculnya
gangguan depresif pada remaja mencapai 32,15%, angka ini meningkat dengan signifikan
jika dibandingkat dari data riset Riskesdas pada tahun 2018 yang menunjukan angka
6,2% penderita depresi pada usia remaja dari 46,7% total penderita depresi dari semua
rentang usia.
Masa-masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap gangguan mental
akibat banyaknya perubahan yang dialami oleh manusia dengan status mental yang belum
matang. Masa remaja adalah waktu untuk menentukan jati diri dan orientasi masa depan,
sehingga saat memasuki masa dewasa tujuan selanjutnya dalam tahap kehidupan sudah
jelas. Namun, pada masa pandemi, pencarian jati diri ini dapat terhambat akibat adanya
isolasi. Disinilah mahasiswa ilmu keperawatan berperan untuk mempertahankan dan
meningkatkan status kesehatan jiwa dan membantu dalam pertumbuhan serta
perkembangan optimal remaja, dengan menemukan inovasi baru untuk mengatasi
hambatan yang muncul dalam masa pandemi ini.
Pada masa pandemi, ketika pertemuan secara tatap muka langsung terhambat,
gadget dan bantuan sosial media yang semakin berkembang menjadi salah satu hal
penting dalam keseharian. Sosial media berbasis jaringan sangat membantu dalam
menghubungkan antar individu yang sedang menjalankan isolasi mandiri. Berdasarkan
hal ini, penulis melakukan penelitian untuk memahami inovasi peran mahasiswa ilmu
keperawatan dalam edukasi pencegahan depresi pada remaja di masa pandemi Covid-19.
Penulis memulai penelitian dengan membahas terlebih dahulu konsep dasar dari
peran mahasiswa, depresi, dan remaja. Dari data tersebut penulis menjelaskan kembali
dengan lebih rinci mengenai beberapa aspek penting. Lalu penulis menganalisis
keterkaitan dari tiap aspek yang sudah dibahas. Kemudian penulis melakukan survey
dengan alat bantu sebuah kuisioner demi mendapatkan data relevan mengenai peran
mahasiswa terkait edukasi pencegahan depresi pada remaja dalam masa pandemi Covid-
19 ini.

Membahas konsep Perincian aspek Analisis keterkaitan


dasar penting tiap aspek

Membuat instrumen Pembahasan hasil Penarikan


penelitian penelitian dari kesimpulan
(kuisioner) kuisioner penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan dimulai dari tanggal 18 April 2022 di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta yang terdapat mahasiswa
keperawatan. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena sesuai dengan objek
penelitian dimana pada Fakultas Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta terdapat mahasiswa keperawatan yang diharapkan mengetahui perannya dalam
mengedukasi remaja untuk mencegah depresi pada masa pandemi ini
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
deskriptif kuantitatif dalam bentuk survei menggunakan kuesioner. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui peran mahasiswa keperawatan dalam mengedukasi pencegahan
pencegahan depresi pada remaja dalam masa pandemi sebagai implementasi bela negara
C. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta tahun 2017-
2020
D. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik survei dan questioner (kuesioner/angket).
1. Survei
Teknik survei adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data informasi tentang populasi yang besar
dengan menggunakan sampel yang relatif lebih kecil. Pada teknik ini, peneliti
mengumpulkan informasi dari responden menggunakan kuesioner. Penggunaan
metode survei ini bertujuan untuk mengukur nilai output dan mengetahui peran
mahasiswa keperawatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
dalam edukasi pencegahan COVID-19 di masa pandemi.
2. Kuesioner (Angket)
Teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan
suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Responden adalah orang
yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan. Peneliti menggunakan
teknik kuesioner tertutup (Closed and Items). Kuesioner tertutup merupakan suatu
kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan
jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban
yang telah disediakan.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang penulis peroleh berasal dari hasil survei menggunakan kuesioner kepada
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada 18 April 2022 sampai 26 April 2022.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka diperoleh

B. Hasil Penelitian

Adapun hasil penelitian yang diperoleh setelah membagikan angket adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Penelitian

