Anda di halaman 1dari 17

Nama : Muhammad reza wahyudi

Nim : 2020701032

Kelas : 2001D ILKOM

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Sosial

Kajian Survei: Isu Kemampuan Komunikasi dan Ketahan Mental Santri Dhuafa

Sepanjang Pandemic COVID-19 di Kabupaten Bogor

Dewi Anggrayni,Nur Choiro Siregar

Program Studi Komunikasi Penyiaran Islan Universitas Ibnu Khaldun

Lingkungan sekolah adalah salah satu lembaga yang menerima dampak pandemi ini Diantara
dampak yang sangat dikesan akibat kurangnya komunikasi interaktif guru dan siswa adalah
tekanan psikologis Hasil survei didapati bahwa kondisi ekonomi keluarga yang memburuk
sepanjang pandemi menjadi salah satu penyebab kurangnya percaya diri anak sehingga
berpengaruh kepada kemampuan komunikasi dan interaksi sosial Kemampuan komunikasi
menjadi bagian penting bagi pelajar dalam situasi pandemi agar dapat bertahan mengikuti
pembelajaran Sistem pembatasan yang diwujudkan adalah menerapkan Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) bagi seluruh siswa.

Perubahan secara yang begitu cepat dan tiba-tiba ini menimbulkan berbagai polemik bagi
para siswa, guru dan orang tua terutamanya di seluruh Indonesia dengan luas wilayah dan
infrastruktur yang belum dapat menfasilitasi PJJ ,Aktivitas pembelajaran di dalam rumah
dalam waktu lama menyebabkan siswa merasa cemas sehingga mengalami tekanan psikologi
dan gangguan mental yang serius.

Berbagai faktor yang memicu kecemasan pelajar adalah

(1) biaya untuk membeli paket internet bagi pelajar yang memiliki keterbatasan ekonomi,

(2) koneksi internet yang tidak stabil khususnya pelajar yang tinggal di pedalaman,

(3) kesulitan memahami materi,

(4) kesulitan mengerjakan tugas-tugas,

(5) kekhawatiran pada tugas-tugas selanjutnya, dan

(6) kendala teknis yang dihadapi (Oktawirawan, 2020)....


Hasil penelitian menunjukkan diantara kendala yang dihadapi oleh siswa adalah suara guru
dan bahan ajar tidak serempak karena terkendala oleh jaringan internet yang tidak stabil
Kondisi ini mengakibatkan konsentrasi pelajar terganggu yang berakibat komunikasi antara
siswa dan guru terkendala Sebagian objek pembelajaran yang abstrak dan sarat dengan
simbol sering kali membuat siswa merasa kesulitan untuk mempelajari dan memahami semua
mata pelajaran.

Supriyono (2013) menjelaskan faktor internal yang menjadi alasan utama rendahnya
terganggunya kesehatan mental siswa adalah daya juang dan semangat belajar yang rendah,
selanjutnya minat menjadi faktor lainnya yang menghambat dalam pembelajaran online....

Terbatasnya fasilitas teknologi yang dimiliki pelajar menjadi faktor eksternal dalam
gangguan pembelajaran online,Salah satu yang terdampak buruk pada masa pandemi adalah
pelajar (santri dhuafa).Dampak negatif yang terjadi selama masa pandemi yaitu tingkat
ketahanan mental pelajar merata hampir di seluruh dunia Isu Kemampuan Komunikasi
meningkatnya tinggi stres yang dialami pelajar.

