Anda di halaman 1dari 6

Efektivitas Komunikasi dalam Kebijakan Pendidikan

Muhammad Rowi Bagus Wicaksono


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
e-mail: rowibagus77@gmail.com

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan terdapat suatu proses untuk memahami satu
individu dengan yang lain.Proses tersebut digunakan dalam memberikan sinyal
informasi yang bersifat verbal maupun non verbal.Serangkaian pengambilan
informasi guna untuk memahami satu sama lain disebut
komunikasi.Komunikasi merupakan bentuk kebutuhan sosial dari
manusia.Adanya komunikasi menjadi bagian manusia dalam melaksanakan
kehidupan sehari-hari.
Komunikasi menjadi sangat penting ketika sudah dikaitkan dalam
kehidupan.Pentingnya komunikasi juga ada dalam pendidikan.Wahana
pendidikan merupakan atmosfer peserta didik dalam mendapatkan materi yang
disampaikan oleh pendidik.Oleh sebab itu, adanya komunikasi dalam
keberlangsungan pendidikan sangat penting.Unsur komunikasi dalam
pendidikan meliputi tenaga pendidik yang ada disekolah antara lain staff TU,
petugas lab, guru, dan seluruh tenaga pendidik dalam sekolah.
Ketika komunikasi penting dilakukan oleh elemen-elemen dalam lembaga
pendidikan, tentunya komunikasi juga penting untuk menjaga stabilitas
lembaga pendidikan.Salah satu yang menjaga stabilitas pendidikan adalah
kebijakan pendidikan.Dalam kebijakan pendidikan tentunya melibatkan suatu
komunikasi yang baik sehingga efektivitas dalam pendidikan dapat tercapai.Hal
ini digunakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan
amanat UUD 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Pentingnya komunikasi dalam pendidikan.
2. Efektivitas komunikasi dalam mencapai pendidikan yang baik.
3. Komunikasi dalam kebijakan pendidikan.
C. Tujuan
1. Memahami pentingnya komunikasi dalam pendidikan.
2. Memahami efektivitas pelaksanaan pendidikan dalam mencapai pendidikan
yang baik.
3. Memahami apa saja komunikasi dalam kebijakan pendidikan.