No. Instrumen STS TS KS S SS


1. Saya sangat memahami apa itu 0% 0% 0% 2% 98%
depresi.
2. Saya memahami tanda dan gejala 0% 0% 0% 2% 98%
depresi.
3. Saya memahami apa itu stressor. 0% 0% 0% 14% 86%
4. Saya memahami jenis-jenis 0% 0% 0% 20% 80%
stressor.
5. Saya mengetahui apa itu 0% 0% 0% 76% 24%
mekanisme koping.
6. Saya mengetahui jenis-jenis 0% 0% 0% 72% 28%
mekanisme koping.
7. Saya mengetahu perbedaan 0% 0% 0% 74% 26%
adaptasi dan maladaptasi.
8. saya selalu menjaga protokol 0% 0% 6% 48% 46%
kesehatan di lingkungan sosial
9. saya aktif berkegiatan di 0% 6% 50% 32% 12%
lingkungan sosial
10. saya pernah merasakan stress 0% 6% 26% 34% 34%
selama pandemi
11. saya berfokus untuk 0% 6% 34% 36% 24%
menyelesaikan masalah ketika
mengalami stress
12. saya dapat menghadapi stress 0% 2% 36% 38% 24%
dengan beradaptasi
13. teman saya senang bercerita 0% 4% 24% 38% 34%
mengenai msalah yang dihadapi
kepada saya
14. teman saya mengatakan stress 2% 0% 34% 36% 28%
nya berkurang setelah bercerita
kepada saya
15. saya senang menjadi pendengar 0% 2% 8% 38% 52%
untuk teman teman yang ingin
bercerita
16. saya bisa memberikan saran 0% 4% 18% 48% 30%
untuk teman yang sedang
menghadapi masalah
17. saya sering mempromosikan 6% 22% 38% 16% 18%
kesehatan mental di lingkungan
sosial
18. saya sering mempromosikan 12% 28% 32% 12% 16%
kesehatan mental di media sosial
19. saya sering memberikan edukasi 8% 32% 32% 12% 16%
teknik yang dapat digunakan
dalam menghadapi stress dalam
lingkungan sosial
20. saya sering memberikan edukasi 14% 28% 34% 12% 12%
mengenai mekanisme koping
yang adaptif dalam lingkungan
sosial
Berdasarkan hasil dari kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat dilihat bahwa
mayoritas responden mengetahui apa itu depresi dengan jawaban “sangat setuju” sebanyak 49
responden (98%), kategori “setuju” sebanyak 1 orang (2%), dan jawaban terendah dengan
kategori “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, dan “kurang setuju” memiliki persentase hasil 0%.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
dilihat bahwa mayoritas responden mengetahui tanda dan gejala dari depresi dengan jawaban
“sangat setuju” sebanyak 49 responden (98%), kategori “setuju” sebanyak 1 orang (2%), dan
jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, dan “kurang setuju”
memiliki persentase hasil 0%.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
dilihat bahwa mayoritas responden mengetahui pengertian dari stressor dengan jawaban “sangat
setuju” sebanyak 43 responden (86%), kategori “setuju” sebanyak 7 orang (14%), dan jawaban
terendah dengan kategori “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, dan “kurang setuju” memiliki
persentase hasil 0%.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
dilihat bahwa mayoritas responden mengetahui jenis-jenis dari stressor dengan jawaban “sangat
setuju” sebanyak 40 responden (80%), kategori “setuju” sebanyak 10 orang (20%), dan jawaban
terendah dengan kategori “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, dan “kurang setuju” memiliki
persentase hasil 0%.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
dilihat bahwa mayoritas responden mengetahui apa itu mekanisme koping dengan jawaban
“sangat setuju” sebanyak 38 responden (76%), kategori “setuju” sebanyak 12 orang (24%), dan
jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, dan “kurang setuju”
memiliki persentase hasil 0%.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
dilihat bahwa mayoritas responden mengetahui jenis-jenis mekanisme dari koping dengan
jawaban “sangat setuju” sebanyak 36 responden (72%), kategori “setuju” sebanyak 14 orang
(28%), dan jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, dan “kurang
setuju” memiliki persentase hasil 0%.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
dilihat bahwa mayoritas responden mengetahui perbedaan adaptasi dan maladaptasi dengan
jawaban “sangat setuju” sebanyak 37 responden (74%), kategori “setuju” sebanyak 13 orang
(26%), dan jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, dan “kurang
setuju” memiliki persentase hasil 0%.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden selalu menjaga protokol kesehatan di lingkungan sosial
dengan jawab tertinggi yaitu setuju sebanyak 24 responden (48%) dan jawaban terendah dengan
kategori “sangat tidak setuju”dan “tidak setuju” memiliki persentase hasil 0%. Sedangkan pada
kategori sangat setuju sebanyak 23 responden (46%). Hal ini membuktikan bahwa responden
mematuhi protokol kesehatan dan telah menjadi contoh yang baik kepada orang-orang
disekitarnya.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden jarang melakukan kegiatan di lingkungan sosial dengan
jawab tertinggi yaitu kurang setuju sebanyak 25 responden (50%) dan jawaban terendah dengan
kategori “sangat tidak setuju” memiliki persentase hasil 0%. Hal ini membuktikan bahwa
responden jarang melakukan kegiatan di lingkungan sosial dan sebagian besar lainnya sering
melakukan kegiatan di lingkungan sosia sehingga telah menjadi contoh yang baik kepada orang-
orang disekitarnya.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden pernah merasakan stress selama pandemi dengan jawab
tertinggi yaitu “sangat setuju” dan “setuju” dengan presentase 34% dan jawaban terendah dengan
kategori “sangat tidak setuju” memiliki persentase hasil 0%. Hal ini membuktikan bahwa
pandemi menyebabkan kondisi yang datang dan berubah secara tiba-tiba,
akan membuat masyarakat menjadi tidak siap dalam menghadapinya sehingga menimbulkan
sress terhadap responden.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden menyelesaikan masalah dengan fokus ketika mengalami
stress dengan jawab tertinggi yaitu “setuju” sebanyak 18 responden dengan presentase 36% dan
jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju” memiliki persentase hasil 0%. Hal ini
membuktikan bahwa responden dapat menyelesaikan masalah ketika stress.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden dapat jarang untuk dapat menghadapi dan menyelesaikan
dengan beradaptasi terhadap masalah tersebut dengan jawab tertinggi yaitu “kurang setuju”
sebanyak 18 responden dengan presentase 36% dan jawaban terendah dengan kategori “sangat
tidak setuju” memiliki persentase hasil 0%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian responden
dapat menghadapi masalah.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden senang mendengarkan cerita teman yang sedang
menghadapi masalah dengan jawab tertinggi yaitu “setuju” sebanyak 19 responden dengan
presentase 38% dan jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju” memiliki persentase
hasil 0%. Hal ini membuktikan bahwa responden jika ada masalah akan menceritakan kepada
orang lain dan senang mendengarkan cerita teman yang sedang menghadapi masalah.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden senang mendengarkan cerita teman yang sedang stress dan
teman yang bercerita merasa stressnya berkurang jika bercerita ke responden dengan jawab
tertinggi yaitu “setuju” sebanyak 18 responden dengan presentase 36% dan jawaban terendah
dengan kategori “tidak setuju” memiliki persentase hasil 0%. Hal ini membuktikan bahwa
responden senang mendengarkan cerita teman yang sedang menghadapi masalah dan teman yang
bercerita merasa stressnya berkurang jika bercerita ke responden.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden senang mendengarkan cerita teman dengan jawab tertinggi
yaitu “sangat setuju” sebanyak 25 responden dengan presentase 50% dan jawaban terendah
dengan kategori “sangat tidak setuju” memiliki persentase hasil 0%. Hal ini membuktikan bahwa
responden senang mendengarkan cerita teman dan orang disekitarnya sehingga memiliki rasa
sosisalisasi yang tinggi