Komunikasi Dan Dukungan Sosial Di Lingkungan Masyarakat Terdampak


Pembangunan Waduk Jatigede Sumedang

Agus Rahmat, Kokom Komariah, dan Wawan Setiawan

Jatinangor. Email: agus.rahmat@unpad.ac.id

Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia


Banyak alasan yang menbenarkan pembangunan bendungan dilakukan secara terus
menerus di berbagai negara. (Kirchherr & Charles, 2016) menyebut beberapa alasan
pembuatan bendungan, seperti terkaitnya bendungan dengan kontribusi pada aspek
ekonomi, lingkungan, juga keuntungan sosial. Pembuatan bendungan dimasa datang
diprediksi akan tetap tinggi terkait dengan beberapa alasan seperti semakin banyaknya
kebutuhan terkait dengan air, populasi penduduk yang terus meningkat, juga kebutuhan
akan energi yang terus berkembang. selain keuntungan yang didapat oleh manusia dari
pembangunan bendungan, pembangunan bendungan ini juga tidak sedikit memberi
pengaruh negatif (Lerer, 1999) mengidentifikasi paling tidak tujuh dampak sosial
pembangunan bendungan, yaitu: daerah tangkapan dan sungai hulu; daerah waduk; sungai
hilir; daerah irigasi; kegiatan konstruksi; daerah pemukiman kembali dan negara, regional
dan global. Selanjutnya (Shields, 2015) juga menyebut bahwa salah satu dampak sosial dari
pembangunan bendungan adalah terkait dengan persoalan pemukiman kembali.

Dari permasalahan yang ada disini peneliti tertarik pada persoalan dampak atas pemukiman
kembali dari orang-orang terdampak pembangunan Jatigede serta efek yang ditimbulkan dari
kegiatan pemukiman kembali.

Jadi permasalahan dalam penelitian di jurnal ini ialah bagaimana cara mengetahui
pengaruh atas dukungan sosial terhadap ketahanan masyarakat terdampak
pembangunan Jatigede.

Penelitian ini menunjukan bahwa dukungan sosial yang diberikan komunitas atau
masyarakat memiliki pengaruh terhadap ketahanan orang-orang terdampak pembangunan
Jatigede, dengan dimensi yang paling unggul ada pada dimensi dukungan
emosional.Sebagai konsekuensi dari temuan ini maka prioritas yang sebaiknya
dilakukan guna memunculkan ketahanan sosial pada orang terdampak pembangunan
Jatigede adalah selain melaksanakan pengembangan pada individu terdampak maka sangat
penting adalah mendorong orang-orang yang ada disekitar (lingkungan sosial) orang-
orang terdampak untuk berempati atau mau peduli serta mendorong orang-orang terdampak
pembangunan Jatigede menjadi orangorang yang lebih baik.
Strategi Komunikasi Dosen Dalam Menerapkan Pembelajaran Daring
Pada Mahasiswa

Riastri Novianita, Cindya Yunita Pratiwi

Ilmu Komunikasi,Universitas Bina Sarana Informatika

Komunikasi terjadi ketika ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang
menerima pesan.komunikasi akan efektif jika pesan yang disampaikan dapat dipahami tujuan
komunikasi adalah untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, dan sosial jadi pada
hakikatnya, komunikasi bertujuan untuk menyampaikan informasi yang dapat dipahami oleh
orang lain

Komuniikasi terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang
menerima pesan,oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan untuk dapat
memahami satu dengan yang lainnya.

Komunikasi akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat dipahami melihat hal
tersebut, maka dosen sebagai tenaga pendidik profesional memerlukan strategi komunikasi
yang tepat dalam menerapkan pembelajaran online sehingga materi pembelajaran yang
disampaikan dosen dapat tersampaikan dengan baik sehingga terjadinya komunikasi yang
efektif antara dosen dan mahasiswa.

Dari kata communisberubah menjadi kata kerja communicare, yang berarti menyebarkan atau
memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama dalam
kamus besar bahasa indonesia (kbbi) komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan
dan berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang mdimaksud dapat dipahami p-issn
: 2640-7363 e-issn : 2614-6606 --jurnal petik volume 8, no 1, maret 2022--58 online tidak
berpengaruh terhadap efektivitas dalam penyampaian pesan.

Sehingga diharapkan mahasiswa tetap memahami terhadap pelajaran yang diberik oleh dosen.
Menjelaskan pengertian komunikasi sebagai berikut "komunikasi terjadi jika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima sedankan menurut stoner dan freeman stoner dan freeman mendefinisikan
komunikasi sebagai the process by which people attempt to share meaning via the
transmission of symbolic messages,komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha
untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.

Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan
berbagaimedia komunikasi yang tersedia.komunikasi langsung berarti komunikasi
disampaikan tanpa penggunaan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak
langsung berarti sebaliknya.senada dengan itu, online tidak berpengaruh terhadap efektivitas
dalam penyampaian pesan , komunikasi adalah pernyataan manusia, sedangkan pernyataan
itu dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan, disamping itu dapat dilakukan
juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.
Tujuan komunikasi menurut widjaya pada umumnya komunikasi memiliki beberapa tujuan,
antara lainya supaya pesan yang disampaikan dapat dimengerti, maka komunikator harus
menjelaskan kepada komunikan ( (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga
mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.
a..memahami orang lain, komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa
yang diinginkan mereka.
B.supaya gagasan dapat diterima orang lain, maka komunikator harus berusaha agar gagasan
kita dapat
C. Diterima orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak. D. Untuk
dapat menggerakkan orang lain dalam melakukan sesuatu.
Komunikasi yang dilakukan dalam berorganisasi tentunya memiliki tujuan yang ingin
dicapaitujuan selanjutnya dari komunikasi yang dilakukan oleh menajer adalah agar pihak
yang diajak berkomuemberikan tanggapan atas pesan yang disampaikan di dalam proses
komunikasi, teori komunikasi ini memegang peranan sebagai pembina yang berfungsi untuk
membentuk serta merangkai sebuah kaidah komunikasi.
Peran Humas Dalam Pengembangan Pantai Pangandaran Sebagai Destinasi Ekowisata
Melalui Kearifan Lokal Masyarakat Pangandaran

Kokom Komariah dan Priyo Subekti

Universitas Padjadjaran

Berbicara mengenai Kabupaten Pangandaran maka tidak terlepas dari Pantai


Pangandaran yang merupakan potensi terbesar yang dimiliki Kabupaten Pangandaran selain
dari wisata sungai (body rafting). Terdapat banyak objek wisata favorit baik oleh turis
mancanegara maupun domestik. Sebagian besar masyarakat Pangandaran bermata
pencaharian sebagai nelayan dan wiraswasta menjadi pedagang di pesisir pantai
Pangandaran.

Pemerintahan Pangandaran dalam hal ini humas pemerintah berperan sebagai mediator yang
menjembatani kepentingan organisasi atau perusahaan dengan publiknya dalam hal ini
pemerintahan dengan masyarakat pangandaran, sehingga berbagai aktivitas yang
dilakukan senantiasa menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra atau image yang positif.
Menurut Humas Pemerintah Kabupaten Pangandaran, Soni Agusman, saat ini pantai
Pangandaran menjadi sentral tujuan dari semua daerah karena berperan sebagai kawasan
wisata nasional. Maka karena itu peran humas menjadi sangat dominan dalam memberikan
informasi terkait daerah wisata Pangandaran ke berbagai stakeholder melalui media massa
ataupun media sosial.

Pokok permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana peran humas dalam
pengembangan pantai pangandaran sebagai destinasi ekowisata melalui kearifan lokal
masyarakat pangandaran.

Berbagai macam cara upaya humas dalam pengembangan pantai pangandaran sebagai
destinasi ekowisata seperti :