II. Pembahasan
1. Pentingnya komunikasi dalam pendidikan
Komunikasi menjadi jembatan dalam memahami orang lain.Dalam
kehidupan komunikasi menjadi sangat penting.Komunikasi sangat penting
dilakukan karena selain digunakan dalam mendapatkan informasi, tetapi juga
sebagai sarana persuasi untuk suatu hal yang positif.Komunikasi mempermudah
manusia dalam melakukan interaksi, dalam tahap saling memahami.Menurut
Berger dan Chaffe komunikasi merupakan suatu pengamatan produksi.Dalam
bahasa latin “communis” menjalin kebersaman atau membangun
kebersamaan.Dari beberapa pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa.
Komunikasi merupakan serangkaian dalam memahami, memperoleh informasi,
dan jalinan persuasi yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan
dalam bentuk verbal (ucapan) atau non verbal (simbol,lambang,dll).
Pentingnya komunikasi dalam pendidikan karena didalamnya terdapat
interaksi dari seorang pendidik (komunikator) dan peserta didik (komunikan)
dalam menyampaikan materi belajar.Pendidikan dan komunikasi dibedakan
berdasarkan tujuan.Komunikasi bertujuan secara umum dalam memperoleh
informasi, sedangkan pendidikan secara khusus.Efek dari pendidikan sangat
khusus dan sesuai dengan bahan yang akan diajarkan.Dalam pelaksanaan
pembelajaran terdapat forum-forum interaksi intelektual.Dalam pendidikan bisa
disebut dengan diskusi.Diskusi merupakan bagian dalam komunikasi dan
penting dalam keterlaksanaan pendidikan.Pentingnya diskusi karena
didalamnya terdapat intercommunication dan intracommunication.Menurut
Wilbrn Scram dan Asrid mengemukakan bahwa intracommunication terjadi
pada diri seseorang.Hal ini merupakan proses dalam berpikir pada dirinya
sendiri.Secara teoritis didalamnya terdapat tiga proses yakni: a). Persepsi; b).
Ideasi; dan c). Transmisi.
2. Efektivitas komunikasi dalam mencapai pendidikan yang baik
Pendidikan merupakan serangkaian usaha sadar dan terencana dalam
menciptakan suasana belajar sehingga peserta didik secara aktif dapat
berpotensi dalam mengembangkan aspek spiritul, keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, akhlak, serta kecerdasan.Dalam mencapai hal kompleks diatas
tentunya diimbangi dengan usaha yang menjadi pendorrong pendidikan dapat
tercapai sesuai tujuan pendidikn yakni menjadikan insan yang bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak baik, sehat, cakap, berilmu, mandiri serta
menjadi warga negara yang demokratis.Kompleksnya tujuan pendidikan
dibarengai dengan komunikasi yang efektif.
Sebagian orang menganggap komunikasi merupakan suatu hal yang mudah,
namun ketika kita berharap komunikasi mendapatkan respon dari komunikan,
atau sudah masuk kepada langkah persuasi, hal ini menjadi sangat sulit
sekali.Kita sering kali dirundung kecemasan ketika komunikasi tidak
memunculkan suatu efek.Maka komunikasi efektif dapat ditempuh ketika
syarat-syaratnya dapat tercapai pula.Menurut Wiryanto dalam bukunya “Teori
Komunikasi Massa” disampaikan bahwa komunikasi dapat dikatakan efektif
apabila komunkator dapat memberikan efek kepada komunikan dalam pola
pikir, sikap dan juga perilaku.Perubahan ini dapat dilihat dari pemberian umpan
balik atau feedback yang terbagi menjadi langsung (immediate feedback) atau
tidak langsung (delayed feedback).Perbedaan keduanya berkaitan dengan
tempat berkomunikasi.Ketika komunkasi dilakukan secara langsung maka
dapat dicapai umpan balik langsung (immediate feedback) dan ketika dilakukan
didalam media cetak atau sosial akan mendapatkan secara tidak langsung
(delayed feedback).
Pentingnya komunikasi dalam pendidikan adalah seiring efektivitas yang
harus pendidikan peroleh.Pendidikan akan lebih baik jika dapat dilaksanakan
dengan tepat.Pendidikan yang baik menggunakan komunikasi yang
baik.Sehingga peningkatan kemampuan dalam berkomunikasi, terutama
komunikasi yang dilakukan oleh pendidik harus memenuhi syarat komunikasi
dapat dikatakan sebagai komunikasi efektif.Selain pemenuhan syarat,
komunikasi memiliki strategi.Strategi komunikasi dilakukan oleh komunikator
yang handal dalam bersiasat untuk mendapatkan hati komunikan. Harold D.
Lasswell (lihat Onong Uchjana Effendy : 2004, 29), seorang sarjana hukum
pada Yale University yang juga menekuni bidang komunikasi menyatakan
bahwa cara terbaik untuk menjelaskan kegiatan komunikasi ialah dengan
menjawab pertanyaan “Who Says What in Which Channel to Whom With What
Effect?”.Siapa mengatakan apa dalam saluran yang mana kepada siapa dengan
efek apa.Dalam melaksanakan hal tersebut terdapat lima komponen pokok
komunikasi yakni: a). Komunikator (source); b). Pesan (message); c). Media
(channel); d). Komunikan (receiver); e). Efek (effect).
3. Komunikasi dalam Kebijakan Pendidikan
Kebijakan atau Policy sering diartikan dengan aturan, peraturan, undang-
undang, politik, program, kesepakatan, ketentuan yang strategis.Kebijakan
merupakan aturan tertulis dari suatu organisasi yang menjadi problem solving
dan proaktif.Tingkah laku manusia diatur dalam suatu kebijakan dalam
menciptakan suatu tatanan nilai perilaku dalam masyarakat.Dalam pendidikan
tentunya memiliki suatu kebijakan seperti lima hari sekolah (full day school),
menetapan uang kuliah tunggal, dan ujian nasional.Pendidikan yang
bersinggungan dengan publik perlu adanya suatu hal yang mengatur sehingga
dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan adanya kebijakan.
Dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan terdapat suatu proses
komunikasi.Pendidikan terintegrasi dengan publik sama halnya dengan
kebijakan.Publik diakses dengan adanya komunikasi yang baik dalam rangka
pendidikan yang baik pula.Pentingnya komunikasi kebijakan dilaksanakan
untuk menyampaikan ide dan gagasan pendidikan.Alasan adanya komunikasi
pendidikan adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam.Dalam
berkomunikasi terdapat situasi pemahaman dua arah dari kebijakan dan pihak-
pihak luar.Dalam menjalin pemahaman perlunya dilaksanakan secara
mendalam untuk mendapatkan suatu kebijakan yang sesuai dalam mengatur
nilai-nilai yang ada dalam suatu lembaga pendidikan.Penyebab utama suatu
kebijakan juga dikarenakan tidak adanya saluran komunikasi kepada
masyarakat, sehingga tidak tercipta pemahaman antar lembaga pendidikan dan
masyarakat.
Alasan dalam komunikasi kebijakan adalah menghindari kesalah
pahaman.Hal ini menjadi efek dari alasan yang pertama yakni memberikan
pemahaman.Ketika pemahaman tidak tercapai maka muncul percikan-percikan
dalam intra maupun ekstra lembaga pendidikan.Lingkungan pendidikan yang
menjadi ekstra (luar) akan memberikan pengaruh yang kurang baik, ketika
muncul suatu ketidak pahaman antar kedua belah pihak.Maka imbasnya akan
terjadi pada pelaksanaan pendidikan yang kurang baik dikarenakan efek-efek
diatas.Kesalah pahaman kebijakan akan menghambat proses sosialisasi
kebijakan.
Beberapa problema yang ada dalam komunikasi kebijakan pendidikan
adalah:
a. Bersumber dari komunikator
Komunikator tidak ahli dalam menyampaikan suatu sumber sehingga
informasi tidak mencapai pada tahap pemahaman.Problem yang ada pada
komunikator adalah kurangnya kredibilitas, yang menjadi tantangan
dalam memerikan suatu informasi maupun persuasi kepada
komunikan.Kurangnya referensi merupakan menjadi permasalahan
dalam memberikan pemahaman.Komunikator yang kurang menarik
dalam menyampaikan bahan informasi akan menciptakan suatu
kejenuhan dan isi yang monoton, sehingga bahan yang disampaikan
belum dapat memberikan point informasi, bahkan persuasi.
b. Bersumber dari pesan itu sendiri
Sumber informasi yang kurang jelas akan menimbulkan keraguan dan
menghilangkan kepercayaan.Dalam pesan yang menjadi informasi harus
mudah diterima dan tidak bersifat asing.Komunikasi memiliki tujuan
untuk memberikan pemahaman, tetapi ketika penyampaian tidak jelas
dan bahan yang disampaikan dari luar yang tidak direduksi menggunakan
pemahaman lokal akan menjadi problem dalam komunikasi kebijakan
pendidikan.Pesan komunikasi juga harus serealistis mungkin dan tidak
terlalu ideal.Pesan yang terlalu ideal akan menimbulkan sikap apatis bagi
komunikan karena hanya menjadi omong kosong belaka saja.
c. Bersumber dari komunikan
Problem yang muncul dari komunikan adalah bentuk heterogenisasi
dalam perbedaan pemahaman, suku, etnis dan budaya sehingga
diperlukan upaya untuk penyelarasan bahasa dalam penyampaian
komunikasi kebijakan.Dalam komunikasi harus menggunakan
penyesuaian bahasa agar dapat dipahami dengan baik.Dalam
problematika komunikan adalah adanya pemahaman yang meyimpang
yang menyebabkan kekliruan dalam kebijakan.