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa mayoritas responden dapat memberikan saran atau solusi kepada teman yang
sedang stress dan memiliki masalah dengan jawab tertinggi yaitu “setuju” sebanyak 24
responden dengan presentase 48% dan jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju”
memiliki persentase hasil 0%. Hal ini membuktikan bahwa responden senang mendengarkan
cerita teman yang sedang menghadapi masalah dan dapat memberikan saran kepada orang
disekitarnya yang bercerita, dengan memberikan saran menunjukan rasa empati kepada lawan
bicara.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa responden kurang sering dalam memberikan pengetahuan dan mempromosikan
tentang pentingnya kesehatan mental di lingkungan sosial dengan jawab tertinggi yaitu “kurang
setuju” sebanyak 19 responden dengan presentase 38% dan jawaban terendah dengan kategori
“sangat tidak setuju” memiliki persentase hasil 6%. Sedangkan responden dengan kategori
“sangat setuju” sebanyak 9 responden (18%), “setuju” sebanyak 8 responden (16%). Hal ini
membuktikan bahwa sebagian besar responden sering dalam memberikan pengetahuan dan
mempromosikan tentang pentingnya kesehatan mental di lingkungan sosial, dengan memberikan
pengetahuan tentang pentingnya kesehatan mental kepada orang lain dapat menyadarkan dan
menjadi contoh yang baik.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para responden, dapat
diketahui bahwa responden kurang sering dalam memberikan pengetahuan dan mempromosikan
tentang pentingnya kesehatan mental kepada orang lain lewat media sosial dengan jawab
tertinggi yaitu “kurang setuju” sebanyak 16 responden dengan presentase 32% dan jawaban
terendah dengan kategori “sangat tidak setuju” sebanyak 6 responden dengan persentase hasil
12%. Sedangkan responden dengan kategori “sangat setuju” sebanyak 8 responden (16%),
“setuju” sebanyak 6 responden (12%). Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden
sering dalam memberikan pengetahuan dan mempromosikan tentang pentingnya kesehatan
mental kepada orang lain menggunakan sosial media, dengan memberikan pengetahuan tentang
pentingnya kesehatan mental kepada orang lain dapat menyadarkan dan menjadi contoh yang
baik.