1. Menggunakan komunikasi antarpersonal (menggunakan trik-trik komunikasi secara


psikologis) artinya humas dan stafnya melakukan pendekatan secara personal dengan
meng-gunakan kedekatan secara emosial kepada masyarakat
2. Pendekatan Humas dengan komunikasi terbuka antara pemerintahan dengan
masyarakat, dengan menggunakan opinion leader (tokoh masyarakat, tokoh
agama dan tokoh keamanan) metode ini humas memanfaatkan jaringannya dengan
para tokoh masyarakat baik tokoh sosial, agama dan budaya dalam mensosialisasikan
programprogram dari pemerintahan kabupaten Pangandaran.
3. Menggunakan pendekatan media yaitu promosi melalui media massa terutama
media cetak. Humas memanfaatkan beberapa media cetak baik lokal dan nasional
untuk mendiseminasikan infromasi mengenai kondisi Pangandaran, kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh pemerinatahan kabupaten Pangandaran dan kebijakan-kebijakan
yang akan diberlakukan. Selain menggunakan media cetak, humas juga
memanfaatkan radio di Pangandaran yaitu radio komunitas Pangandaran.
4. Melakukan hubungan baik dengan media (media relations) dengan wartawan dari
berbagai media melalui sebuah kerja sama resmi melalui MoU. Media Relations
merupakan salah satu kegiatan humas yang berhubungan dengan media massa dalam
hal publikasi dan press release di media massa mengenai aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pangandaran.
Komunikasi Lingkungan Untuk Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung

Puji Lestari, Eko Teguh Paripurno, Sari Bahagiarti Kusumayudha, dan Berliyan
Ramadhaniyanto

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Jalan Babarsari 2 Yogyakarta,


Indonesia, No Telp 08156874669.

Email: puji.lestari@upnyk.ac.id

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara telah lama tidak erupsi, begitu erupsi
mulai tahun 2010, banyak persepsi yang muncul antara lain Sinabung marah, Sinabung
memberi peringatan kepada manusia di sekitarnya bahwa hidup harus selalu waspada,
Sinabung akan memupuk Tanah Karo agar subur kembali, masyarakat harus melaksanakan
adat (sesaji) agar Sinabung berhenti mengeluarkan semburan awan panas dan erupsi yang
terus menerus, dan masih banyak persepsi lainnya.

Menurut Oepen and Hamacher,1999 Chox, 2010, komunikasi lingkungan adalah proses
komunikasi secara terencana dan strategis yang digunakan produk media untuk mendukung
pembuatan kebijakan yang efektif, partisipasi masyarakat dan pelaksanaan proyek yang
diarahkan pada kelestarian lingkungan. Hal ini menjelaskan bahwa sebuah komunikasi
lingkungan sebagai interaksi dua arah dari proses sosial yang memungkinkan orang
yang bersangkutan untuk memahami faktor-faktor lingkungan tertentu dan saling
ketergantungan.

Dapat diketahui bahwa inti dari permasalahan penelitian ini ialah bagaimana
komunikasi lingkungan dikabupaten Karo Sumatera Utara dalam memitigasi bencana
erupsi gunung sinabung.

Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal yang harus dilakukan dalam memitigasi
bencana erupsi gunung sinabung ini yaitu