III. Analisis
Komunikasi merupakan usaha dalam mendapatkan informasi maupun persuasi
dalam mempengaruhi orang lain.Pentingnya komunikasi dalam pendidikan adalah
proses yang ada dalam pendidikan itu sendiri.Perbedaan antara pendidikan dan
komunikasi adalah secara umum dan khusus, sehingga proses dalam komunikasi
menjadi sangat penting untuk keterlaksanaan pendidikan.Pendidikan adalah
serangkaian usaha yang kompleks.Didalam pendidikan terdapat unsur-unsur yang
kompleks.Unsur yang kompleks ini harus dilaksanakan dengan baik juga karena
termasuk dalam pendidikan.Komunikasi menjadi unsur penting karena dapat
menyelesaikan kompleksitas pendidikan.Contohnya adalah sekolah dengan
keterbatasan siswa dalam pendidikan luar biasa memerlukan penyampaian dalam
bentuk berbeda dengan pendidika pada umumnya.Komunikasi dengan non verbal
misalnya, dengan simbol-simbol tertentu dalam menyampaikan materi.
Komunikasi bukan dilakukan dengan mudah.Karena didalam komunikasi
terdapat langkah persuasi yang artinya harus memberikan pengaruh serta merubah
pola pikir dan perilaku.Pendidikan memiliki suatu tujuan yang diharapkan yakni
terciptanya peserta didik yang berilmu, cakap, sehat, berakhlak dan menjadi warga
negara yang demokratis.Adanya tujuan pendidikan diharapkan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya serta dengan tempo yang tepat.Hadirnya komunikasi guna
meningkatkan efektivitas pendidikan sehingga dapat tercapai dengan baik.Dalam
komunikasi memerlukan suatu umpan balik langsung dan tidak langsung.Umpan
balik ini menjadi klasifikasi penanganan pendidikan sehingga proses pendidikan
yang terhambat bisa didiagnosis dengan tepat.Adanya gerakan dalam penyelesaian
pendidikan menjadikan pelaksanaan menjadi lebih cepat dan sesuai.Komunikasi
yang mengatur ini menjadi efektivitas dalam pendidikan.
Pendidikan menyatu dengan publik yang dapat diartikan dengan ligkungan
pendidikan.Adanya penyambung antara internal dan eksternal lembaga pendidikan
harus dilakukan sehingga proses pendidikan terlaksana dengan baik.Adanya
penyambung lidah ini akan memunculkan suatu aturan, prosedur, undang-ndang
yang sesuai dan dapat disebut dengan komunikasi kebijakan.Komunikasi kebijakan
dilakukan agar pendidikan dapat terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan.Komunkasi kebijakan penting dilakukan karena perlu adanya suatu
jembatan pemahaman antar lembaga pendidikan dan lingkungan.Kebijakan harus
dipahami dengan baik dan secara mendalam.Ketika kebijakan tidak dipahami
dengan baik maka akan menimbulkan penyimpangan pemahaman.Hal demikian
akan menciptakan pergolakan dan memberikan pengaruh dalam
pendidikan.Kebijakan yang dikomunikasikan menjadi jawaban atas problematika
diatas.Dalam proses pendidikan yang didalamnya terdapat komunikasi kebijakan,
maka aturan-aturan dalam lembaga pendidikan yang memunculkan nilai dalam
mengatur perilaku manusia dapat terpenuhi dengan komunikasi pendidikan.

