Anda di halaman 1dari 20
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp., M.App.Sc Prof. Achir Yani S. Hamid, MN, Sc Yossie Susanti Eka Putri, S.! _ Dr. Novy H. C. Daulima, S.Kp., M.Sc S.Kp., MKep., Sp.Kep.J ; 1, Ph.D ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DIAGNOSIS SEHAT KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN 1BU_ HAMIL /chamilan adalah statu rangkaian dari mulai bertemunya sel sperma dengan sel ‘clan yang schat dan dilanjutkan dengan fertiisasi, nidasi dan implantasi (wlistiyowati, 2012). Kehamilan diawali adanya janin dalam rahim seorang jverempuan sebagai hasil konsepsi yang berlangsung sejak peristiwa tertanamnya Jnl konsepsi pada dinding endometrium di dalam uterus sampai lahirnya janin (Kellat, dkk., 2015). Pada masa ini seorang ibu belajar untuk memahami dan niberikan respons positif terhadap perubahan fisiologis, psikologis dan sosial na usia kehamilannya. Janda dan Gejala Trimester I Subjektif: Objektif: | Tidak menstruast 1. Areola mamae menghitam )Ingin selalu diperhatikan oleh 2, Tes kehamilan positif suami dan keluarga |. Merasa bahagia dengan kehamilan |. Merasa nyaman dan bahagia bila dlisentuh, dibelai dan disayangi oleh suami 5. Merasakan perasaan yang berubah-ubah dari waktu ke 6 , Mual dan muntah di pagt hari b. Cepat lelah dan mengantuk ©. Sering buang air kecil .Payudara terasa penul ¢. Tidak menyukai bau ‘makanan tertent. 6 _ Asuhan Keperawatan Jiwa Trimester II Subjektif: Objektif: 1. Takut jika suami meninggalkan 1, Perut mulai kelihatan buncit, rumah dalam waktu relatiflama 2. Payudara membesar 2. Mulai merasakan gerakan janin 3. Merasa senang dan bahagia dengan gerakan janin 4, Merasakan ada ikatan dengan janin Trimester III Subjektif Objektif: 1. Merasakan ketidaknyamanan pada 1. Keluar cairan kuning dari puting ‘tubuh: sesak, mudah lelah, kram susu kaki 2 ‘Merasa kepanasan, mudah berkeringat, sering berkemih, sesak napas, mudah lelah, kram ‘Mempersiapkan segala kebutuhan bayi baik material maupun spiritual (nama terbaik, tempat melahirkan, upacara kelahiran, kaki perlengkapan bayi dan ibu, dan ‘Membayangkan hari kelahiran Jain-lain) dengan gembira ‘Mencari informasi dari banyak sumber tentang kehamilan, kelahiran dan janin ‘Memutuskan tempat alternatif untuk melahirkan_ Tujuan Asuhan Keperawatan Pada ibu hamil 1 Kognitif: Ibu hamil mampu memahami, a. Perkembangan yang normal pada ibu hamil b. Perkembangan yang menyimpang pada ibu hamil © Cara menyesuaikan diri terhadap perubahan biologis, psikologis dan sosial selama masa kehamilan Psikomotor: Ibu hamil mampu . Melakukan adaptasi terhadap perubahan biologis, psikologis, dan sosial b. Menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan janinnya © Melakukan pemeriksaan Kehamilan dan persalinan pada fasilitas pelayanan kesehatan Afektif: hu hamil merasa bah SET aha RTE) GE Pada keluarga Kognitif: Keluarga mampu mengenal, a. Perkembangan ibu hamil yang normal b. _Perkembangan ibu hamil yang menyimpang Psikomotor: Keluarga mampu memberikan dukungan pada ibu hamil Afektif: Keluarga mampu memberikan kebahagian dan motivasi pada ibu hamil indakan Keperawatan Tindakan pada ibu hamil Hindakan keperawatan ners Diskusikan tentang perkembangan yang normal yang dialami selama kehamilan. Diskusikan tentang perkembangan yang menyimpang yang dialami selama kehamilan, Diskusikan tentang perubahan biologis, psikologis, dan sosial pada kehamilan dan cara adaptasi. Diskusikan tentang cara mencapai pertumbuhan dan perkembangan janin yang normal dengan bonding dan attachment tercapai: a. Trimester I: Menyentub/mengelus perut, berusaha bersikap tenang saat ‘mengetahui kepastian kehamilan, menghindari stress, mulai mengajak janin berbicara, banyak berdoa, meditasi atau ibadah lain, berusaha memenuhi kebutuhan gizi janin, makan sedikit tapi sering, melakukan kegiatan yang menyenangkan, selalu berpikir positif (berbaik sangka terhadap segala sesuatu yang terjadi, b. Trimester II: Mengajak janin berbicara lebih sering sambil mengelus perut ibu, kenalkan suara orang-orang di sekitar (ayah, kakak, nenek, kakek) secara teratur, mendengar musik yanglembut, memperdengarkan bacaan kitab suci, tetap menjaga keseimbangan emosi, tidak mudah marah atau sedih, menghindari berkata dan berbuat negatif, meyakini ada ikatan dengan janin, merespons gerakan janin dengan mengusap, ‘menekan dan sedikit menggoyang perut. ©. Trimester IIf: Lakukan sermua tindakan yang dilakukan pada trimester 1 ddan I, sering, jalan pagi, senam hamil, mengenalkan lingkungan sambil rmengajak janin berbicara, kenalkan janin dengan cahaya (menyenter/ mengarahkan lampu ke perut ibu), makan makanan yang bervariasi melakukan setiap kegiatan dengan hati yang tenang, senang ihan relaksasi, hindari rokok dan rasany dan iblas, lebih sering alkohol Tindakan pada keluarga ‘Tindakan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada suami, pengasuh (care giver) dari ibu hamil, kegiatannya yaitu 1. _Jelaskan tentang perkembangan ibu hamil yang normal. 2, Jelaskan tentang perkembangan ibu hamil yang menyimpang 3. Diskusikan tentang perubahan biologis, psikologis dan sosial ibu hamil serta cara adaptasi 4, Bantu keluarga memberikan dukungan selama hamil dan setelah bersalin, 5. Diskusikan dengan keluarga tentang pemerikasaan Kesehatan. selama kehamilan, minimal empat kali selama kehamilan. 6. _Diskusikan dengan keluarga tentang faslitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk melakukan pemerikasaan Kesehatan selama kehamilan dan proses persalinan, Tindakan pada kelompok 1. Tindakan keperawatan ners: Edukasi kelompok ibu hamil 2. Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik ibu hamil Sesi I: Stimulasi adaptasi perubehan aspek fsik Sesi 2: Stimulasi adaptasi perubahan aspek emosional Sesi 3: Stimulasi adaptasi perubahan aspek sosial Sesi 4: Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan janin Sesi 5: Stimulasi aspek kognitif, motorik, dan psikososial janin Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan, Pe po ee Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik ibu hamil yang dilakukan oleh Susmiatin, Keliat, Hastono, dan Susanti (2010) menunjukkan bahwa terapi elompok terapeutik mampu meningkatkan kemampuan adaptasi dan stimulasi janin pada ibu hamil KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAYI Kesiapan peningkatan perkembangan bayi adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan, pada usia ini bayi belajar mengembangkan rasa percaya terhadap ‘rang lain, Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkem- Ihangan yang ditandai dengan pemupukan rasa percaya terhadap orang lain, «iawali dengan rasa percaya terhadap ibu, dan mengharapkan perhatian (Keliat, «dkk,, 2015). Jika bayi tidak mampu mencapai tugas perkembangan maka bayi kan cenderung tidak percaya pada orang lain. Tanda dan Gejala Usia 0-6 bulan |. Mengangkat kepala 2 Membalikkan badan dari telentang ke telungkup sampai anak dapat membalikkan badannya sendiri |. Menggenggam benda |. Mengoceh dan memberi reaksi terhadap suara \. Menengok ke arah sumber suara 6. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah) Usia 6-12 bulan |. Merangkak, berdiri, berjalan dengan berpegangan dan latihan berjalan sendiri ). Membungkukkan badan tanpa berpegangan 4, Tertawa/berteriak gembira bila melihat benda yang menarik 4, Mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata yang sama ‘. Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara 6, Senang diajak bicara dan bermain, berbahagia dipeluk dan dicium ‘Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah) N Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya, menolak saat akan digendong orang yang tidak dikenal Usia 12-18 bulan |. Berjalan mundus, menangkap bola, menendang bola, berjalan naik turun tanga Menumpuk balok Menyebutkan nama bagian tubuh Mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata ‘Mempethatika bu/orang yang mengajak bie 6, Senang diajak bicara da ia dipeluk dan dic 2 & ‘Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah) Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya, menolak saat akan digendong orang yang tidak dikenal Tujuan Asuhan Keperawatan Kognitif, bayi mampu: @. Mengembangkan kemampuan berbicara/berbahasa b, _Berespons tethadap bunyi atau suara ._ Mengenal dan membedakan orang-orang di sekitarnya Psikomotor: Bayi mampu mengembangkan kemampuan motoriknya Abia Bayi mampu mengekspresikan perasaan sebagai respons tethadap stimulus Tindakan Keperawatan Tindakan pada bayi Tin 1 2 \dakan keperawatan ners Jelaskan perkembangan bayi Usia 0-6 bulan a. Latih bayi untuk mengangkat kepala b, Latih bayi untuk membalikkan badan dari telentang ke telungkup sampai bayi dapat membalikkan badannya sendiri Latih bayi untuk menggenggam benda/mainan Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis Penuhi kebutuhan dasar bayi (Iapar, haus, basab, sakit) Beri selimut saat bayi kedingingan ‘Ajak bayi berbicara Panggil bayi sesuai dengan namanya Ajak bayi bermain (bersuara Iucu, menggerakkan benda, memper- lihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi) j. Pangku saat menyusui dan perhatian kepada bayi Usia 6-12 bulan a. _Latih bayi untuk membungkukkan badan tanpa berpegangan b. Latih bayi untuk merangkak, berdiri, berjalan dengan berpegangan dan berjalan sendiri ©. Latih bayi untuk mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata yang sama 4. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis €. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit) remap ae Athan Keperawatan fiwa Diagnosis Sehat 11. £ Beri selimut saat bayi kedingingan 41 Ajak bayi untuk berbicara h, Panggil bayi sesuai dengan namanya i, Ajak bayi bermain (bersuara Iucu, menggerakkan benda, memper- Jihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi) j. Pangku dan perhatikan saat menyusui dan memberi makan Usia12-18 bulan a, Latih bayi berjalan mundur, menangkap bola, menendang bola, dan berjalan naik turun tangga b. Latih bayi untuk menumpuk balok ©. Latih bayi untuk menyebutkan nama-nama bagian tubuhnya 4d. Latih bayi untuk mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata ©. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis, f. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit) Beri selimut saat bayi kedingingan hh. Ajak bayi untuk berbicara i Panggil bayi sesuai dengan namanya Ajak bayi bermain (bersuara Iucu, menggerakkan benda, memper- lihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi) k. Dudukkan bayi bersama-sama saat makan keluarga Tindakan pada keluarga an keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan. hepada pengasuh (care giver) dari bayi, kegiatannya yaitu Jelaskan perkembangan yang harus dicapai bayi Jelaskan cara memfasilitasi perkembangan rasa percaya diri bayi Latih cara menstimulasi perkembangan rasa percaya diri bayi Latih keluarga menciptakan suasana Keluarga yang menstimulasi per- kembangan rasa percaya bayi Diskustkan tanda penyimpangan perkembangan dan cara mengatasinya Jelaskan pemeriksaan kedekatan bayi secara teratur Tindakan pada kelompok indakan keperawatan ners: Edukasi kelompok ibu/orangtua/pengasuh Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik bayi, 1, Sesi I: Stimulasi perkembangan aspek motorik bb. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa ©. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual ‘e. _ Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial £ _Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik bayi yang dilakukan oleh Restiana, Keliat, dan Gayatri (2010) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik bayi mampu meningkatkan kemampuan ibu dalam menstimulasi rasa percaya bayi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soeli, Keliat & ‘Ungsianik (2016) menunjukkan peningkatan kemampuan ibu untuk men- stimulasi dan kemampuan aspek perkembangan bayi serta tingkat keper- ‘cayaan bayi secara bermakna, KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN KANAK-KANAK in peningkatan perkembangan kanak-kanak adalah tahap perkembangan anak usia 18-36 bulan Ketika pada usia ini anak belajar melatih kemandiriannya Untuk melakukan tindakan yang ditunjukkan dengan anak mempelajari ling- ‘ungan sekitar, dan ingin mengendalikan dir, Jika anak tidak mampu mencapai ‘gas perkembangan pada masa ini, anak akan cenderung merasa malu, ragu-ragu lan kurang percaya diri (Keliat, dk, 2015). Tanda dan Gejala Subjektié Objektif, 1, Anak mengenal dan menyebutkan 1. Anak banyak bertanya tentang hal hamanya sendiri baru/benda asing 2 Anak sering menggunakan kata 2, Anak melakukan kegiatan sendiri “jangan/tidak/nggak” 3. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang di Tuar keluarga 4. Anak hanya sebentar mau berpisah dengan orang tua Tujuan Asuhan Keperawatan 1. Kognitif, anak mampu: a. Mengenal dan menyebutkan nama b, Mengembangkan kemampuan komunikasi 2. Psikomotor, anak mampu: a. Mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halus b. Melakukan kegiatan sendiri |. Afektif, anak mampu: a. Menunjukkan rasa suka dan tidak suka b, Melakukan kegiatan keagamaan bersama keluarga Tindakan Keperawatan Tindakan pada kanak-kanak indakan keperawatan n Latih anak merawat diri: mandi, makan, berpakaian, toileting 2. Latihanak melakukan kegiatan rumah tangga yang sederhana secara mandiri Hindari menggunakan kata perintah dan suasana yang membuat anak bersikap negatif. Berikan mainan sesuai perkembangan. Latih anak mengenal tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Latih disiplin dan tata krama. Libatkan anak dalam kegiatan keagamaan. Tindakan pada keluarga Tindakan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan ‘kepada orang tua dan pengasuh (care giver) dari kanak-kanak, kegiatannya yaita 1 Jelaskan perkembangan yang harus dicapai kanak-kanak. Latih cara memfasilitasi kemandirian kanak-kanak merawat diri: makan sendiri, mandi sendiri, berpakaian senditi, toileting sendiri. 