1. Masyrakat tangguh bencanaa hendaknya mengenal karakteristik ancaman wilayah


yang rawan bencana
2. Menganalisis risiko bencana dengan melakukan analisis ancaman, analisis kerentanan
dan analisis kemampuan.
3. Membangun jaringan komunikasi di masyarakat lewat radio HT, HP, jaringan internet
untuk mengakses informasi informasi baik dari pemerintah maupun masyarakat
secara up to date tentang kondisi gunung api.
4. Adanya rencana aksi daerah (RAD) atau rencana kontijensi di tingkat pemerintah
Provinsi, Kabupaten hingga rencana aksi kampung (RAK) di tingkat masyarakat,
yang merupakan kegiatan-kegiatan dalam upaya pengurangan risiko bencana (PRB),
seperti pelatihan tentang kebencanaan,membangun sarana-sarana peringatan dini,
membangun jaringan komunikasi dan sebagainya.
5. Adanya kerjasama setiap pihak terutama masyarakat yang berada di sekitar
kawasan rawan bencana gunung api.
6. Memfokuskan kegiatan-kegiatan untuk mengurangi risiko sebelum terjadinya
erupsi gunung api.
7. Mitigasi bencana yaitu upaya-upaya yang dilakukan di masyarakat untuk mengurangi
kerentanan-kerentanan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengursngi
risiko bencana.
AUDIT KOMUNIKASI ORGANISASI WAHANA LINGKUNGAN
HIDUP INDONESIA (WALHI) YOGYAKARTA
Dian Ramadani, Puji Lestari, dan M. Edy Susilo
Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta, Jl. Babarsari No. 2
Yogyakarta,No. Telp. 0274-485268, fax. 0274-487-147
Email : pujilestariupn@gmail.com
Hak menyangkut kebebasan informasi pada mulanya mulai muncul seiring
dengan keberhasilan reformasi yang menumbangkan rezim totaliter Soeharto kala
itu, dimulai dengan rumusan ketetapan MPR Nomor: XVII/MPR/1998 yang
mengatur tentang Hak Asasi Manusia. Sebagai upaya untuk menyelamatkan
lingkungan diperlukan ketepatan dan koordinasi yang baik antar eksekutif daerah
maupun dewan daerah terkait dalam melaksanakan sistem komunikasi
keorganisasian.
Dengan melakukan audit komunikasi, segala hambatan komunikasi dan gangguan
yang menyebabkan macetnya aliran informasi dan peluang yang terlewat dapat
diketahui sehingga diperoleh cara yang dapat meningkatkan dampak yang
dikehendaki sehingga organisasi atau perusahaan dapat mempertahankan hidup.\
Dalam penelitian ini, Organisasi WALHI Yogyakarta menerima informasi dari
berbagai sumber dari pihak internal maupun eksternal berkaitan dengan teori
informasi organisasi yang dapat dijadikan analisis untuk melakukan audit
komunikasi organisasi.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana analisis proses
pelaksanaan audit komunikasi organisasi pada Organisasi WALHI
Yogyakarta terhadap peningkatan sistem organisasi untuk meningkatkan
efektivitas organisasi.