IV. Kesimpulan
1. Komunikasi sangat penting dilakukan karena selain digunakan dalam
mendapatkan informasi, tetapi juga sebagai sarana persuasi untuk suatu hal
yang positif.Komunikasi mempermudah manusia dalam melakukan interaksi,
dalam tahap saling memahami. Pentingnya komunikasi dalam pendidikan
adalah seiring efektivitas yang harus pendidikan peroleh.
2. Komunikasi efektif dapat ditempuh ketika syarat-syaratnya dapat tercapai pula.
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunkator dapat memberikan
efek kepada komunikan dalam pola pikir, sikap dan juga perilaku.Perubahan ini
dapat dilihat dari pemberian umpan balik atau feedback yang terbagi menjadi
langsung (immediate feedback) atau tidak langsung (delayed feedback).
3. Dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan terdapat suatu proses
komunikasi.Pendidikan terintegrasi dengan publik sama halnya dengan
kebijakan.Publik diakses dengan adanya komunikasi yang baik dalam rangka
pendidikan yang baik pula.Pentingnya komunikasi kebijakan dilaksanakan
untuk menyampaikan ide dan gagasan pendidikan.
Daftar Pustaka

1Farid Setiawan, 2Rahmadin Munauwarah, 3Eni Wulandari, 4Nur Aini Dewi, 5Tramidz. (2021).
Legitimasi Dan Komunikasi Kebijakan Pendidikan . Jurnal Pendidikan Dasar dan Keguruan ,
12-19.

Handoyo, E. (2012). Kebijakan Publik. Semarang: Widya Karya.

Wisman, Y. (2017). KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM DUNIA PENDIDIKAN . JURNAL NOMOSLECA , 647-
653.

Zikri Fachrul Nurhadi1, Achmad Wildan Kurniawan2 . (2017). KAJIAN TENTANG EFEKTIVITAS PESAN
DALAM KOMUNIKASI . Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian, 90-94.

Anda mungkin juga menyukai