Berdasarkan survey yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para
responden, dapat diketahui bahwa responden kurang sering memberikan edukasi teknik yang
dapat digunakan dalam menghadapi stress kepada lingkungan sosial dengan jawab tertinggi yaitu
“kurang setuju” sebanyak 16 responden dengan presentase 32% dan “tidak setuju” juga sebanyak
16 responden (32%). Lalu, jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju” sebanyak 4
responden dengan persentase hasil 8%. Sedangkan responden dengan kategori “sangat setuju”
sebanyak 8 responden (16%), “setuju” sebanyak 6 responden (12%). Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar responden juga pernah dalam memberikan edukasi teknik yang dapat
digunakan dalam menghadapi stress kepada lingkungan sosial, dengan memberikan edukasi
tentang teknik yang dapat digunakan dalam menghadapi stress kepada lingkungan sosial menjadi
contoh yang baik bagi orang lain.
Berdasarkan survey yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah diisi oleh para
responden, dapat diketahui bahwa responden kurang sering dalam memberikan pengetahuan dan
mempromosikan tentang pentingnya kesehatan mental kepada orang lain lewat media sosial
dengan jawab tertinggi yaitu “kurang setuju” sebanyak 16 responden dengan presentase 32% dan
jawaban terendah dengan kategori “sangat tidak setuju” sebanyak 6 responden dengan persentase
hasil 12%. Sedangkan responden dengan kategori “sangat setuju” sebanyak 8 responden (16%),
“setuju” sebanyak 6 responden (12%). Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden
sering dalam memberikan pengetahuan dan mempromosikan tentang pentingnya kesehatan
mental kepada orang lain menggunakan sosial media, dengan memberikan pengetahuan tentang
pentingnya kesehatan mental kepada orang lain dapat menyadarkan dan menjadi contoh yang
baik.