Cara menangani masalah yang ada peneliti menganalisa bahwa komunikasi di


Organisasi WALHI Yogyakarta melakukan proses menggunakan sistem vertical –
horizontal, tetapi perlu ada penanganan kendala atau hambatan-hambatan yang
terjadi di dalam organisasi. Dengan adanya pertemuan formal antara anggota
organisasi WALHI bisa menjadi acuan audit komunikasi di organisasi tersebut.
Makna Lingkungan Hidup di Masa Sriwijaya : Analisis Isi pada Prasasti Talang
Tuwo
Yenrizal
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Jl. KH Zainal Abidin Fikri, Km. 3,5
Palembang,Telp. 081373000531
Email : yenrizal_uin@radenfatah.ac.id
Kebesaran kerajaan Sriwijaya sudah tidak diragukan oleh banyak pihak. Kerajaan
yang ada sejak abad ke 7 M (684 M) ini, diyakini menjadi kerajaan pertama yang
menyatukan nusantara dengan bentang kekuasaan mencapai hampir seluruh Asia
Tenggara. Kerajaan bercorak Budha ini merupakan ikon penting dalam sejarah
keberadaan Indonesia di masa selanjutnya. Sampai saat ini, peninggalan dari kerajaan
besar ini memang masih menjadi perdebatan di banyak sejarawan. Ada yang
mengatakan bahwa pusat kerajaan berada di Palembang (Coedes, 2014, Munoz,
2009), tetapi tidak sedikit pula yang percaya berada di Jambi (Muljana, 2008).
Terdapat beberapa prasasti utama yang ditemukan di Palembang, yaitu Prasasti
Kedukan Bukit (yang kemudian dianggap sebagai piagam pendirian kerajaan
Sriwijaya), prasasti Boom Baru, prasasti Sabokingking, prasasti Telaga Batu, prasasti
Talang Tuwo, dan prasasti Karang Anyar. Dari sekian banyak prasasti tersebut, yang
khusus membicarakan soal penataan ruang dan lingkungan adalah Talang
Tuwo,sekaligus juga prasasti dengan teks terpanjang yang pernah ada.
etika lingkungan yang terbaik dan memang dibutuhkan saat ini adalah etika yang
bersumber dari keyakinan bahwa bumi adalah milik semua makhluk, termasuk bumi
itu sendiri. Etika ini menempatkan pandangan bahwa tidak ada yang boleh berlaku
negatif terhadap bumi, karena itu adalah kunci dari kesejahteraan dan kemakmuran
yang dicita-citakan manusia (Yenrizal, 2018).
Pokok permaslahan penelitian ini yaitu bagaimana pemaknaan aspek
lingkungan hidup yang dilakukan pada masa kerajaan Sriwijaya, abad ke-7
Masehi, termasuk makna-makna yang diberikan.
Penggambaran nilai-nilai lingkungan hidup dalam Prasasti Talang Tuwo tampak dari
tujuh unsur nilai yang ditawarkan. Mulai dari anjuran melakukan penanaman ulang
tanaman endemik, keyakinan pada Yang Maha Kuasa, hingga keserasian hubungan
sosial. Nilai-nilai ini bisa diuraikan dari teks-teks yang sudah diterjemahkan George
Coedes. Cukup kentara sebenarnya nilai yang disebutkan di situ, dan setidaknya ini
sudah mencerminkan pesan-pesan yang nyata seputar lingkungan hidup.
Penyebaran Nilai-Nilai Lingkungan di Masyarakat Petani Pedesaan
(Studi Etnografi Komunikasi pada Masyarakat Desa Tenam Bungkuk, Semende
Darat Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan)
Yenrizal
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Raden Fatah Palembang Email :
yenrizal_uin@radenfatah.ac.id
Masyarakat petani pedesaan adalah sebuah kelompok masyarakat yang mendiami
wilayah tertentu dengan aktifitas kegiatan terfokus pada pemanfaatan dan pengolahan
lahan pertanian. Rutinitas dan ritme kehidupan sangat terikat dan terkait dengan berbagai
karakteristik lingkungan alam tempat mereka tinggal. Rutinitas ini kemudian juga
berkaitan erat dengan asal usul, tradisi, sejarah, dan mata pencaharian yang mereka
lakukan. Hampir semua masyarakat pedesaan, jika dilihat dari konsep awal komunitas,
memiliki pola yang sama. Awalnya mereka adalah masyarakat peladang (peasant),
berpindah-pindah atau nomaden, lambat laun menetap dan akhirnya membuka
perkampungan baru. Mata pencaharian digantungkan pada karakteristik alam yang ada,
seperti bersawah, berkebun, atau ladang berpindah (Marzali, 2012).

Permasalahan pada penelitian ini bahwa peneliti ingin mengetahui bagaimana


nilainilai lingkungan yang berlaku di sebuah masyarakat terkait dengan sudut
pandang masyarakat dalam memandang lingkungannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing simbol tentang nilai-nilai


lingkungan tersebut, mengalami proses penyebaran dari satu pihak ke pihak lainnya yang
identik dengan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses penyebarannya terfokus
pada empat kelompok masyarakat yaitu (1) kalangan orang tua (jeme tue), kalangan
dewasa (batin/priadan kerbay/perempuan), (3) kalangan remaja (bujang gadis), dan (4)
kalangan anak-anak (budak). Proses penyebaran awal berlangsung dalam intitusi
keluarga. Hal ini terutama berlaku untuk kalangan anak-anak. Kelompok ini merupakan
kelompok awal dalam perkembangan manusia yang akan menerima pesan-pesan dari
lingkungan dan kemudian memaknai serta bersikap dari hal tersebut. Penyebaran awal
berlangsung dalam internal keluarga sendiri.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing simbol tentang nilai-nilai


lingkungan tersebut, mengalami proses penyebaran dari satu pihak ke pihak lainnya
yang identik dengan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses penyebarannya
terfokus pada empat kelompok masyarakat yaitu (1) kalangan orang tua (jeme tue),
kalangan dewasa (batin/priadan kerbay/perempuan), (3) kalangan remaja (bujang
gadis), dan (4) kalangan anak-anak (budak).
Proses penyebaran awal berlangsung dalam intitusi keluarga. Hal ini terutama berlaku
untuk kalangan anak-anak. Kelompok ini merupakan kelompok awal dalam
perkembangan manusia yang akan menerima pesan-pesan dari lingkungan dan
kemudian memaknai serta bersikap dari hal tersebut. Penyebaran awal berlangsung
dalam internal keluarga sendiri.