3. Latih cara memfasilitasi kemandirian kanak-kanak dalam Kegiatan rumah tangga yang sederhana. 4, Ajarkan cara melatih dengan: jelaskan, beri contoh, dampingi, motivasi, dan beri pujian. 5. Diskusikan tanda penyimpangan perkembangan dan cara mengatasinya serta penggunaan Pelayanan Kesehatan, Tindakan pada kelompok 1. Tindakan keperawatan ners: Edukasi kelompok ibu/orangtua/pengasuh 2. Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik kanak-kanak a. Sesi 1; Stimulasi perkembangan aspek motorik ’. _Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa ©. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian 4. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual ¢. _Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial £ Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik kanak-kanak yang dilakukan olch Trihardi, Keliat, dan Hastono (2009) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik mampu meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan usia kanak-kanak; Wuryaningsih, Keliat, dan Mustikasari (2014) menunjukkan bahwa terapi kelompok ters peutik kanak-kanak mampu meningkatkan pencapaian tugas perkembangant kemandirian anak, kemampuan ibu dalam menstimulasi aspek perkem bangan kanak-kanak secara holistik (motorik, kognitif, bahasa, emosi, Kepribadian, spiritual, dan psikososial), serta kemampuan kadler kesehatan -_ * ee [aan Keaton ve Dione, 18 jiwa membantu keluarga memfasilitasi perkembangan kemandirian kanak- anak; serta Nurmaguphita, Keliat, dan Putri (2015) menunjukkan bahwa \erapi kelompok terapeutik mampu meningkatkan perkembangan otonomi mrs serta meningkatkan kemampuan orang tua dalam menstimulasi aanak-kanak. 18 Autonet Tindakan pada kelompok 1. Tindakan keperawatan ners: Edukasi kelompok anak dan ibu/orang tua/ pengasuh di sekolah/masyarakat 2. , Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik anak pra- sekolah Sesi I: Stimulasi perkembangan aspek motorik Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik anak pra-sekolah yang dilaku- kan oleh Damayanti, Keliat, Hastono, dan Daulima (2010) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik anak pra-sekolah mampu meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor ibu serta perkembangan inisiatif anak pra-sekolah; Setyaningsih dan Keliat (2012) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik anak pra-sekolah mampu meningkatkan kemampuan ibu dalam menstimulasi perkembangan anak pra-sekolah dan peningkatan kemampuan inisiatif anak pra-sekolah; Ricky, Keliat, dan Gayatri (2013) ‘menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik anak pra-sekolah mampu ‘meningkatkan secara bermakna pencapaian aspek perkembangan dan perkembangan inisiatif pada anak pra-sekolah; Reknoningsih, Mustikasari, dan Wardani (2014) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik anak pra-sekolah mampu meningkatkan perkembangan inisiatif anak pra-sekolah dan kemampuan ibu dalam melakukan stimulasi perkembangan; serta Khoirunnisa, Daulima, dan Mustikasari (2017) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik anak pra-sekolah mampu meningkatkan perkembangan inisiatif anak pra-sekolah dan kemampuan ibu, serta kemampuan kader kesehatan jiwa dalam melakukan stimulasi perkembangan anak pra-sekolah. Ma ds _ Asuhan Keperawatan Jiwa Diagnosis Sehat_ 19, KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH Kesiapan peningkatan perkembangan anak usia sekolah adalah anak usia 6-12 whan, Pekembangan kemampuan psikososial anak usia sekolah adalah kemam- puan menghasilkan karya, berinteraksi dan berprestasi dalam belajar. Jika anak ekolah tidak mampu mencapai perkembangan maka anak sekolah akan ‘mengalami rendah diri/minder (Keliat, dkk., 2015). Tanda dan Gejala Subjektf Objektif: |. Menyebutkan nama dan jeniskelamin 1, Membaca, menulis, berhitung 2 Menjelaskan nama dan fungsibenda «2,» Mempunyai prestasi §. Membaca doa akademik \. Mengungkapkan perasaan marah, 3. Mempunyai teman sebaya senang, takut dan sedih . _Menyampaikan pendapat dan keinginan, puas dengan keberhasilan 6. Menceritakan kebaikan dan mengungkapkan kesalahan Tujuan Asuhan Keperawatan |. Kognitif, anak mampu: a, Mengembangkan kecerdasan b. Memahami nilai-nilai moral ¢. Mempelajari pelajaran sekolah d, Menyelesaikan tugas sekolah ©. Beradaptasi f, Memiliki rasa bersahabat dan bersaing Senang berkelompok Psikomotor, anak mampu: a. Mempertahankan keschatan fisik b, Melakukan kegiatan fisik sesuai usianya © Melakukan hobi d._ Menyelesaikan kegiatan rumah tangga yang sederhana \.Afektif, anak mampu 4. Mengeksprestkan perasaan b. Mengungkapkan kevalahan ¢— Merasakan bahagla terhadap kebaikan yang pernah dilakukan 4. Merasakan kepuasan terhadap keberhasilan yang dicap Tindakan Keperawatan Tindakan pada anak sekolah Tindakan keperawatan ners: 1, Bantu anak mengembangkan kecerdasan: Mendiskusikan kelebihan dan kemampuan anak, menjelaskan dan melatih keterampilan, memberi bacaan dan permainan yang meningkatkan kemampuan, melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sedethana, latih anak sesuai dengan pelajaran di sekolah dan kembangkan hobi yang dimiliki anak 2. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: Terapkan nilai agama dan budaya positif pada anak. 3. Latih anak mengembangkan keterampilan sosial: Beri waktu anak untuk bermain di luar rumah bersama teman dan kelompoknya, motivasi anak untuk mengikuti perlombaan untuk belajar bersaing dan bersahabat latih anak berinteraksi dengan orang lain. 4. Latih kedisiplinan pada anak, bimbing anak saat menonton televisi, membaca buku cerita, bermain gadget, dan menilai manfaatnya. 5. Ajarkan kebersihan diri 6. Bert pujian pada setiap pencapaian anak. Tindakan pada keluarga ‘Tindakan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada orang tua dan pengasuh (care giver) dari anak sekolah, kegiatannya yaitu 1, _Jelaskan perkembangan yang harus dicapei anak sekolah 2. Latih cara memfasilitasi anak sekolah untuk berkarya, produktif, kompeten, dan berhasil dalam belajar 3. Ajarkan cara mendorong anak berkarya: mendiskusikan keberhasilan, jalan keluar kegagalan, dampingi dan beri semangat, serta pujian 4. Ciptakan suasana keluarga yang mendukung anak berkarya dengan memberi motivasi positif 5. Latih keluarga mendampingi anak sekolah: a, Belajar, mengerjakan tugas sekolah dengan gembira dan semangat b. -Memberi tugas rumah tanga yang disukai anak sekolah — Memfasilitasi bermain dengan kelompok sebaya 6. Menyepakati waktu penggunaan smarfphone dan media sosial 7. Diskusikan tanda penyimpangan dan cara mengatasinya serta pelayanan kesehatan 1 eas ‘Asuhan KeperawatanJiwa Diagnosis Sehat 21 Tindakan pada kelompok n keperawatan ners: Edukasi kelompok anak sekolah dan kelompok g tua Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik anak sekolah 1. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek motorik esi 2; Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa esi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian 4 Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual 5: Stimalasi perkembangan aspek psikososial f.Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan litian terkait terapi kelompok terapeutik anak sekolah yang dilakukan Walter, Keliat, Hastono, dan Susanti (2010) menunjukkan bahva terapi kelompok terapeutik anak sekolah meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotor, dan perkembangan berkarya pada anak sekolah; Istiana, Keliat, in Nuraini (2011) menunjakkan bahwa terapi kelompok terapeutik anak sekolah meningkatkan perkembangan jiwa anak sekolah; Sunarto, Keliat, dan Pujasari (2011) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah ‘meningkatkan pengetahuan, psikomotor, dan perkembangan berkarya pada kelompok anak, orang tua dan guru; Gowi dan Keliat (2012) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan perkembangan anak sekolah; Cleodora, Mustikasari, dan Gayatri (2016) menunjukkan bahwa terapi Kelompok terapeutik sekolah meningkatkan selfefficacy anak sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami; Kusumawati, Keliat, dan Putri (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan perkembangan anak sekolah; Susanti, Hamid, dan Putei (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah ‘meningkatkan pencapaian tugas perkembangan berkarya pada anak usia sekolah; Wetik, Mustikasari, dan Putri (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan perkembangan anak sekolah; Noviyanti, Keliat, dan Mustikasari (2018) menunjukkan bahwa_terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan perkembangan berkarya dalam pencegahan perundungan; Nova, Keliat, dan Mustikasari (2018) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan perkembangan berkarya anak sekolah dengan pemberdayaan pelaku rawat, guru, dan kader kesehatan 22 Asuhan Keperawatan Jina. lll. KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN REMAJA Kesiapan peningkatan perkembangan remaja adalah remaja usia 12-18 tahun, Perkembangan kemampuan psikososial remaja dalam mencapai identitas diti ‘meliputi peran, tujuan pribadi, keunikan, dan citi khas diri. Persahabatan dan setia kawan berkembang pada usia remaja. Bila hal ini tidak tercapai maka remaja akan mengalami kebingungan peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga akan terjadi gangguan konsep diri (Keliat, dkk,, 2015). Tanda dan Gejala Subjektif: Objektif: 1, Remaja dapat menilai secara 1. Bertanggung jawab terhadap objektif kelebihan dan kekurangan —_tugas yang diberikan 2. Memiliki sahabat 2, Menemukan identitas diri yang 3. Merasa tertarik pada lawan jenis, objektif 4. Mengembangkan bakat yang 3. Memiliki cita-cita masa depan disukai 4, Mempunyai prestasi akademi 5. _Mempunyai teman sebaya Tujuan Asuhan Keperawatan 1. Kognitif, remaja mampu: a. Mengetahui aspek positif dan kekurangan diri b, Mengetahui identitas dir, tujuan dan cita-cita masa depan ©. Memahami norma dan peraturan yang berlaku 4. Betprestasi dalam bidang akademik 2. Psikomotor, remaja mampu: @. Mengembangkan kemampuan diri b. Meraih prestasi pada kegiatan positif ¢._Beraktivitas dengan aktif 3. Afektif, remaja mampu: a. Menyampaikan pendapat dengan asertif b. Mengendalikan emosi lindakan Keperawatan Tindakan pada remaja Hindakan keperawatan ners |. Diskusikan kemampuan, karya dan prestasi yang positif dan yang kurang. ! ujian dan diskusikan cara mempertahankan dan meningkatkannya. + Diskusikan identitas diri yang dimiliki secara fisik, psikologis (kebahagiaan, cita-cita, prestasi) dan sosial (keluarga, sahabat). }Diskusikan norma dan peraturan yang berlaku dalam keluarga, sekolah, dan tempat umum, 4, Diskusikan bahaya pergaulan bebas, narkoba, bullying, gadget dan cara-cara menghindarinya, ) Motivasi mengembangkan hal-hal positif dalam kehidupan sebagai identitas diri remaja, 6 Herikan pu in pada tiap keberhasilan yang diraih remaja. Tindakan pada keluarga Hindakan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan Kepada orang tua dan pengasuh (care giver) dari remaja, kegiatannya yaitu |. Jelaskan perkembangan yang harus dicapai remaja, ) Latih cara memfasilitasi remaja untuk mengembangkan identitas dan kekhasannya, Lath keluarga mendampingi remaja: 4. Diskusi tentang keberhasilan yang dicapai dan memberi pujian b, Mendorong pengembangan bakat yang menjadi identitas dari remaja © Mem persahabatan dengan teman sebaya . Menjadi teman diskusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi ¢. Menyediakan waktu bersama keluarga, kelompok sosial dan kegiatan sosial lainnya 1. Perhatikan dan mendampingi agar terhindar dari pergaulan bebas, nnarkoba, dan kekerasan 1 Menyepakati waktu penggunaan smartphone dan media sosial dengan bijaksana dan terhindar dari ketergantungan gadget 4, Ciptakan suasana keluarga yang melibatkan remaja. ', Diskusikan penyimpangan dan cara mengatasinya serta pelayanan Kesehatan, Tindakan pada kelompok an keperawatan nets; Fdukasi kelompok remaja dan kelompok orang 24 Asuhan Keperawatan Jiwa Pi 2. Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik remaja Sesi'l: Stimulasi perkembangan aspek biologis dan psikoseksual Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan psikososial Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek bakat dan kreativitas, Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik remaja yang dilakukan oleh Bahari, Keliat, Gayatri, dan Daulima (2010) menunjukkan behwa terapi kelompok terapeutik remaja meningkatkan perkembangan identitas diri remaja; Dinarwiyata, Mustikasari, dan Setiawan (2014) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik remaja mampu mengendalikan emosi marah pada remaja; Fernandes, Keliat, dan Daulima (2014) menunjukkan bahwa {erapi kelompok terapeutik remaja meningkatkan kemampuan remaja dalam. ‘menstimulasi aspek perkembangan identitas driy serta Hasanah, Hamid, dan Daulima (2015) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik remaja meningkatkan aspek dan tugas perkembangan identitas dri remaja. Asuhan Keperawatan Jiwa Diagnosis Sehat_ 25, KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN DEWASA MUDA a an peningkatan perkembangan dewasa muda adalah tahap perkembangan sia 18-40 tahun, Perkembangan psikososial pada dewasa muda adalah \eintiman/keakraban dengan orang lain, terutama lawan jenis yang memper- ‘Nhatkan kasih sayang dan cinta, Pada tahap ini, individu mencoba untuk mandiri, ‘nempunyai pekerjaan membangun keluarga, dan mencukupi kebutuhan dirinya, {nteraksi yang dilakukan mengarah pada bekerja, perkawinan, dan mempunyai ke serta menjadi bagian dari masyarakat (Keliat, dkk, 2015). Jika per- kembangan tidak tercapai maka dapat terjadiisolasi, Tanda dan Gejala Subjektif Objekt |. Melakukan hal-hal positif 1.” Memiliki pekerjaan dan keluarga ). Menolong orang lain 2. Mengembangkan bakat }\Herinteraksi dengan oranglain 3. Mempunyai keluarga 4 5. {erutama lawan jenis Bersosialisasi dalam masyarakat |. Memiliki motivasi yang tinggi Berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat 6. Memiliki ide yang kreatif dan inisiatif Tujuan Asuhan Keperawatan |. Kognitif, dewasa muda mampu: 4. Mengetahui perkembangan dewasa muda b. Mempunyai pengetabuan untuk bekerja © Memahami pentingnya kelompok sosial Psikomotor, dewasa muda mampu: 8, Mempunyai pekerjaan b, Mempunyai hubungan intim dengan lawan jenis © Aktifdalam kegiatan masyarakat \Afektif, dewasa muda m 4, Mengendalikan emosi b, Memiliki rasa kepercayaan iti ¢ Memiliki jiwa penolong dd. Mencintai keluarga dan pekerjaan Tindakan Keperawatan Tindakan pada dewasa muda Tindakan keperawatan ners 1, Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang, 2. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal, Menetapkan tujuan hidup Menetapkan karier/pekerjaan ‘Mempunyai pekerjaan Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis Memilih calon pasangan hidup Berperan serta/melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat. 3. Diskusikan penyimpangan perkembangan dan cara mengatasinya melalui pelayanan kesehatan. Tindakan pada keluarga ‘Tindakan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada teman, pasangan, dan anggota keluarga dari dewasa muda, kegiatannya yaitu 1. _Jelaskan perkembangan yang harus dicapai dewasa muda, 2, Diskusikan cara memfasilitasi usia dewasa muda untuk bekerja dan mendapat pasangan hidup: a. Memberi pendapat dan ide tentang pekerjaan b. Memberi motivasi dan dukungan untuk bekerja . Memberi pendapat dan ide tentang pasangan hidup dan keluarga d. Memberi motivasi dan dukungan untuk berkeluarga 3. Diskusikan dan motivasi peran serta dalam masyarakat, 4. Memberi dukungan dan pujian atas keberhasilan dalam bekerja dan kehidupan keluarga Tindakan pada kelompok 1. Tindakan keperawatan ners: Edukasi kelompok dewasa muda di tempat kerja sebagai bagian dari keschatan jiwa di tempat kerja, 2, Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik dewasa muda, Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek biologis dan psikosekswal Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek sosial aege ©, Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek spiritual {. _Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik dewasa yang dilakukan oleh ‘Aquestine, Keliat, dan Daulima (2012) menunjukkan bahwa terapi kelompok {crapeutik dewasa meningkatkan perkembangan intimasi pada dewasa muda di Kabupaten Subang, 28 AsthanKeperavatan ting KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN DEWASA TUA Kesiapan perkembangan dewasa tua adalah tahap perkembangan pada usia 40-65 tahun, Perkembangan dewasa tua meningkatkan kebethasilan dalam keluarga, pekerjaan, dan kepedulian terhadap masyarakat (Keliat, dkk., 2015). Dewasa tua disebut juga menghasilkan keturunan. Jika perkembangan tidak tercapai dapat terjadi stagnasi dari perkembangan. Tanda dan Gejala Subjektif: Objektif. 1, Melakukan hal- hal positif 1. Mempunyai pekerjaan 2. Menyayangi keluarga 2. Mempunyai keluarga 3. Menolong orang lain 3. Mempunyai kelompok sosial 4. Rajin beribadah 4. Mempunyai bakat 5. Memiliki motivasi yang tinggi Tujuan Asuhan Keperawatan 1. Kognitif, dewasa tua mampu memahami: a. Ciri perkembangan usia dewasa tua b. Perlunya pekerjaan cPerlunya berkeluarga 4. _Perlunya peduli dan berperan aktif dalam keluarga dan masyarakat 2. Psikomotor, dewasa tua mampu: a. Melakukan pekerjaan dengan tekun dan kreatif b, Merawat keluarga dengan harmonis ©. Melakukan kegiatan bersama masyarakat 3. Afektif, dewasa tua mampu: ‘Mengendalikan emosi Memiiliki rasa kepercayaan iti Memilikijiwa penolong ‘Memiliki kepuasaan hidup Berguna bagi banyak orang eaooe Tindakan Keperawatan Tindakan pada dewasa tua indakan keperawatan ners: |, Diskusikan tentang perkembangan usia dewasa tua yang normal dan ikan cara mencapai perkembangan usia dewasa tua, a. Menetapkan tujuan hidup b, Mempunyai pekerjaan ©. Merawat keluarga dengan baik 4d Berinteraksi dengan banyak orang . Berperan serta/melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat §.Diskusikan penyimpangan perkembangan dan cara mengatasinya melalui pelayanan Kesehatan. Tindakan pada keluarga (akan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan vida pasangan, dan anggota keluarga, kegiatannya yaitu Jelaskan tahap perkembangan yang harus dicapai usia dewasa tua, 2. Mendiskusikan cara memfasilitasi dewasa tua mencintai keluarga, ’, Memperhatikan pasangan dan anak b. Menyediakan waktu untuk keluarga ©. Berkomunikasi terbuka dan saling menghargai }, Mendiskusikan cara bekerja agar bethasi a, Bekerja disiplin dan tekun b. Membangun hubungan baik di tempat kerja, 4. Diskusikan peran serta di masyarakat, a Tkut serta kegiatan sosial b, That serta kegiatan nasional, spiritual yang berguna bagi masyarakat Tindakan pada kelompok ' indakan Keperawatan ners: Edukasi kelompok dewasa tua di tempat kerja igai bagian keschatan jiwa di tempat kerja 2, Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik dewasa tua. 4. Sesi I: Stimulasi perkembangan aspek biologis dan psikoseksual ', _ Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif © Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional a Stimulasi perkembangan aspek sosial €. Sesi 5: Stimulasi perkem spek spiritual £, Sesi 6; Monite dan manfaat latihan im Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik dewasa yang dilakukan oleh Hapsah, Hamid, dan Susanti (2010) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik dewasa meningkatkan perkembangan intimasi pada dewasa tua di Kabupaten Pinring, KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN LANSIA Kesiapan peningkatan perkembangan lanjut usia (Iansia) adalah individu yang berusia mulai dati 60 tahun ke atas (World Health Organization, 2013; Undang- Undang No, 13 Tahun 1998; Undang-Undang No. 43 Tahun 2004; Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Tahun 2015), tetapi Erikson (1957) menyebutkan lansia ‘mulai usia 65 tahun. Perkembangan lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh, pemahaman tethadap makna hidup secara keseluruhan membuat berusaha menuntun generasi berikutnya (anak dan cucu) berdasarkan sudut pandangnya dengan bijaksana. Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan _menyesali masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna (Keliat, dkk., 2015). Tanda dan Gejala Subjektié Objektif: L. Mempunyai harga diri tinggi 1,” Berpatisipasi dalam kegiatan 2, Menilai kehidupannya berarti sosial dan spiritual 3. Menerima nilai dan keunikan 2.“ Menyiapkan diri ditinggalkan orang lain anak yang telah mandiri 4, Menerima dan beradaptasi 3. Menyiapkan diri ditinggal tethadap perubahan dalam ‘meninggal pasangan kehidupan 4. Menyiapkan diri menerima 5. Merasa dicintai dan berarti dalam datangnya kematian keluarga Tujuan Asuhan Keperawatan 1, Kognitif, lansia mampu: 4. Memahami ciri perkembangan usia lansia b. -Menilai makna kehidupan Memahami nilai dan keunikan orang lain 2. Psikomotor, lansia mampu: a. Melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan b. Melakukan kegiatan sosial dan spiritual Menuntun generasi berikut dengan bijaksana 3. Afektif, lansia mampu: a. Merasa berarti dalam hidup b. Merasa dicintai ©. Menerima ditinggal oleh orang yang dicintai 4. Menerima perubahan kehidupan 32 Asuhan Keperawatan Jiwa Tindakan Keperawatan Tindakan pada lansia Tindakan keperawatan ners fr Diskusikan perkembangan dan perubahan pada lansia. 2. Diskusikan makna dan perubahan fisik. a. Makna kesehatan fisik yang telah dirasakan, b. Perubahan fisik yang dirasakan saat ini dan adaptasi yang perlu dilakukan. Misalnya: penglihatan berkurang diatasi dengan kaca mata; pendengaran berkurang diatasi dengan alat bantu dengar; mobilisasi yang berkurang diatasi dengan alat bantu jalan, pegangan di kamar dan amar mandi; cara berpakaian yang aman; cara bangun dari tempat tidur yang aman, <. _ Pemeriksaan fisik teratur, olahraga lansia, makanan sehat. 3. Diskusikan makna dan perubahan pikiran. a. Prestasi yang pernah dicapai melalui akademik pekerjaan, dan keluarga. b. Perubahan daya ingat; Cepat lupa atasi dengan menempatkan segala sesuatu. pada tempat tertentu (jangan berubah-ubah); konsentrasi ber- kkurang atasi dengan membaca, betmain catur/halma/teka-teki silang; daya orientasi yang berkurang atasi dengan menempatkan kalender, jam dengan angka yang besar. 4, Diskusikan makna dan perubahan fungsi sosial. a. Perubahan aspek sosial yaitu berkurangnya sahabat, hal ini dapat diatasi dengan mengenang masa lalu; mengingat keluarga dan sahabat, melihat album foto, membentuk kelompok sosial lansia b. Perubahan pekerjaan yaitu pensiun. Hal ini dapat diatasi dengan mengembangkan bakat yang dapat dilakukan di rumah misalnya ‘membuat telur asin dan berkebun. 5. Diskusikan makna dan perubahan aspek spiritual a. Kenang masa-masa aktif dalam kegiatan spiritual, b. _ Sesuaikan kegiatan spiritual dengan kondisi fisik Membentuk kegiatan ibadah lansia: Pengajian, penelaahan alkitab, berdoa bersama, Tindakan pada keluarga ‘Tindakan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada pasangan, anak, cucu, dan pengasuh (care giver), dari lansia, kegiatannya yaitu L 2. Jelaskan tahap perkembangan dan perubahan yang terjadi pai Jelaskan cara memfasilitasi integritas dirilansia, \ ‘Asuhan Keperawatan Jiwa Diagnosis Sehat 33 Sediakan waktu bercakap-cakap dengan lansia tentang makna hidup yang alami dan berikan pujian. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi lansia: Terang, tidak licin, ada alat bantu berpegangan, tanda-tanda tempat yang jelas dan lain-lain. silitasi pertemuan antar generasi dan beri Kesempatan menyampaikan pengalaman. Diskusikan tentang rencana pembagian warisan dan pemakaman. Diskusikan masalah kerekatan yang mungkin terjadi dan pelayanan kesehatan yang tersedia. Tindakan pada kelompok Tindakan keperawatan ners: Edukasi kelompok lansia di masyarakat, seperti: Posbindu, Posyandu Lansia, dan lain-lain indakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik lansia a Sesi 1: Stimulasi adaptasi perubahan aspek biologis dan seksual b. Sesi 2: Stimulasi adaptasi perubahan aspek kognitif ©. Sesi 3: Stimulasi adaptasi perubahan aspek emosional 4. Sesi 4: Stimulast adaptasi perubahan aspek sosial ©. Sesi 5: Stimulasi adaptasi perubahan aspek spiritual {, _Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik lansia yang dilakukan oleh Guslinda, Keliat,dan Widiatuti (2011) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik lansia meningkatkan kemampuan adaptasi dan perkembangan integeitas diri lansia; Pase, Keliat, dan Pujasari (2013) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik lansia meningkatkan integritas iri lansia; Lestari, Mustikasari, dan Daulima (2014) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik lansia meningkatkan pencapaian tugas perkembangan lansia serta Gati, Mustikasari, dan Putri (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik lansia meningkatkan integritas diri pada lansia. DEFISIEN PENGETAHUAN Defisien pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu, dan kemahiran (NANDA-I, 2018-2020), Informasi tentang kondisi Kesehatan, penangenan dan perubahan gaya hidup, diperlukan oleh Klien (Keliat, dkk., 2015). Tanda dan Gejala Subjektif: Objektif: 1, Menyampaikan keluhan tentang 1. Menunjukkan perilaku yang. kesehatan bertentangan dengan kesehatan 2, Menanyakan masalah kesehatan 2. Menunjukkan persepsi yang yang dihadapi keliru terhadap masalah 3. Menanyakan cara merawat kesehatan Kesehatan 3. Tidak mengikuti asuhan 4. Menanyakan atau meminta Kesehatan yang di perlukan informasi tentang upaya yang © 4._Kurang pengetahuan dilakukan untuk meningkatkan esehatannya Tujuan Asuhan Keperawatan L Kognitif, lien: a. Memahami tentang kondisi keschatannya b._ Mengetahui cara merawat kesehatannya Psikomotor, klien: a. Melakukan perawatan kesehatan dirinya b, -Menggunakan pelayanan kesehatan Afektif, Klien: a. Merasakan manfaat perawatan diri yang dilakukan Tindakan Keperawatan Tindakan pada individu Tindakan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners diberikan sesuai dengan keluhan dan kondisi kesehatan, yaitu: L 2. 3. Diskusikan keluhan yang disampaikan oleh Klien. Lakukan pengkajian lanjut atas keluhan yang disampaikan, Jelaskan hasil pengkajian yang dapat berupa kondisi: sehat jiwa, risiko ‘mengelami sakitjiwa atau sakit jiwa. Asha Keporamatian Jiwa Diagnosis Sehat 35, 1 dilakukan untuk mempertahankan kit jiwa jika ada faktor risiko sakit wat kesehatannya dengan cara: beri contoh, dampingi jadwal melakukan secara mandiri, 6. Berikan puj fas pelaksanaan yang tepat dan beri motivasi jika belum lepat. Tindakan pada keluarga Tindakan keperawatan ners |. Menjelaskan kondisi kesehatan klien kepada keluarga : sehatjiwa, risiko sakit jiwa atau sakitjiwa. 1. Informasikan kodisi Kesehatan yang memerlukan tindakan segera agar keluarga dapat mengambil keputusan, ). Menjelaskan cara-cara merawat klien agar tetap sehat, tidak menjadi sakit dan pulih dari penyakitnya. 4, Menjelaskan peran serta seluruh anggota keluarga untuk merawat klien dan. ‘menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan terapeutik. \. Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh keluarga. £ Latih pasien untuk mobilisasi menggunakan alat bantu (mis., tongkat, walker, kruk dan atau kursi roda). Tindakan pada keluarga Tindakan keperawatan ners 1. Kaji masalah yang dirasakan oleh keluarga dalam merawat klien, 2. Jelaskan tentang proses terjadinya hambatan mobilisas fisik, tanda dan gejala serta memutuskan untuk merawat. 3. Latih keluarga merawat klien sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan kepada Klien 4, _Latih keluarga bersikap positifdan menciptakan lingkungan yang aman, 5. Diskusikan tanda dan gejala yang perlu rujukan segera seperti kurang bergerak atau risiko jatuh, lakukan follow up ke pelayanan keschatan secara teratur, Tindakan Kolaborasi 1, Melakukan kolaborasi dengan dokter menggunakan ISBAR dan TBaK. 2, Memberikan terapi dokter (obat) kepada Klien: Edukasi 8 benar pemberian obat dengan menggunakan konsep safety pemberian obat. 3. Melakukan kolaborasi dengan fisioterapis untuk melatih mobilisasi Discharge Planning 1, Menjelaskan rencana persiapan pasca-rawat di rumah untuk memandirikan pasien. 2. Menjelaskan tindak lanjut perawatan dan pengobatan, 3. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan, Evaluasi 1. Penurunan tanda dan gejala hambatan mobilisasi fisik. 2, Peningkatan kemampuan pasien dalam mengenai hambatan mobilitas fisik. 3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien dengan hambatan mobilitas fisik. Rencana Tindak Lanjut Rujuk Klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pela di puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder, dan tersier di nan keschatan primer wh sit (Ata pera na Dingnoss Riko 69) DIAGNOSIS RISKO PSO ANSIETAS Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak ‘nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam. Ansietas adalah perasaan \idak nyaman atau khawatir yang samar disertai respons otonom (sumber sering hall tidak spesifik atau tidak diketahui individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang cmperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk stindak menghadapi ancaman (NANDA, 2018). Penyebab: |, Perubahan status kesehatan 2. Hospitalisasi \. Ancaman terhadap kematian 4. Bencana Tanda dan gejala Mayor Subjekti Objektif: |. Mengetuh sakit kepala 1. Gelisah 2. Mengeluh tidak nafsu makan 2, Tampak tegang \.-Meras lemas dan khawatir 3. Sulit tidur dan tyidak lelap 4, Gangguan pencernaan Minor Subjektif Objektif: 1, Mengeluh takut 1. Gemetar 2. Mengeluh cepat lelah 2, Menangis \. Merasa tidak berdaya 3. _Aktivitas sehari-hari terbengkal 4. Sulit konsentrasi Kondisi Klinis Terkait 1, Penyakit fisik: diabetes melitus, stroke, hipertensi, kanker 2. Penyakit kronis progresif kanker 8. Penyakit akut 4, Postpartum, 5. Rencana operast Tujuan Asuhan Keperawatan 1 Kognitif, lien mampu: a. Mengenal pengertian, penyebab, tanda gejala, akibat, dan proses terjadinya ansietas b. -Mengetahui cara mengatasi ansietas Psikomotor, klien mampu mengatasi ansietas dengan: a. Melakukan latihan relaksasi tarik napas dalam >. Melakukan latihan distraksi © Melakukan latihan hipnotis lima jari 4. Melakukan kegiatan spiritual Afektif, kien mampu: a. Merasakan manfaat dar latihan yang dilakukan b, Membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan Tindakan Keperawatan Tindakan pada klien ‘Tindakan keperawatan ners 1 as 3. 4. Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan Klien dalam mengurangi ansietas. Jelaskan proses terjadinya ansietas. Latih cara mengatasi ansietas a. Tarik napas dalam b. Distraksi: bercakap-cakap hal positif, dll € Hipnotis lima jari yang fokus pada hal positif 1) _Jempol dan telunjuk disatukan, dan bayangkan saat badan sehat. 2) _Jempol dan jari tengah disatukan, dan bayangkan orang yang peduli dan sayang pada saudara. 3) Jempol dan jari manis disatukan, dan bayangkan saat saudara ‘mendapat pujian dan prestasi. 4) Jempol dan kelingking disatukan, dan bayangkan tempat yang, paling saudara suka, 4d. Kegiatan spiritual Bantu Klien untuk melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan Tindakan keperawatan spesialis: Penghentian pikiran (tought stopping) a. Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan ‘menimbulkan pikiran yang mengganggu serta menghentikan satu pikiran yang paling mengganggu dengan hitungan teratur whentikan pikiran yang mengganggu pertama dengan hitungan b Tr nig varias 3: Evaluasi manfaat menghentikan pikiran yang mengganggu 2, Latihan relaksasi otot progresif (progresive muscle relaxation) Sesi I: Identifikasi ketegangan otot dan latihan mengencangkan dan mengendorkan otot b. Sesi 2: Evaluasi manfaat mengencangkan dan mengendurkan otot \. Logoterapi: Medical ministry Identifikasi masalah yang dihadapi: perubahan yang terjadi dan masalah yang dialami b, Sesi 2: Identifikasi respons terhadap masalah psikososial dan cara mengatasinya, tambahkan respons bio dan sosial esi 3: Logoterapi dengan teknik medical ministry esi 4: Evaluasi ferapi penerimaan komitmen (acceptance commitment therapy) ‘a, _ Sesi I: Mengidentifikasi pengalaman/kejadian yang tidak meyenangkan b, Sesi 2: Mengenali keadaan saat ini dan menemukan nilai-nilai terkait pengalaman yang tidak menyenangkan ©. Sesi 3: Berlatih menerima pengalaman/kejadian tidak menyenangkan menggunakan nilai-nilai yang dipilih Klien 4d. Sesi 4: Berkomitmen menggunakan nilai-nilai yang dipilih klien untuk mencegah kekambuhan Hasil penelitian pelaksanaan thought stopping (TS) terhadap ansietas yang islami klien penyakitfisik, terjadi penurunan tanda dan gejala secara bermakna (llutct, Keliat & Nasution, 2009). Pelaksanaan TS juga menurunkan ansietas \eluarga dengan anak usia sekolah yang menjalani kemoterapi (Nasution, Hamid ( Daulima, 2011). Penelitian pemberian TS kepada keluarga Klien stroke ‘nenurunkan ansietas keluarga (Nuraini, Keliat & Nasution, 2009). Hasil penelitian Jiogoterapi kelompok menurunkan ansietas penduduk pascagempa (Sutejo, Keliat W Hastono, 2009). Demikian pada logoterapi_menurunkan ansietas napi petempuan di lembaga pemasyarakatan (Wijayanti, Hamid & Nuraini, 2010). Gabungan TS dan progressive wuscles relaxation (PMR) menurunkan tanda lon geala fisik serta kognitifklien penyakit fisik (Supriati, Keliat & Susanti, 2010), Domikian pula gabungan PMR dan logoterapi menurunkan tanda ansietas dan \lepresi pada Klien kanker (Tobing, Keliat & Wardani, 2014). Gabungan PMR dan nitive behavior therapy (CBT) juga menurunkan ansietas pasien hipertensi (Wotik, Keliat & Wardani, 2015). Gabungan TS dan terapi suportif juga menurun- hon ansietas ibu postpartum (Laela, Keliat & Mustikasari, 2016). Penelitian lain, yaitu pemberian terapi penerimaan komitmen terbukti enurunkan ansietas klien stroke (Fernandes, Hamid & Mustikasari, 2013) dan duletas keluarga Klien stroke (Sianturi, Keliat & Susanti, (2016). Tindakan pada keluarga Tindakan keperawatan ners 1. Kaji masalah yang dirasakan keluarga dalam merawal klien yang mengalaini ansietas Jelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan proses terjadi ansietas serta mengambil keputusan merawat klien, 3. Tatih Keluarga cara merawat dan membimbing klien mengatasi ansictas sesual dengan arahan keperawatan yang telah diberikan kepada klien 4 Tatih Keluarga ‘menciptakan suasana Keluarga dan lingkungan ya ‘mendukung perawatan ansietas kien. 5. Diskusikan tanda dan gejala ansietas yang memerlukan rujukan segera serta ‘menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratar, Tindakan keperawatan spesialis: Psikoedukasi keluarga (family psycho education) Sesi 1: Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami Klien dan masalah Kesehatan keluarga (care giver) dalam merawat Klien 2. Sesi 2: Merawat masalah kesehatan Klien 3. Sesi 3: Manajemen stres untuk keluarga 4. Sesi 4: Manajemen beban untuk keluarga 5. 6. i Sesi 5: Memanfaatkan sistem pendukung ‘Sesi 6: Mengevaluasi manfaat psikoedukasi keluarga Hamid & Mustikasari (2011) bahwa FPE dapat kkeluarga dalam merawat anggota keluarga yang Hasil peneli mengalami TB paru. Tindakan pada kelompok klien Tindakan keperawatan spesialis: Terapi suportif 1. Sesi 1: Identifikasi masalah dan sumber pendukung di dalam dan di luar keluarga. 2. _Sesi2:Latihanmenggunakan sistem pendukung dalam keluarga. 3. _Sesi3: Latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga ‘valuasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung. ‘Erapi suportif berpengaruh menurunkan tingkat ansietas dan beban Keluarga dalam merawat anak tunagrahita (Erti, Hamid & Mustikasari, 2011). Penelitina terhadap Klien gagal ginjal kronis, terapi suportif menurunkan tingkat ansietas (Djanuar, Hamid & Mustikasari, 2017), Tindakan Kolaborasi 1. Kolaborasi dengan dokter &. Melakukan kolaborasi dengan dokter menggunakan ISBAR dan TRaK. EE. Asuhan Keperawatan Jlwa Diagnosis Risiko 73 terapi dokter (obat) kepada klien: Edukasi 8 benar prinsip pemberian obat dengan menggunakan konsep safety pemberian obat. + Mengobserva dan etek samping obat. |) Kolaborasi dengan psikiater sesuai dengan kebutuhan Discharge Planning rencana persiapan pasca-rawat di rumah untuk memandirikan Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan. ) Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan, I valuasi |. Penurunan tanda dan gejala. )Peningkatan Kemampuan klien mengatasi ansietas. ) Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat Klien dengan ansietas. Kencana Tindak Lanjut | Rujuk Klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis eperawatan jiwa. } Hijuk Klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan keschatan di puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder, dan tersier di rumah ) juk klien dan Keluarga ke kelompok pendukung, kader keschatan jiva, kelompok swabantu dan fasilitas rehabilitasi psikososial yang tersedia di mmasyarakat 74 Asuhan Keperawatan Jiwa GANGGUAN CITRA TUBUH Gangguan citra tubuh adalah perasean tidak pues seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentulg dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu (NANDA-I, 2018). Penyebabs: 1, Perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit. 2. Perubahan struktur tubuh akibat luka, operasi, dan proses penyakit 3. _Perubahan bentuk tubuh akibat tindakan, seperti pemasangan infus, oksigen, chateter, dl. 4. Perubahan pandangan terhadap penampilan tubuh, Tanda dan Gejala Mayor Subjektif: Objektif: 1, Menolak perubahan/kehilangan 1. _Kehilangan bagian tubuh tubuh 2. Fungsi dan struktur tubuh berubah 2. Perasaan negatiftentangtubuh 3.“ Menghindari melihat dan/atau ‘menyentuh tubuh yang berubah 4, Menyembunyikan bagian tubuh ‘yang berubah Minor Subjektif: Objektif: 1. Pandangan pada tubuh berubah 1, Hubungan sosial berubah (mis. penampilan, struktur, fungsi) —_ (menarik diri) 2, Takut pada reaksi orang lain 2. Respons nonverbal pada 3. Preokupasi pada perubahan/ perubahan dan persepsi tubuh ‘kehilangan 3. Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi Kondisi Klinis Terkait 1. Mastektomi 5. Obesitas 2. Amputasi 6. Kehamilan 3. Jerawat 7. Stroke 4, Luka bakar Asuhan Keperawatan Jiwa Diagnosis Risiko 75 Tujuan Asuhan Keperawatan 1, Kognitif, Klien mampu 4. Mengenal bagian tubuh yang sehat dan yang terganggu/sakit b, Mengetahui cara mengatasi gangguan citra tubuh Psikomotor, Klien mampu: 4. Mengafirmasi bagian tubuh yang sehat b. Melatih dan menggunakan bagian tubuh yang sehat ©. Merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu | Afektif,klien mampu: *. Mengevaluasi manfaat yang telah dirasakan dari bagian tubuh yang terganggu b. Mengevalusai manfaat bagian tubuh yang masih schat © Merasakan manfaat latihan pada bagian tubuh yang terganggu indakan Keperawatan Tindakan pada klien an keperawatan ners 1 Kaji a. Bagian tubuh yang terganggu dan bagian tubuh yang sehat, b. Tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan kemampuan Klien dalam ‘mengatasi gangguan citra tubuh. '. _Jelaskan proses terjadinya gangguan citra tubuh, \\ _Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klienterhadap citra tubuhnya, Latih Kien menggunakan bagian tubuh yang schat. a, Diskusikan bagian tubuh yang sehat. b. Latih menggunakan tubuh yang sehat. ©. _Latih afirmasi bagian tubuh yang sehat. ‘Lath klien merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu 4 Diskusikan dengan Klien manfaat yang telah dirasakan dari bagian tubuh yang terganggu pada saat sehat, . Motivasi klien melihat dan mengatur bagian tubuh yang terganggu © Latih pasien meningkatkan citra tubuh bagian tubuh yang terganggu: ‘menyesuaikan pakeian, pakaialat bantu, kosmetik dan rencana protesa ( Motivasi klien melakukan latihan sesuai jadvral dan beri pujian Motivasi klien melakukan kegian sosial. Hindakan keperawatan spesialis: 1. Terapi kognitif 4 Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan ‘menimbulkan pikiran olomatis negatif b. Sesi 2: Melawan pikiran otomatis negatif

Anda mungkin juga menyukai