C. Pembahasan atau Interpretasi


depresi merupakan gangguan emosional atau suasana hati yang buruk yang ditandai dengan
kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan tidak berarti. Sehingga
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi
motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun pada hubungan interpersonal
Penyebab dari depresi yaitu terdapat kombinasi beberapa faktor. Jika seseorang di dalam riwayat
kesehatannya memiliki keluarga yang mengalami depresi, maka terdapat kecenderungan untuk
mengalami depresi juga.
Risiko yang ditimbulkan akibat depresi yaitu bunuh diri karena memiliki perasaan kesepian,
ketidakberdayaan dan putus asa. Sehingga mereka mempertimbangkan membunuh dirinya
sendir, gangguan tidur seperti nsomnia ataupun hypersomnia, Gangguan tidur dan depresi
biasanya cenderung muncul bersamaan, gangguan interpersonal individu yang mengalami
depresi cenderung mudah tersinggung, sedih yang berkepanjangan sehingga cenderung menarik
diri dan menjauhkan diri dari orang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti
mengenai peran mahasiswa keperawatan dalam edukasi pencegahan depresi pada remaja
di masa pandemi sebagai implementasi bela negara, dapat disimpulkan mayoritas
responden dari mahasiswa keperawatan sering mendengarkan cerita orang sekitar yang
sedang stress karena masalahnya ditunjukan dengan kriteria hasil (38%) dan dengan
memberikan sara maupun solusi kepada lawan bicara menjadikannya seperti menghargai
dan memberikan rasa empati kepada orang lain. Sebagian besar responden memberikan
saran kepada teman yang bercerita dan teman tersebut merasakan stressnya berkurang
karena telah bercerita, hal ini dapat dilihat ketika responden sering dan senang
mendengarkan orang lain bercerita (48%).
Sebagai mahasiswa kesehatan, memberikan edukasi tentang masalah kejiwaan menjadi
salah satu hak dan kewajiban kita kepada orang lain. Dapat dilihat pada hasil survei,
responden yang merupakan mahasiswa keperawatan sering memberikan edukasi atau
pemahaman kepada orang lain baik secara langsung (38%) maupun lewat media sosial
(32%).
B. Saran
Bagi mahasiswa kesehatan terutama mahasiswa keperawatan untuk dapat memberikan
rasa empati kepada orang lain yang stress karena masalahnya, dengan memberikan saran
kepada mereka maka kita telah memberikan rasa empati kepada orang tersebut.
Memberikan penyuluhan atau edukasi kepada orang sekitar baik secara langsung maupun
lewat media sosial tentang pentingnya kesehatan jiwa bagi remaja di masa pandemi.
DAFTAR PUSTAKA
FIRDAUS ,ANGGA MAHARGIA YUNANTA, G2A014012 (2018) Pengetahuan dan Sikap
Remaja terhadap Penggunaan Napza di Sekolah Menengah Atas di Kota
Semarang. Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) thesis,
King, Laura K. PsikologiUmum. Jakarta: Salemba Humanika. 2012.
Asterina, Dwi Ayu (2012) Hubungan tipe kepribadian dengan perilaku asertif mahasiswa
Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Undergraduate thesis,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Mandasari, Linda. Tobing, Duma L. (2020) Tingkat Depresi dengan Ide Bunuh Diri pada
Remaja. Indonesian Jurnal of Health Development Vol.2 No.1
Sulistyorini, Wandasari. Sabarisman, Muslin. (2017). Depresi: Suatu Tinjauan Psikologis. Sosio
Informa Vol. 3, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial
Nurtanti, Susana. Handayani, Sri. (2021). Peningkatan Pengetahuan Siswa Tentang Detekdi
Dini dan encegahan Depresi di SMK Muhammadiyah Baturetno. Jurnal Warta LPM, Vol.
24, No. 1, Januari 2021, hlm. 134-144, p-ISSN: 1410-9344; e-ISSN: 2549-5631.
Kemenkes RI. (2019) Infodatin: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes
RI, 2019.
Pertiwi, Swastika T. Moeliono, Marisa F. Kendhawati, Lenny. (2021). Depresi, Kecemasan, dan
Stress Remaja Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora,
Vol. 6, No. 2, September 2021 72. DOI 10.36722/sh.v%vi%i.497
Alexander, Christopher. Christianti, Josef. Venturini, Hana. (2022). Penerapan Cyber
Counseling dalam Menangani Depresi Remaja pada Masa Pandemi Covid-19.
Kharismata Jurnal Teologi Pantekosta, Vol. 4, No. 3, Januari 2022 (249-262). E-ISSN
2655-8645, p-ISSN 2655-8653.
Mandasari, Linda. Tobing, Duma L. (2020). Tingkat Depresi Dengan Ide Bunuh Diri pada
Remaja. Indonesian Jurnal of Health Development Vol.2 No.1, Februari 2020.
Sulistyorini, Wandansari. Sabarisman, Muslin. (2017). Depresi: Suatu Tinjauan Psikologis.
Sosio Informa Vol. 3, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2017. Kesejahteraan Sosial.
Dewi, Sukma. Dkk. (2022). Peran Mahasiswa KKN dalam Meningkatkan Kesehatan
Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 6, No. 1,
Hal. 230-239. o-ISSN : 2614-3097, p-ISSN : 2614-6754.

Anda mungkin juga menyukai