Kesesuaian Lahan untuk Wisata Alam di Kecamatan Rancabali, Kabupaten


Bandung
Destyana Arifia, Fitri Rahmafitria, Ghoitsa Rohmah Nurazizah
Received: 23 11 2021 / Accepted: 23 05 2022 / Published: 01 06 2022

Dalam aspek kelestarian lingkungan, salah satu upaya/tahapan perencanaan suatu


kawasan wisata alam adalah mengkaji kesesuaian lahannya. Kesesuaian lahan ini
mengidentifikasi dan menilai kesesuaian keadaan dan karakteristik lahan dengan
pengembangan, aktivitas dan fasilitas wisata di atasanya (FAO, 1976; Bunruamkaew
& Murayama, 2011). Dalam kajian kesesuaian lahan ini sangatlah berhubungan
dengan karakteristik fisik lingkungan dari suatu lahan (Jafari & Zaredar, 2010).
Kecamatan Rancabali merupakan wilayah administrasi Kabupaten Bandung Jawa
Barat yang termasuk dalam program kerja pemerintah sebagai kawasan pengembagan
wisata alam (Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 27 Tahun 2016 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036, 2016). Hal ini
dikarenakan
35% wisata alam di Kabupaten Bandung berada di wilayah Kecamatan Rancabali
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung, 2020).
Permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana identifikasi tingkat dan
sebaran kesesuaian lahan untuk kawasan wisata alam.
karakteristik dari ketujuh indikator kesesuaian lahan wisata alam di Kecamatan
Rancabali sangatlah beragam dan berbeda. Tingkat kepentingan dari setiap indikator
juga merupakan hal yang penting dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk
wisata alam. Permasalahan ini dapat diketahui Dengan menggabungkan nilai bobot
kepentingan dan skor dari karakteristik indikator serta bantuan dari model SIG, Hal
tersebut disesuaikan dengan potensi wisata, kebutuhan wisata, serta kerugian yang
dapat mengancam lahan tersebut.

MEMAHAMI MAKNA DAN MOTIF MASYARAKAT KOTA PARIAMAN DALAM


MENDUKUNG PARIAMAN SMART CITY

UNDERSTANDING THE MEANING AND MOTIVES OF THE PEOPLE OF PARIAMAN


CITY IN SUPPORTING PARIAMAN SMART CITY

Dewi Nila Utami, Elva Ronaning Roem dan Sarmiati


Universitas Andalas
Jl. Situjuh Padang, Jati Baru Kec. Padang Timur
Kota Padang Sumatera Barat - 25129
dewi.nilautami@gmail.com

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat telah menggeser
bahkan merubah sebagian tatanan kehidupan bermasyarakat, baik dalam hal ekonomi, sosial,
maupun budaya. Perubahan ini juga menghadirkan permasalahan-permasalahan yang cukup
kompleks yakni pesatnya pertumbuhan penduduk, kesenjangan ekonomi,perubahan
lingkungan, permasalahan kesehatan hingga perubahan tatanan sosial dalam masyarakat.
Bagaimanapun juga, semua persoalan ini harus ditangani dengan serius. Setiap negara
maupun pemerintah daerah, termasuk di Indonesia, mencoba menjawab tantangan ini dengan
menggunakan berbagai macam cara dan konsep. Salah satu cara yang dilakukan adalah
penggunaan konsep smart city atau kota pintar. Smart city merupakan campuran antara
proyek pintar dan digital serta berbagai kegiatan berbasis nonteknologi dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup di ruang kota (Dameri, 2014).
Pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu bagaimana masyarakat dalam memaahami
makna tentang smart city dan motif masyarakat Kota Pariaman dalam mendukung Pariaman
Smart City.
Penelitian ini menjelaskan bahwa masyarakat Kota Pariaman memaknai smart city sebagai
penggunaan teknologi informasi, efektivitas birokrasi, pengelolaan kota yang lebih baik dan
pemanfaatan internet dalam pelaksanaan pekerjaan. Dukungan masyarakat terhadap
penerapan smart city berasal dari dua motif. Pertama adalah motif karena, yang menyatakan
bahwa alasan masyarakat mendukung program smart city adalah karena keberhasilan daerah-
daerah lain yang telah menerapkan konsep smart city terlebih dahulu. Kedua adalah motif
tujuan, yakni keinginan menjadikan Kota Pariaman lebih maju dan untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi.

Perbandingan identifikasi masalah :

TANTANGANNYA DALAM MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI


Muhammad Rajab
STAIN Raha
Berbagai infomasi dan peristiwa yang terjadi dibelahan dunia dengan secara cepat
dapat diketahui oleh manusia pada benua yang lain.
Era globalisasi yang ditandai oleh semakin majunya teknologi komunikasi juga
disebut dengan era informasi.
iaran televisi tersebut bukan hanya terpancar dari jaringan yang bersifat nasional,
tetapi juga dapat mengikuti jaringan internasional berkat adanya satelit yang
dihubungkan dengan adanya parabola di rumah-rumah penduduk.
Komunikasi sebagai ilmu, seni dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan Komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi dan mencari informasi
kepada mereka agar apayang ingin disampaikan dapat dimengerti sehingga
komunikasi yang dilaksanakan dapat tercapai.
Suatu informasi atau pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan akan
komunikatif apabila terjadi proses psikologis yang sama antara insan-insan yang
terlibat dalam proses tersebut.
Dengan perkataan lain, informasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan
adalah situasi komunikatif seperti itu akan terjadi bila terdapat etos pada diri
komunikator.
Gelombang pertama ditandai oleh penemuan pertanian, gelombang kedua ditandai
oleh revolusi industri, sedangkan gelombang ketiga yang kini sedang memunculkan
diri terutama ditandai oleh revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era
teknologi tinggi.
Namun pada saat yang sama dia akan tetap terikat batas-batas weltanschauung yang
dibentuk oleh faktor sejarah, geografi, bahasa, agama dan kultur yang bersifat
partikular, primordial dan tradisional.6 Dalam kegiatan keilmuan, seseorang dituntut
untuk memiliki asumsi dasar yang jelas, yang dibangun di atas dasar pemikiran yang
sistematis-metodologis.
Tanpa asumsi dasar yang kokoh, maka analisis pemecahan persoalan yang hendak
ditawarkan tidaklah akan tajam dan sulit mengarah pada titik fokus tujuan yang
dicapai.7 Dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern, terutama dalam ilmu-
ilmu kemanusiaan, baik filsafat, psikologi, sejarah maupun sosiologi, maka umat
Islam tidak boleh menutup mata akan adanya dinamika pemikiran dan kegelisahan
intelektual yang muncul di dalamnya.
Kedatangan Islam diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang
sejahtera lahir dan batin, sebab dalam ajaran-ajarannya terdapat petunjuk tentang
bagaimana seharusnya manusia menyikapi kehidupan ini.
Sebagaimana diketahui bahwa Islam adalah agama yang bukan hanya memiliki satu
aspek saja, akan tetapi Islam memiliki banyak aspek, seperti aspek teologi, aspek
ibadah, aspek moral, aspek mistisisme, aspek politik, aspek sejarah dan lainlain.9
Untuk memahami berbagai aspek ajaran Islam tersebut sangat diperlukan pengkajian-
pengkajian Islam dengan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu,
yang akhimya mampu mewarnai panorama aktualisasi Islam.
Berangkat dari asumsi di atas, gejala umum yang dapat dirasakan atau dilihat dewasa
ini khususnya dalam kaitannya dengan kehidupan beragama adalah banyaknya ilmuan
berdomisili di kota-kota besar yang menyadari benar bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak mampu menyelesaikan segala problem kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai